SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Zandra Season 5 (10 Penerus)

Zandra Season 5 (10 Penerus)

Sosok Berkebaya Merah

Ruang kelas yang sepi, membuat seorang gadis dengan tenang membaca buku novel yang baru saja di belinya. Saudaranya yang lain, sedang ke kantin. Tidak semua saudaranya satu kelas, hanya keempat saudarinya. Sedangkan sebagian saudaranya berada di kelas yang berbeda.

Sedang asyik membaca, tiba-tiba ada teman sekelasnya yang mendekat dengan wajah pucat.

"Nin" panggilnya dengan suara pelan, bahkan sesekali ia melihat ke arah pintu. Yups... ternyata yang sedang membaca buku sendirian di kelas adalah Anin.

"Ya, kenapa Nur?" tanya Anin menyudahi membaca bukunya, ia pun menatap penuh selidik pada temannya tersebut.

"Kamu ko pucet? Kamu sakit?" tanya Anin pada temannya Nur, Nur menggelengkan kepalanya. Namun, tak lama ia pun menganggukkan kepalanya. Ahhh,.. Nur sendiri bingung dengan kondisinya, beberapa hari belakangan ini.

Terlihat sangat jelas oleh Anin, bila Nur ingin menceritakan sesuatu. Tapi ia takut, dengan orang yang datang tiba-tiba. Anin juga....

"Duduk sini, samping aku. Kalo mau cerita, cerita aja. Tenang aja, kita bisa menghentikan pembicaraan kalau ada orang." ucap Anin

Dengan ragu, Nur mendudukkan bokongnya di kursi samping Anin. Tempat Adikirana duduk, sedangkan saudarinya yang lain duduk di depan dan di belakangnya.

"Sebelumnya, maafkan aku bila perkataan aku menyinggung mu." ucap Nur, Anin masih menunggu ucapan selanjutnya

'Anin, apa benar kamu bisa melihat makhluk tak kasat mata?' tanya Nur berbisik, Anin melihat ke sekitar.

"Ada apa memangnya?" tanya Anin, namun bukan menatap Nur. Anin malah menatap sosok yang sedang berdiri di samping Nur. Sosok wanita menunduk dengan rambut yang terurai panjang, menggunakan kebaya berwarna merah dan jarik berwarna coklat.

"Mmm... aku... aku... mungkin ini terdengar gila, tapi sudah beberapa hari ini aku merasa aku di awasi dan di ikuti oleh seseorang. Bahkan... bahkan.. setiap malam aku tidak bisa tidur, karena seperti ada yang sedang duduk di atas perutku. Aku pun tak bisa makan, karena setiap makanan yang akan aku santap. Berubah bentuknya menjadi.. menjadi cacing dan belatung. Aku merasa, aku bisa gila bila terus-terusan seperti ini?" Nur menceritakan semua hal, yang ia alami selama beberapa hari ini.

Seperti malam pertama, ia merasa ada seseorang yang berdiri di belakangnya saat ia sedang belajar di kamarnya. Malam kedua, ia merasa ada yang mengikutinya shalat di belakang. Seolah ada makmum, yang ikut shalat berjamaah. Bahkan, ia mendengar dengan jelas saat sosok di belakangnya meng Aamiin kan bacaan shalatnya.

Malam ketiga, Nur seolah tidur tidak sendiri. Ia bisa merasakan bila ranjang di sampingnya turun, seolah ada yang menepatinya. Malam keempat, masih sama dengan malam ketiga. Namun, Nur merasakan ada yang memeluk tubuhnya. Sekuat tenaga ia menahan tangisannya, ingin berteriak. Namun, mulutnya seolah terkunci.

Malam kelima, ia pikir... ia merasa sudah baik-baik saja. Karena tak ada perasaan aneh, namun ternyata ia salah. Sosok itu, berdiri tegak di atas kakinya dengan menatap tajam padanya. Malam keenam, sosok itu semakin naik. Dan ia berdiri di atas lututnya, masih dengan tatapan yang sama. Namun bedanya, sosok itu tersenyum menyeringai. Ingin menutup mata, namun seolah sosok itu menahan matanya.

Malam ketujuh dan malam-malam berikutnya, sosok itu duduk di atas perutnya. Nur menangis sesenggukan, ia sangat lelah. Ia ingin bisa tidur dan makan dengan tenang, seperti sebelumnya.

"Apa sosok itu memakai kebaya merah?" tanya Anin dengan nada suara datar

DEG

Nur yang menunduk, langsung menegakkan tubuhnya dan menatap wajah Anin. Namun Ani tidak sedang menatap padanya, melainkan pada sosok yang ada di sampingnya. Nur tak berani melihat ke samping, ia takut dengan sosok itu .

"Ya" jawab Nur pelan

Anin dengan gerak cepat menarik pergelangan tangan Nur dan memejamkan matanya.

SYUUUTTT

Anin masuk ke hari dimana Nur, mendapatkan suatu barang dari seseorang yang ia juga kenal.

