SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Hurt

Hurt

1

Anna adalah gadis yang beruntung karena putri seorang mafia bernama Violetta mendukung semua mimpinya dengan membiayai sekolahnya di luar negeri . Dan Dubay menjadi pilihan putri mafia itu karena disana ada dua kakak laki lakinya yang akan ikut menjaga gadis cantik tersebut .

Dan hari ini , sehari setelah pernikahan Gaffar Al Shamma yang merupakan ayah dari wanita yang berbaik hati menyekolahkannya . Anna terbang bersama dua putra Al Shamma menuju Dubay .

Sampai di sana ia di bawa ke sebuah mansion megah gaya Eropa yang baru sekali ini dalam hidupnya ia di bawa masuk ke dalamnya . Matanya tak sekalipun berkedip menyaksikan betapa indahnya rumah yang ia masuki .

" Dasar kampungan !!! "

Walau sangat lirih tapi suara putra sulung putra Al Shamma itu masih bisa ia dengar dengan sangat jelas . Anna langsung tertunduk menyadari dirinya yang memang terlihat norak karena seumur hidupnya baru kali ini dia melihat rumah semewah ini .

" Hei ... jangan dengarkan dia . Dia sangat menyukai cabai jadi wajar jika kata katanya terdengar pedas . Kau harus terbiasa dengan hal itu ... "

Anna menoleh ke belakang ketika mendengar suara itu , ternyata Zahid masih mengikutinya dari belakang . Tadi setahunya Zahid langsung pulang menuju ke apartemennya sendiri .

Di pesawat Zahid bercerita sedikit tentang dirinya sendiri . Pria baik hati itu tidak tinggal di mansion melainkan di apartemen karena alasan lebih terjaga privasinya . Tapi sekarang ia melihat pria itu sedang ada di belakangnya dan dia membawa ...

" Ya Tuhan ... koperku !! "

Anna baru menyadari bahwa pria di belakangnya sedang menyeret koper miliknya . Saking bersemangat ia malah melupakan koper besarnya .

" Hei tenang saja , tidak apa apa . Aku akan mengantarmu sampai ke depan kamarmu "

Tapi Anna tetap saja meminta koper miliknya , begitu tidak sopannya jika ia membiarkan Zahid tetap membawanya .

Dahi pria tampan itu mengernyit ketika kakak sulungnya berhenti di depan kepala maid mansion itu . Seorang wanita parubaya dengan setelan jas hitam yang sedang menunduk hormat ke arah mereka .

" Apa ada kamar maid yang tersisa ??! "

" Kak !!! "

Zahid yang kini tahu maksud kakaknya langsung menegurnya . Tapi Abbio menatap tajam padanya seakan menyuruh Zahid untuk tetap diam .

" Masih tuan , tapi kamar itu sudah lama sekali tidak di tempati . Mungkin butuh waktu sedikit lama agar saya bisa mempersiapkannya "

" Aku tidak menyuruhmu untuk mempersiapkannya .... bawa gadis ini pergi ke tempat itu . Itu akan menjadi kamarnya jadi dia akan membersihkannya sendiri "

" Tidak Kak , jangan seperti ini dia tamu kita . Sudah seharusnya kita menyambutnya dengan baik . Vio menitipkan dia pada kita "

" Kau pikir aku peduli ??!!! "

" Tolong bawa nona ini ke kamar tamu , aku ingin bicara denganmu Kak ... "

" Tuan tapi saya tidak apa apa jika harus .... "

Sebelum menyelesaikan kata katanya Zahid sudah menepuk bahunya pelan dan berkata dengan lembut padanya .

" lkuti saja kepala pelayan itu , maaf jika kau harus menghadapi ini bahkan saat kau pertama kali menginjakkan kakimu disini "

Anna hanya mengangguk dan kemudian ia mengikuti kepala pelayan yang kadang meliriknya dengan sinis itu . Dia memang sudah menyiapkan mentalnya dari jauh jauh hari untuk menghadapi sikap sikap seperti ini .

Anna sadar ia sudah masuk di dunia yang berbeda dengannya . Dunia yang dia tahu terlalu sederhana , tapi disini hatinya harus benar benar kuat untuk menghadapi semua cemoohan . Demi sebuah kepercayaan dari orang orang yang mengasihinya .

Sementara itu di ruang kerja , Abbio dan Zahid tampak bicara dengan serius . Dua pria tampan itu sedang berdebat mengenai gadis yang baru saja mereka bawa ke mansion ini .

" Kenapa harus seketus ini pada gadis itu Kak , Violetta sudah mempercayakan dia pada kita "

" Cihh ... pertama Violetta , kedua Daddy dan sekarang kau akan terbuai dengan manusia manusia yang disodorkan Adipraja untuk melemahkan klan kita !!! "

" Wicaksono mendampingi adik kita melewati ambang neraka , Ibu Sri adalah cinta pertama Daddy ... bahkan kita belum ada saat itu Kak ! Dan Anna hanya seorang pengasuh yang punya cita cita untuk melanjutkan pendidikannya "

" Kau yang terlalu naif Zahid . Wanita adalah jebakan paling mematikan dari musuh kita "

Zahid menghela nafasnya dalam dalam , memang sangat sulit menghadapi kakak sulungnya itu . Tapi Zahid tahu di balik sifat kerasnya Abbio adalah kakak yang baik untuknya dan Vio .

