Legend Of Hakuryuukou
Di suatu tempat yang lebih tepatnya adalah sebuah tempat berbelanja, seorang anak remaja dengan pakaian sekolah keluar dari tempat tersebut, "Huh, hari ini cuacanya sangat panas." Gumam anak tersebut sambil meminum air dingin.
Dia baru saja keluar dari tempat berbelanja sehabis pulang sekolah, karena itu baju yang dikenakan nya masihlah seragam sekolah.
Sai kemudian berjalan dengan santai menuju kerumahnya, dia adalah anak yatim piatu, sejak kecil dirinya tinggal bersama dengan kakek dan neneknya, dan saat sudah menginjak bangku SMA, dirinya memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah kosan.
Saat Sai sedang berjalan dengan santai, dia melihat sedikit kegaduhan di depan nya, dia tidak tau apa yang terjadi, namun saat mendengar suara dari seorang gadis meminta tolong, Sai segera berlari berniat untuk melihat apa yang terjadi kepada gadis itu. Saat Sai melihat mata gadis itu tertuju kepada sebuah tas laki-laki bertopeng, Sai menebak laki-laki tersebut adalah pencuri. Dengan segera Sai berlari ke arah laki laki yang mencuri tas milik gadis itu.
Sai dengan cepat menghadang pria tersebut, berniat untuk menghentikannya. Namun sang pencuri terlihat tidak menghentikan langkahnya, dia terus berlari seakan berniat untuk menerobos Sai.
Sai tersenyum tipis, dia kemudian memasang kuda kudanya.
Saat Pria tersebut melakukan pukulan, Sai menghindar dan langsung menarik tangan yang berniat memukulnya, dia kemudian juga menaruh kakinya di bawah untuk membuat pria tersebut terjatuh.
Sesuai prediksi, Sai berhasil membuat Pencuri tersebut terjatuh, namun sebelum Sai berhasil mengunci pencuri tersebut, pencuri tersebut sudah menusuk tubuhnya dengan pisau dari punggungnya, dan yang lebih naasnya lagi, pisau tersebut tepat mengarah ke bagian jantung Sai dan menembus hingga kedepannya.
Banyak orang yang melihat kejadian itu, tetapi tidak satupun yang berani untuk maju karena melihat pencuri tersebut sudah berhasil menusuk seorang remaja.
Sai segera terjatuh dengan darah yang mengalir di tepi mulutnya, dia kemudian merenung.
'Apa aku akan mati? rasanya sungguh sakit saat pisau tersebut menancap.' Batin Sai yang kini sedang terbaring di jalanan dengan darah yang keluar dari tubuhnya.
Suara suara mulai terdengar tidak jelas di kuping Sai.
"Cepat, bawa dia." Sai mendengar terdapat suara seperti ini, hanya saja itu samar.
Sai kemudian meneteskan air matanya, dia kembali merenung.
'Ah, lama lama, ini tidak terasa sakit, andai saja aku bisa hidup lebih lama, yah tapi itu tidak mungkin, aku ini menghayal yang tidak tidak saja.' Batin Sai. Sai kemudian tersenyum di akhir hayatnya.
Aku mati dengan mengenaskan, ditusuk oleh seorang pencuri? yang benar saja, padahal diriku mempunyai cita cita yang belum terwujud. itulah kata kata terakhir dari Sai, Sai menyesali perbuatannya yang sembrono itu.
Sai kemudian tersadar di tempat yang sangat gelap, di sana tidak ada cahaya sama sekali, di sana lebih mirip seperti ruang hampa.
Namun, di kegelapan itu, tiba tiba saja sebuah cahaya berwarna merah dan biru, datang ke arah Sai, mereka kemudian berbicara kepada Sai.
"Apakah kau ingin kehidupan baru?" Tanya sang cahaya berwarna biru.
Sai sudah tidak peduli lagi dengan semuanya, dia hanya ingin kehidupan baru untuk nya, karena itu dia pun membalas ucapan dari cahaya biru tersebut dengan senyuman menghiasi wajahnya.
"Ya, aku ingin kehidupan baru, tak apa jika aku harus melakukan sesuatu, yang penting aku ingin kehidupan baru." Ucap Sai membalas perkataan dari cahaya biru tersebut.
"Baiklah." Selesai berkata seperti itu, sang cahaya biru masuk kedalam tubuh Sai.
