Seven Dragon Of Apocalypse
Jaman dahulu kala, di dimensi yang sangat jauh, setelah para dewa pergi untuk kembali ke alamnya, dunia masuk ke zaman kegelapan, seluruh ras bersatu untuk melawan raja kegelapan yang sudah menguasai separuh dunia. Naas perjuangan gabungan para ras tidak cukup untuk menghalau kegelapan.
Di saat genting ketika pasukan gabungan para ras terdesak dan separuh dunia sudah hancur, muncul tujuh ekor naga yang menghalau kegelapan. Ketujuh naga itu adalah, Red dragon of blaze, Blue dragon of blizzard, Green dragon of nature, Yellow dragon of quake, Purple dragon of thunder, Black dragon of steel dan White dragon of light.
Namun karena kekuatan raja kegelapan sudah sangat besar, ke tujuh naga itu kalah dan terluka parah, di saat terakhirnya jiwa ke tujuh naga itu mencari manusia yang tepat kemudian masuk ke dalam tubuh mereka. Manusia yang di masuki roh naga terlahir kembali sebagai manusia separuh naga yang memiliki kekuatan luar biasa, ciri khas mereka adalah mata yang berwarna hijau.
Setelah ketujuh manusia naga yang di namakan dragnar itu saling menemukan satu sama lain, mereka pergi ke pusat kegelapan dan berhadapan langsung dengan raja kegelapan. Pertarungan sengit yang mengguncang dunia dan cakrawala terjadi selama tujuh hari tanpa berhenti. Akhirnya, langit kembali cerah dan kegelapan menghilang, namun tidak ada yang tahu kemana perginya raja kegelapan dan ke tujuh dragnar yang melawannya. Dunia kembali damai berkat ke tujuh pahlawan dragnar yang tidak di ketahui namanya.
*****
Bumi, 2100 AD, tanpa peringatan dan aba aba, seluruh dunia terjadi gempa, sebuah kubah besar berwarna hitam muncul tepat di segitiga bermuda yang berada di samudra atlantik. Dalam sekejap, kubah membesar menelan pulau pulau sampai benua di sekitarnya dan akhirnya menutupi separuh dari bumi. Tidak ada makhluk hidup yang bisa selamat di dalam kubah kecuali serangga yang akhirnya bermutasi menjadi monster serangga yang besarnya jauh lebih besar dari manusia pada umumnya.
Namun dari dalam kubah, muncul tujuh bola cahaya berwarna merah, biru, hijau, kuning, ungu, hitam dan putih yang menyebar ke segala penjuru di luar kubah kegelapan dan tanpa di ketahui oleh seorang manusia pun yang salamat kala itu. Manusia mencoba melawan, namun senjata biasa tidak bisa menghadapi dan membunuh monster monster yang keluar dari dalam kubah, akhirnya peradaban manusia di hancurkan dan seluruh daratan di kuasai oleh para monster itu.
Akibatnya populasi manusia yang tersisa hanyalah 20% dari total penduduk dunia, manusia yang tersisa membangun pulau buatan dengan sisa sisa kapal induk, tanker, kapal pesiar besar di samudra pasifik yang masih tidak terkena serangan monster dan masih berada di luar kubah kegelapan. Namun dengan tidak adanya teknologi dan senjata, berkat pengaruh dari kubah kegelapan itu, manusia bermutasi mendapat kekuatan baru yang menyerupai sihir, mereka menyebutnya inner force.
Kehidupan berubah drastis, manusia mulai mempelajari bagaimana menggunakan kekuatan mereka untuk kehidupan sehari hari, mereka juga berusaha mengembangkan teknologi baru dari teknologi yang tersisa. Perlahan lahan, manusia mulai mengambil alih kembali daratan dan menguasainya, tapi tetap mereka tidak bisa masuk ke dalam kubah yang menutupi separuh dunia. Akhirnya manusia berhasil kembali lagi ke daratan dan mengambil teknologi mereka kembali.
*****
2200 AD, 100 tahun pun berlalu, mulai ada kota kota di beberapa daratan yang menggunakan teknologi kubah untuk melindungi kota dari serangan monster serangga yang terus menerus menyerang. Kubah kegelapan dan para monster yang menyerang, mulai di anggap new normal oleh manusia pada umumnya, kehidupan kembali ke saat sebelum 100 tahun lalu.