Abbio yang sedari kecil melindungi kedua adiknya . Dia bahkan tak membiarkan Daddynya memarahi Zahid ataupun Vio jika mereka melakukan kesalahan . Sulung itu amat sangat menjaga keluarganya .

2

Karena sangat lelah paginya Anna bangun kesiangan , perutnya terasa sangat lapar karena malam harinya dia melewatkan makan malamnya karena tertidur dan sepertinya ia juga melewati waktu sarapannya .

Dilihatnya sekelilingnya , sampai saat ini pun dia tak percaya jika dia tinggal di kamar yang begitu besar dengan penataan yang apik . Warna putih gold yang mendominasi membuat ruangan itu terlihat elegan . Dan ranjang empuk dengan ukuran king size ini membuat dia bisa tidur senyenyak ini .

Setelah membersihkan diri Anna segera turun ke bawah untuk mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya . Dia merasakan tatapan para maid yang sedang menatapnya heran , dan Anna tak bisa menyalahkan karena kemarin hanya kepala pelayan yang mengetahui kedatangannya .

" Anda mencari sesuatu Nona !? "

Seorang maid yang masih seumuran dengannya terdengar menegurnya dengan sangat ramah .

" Ehhmm semalam.aku melewatkan makan malamku ... dan perutku sangat lapar . Apakah aku bisa meminta sesuatu untuk mengisi perutku "

" Tentu saja ! Mari ikut saya ke dapur , tadi pagi tuan Zahid menyuruh kami membuat banyak makanan lndonesia . Mungkin itu dimaksudkan untuk anda Nona . Apa anda benar dari lndonesia ?? "

" Iya benar . Bukannya Tuan Zahid tidak tinggal disini Mbak ?? ":

" Mbak !? Panggil nama saya saja , panggil saya Rose . Tuan Zahid dan Nona Violetta memang lebih memilih tinggal di apartemen . Hanya Tuan besar dan Tuan muda Abbio yang tinggal di sini "

Mereka akhirnya berjalan menuju ke arah dapur sambil berbincang .

" Hai Rose , sesuai namamu kau cantik sekali !! Kau bisa memanggilku Anna "

" Hai juga Nona Anna , anda bahkan seperti seorang bidadari "

Dua gadis itu selanjutnya tertawa bersama , mungkin karena umur yang tak beda jauh maka dia gadis itu cepat sekali akrab . Tapi langkah mereka terhenti ketika suara seseorang terdengar dari belakang mereka .

" Apa yang kalian lakukan di dapur menjelang siang seperti ini !!?? "

" Nyonya Dwayne !! "

Anna melihat Rose langsung berdiri dengan sikap hormat ketika melihat wanita kepala pelayan yang semalam bertemu dengannya .

" Maaf , saya hanya ingin mengambilkan nona Anna makanan . Dia tidak sempat makan pagi tadi "

Wanita itu kemudian memandang Anna dengan tatapan tajam . Pandangan yang Anna sendiri tidak bisa mengartikannya .

" Jika anda ingin mendapatkan makan pagi maka anda harus bangun pagi ! Anda adalah tamu jadi bersikaplah seperti layaknya seorang tamu . Dan bangun sesiang ini saya rasa bukan sikap yang baik seorang tamu "

" Maaf ... semalam saya terlalu lelah hingga sampai bangun kesiangan "

" ltu bukan alasan !! Baik berikan dia makanan yang dia inginkan . Tapi jika besok ingin sarapan maka berusahalah untuk bangun tepat waktu "

" Baik ... "

Setelah wanita parubaya itu pergi , Rose kembali menghampirinya dan membimbing Anna ke sebuah meja makan dengan ukuran lumayan panjang . Ada dua belas kursi yang berjejer memanjang dan saling berhadapan .

" Jangan di ambil hati soal kata kata Nyonya Dwayne , sudah tiga puluh tahun lebih dia mengurus keluarga ini . Tuan besar sangat mempercayainya untuk mengurus mansion ini sekaligus tiga putra dan putrinya . Apalagi sejak Nyonya besar meninggal , bisa dikatakan dia yang memegang kendali penuh dengan urusan di mansion ini "

Anna mengambil piring berisi makanan yang di sodorkan oleh Rose . Dan dengan segera ia memakannya karena perutnya sudah benar benar lapar .

" Pelan pelan Nona , tidak akan ada yang meminta makanan itu " kata Rose sambil tertawa .

Selesai makan Anna bangkit bermaksud untuk mencuci piringnya sendiri .

" Jangan Nona ! Biar saya yang membawa piringnya ... tuan Zahid sudah berpesan tadi pagi untuk melayani Anda . Dia akan marah jika melihat Nona mengerjakan semua sendiri !! "

" Tapi ini hanya sebuah piring ... "

" Tolong Nona jangan buat saya bermasalah nantinya "

" Ya sudah ... terima kasih sekali kau sudah mau menemani aku makan di sini . Apa aku boleh bertanya !? Apa kau tahu dimana dan bagaimana aku bisa datang ke universitas XXX !!? "

" Nona akan kuliah disana ? " tanya Rose sambil mencuci piring kotor milik Anna .

Anna hanya mengangguk dan tersenyum , rencananya hari ini dia akan ke kampus barunya untuk mengurus segala sesuatu agar dia bisa secepatnya menimba ilmu di sana .

" Aku yang akan mengantarmu .... "

Dan dua gadis itu langsung tertunduk ketika tahu dari mana asal suara bariton itu .

Terpopuler