Sai mulai bingung, kenapa cahaya tersebut bisa masuk kedalam tubuhnya, dia pun bertanya kepada cahaya merah.
"Kenapa dia masuk kedalam tubuhku? dia tidak akan membunuhku kan?" Tanya sai yang mulai panik.
"Tenang saja, dia hanya mengabulkan keinginan mu, hanya saja itu tidak akan terwujud sebelum diriku juga masuk kedalam tubuhmu." Jawab Cahaya merah.
Sai terdiam, dia lalu kembali melihat cahaya merah tersebut seperti seekor anjing yang menunggu perintah tuannya.
"Hhm, kau akan dilahirkan kembali, tetapi kau bukan menjadi manusia seutuhnya, apakah kau mau?" Tanya Cahaya merah tersebut.
"Baik-baik saja, maka aku akan menerima nya." Jawab Sai.
Sai sangat senang, dia tidak tau ini nyata atau tidak, tetapi jika ini hanya ilusi, dia mohon untuk tidak keluar dari ilusi tersebut.
"Baiklah kalau begitu, tetapi, tubuhmu juga mempunyai sebuah kutukan, dan itu akan sangat berbahaya bagi orang terdekat mu sebelum kau dapat mengendalikan kutukan mu, karena itu, aku hanya ingin berkata, berusaha lah." Setelah itu, cahaya merah pun masuk kedalam tubuh Sai.
Sai tiba tiba saja merasakan keanehan pada tubuhnya, dia mulai merasakan tubuhnya seakan menyusut dan menjadi sesuatu yang tidak ada. Sai tidak lama kemudian mulai kehilangan kesadaran nya.
**
Di sebuah tempat yang bernama kediaman keluarga Sai, seorang wanita dengan paras yang cantik terlihat sedang bersama dengan para tabib wanita.
Wanita tersebut terlihat hamil dan siap melahirkan bayi.
Sedangkan itu, seorang pria tampan sedang menunggu di depan kamar dari sang wanita yang sedang hamil.
Di dalam kamar, seorang tabib perempuan terus mencoba untuk membuat wanita yang sedang hamil tersebut rileks agar dapat melahirkan anak yang dikandung nya.
Beberapa puluh menit kemudian, sang bayi lahir dan dikini digendong oleh wanita yang baru saja melahirkan nya itu, sang ayah dari anak tersebut pun diperbolehkan masuk oleh para bidan yang membantu proses persalinan.
Pria tampan dari ayah sang anak itu segera menghapiri istrinya yang kini sedang duduk dan bersandar sambil mengendong sang bayi.
"Sayang, lihat, anak ini mempunyai hidung yang mancung seperti ayahnya." Ucap sang istri.
"Ouh, mari kita lihat, hhm, dia laki laki, dia akan dapat menjadi penerus keluarga ini, akhirnya." Sang suami sangat senang mendapatkan anak laki laki yang dapat menjadi penerus clan mereka.
"Sayang, nama apa yang pantas bagi dirinya?" Tanya Sang istri.
Sang suami kemudian memegang dagunya sambil berfikir.
Tidak lama kemudian, sang suami sudah mendapatkan nama yang bagus untuk bayi tersebut.
“Namanya adalah Sai Yan. Sai di ambil dari nama keluarga ini, dan Yan berasal dari nama mu sayang...” Ling menatap istrinya tersenyum sambil membelai rambutnya, dia senang mendapatkan pewaris.
Namun kesenangannya tiba-tiba terhenti oleh suara ledakan yang tiba-tiba terdengar cukup keras dari luar.
Sai Ling yang mendengarnya tidak tinggal diam, dia bergegas keluar dari ruangan dan berlari menuju ke luar, di belakangnya, para tabib mengikutinya.
"Sayang!" Yan Lily sempat memanggilnya, hanya saja Ling yang sedang panik tidak terlalu dapat mendengarnya.
Saat berada di luar, Sai Ling keheranan sendiri, sebab keluarga Sai sangatlah kuat, “Siapa bajing*n yang menginjakkan kakinya di tempat ini?!” Sai Ling naik pitam melihat pasukannya yang berusaha menghadang berakhir tewas di panah dari atas langit.
“Truth Light Sect?” Sai Ling menaikan alisnya keheranan, “Kenapa mereka menyerang kami?” Ling yakin tidak pernah memprovokasi Sekte Truth Light Sect, lantas mengapa mereka menyerang?