Mulai muncul pemerintahan di setiap kota dan sistem ekonomi sudah kembali. Manusia mulai memanfaatkan sumber energi dari dalam kubah kegelapan untuk teknologi mereka yang di namakan fog yang sebenarnya adalah campuran gas methana dan miasma.
Selain itu, untuk senjata, para pemburu monster yang di namakan exterminator, memburu monster serangga guna mengambil “hati” mereka yang berupa kristal. Kulit dan bagian tubuh mereka juga berguna untuk di jadikan senjata. Monster serangga sekarang menjadi faktor penghasilan utama bagi para exterminator.
*****
Di sebuah kota bernama Edin yang terletak di sebuah kepulauan, “Tetsuyaaa...cepat turun.....kita sudah terlambat.”
Seorang wanita paruh baya berteriak memanggil anak nya yang masih di kamar di lantai dua. Tak lama kemudian terdengar suara orang menutup di lantai dua dan suara orang berlari. Seorang anak muda turun ke bawah, tubuhnya gempal dan gemuk, sehingga membuat pakaian nya menjadi sangat ketat.
“Kita harus pergi ya ma.....aku sebenarnya tidak mau pergi....” Ujar Tetsuya.
“Kamu bagaimana.....semua ini demi karir papa mu kan...jangan sia sia kan kesempatan ini...cepat keluar, papa sudah menunggu di mobil.”
Tetsuya yang tidak punya pilihan berjalan menuju pintu keluar, dia melihat papa nya sudah di dalam mobil sambil mengetukkan jarinya ke setir, tanda dia sudah tidak sabar menunggu. Tetsuya masuk ke dalam mobil yang langsung berguncang karena badan nya yang gemuk, mobil jadi terasa sedikit miring. Papanya yang melihat dari kaca spion sepertinya tidak senang melihat wajah Tetsuya yang sedikit bersungut sungut,
“Kenapa wajah mu begitu ?” Tanya nya.
“Pa, kita harus pergi ga sih, aku tidak mau sebenarnya....” Jawab Tetsuya.
“Kamu jangan macam macam ya, kesempatan seperti ini tidak boleh di lewatkan.”
“Tapi aku tidak mau bertunangan pa, lihat diriku, apa calon ku nanti tidak takut melihat ku.” Ujar Tetsuya.
“Justru itu, lihat badan mu, semua adalah hasil dari papa kan yang ada di perutmu, berkorbanlah sedikit untuk papa dan mama mu.” Balas papanya kesal.
Tetsuya langsung terdiam, dia tidak bisa berkata apa apa lagi, yang di pikirkan papa dan mama nya hanyalah menambah isi pundi pundi nya dengan alasan keluarga, padahal keluarganya cukup mampu. Tak lama kemudian, mamanya naik ke mobil dan duduk di depan.
Mobil mundur, keluar dari gerbang dan berjalan menuju kota besar di depan mereka. Tetsuya hanya termenung melihat keluar jendela, dia melihat wajah nya sendiri lewat pantulan kaca jendela, wajahnya lebar dan tidak menarik. Rasa percaya diri nya semakin turun, kemudian dia melirik melihat papa dan mama nya yang diam tanpa bicara sama sekali, seperti dua orang yang saling bermusuhan.
Tetsuya tahu persis, papa dan mama nya sudah pisah ranjang dan tidak akur sama sekali, papa nya jarang pulang dan mamanya suka menginap di rumah yang katanya milik teman nya.
“Huh tahu begini buat apa pergi....payah, pulang ke rumah cuma kalau ada perlu nya saja, padahal biasanya mereka tidak pernah menganggap ku anak.” Gerutu Tetsuya di dalam hatinya.
Dia terus memandang pemandangan di luar, yang merupakan kubah pembatas kota yang mencegah masuk nya monster ke dalam kota. Setelah cukup lama berjalan melintasi kota, akhirnya mereka sampai di sebuah gedung yang tinggi, setelah masuk ke basement dan parkir, ketiganya turun dari mobil dan langsung berjalan menuju lift untuk naik ke atas, tapi ketika mau masuk lift,
“Tetsuya, kamu naik belakangan.....lift ini kecil, ada kamu sesak, tolong mengerti ya.” Ujar mama.