Ling berpaling ke kanannya kemudian berteriak kepada salah satu prajuritnya yang telah menemaninya cukup lama.
“Kufa! Bawa istriku dan Sai Yan pergi dari sini, aku akan melindungi tempat ini sampai akhir hayat ku. Juga, tolong tarulah sebuah kalung gorden yang dapat membuat mereka berpindah dimensi!”
"Tap-."
"Sudahlah cepat, aku tidak ingin kau membuang waktuku, sebentar lagi pertempuran akan segera terjadi, aku tidak ingin membuat keluarga ku ikut mati di sini... Ouh ya, kau juga harus menjaga anakku agar dia dapat mengembalikan kejayaan Clan Sai." Setelah itu, Ling pun terbang dan memberikan instruksi kepada para penjaga kediaman Clan Sai.
"Semuanya, serang!!!" Ling berteriak menginstruksikan kepada seluruh bawahannya dan rekan rekannya untuk mulai berperang melindungi kediaman mereka.
Sedangkan itu dikamar Yan Lily, tepat setelah sang suami pergi, Yan Lily tewas beberapa menit kemudian.
Anak dari campuran dua gen mempunyai sesuatu gen yang dapat menjadi parasit bagi sang induk atau sang ibu, karena itu Lily tiba tiba saja mati karena tubuhnya yang sudah habis di sedot oleh anak tersebut, terlebih lagi ras vampir sangat mempunyai ketertarikan dengan darah, karena itu juga sang ibu tewas.
Sebenarnya terdapat cara agar sang anak tidak memangsa ibunya sendiri, yaitu dengan menggunakan sebuah Pil Yin dan Yang tingkat 7 suci. Atau bisa juga dengan metode penyegelan kuno.
Prajurit inti telah selesai mengemasi barang barang dari sang anak dan sang ibu, tetapi saat dirinya masuk kedalam kamar, dirinya melihat sang istri dari ketua Keluarga Sai sudah terbaring tak bernyawa.
Namun sang prajurit tidak memperlambat gerakan nya, dia juga sudah mengetahui sang istri dari ketua clan nya mungkin saja akan mati. Prajurit tersebut pun mengambil dan mengendong anak laki laki yang masih berada di pelukan Yan Lily, lalu dia memasukkan bayi tersebut ke sebuah keranjang, tidak lupa dia menaruh sebuah kalung gord di samping tubuh sang bayi.
_ _ _
Hallo para readers, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian yang telah mengklik tombol like dan juga lima bintang, karena like kalian akan membuat saya lebih bersemangat berkarya.
☞ : Like anda Share.
☞ : Vote.
☞ : Beri masukkan.
Thank you for the likes and votes
Pada akhirnya, sang prajurit pun hanya membawa sang bayi ikut bersamanya ke sebuah tempat, dia mengenakan sebuah kuda untuk pergi ketempat itu dengan anak dari sang ketua clan.
'Apapun yang terjadi, aku harus membuat anak ketua pergi ke dimensi lain, cepat atau lambat pasti dia akan mewarisi kekuatan dari sang ketua.' Batin sang prajurit yang lalu mempercepat laju kudanya.
"Hiyattt..."
Tidak beberapa lama kemudian, sang prajurit pun sampai di sebuah goa yang cukup tua namun besar, dia kemudian masuk kedalam goa tersebut dengan kudanya.
Sesampainya di dalam, dia pun turun dari kudanya sambil mengendong keranjang sang bayi diperlukannya.
Prajurit tersebut lalu menatap mata sang bayi, dalam hatinya, dia sungguh sangat kasihan dengan bayi dari ketuanya itu, dia pun tanpa sadar mengeluarkan air mata.
Sesaat, setelah itu prajurit tersebut pun berjalan lebih jauh lagi kedalam, sesampainya di pedalaman Goa, dia menemukan sebuah Lingkaran Sihir yang berguna untuk berpindah tempat atau disebut teleportasi, dia kemudian menaruh keranjang yang kini ditempati oleh bayi ketua nya itu di Lingkaran sihir itu, tidak lupa dia juga menaruh sebuah kertas yang berisikan nama dari bayi itu.
“Tuan Sai, maafkan hamba yang kedepannya tidak bisa menjaga tuan, tuan harap tenang, suatu saat hamba akan pergi ke dimensi sepuluh untuk menjemput tuan, dan aku bersumpah atas namaku aku akan ke tempat tuan Sai, dengan namaku, Tian Ming, aku bersumpah akan datang ke hadapan tuan saat waktunya nanti tiba." Prajurit tersebut berbicara kepada bayi di depannya itu sambil melakukan sumpah setia, bayi itu memiliki nama Sai Yan.
Setelah itu, prajurit itu pun terlihat maju ke dekat bayi itu, dia kemudian beberapa kali menotok tubuh bayi itu, dia melakukan nya karena ingin menyegel kekuatan yang berada di tubuh bayi tersebut, bayi itu pun menangis saat prajurit yang bernama Tian Ming itu melakukan totokan nya.
Setelah itu, Tian Ming terlihat berdiri cukup jauh, tangannya seperti membentuk sebuah simbol, dan seketika lingkaran sihir itu bersinar, tidak lama bayi itu menghilang dengan cepat, suara tangisan bayi itu kini sudah tidak terdengar lagi.
Tian Ming langsung berlari ketempat Clan Sai saat selesai melakukan susunan teleportasi, dia tidak lupa juga segera menghancurkan goa itu agar seseorang tidak dapat menemukan lingkaran sihir itu.
* * *
Sore hari di kedalaman hutan, seseorang sedang berjalan sambil membawa barang, dia terlihat seperti pedagang yang baru saja selesai mengambil makanan dari hutan lalu berniat untuk menjualnya, dia berjalan tepat di samping sebuah sungai yang mengalir tenang.
Namun tiba tiba saja dia merasa kaget saat sebuah tangisan bayi terdengar jelas di kupingnya.
Dia lalu melirik lirik.mencari asal suara itu berasal, tidak lama saat dia menghadap ke jalur disebelah sungai, dia juga tak menemukan apa apa, namun saat dia melihat kebawah, sebuah ranjang bayi mengalir di sungai dengan pelan, orang tersebut langsung membuka mulutnya lebar-lebar saat melihat keranjang bayi yang mengalir di sungai.
‘Siapa yang tega teganya membuang bayi di sungai?' Orang tersebut tidak habis pikir, bisa bisanya seseorang tega membuang bayi di sebuah sungai.
Pedagang tersebut pun berlari dan meninggalkan barang dagangannya untuk mengambil keranjang yang berisikan bayi itu.
Dia berlari dan akhirnya berhasil menangkap keranjang yang berisikan bayi itu.
'Anak ini sehat, memiliki mata yang indah, yah meskipun merah sih, dan juga mari kita lihat.' Batin Pedagang itu, dia kemudian mengecek kelamin dari bayi itu, ‘Laki laki, wajahnya manis sekali, aku akan membawanya ke istri ku kalau begitu.' Setelah itu, pria itu membawa bayi tersebut ke tempat nya berada, tidak lupa dia juga membawa keranjang dari bayi itu.
Sesampainya di rumah, dia kemudian menceritakan kejadian dirinya bertemu bagi itu kepada sang istri, sang istri sempat ragu untuk menerima bayi itu, dia takut nya bayi itu adalah hasil selingkuhan suaminya itu, tetapi karena percaya dengan suaminya, sang istri pun menerima bayi itu dengan lapang dada.
Mereka kemudian melihat isi keranjang, disana terdapat sekantung emas, dan juga sebuah kalung yang cukup besar, tidak lupa terdapat sebuah kotak yang berisikan surat mengenai informasi anak ini.
"Anak ini bernama Sai Yan, bagaimana jika kita tambahkan salah satu marga kita?" Tanya sang suami setelah selesai membaca isi surat itu.
"Ide yang cukup bagus, kalau begitu bagaimana dengan Sai Yanzi?, namamu Zi Quan, aku mengambil marga mu untuknya." Ucap sang istri memberikan pendapatnya.
"Yah tidak masalah, itu sudah bagus, kalau begitu itu saja." Zi Quan menyetujuinya.
Setelah Lima tahun kemudian, Zi Quan dan istrinya terus merawat Sai Yanzi dengan sepenuh hati, mereka menyayangi Sai seperti anak kandung mereka sendiri.
Namun disaat yang sama, kini sang istri sedang hamil dan sedang dalam proses persalinan.
Disebuah kamar, kini terlihat empat orang dewasa dan satu anak kecil, anak kecil itu tidak lain adalah Sai. Dia sedang melihat ibunya dari kursi kamar ibunya.
Sedangkan itu, empat orang lainnya adalah Zi Quan beserta istrinya yang kini sedang terbaring di kasurnya karena hamil, dan masih ada lagi yaitu dua orang yang terlihat seperti tabib.