Tetsuya diam saja, dia melangkah mundur keluar dari lift. Kemudian lift menutup dan Tetsuya hanya bisa melihat lampu lantai silih berganti menyala menandakan lift sedang naik ke atas. Ketika sampai ke atas, lift kembali turun, Tetsuya menunggu dengan hati yang kecut.
Setelah sampai di atas, mama sudah menunggu nya dan langsung menarik tangan nya, mama membawa Tetsuya masuk ke dalam sebuah ruangan vvip yang sengaja di pesan oleh pihak yang ingin bertemu dengan papa Tetsuya. Ketika Tetsuya masuk ke dalam ruangan,
“Wah sepertinya makanan yang kita pesan akan kurang nih hahahaha.” Ledek seorang pria paruh baya yang duduk di sebrang papa Tetsuya.
“Hahaha maaf ya anak ku besar....” Balas papa Tetsuya tanpa menghiraukan perasaan nya.
“Ah aku hanya bercanda kok...jangan di pikirkan.”
Walau pria itu berkata jangan di pikirkan, tapi perkataan itu sangat menusuk hati Tetsuya. Setelah duduk, Tetsuya menjadi pucat dan kaget melihat orang yang di jodohkan dengan dirinya. Ternyata yang duduk di depan nya, seorang gadis cantik dan seksi yang bernama Miyako, dia adalah siswi populer yang berada di kelas nya, pintar dalam pejaran, pandai bela diri, atletis dan banyak lainnya selain kecantikan yang di luar nalar, tentu saja semua itu kebalikan dari Tetsuya.
Ruangan yang dingin menjadi panas untuk Tetsuya, perasaan nya campur aduk, dia ingin sekali lari dari ruangan itu dan pergi meninggalkan semuanya. Miyako terus memperhatikan Tetsuya yang menundukkan kepalanya ke bawah dan tidak berani melihat wajah Miyako yang terus tersenyum sinis ke arah dirinya.
“Dari banyak perempuan kenapa harus dia yang ada di hadapan ku, semoga tidak ada masalah.” Pikir Tetsuya yang mulai berkeringat deras.
Sekolah tempat Tetsuya bersekolah adalah sekolah yang mendidik exterminator untuk berperang di garis depan mempertahankan kota dan memburu monster serangga, semua sekolah memiliki kurikulum yang sama, walau sekolah umum, para muridnya juga mengecap kurikulum sebagai exterminator.
Setiap murid yang masuk ke dalam sekolah akan di lihat kekuatan inner forcenya berdasarkan kekuatan pikiran yang meliputi telekinesis, mind control dan lainnya, atau kekuatan fisik seperti super strength, super speed dan lainnya, di luar itu ada juga kekuatan elemen seperti api, air, tanah dan angin yang di anggap sebagai pengguna sihir atau Arcana.
Kebetulan Tetsuya tidak memiliki inner force ketika di tes dan di cap sebagai orang biasa yang tidak kompeten. Sehingga dia jarang sekali di ajak masuk ke dalam dungeon yang sebenarnya adalah sarang dari monster serangga seperti sarang semut yang masuk ke dalam tanah, setiap sekolah sengaja membuat dungeon ini untuk sarana latihan para exterminator sebelum terjun ke lapangan. Di lantai paling dalam ada seekor monster di sebut “boss” yang sengaja di taruh untuk menjaga inti dari dungeon yang berbentuk telur.
Tiba tiba, Miyako berdiri dan menggebrak meja, dia langsung berjalan keluar ruangan, begitu sudah di pintu dia menoleh,
“Papa maaf, aku mau ke dungeon di bawah sekolah sama teman teman....jadi sekarang aku pergi.” Ujarnya.
“Kamu....buat apa weekend seperti ini ke dungeon.” Teriak pria paruh baya yang merupakan ayah Miyako sambil berdiri menggebrak meja.
“Bye bye....” Miyako keluar dan menutup pintu nya dengan kencang.