Tabib yang pertama adalah seorang laki-laki, dan yang kedua adalah seorang perempuan, Tabib perempuan lah yang akan membantu proses persalinan sedangkan tabib pria akan mencoba menenangkan istri dari Zi Quan dan memberikan resep makanan sehat setelah selesai melahirkan.
Tidak lama, suara tangisan bayi terdengar keseluruh kamar, itu tidak lain adalah suara tangisan dari sosok anak yang baru saja dilahirkan oleh istri dari Zi Quan.
Tabib perempuan itu kemudian menggendong bayi itu dan mengecek jenis kelaminnya, "Selamat Tuan Zi, bayimu adalah seorang perempuan cantik." Ucap perempuan itu sambil memberikan bayi itu kepada sang ayah dari bayi itu.
Zi Quan segera menggendong bayi yang dilahirkan oleh istrinya itu, dia lalu melihat ke arah bayi itu sebentar, bayi itu dipenuhi darah, karena itu Zi Quan pun kembali menyerahkan bayi itu ke tangan tabib wanita.
Tabib wanita menyadari maksud dari Zi Quan, dia pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh bayi itu.
Sedangkan itu, dikamar Sang istri, Zi Quan bertanya kepada Tabib pria tentang keadaan istrinya itu.
"Tenang saja, istrimu hanya perlu untuk beristirahat lebih banyak, sementara itu kau harus bisa melayani istri mu dengan makanan yang sehat, yah tapi kau siap siap saja untuk merawat bayi lagi." Tabib pria itu terkekeh meledek Zi Quan.
"Huh, kau ini tidak pernah berubah Hans, kalau begitu berapa biayanya?" Tanya Zi Quan.
Sebenarnya Zi Quan dan Hans adalah teman masa menjadi murid di sebuah Akedemi, dan juga wanita yang tadi juga tidak lain juga teman dari Zi Quan yang bernama Xia Lia.
"Untuk harga teman aku hanya memungut biaya 5 Keping koin perak." Balas Han sambil tertawa.
"Hah? 5 koin perak? ini, ambil saja satu keping koin emas." Zi Quan menaruh satu keping koin emas di tangan Hans.
Hans tertawa, dia menduga temannya itu sedang bercanda, tetapi saat dia melihat nya, ternyata itu bukanlah candaan, sebuah koin emas kini berada di tangannya.
"B.. bagaimana bisa kau mempunyai koin emas Zi Quan? kau tidak merampok kan?" Tanya Hans curiga.
"Yang benar saja, kau tau aku tidak berlatih bela diri sejak kecil bukan?" Jawab ketus Zi Quan.
Hans tertawa lepas karena berhasil membuat raut wajah Zi Quan menjadi jelek. Dia pun tidak memperpanjang pertanyaan nya.
"Hahaha, aku tau aku tau, aku hanya bercanda." Hans terlihat mengelap air mata yang keluar dari matanya karena tertawa.
Bersamaan dengan itu, tidak lama Xia Lia datang bersama bayi Zi Quan, bayi itu kini terlihat bersih, dan juga kini bayi itu terasa hangat di meskipun telah di lapisi dengan sebuah kain.
Sedangkan itu, Sai hanya menatap mereka dari kursi tempat seseorang berkaca, dia menatap ayahnya itu yang kini berjalan ke arah istrinya lalu tertawa dan akhirnya memutuskan untuk memberikan sebuah nama.
"Namanya ada Sai Yuzu." Ucap Zi Quan kepada semua yang hadir, dia kemudian memanggil Sai untuk mengenalkan keluarga barunya, "Sai kemarilah, sambut adik kecil mu ini." Ucap Zi Quan sambil menatap ke arah Sai yang berada di depan cermin sambil duduk di kursinya.
Sai pun segera berjalan mendekati ayahnya itu, dia memainkan tubuh adiknya itu seperti sebuah boneka, dia mencubit pipi nya seperti layaknya boneka.
Sedangkan itu, Selesai Hans menceritakan kepada Xia Lia bagaimana dia mendapat koin emas sebagai bayaran, Hans pun berpamitan dan menaruh beberapa ramuan dan juga resep obat.
Mereka pun pergi segera setelah itu, Zi Quan mengantarkan mereka sampai kedepan pintunya lalu melambaikan tangannya kepada mereka.