“Hei Miyako.....” Teriak pria paruh baya itu.
Dia ingin mengejar keluar, tapi wanita di sebelah nya menarik pakaian nya dan menggelengkan kepala. Akhirnya dia duduk lagi dan langsung menunduk,
“Maaf Mishima-san, anak ku berbuat seenak nya.....”
“Aku mengerti Hasashi-san....aku mengerti.” Papa menoleh sinis melihat Tetsuya.
Karena acara menjadi kacau karena Miyako yang pergi seenak nya, akhirnya ketiganya menjadi pulang ke rumah. Papa dan mama tidak bicara sama sekali dengan Tetsuya yang mereka anggap merusak acara. Ketika sampai di rumah,
“Aku malas bersekolah besok....” Ujar Tetsuya dalam hati sambil merebahkan diri di ranjang nya.
Dia mengambil smartphone nya kemudian mulai menulis isi hatinya di diary, dia menuliskan semua kejadian menyebalkan yang terjadi di restoran barusan. Tanpa sadar, karena sudah lelah, dia tertidur.
*****
Keesokan harinya, seperti biasa, Tetsuya berjalan menuju sekolah nya karena lokasi sekolah yang dekat dengan rumah nya. Dia selalu berjalan cepat cepat, karena banyak sekali siswa dan siswi yang melihatnya langsung mencibir dirinya, mereka juga menyingkir dari dirinya. Tetsuya masuk ke dalam gedung dan langsung menuju ke kelasnya, tanpa menoleh sama sekali, dia duduk di mejanya yang berada di paling belakang dan dekat jendela, terasing dari yang lain. Tapi tempat itu merupakan tempat terbaik bagi Tetsuya karena dia memang risih kalau dekat dengan orang lain. Ketika dia sedang mengeluarkan buku buku dari tas nya, tiba tiba “Braak.” Seseorang memukul mejanya dengan kencang.
“Yo....berani sekali kamu bertemu dengan pacarku kemarin...mau bertunangan dengan dia lagi.” Ujar siswa itu.
Tetsuya menoleh dan melihat seorang siswa kekar dan tinggi, lebih tinggi jauh dari dirinya yang pendek, wajah tampan dengan rambut di cat pirang, bernama Shigeru, salah satu siswa paling populer di antara para siswi. Dia juga melihat Miyako yang tersenyum sinis memandang nya dan menggandeng lengan Shigeru.
“Sudah kuduga ini bakal terjadi...” Pikir Tetsuya.
Tetsuya tidak memperdulikan nya, dia menoleh melihat keluar jendela, pemandangan yang selalu dia sukai daripada melihat ke arah teman teman sekelasnya.
“Hoi...aku bicara padamu....” Ujar Shigeru sambil menarik rambut Tetsuya dan membuatnya menoleh paksa melihat nya.
“Aaah....” Tetsuya berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya.
“Sudahlah sayang, biarkan saja si gendut ini, toh dia tidak menyentuhku sama sekali hehehe....hei gendut, jangan pikir aku bersedia ya bersama dengan mu.” Ledek Miyako.
“Tenang saja, aku juga tidak mau kok....aku terpaksa....” Ujar Tetsuya.
“Apa kamu bilang....” Shigeru menarik rambut Tetsuya ke belakang membuatnya menjadi mendongak ke atas.
Tetsuya melihat wajah Shigeru dengan pandangan sinis, dia sudah muak dengan perlakukan dua orang ini.
“Aku tidak suka dengan tatapan mu.....”
Sebuah pukulan melayang ke pipi Tetsuya yang lebar, membuat Tetsuya jatuh ke sebelah mejanya dengan kencang.
“Hehehe...sudah ah sayang, tangan mu jadi berminyak, rambutnya parah....sudahlah yuk cuci tangan....” Miyako menarik Shigeru keluar.
Shigeru dan Miyako akhirnya keluar dari kelas, Tetsuya yang memegang pipinya menoleh melihat teman teman sekelas nya yang lain, tidak ada satu orang pun yang menegurnya apalagi menolong nya, dia mulai mendengar cemooh dari teman sekelasnya,
“Tidak tahu malu ya hahaha.....” Ujar seorang siswi yang sengaja berbicara keras.
“Dengan kemampuan sendiri tidak bisa, makanya minta bantuan orang tua, tapi sayang salah sasaran hehe lucu.....dasar payah.” Ujar siswi sebelah nya.
“Sudah lah, kasian....nanti juga jadi makanan monster hehe.....monster doyan orang gendut.” Ujar seorang siswa yang sedang bergabung dengan dua siswi tadi.
“Hahaha benar juga....umpankan saja nanti.” Ujar seorang siswa di sebelah nya sambil memainkan kapak sinar senjatanya.
Tetsuya tidak bergeming mendengar cemooh teman teman nya, dia hanya bisa menggertakkan giginya dan mengepalkan tangan nya. Tapi apa daya, Tetsuya tidak bisa membalas, bukan karena dia takut, tapi memang dia tidak punya kemampuan untuk membalas, di antara teman sekelasnya, dia yang memiliki nilai paling bawah dalam segala aspek.
Bel masuk berbunyi, para teman sekelas duduk di tempat masing masing termasuk Shigeru dan Miyako yang duduk berdampingan. Haido sensei masuk ke dalam kelas, dia langsung mengabsensi siswa yang hadir, setelah itu,
“Hari ini kita akan mengadakan ujian praktik di dungeon yang berada di bawah sekolah sebab seminggu lagi kita akan liburan musim panas, silahkan membentuk kelompok kalian, masing masing kelompok berisi tiga orang.”
Kelas langsung ramai, karena semua senang kalau masuk ke dalam dungeon. Tetsuya tidak menggubrisnya karena biasanya dia tidak di ajak dan selalu berada di kelas setiap kegiatan praktik. Tapi tiba tiba,
“Ada yang belum dapat kelompok ? Tetsuya kun, kamu sudah dapat kelompok belum ?” Tanya Haido-sensei.
“Um...belum sensei...” Jawab Tetsuya dengan heran sebab biasanya dirinya tidak di tanya.
“Baiklah, Shigeru-kun, Miyako-san, kalian baru berdua, tolong ajak Tetsuya-kun ya.”
Hati Tetsuya yang tadinya senang karena dia akan masuk ke dungeon untuk pertama kalinya mendadak berubah menjadi kecut karena sekelompok dengan dua orang yang paling dia benci. Tapi aneh nya Shigeru dan Miyako melihat nya dengan penuh senyuman dan menyambut nya dengan senang hati.
“Ok sensei, serahkan pada kami...” Ujar Shigeru riang.
“Kami akan ajak dia sensei...” Tambah Miyako sambil melirik Tetsuya dengan senyum sinis.
“Baiklah kalau begitu semua bersiap, ayo kita semua ke lapangan dan masuk ke dalam dungeon.”
Seluruh siswa keluar dari kelas dan menuju lapangan tempat dungeon yang memang sengaja di pelihara oleh sekolah sebagai sarana pendidikan. Tetsuya melihat dungeon itu adalah lubang besar yang di tutup oleh pintu baja, sensei menekan tombol nya dan pintu baja itu terbuka, di dalam nya ada tangga turun masuk ke dalam lorong di dalam tanah. Kelompok demi kelompok masuk turun ke dalam dungeon.
Kelompok terakhir adalah kelompok Tetsuya yang bersenjatakan senapan laser, Shigeru yang bersenjatakan pedang besar dengan mata pedang laser di kanan kiri nya dan Miyako yang bersenjatakan dua buah katana yang bermata pedang laser. Shigeru dan Miyako berjalan di paling depan menghabisi setiap monster berbentuk laba laba bersisik yang memiliki 4 kaki dan tajam seperti pisau. Tetsuya yang baru pertama kali masuk ke dalam dungeon mengikuti saja dari belakang.
Setelah berjalan cukup lama melalui lorong gua yang beliku liku dan bercabang, akhirnya mereka sampai di ruangan gua yang cukup luas dan besar. Seluruh teman sekelas ada di dalam ruang itu. Di ujung ruang itu ada sebuah gerbang besar dari besi yang tertutup, seorang siswa menarik gerbang nya dan gerbang terbuka sedikit. Kawanan monster berbentuk laba laba tinggi bersisik dan berkaki pisau menyeruak keluar, para teman sekelas mulai membunuhi nya, termasuk Tetsuya yang menembaki semua serangga di depan nya.
Tiba tiba seekor serangga besar berbentuk laba laba raksasa berkaki empat tajam dan besar, bermata delapan, memiliki dua buah capit kalajengking dan ekor seperti jarum kalajengking, berusaha keluar menerobos gerbang.
“Awas boss datang....” Teriak Shigeru.
Seluruh teman sekelas mundur kebelakang ketika monster itu berusaha menerobos gerbang yang terbuka hanya sedikit. Tetsuya termenung melihat monster yang besar itu, karena baginya ini baru pertama kalinya dia melihat langsung monster sebesar itu, tanpa sadar seluruh teman sekelasnya berada di belakang nya. Tiba tiba Tetsuya sadar kalau dia berada di paling depan, ketika dia berbalik, sebuah pedang besar berada di depan wajah nya.
“Mau kemana gendut....kamu di ajak sebagai umpan, pancing dia ya dengan tubuh mu yang besar, ketika dia sedang memakan kamu, kami akan membunuh nya dan mendapatkan nilai hehehehe...” Ujar Shigeru dengan tertawa sinis.
“Terima kasih ya, pengorbanan mu akan kami abadikan di perut monster itu hehehe.” Tambah Miyako.
“Apa maksudnya ini....jangan begini terhadap ku...” Teriak Tetsuya mulai panik ketakutan.
Akhirnya monster itu berhasil keluar dari gerbang dan langsung berlari menuju kumpulan siswa di depan nya.
“Sana maju.....” Shigeru menendang perut Tetsuya.
Tetsuya terpental jatuh ke belakang, dia melihat semua teman teman nya bersembunyi di balik batu dan dinding.
“Skrieeek.....”
Tetsuya melihat ke atas, monster itu sudah berada di atas dirinya dan sedang melihat dirinya dengan delapan matanya. Tetsuya langsung berdiri dan berlari menuju pintu keluar, tapi kaki monster yang seperti pisau itu langsung menghujam pundak nya.
“Aaaaaaaaah.....tolong....tolong....sakit.....” Ujar Tetsuya yang berlutut.
Sebuah kaki lagi langsung menghujam punggung nya dan tembus ke perutnya, Tetsuya langsung muntah darah dan isi perutnya keluar ketika monster itu mencabut kakinya. Dia menoleh ke depan dan melihat teman teman sekelasnya menertawakan nya, karena geram dia memegang senjatanya dan langsung berbalik tanpa menghiraukan kaki yang menancap di pundak nya, dia mulai menembaki monster itu.
“Skrieeeek.....”
Monster itu mencabut kakinya yang menancap di pundak nya karena tertembak mundur. Tiba tiba kepala Tetsuya di injak seseorang, ternyata Shigeru yang menginjak nya dan langsung menghujam monster itu dengan pedang nya. Tapi ketika monster itu menyerang balik dengan ekornya, Shigeru menangkisnya dengan pedang nya dan ekor itu menancap di paha Tetsuya. Shigeru menoleh dan tertawa, sepertinya dia sengaja berbuat hal itu. Dia bersalto ke belakang Tetsuya,
“Penembak serang.....” Teriak Shigeru ketika mendarat.
Semua teman di belakang menembaki monster itu tanpa memperdulikan Tetsuya yang berada persis di depan monster itu. Punggung dan kaki Tetsuya terkena tembakan yang menghujani monster. Kondisi Tetsuya sudah sekarat, tapi dia terus menembaki monster itu, akhirnya monster itu mengibaskan kaki nya dan membuat Tetsuya terpental ke samping membentur dinding gua. Tetsuya yang tersandar di dinding sudah tidak bisa bergerak lagi, dia hanya melihat teman teman nya menyerang monster besar itu.
“Ohok....” Mulut Tetsuya kembali mengeluarkan darah.
Dia melirik melihat perutnya yang berlubang dan isi perutnya yang berhamburan keluar, dia sudah pasrah dan berpikir dia pasti akan mati.