'Terima kasih, kamu baik sekali memberikan aku ini. Ada apa? Tumben banget, kasih barang sama aku.' tanya Nur

'Aku hanya ingin memberikan itu, saat aku melihatnya kemarin di toko. Aku tertarik dan membelinya untukmu, bukankah boneka itu kesukaanmu?' jawab orang yang memberikan barang itu pada Nur

Nur mengangguk cepat, ia memang sudah lama menginginkan boneka cantik ini. Hanya saja, ayah dan ibunya tidak mengijinkan Nur memiliki boneka tersebut. Selain harganya yang tak terjangkau, ibunya merasa boneka seperti itu sangat mengerikan. Tapi bagi Nur, justru boneka ini sangatlah cantik.

'Ini sangat cantik, pasti harganya sangat mahal.' ucap Nur tersenyum senang, sahabatnya tersenyum. Nur merasa itu senyuman yang berbeda, tapi entah apa?

'Tidak apa-apa, aku membeli 2. Kita kembaran' jawabnya, Nur pun tak ambil pusing, ia mengangguk.

Boneka cantik yang sangat cantik.... berwajah sendu, memakai baju dan bando dengan warna yang senada. Dan terpasang syal yang di ikat pita, pada lehernya. Rambutnya panjang, berwarna putih.

'Ini sangat cantik' ucap Nur tersenyum

Nur memeluk sahabatnya, dengan senang hati sahabatnya membalas pelukan Nur. Tanpa sepengetahuan Nur, sahabatnya ternyata mencabut beberapa helai rambut Nur.

'AWWW' teriak Nur, sahabatnya langsung melerai pelukannya. Sebelum ia menggulung rambut Nur, pada kancing baju lengannya.

'Maaf, apa aku menyakitimu?' tanya nya, Nur mengangguk

'Maaf, rambutmu menyangkut di kancing bajuku.' ucap sahabatnya seraya menunjukkan rambut Nur yang tersangkut, Nur terkejut.

'Maaf, biar aku bersihkan.' ucap Nur, sahabatnya menggelengkan kepalanya.

'Hanya masalah kecil, biar aku yang membuangnya.' jawab sahabat Nur, ia pun melepaskan rambut yang ada di kancing dan berpura-pura membuangnya.

SYUUUTT

Anin kembali tertarik ke suatu tempat, tempat yang menyeramkan. Ia belum pernah melihat tempat sepeti ini sebelumnya, lampu yang tidak terlalu terang. Anin melihat ke sekeliling, di ruangan itu terdapat benda-benda aneh menurutnya.

Ada kendi kecil, tulang tengkorak, keris, satu tempayan yang berisi....

'Apa ini yang di namakan sajen?' tanya Anin pada dirinya sendiri

Ya... isinya lengkap dengan kendi kecil berisi darah, keris, kembang 7 rupa, ayam mati yang keseluruhannya berwarna hitam (cemani), dupa dan beberapa barang lainnya.

'Bagaimana? kamu mendapatkannya?' tanya seorang pria, Anin langsung berbalik dan ia melihat ada seorang pria menggunakan baju berwarna hitam. Dimana di kepalanya, menggunakan iket sunda dan di pinggangnya terselip keris.

'Ya mbah, aku sudah mendapatkannya.' jawab seorang gadis, pria berjanggut yang duduk sila itu mengangguk.

'Kamu yakin, akan melakukan hal ini pada sahabat baikmu?' tanya dukun itu lagi, gadis itu mengangkat salah satu sudut bibirnya.

'Ia sudah bukan sahabatku lagi, semenjak ia menerima pernyataan cinta dari pria yang aku sukai.' dukun itu menggelengkan kepalanya

'Tapi bukankah ini bukan salah nya, kamu yang selama ini diam.' ucap sang dukun

'TAPI HARUSNYA IA TAU, SIAPA YANG AKU SUKAI.' bentak gadis yang menjadi sahabat Nur tersebut. lagi-lagi dukun itu menggelengkan kepalanya

'Setelah semua ini, aku tidak ikut campur lagi dengan semuanya. Bila ini gagal, maka kamu yang barus menerima konsekuensinya. Karena setelah aku terawang, temanmu sangatlah bersih dan juga murni. Aku sendiri tidak yakin, akan berhasil.'

'AKU TIDAK PEDULI, DIA HARUS MATI DAN LELAKI ITU JADI MILIKKU' ucap sahabat Nur penuh penekanan...

DEG

...****************...

Semoga kalian suka yaaaaa....

Pemeran Kembara Kembar 10

~Abyasa Putra Zandra (Yas)

~Anindita Putri Zandra (Anin)

~Adicandra Putra Zandra (Candra)

~Adikirana Putri Zandra (Kirana)

~Anisa Karima Putri Zandra

~Amira Kamila Putri Zandra

~Haidar Putra Zandra

~Haidir Putra Zandra

~Kama Putra Zandra

~Kalila Putri Zandra

...Happy Reading all🥰🥰🥰...

NUR

DEG

'Apa ini yang dinamakan santet?' ucap Anin dalam hati, ia pun bergidik ngeri

SYUUUTT

Anin pun kembali dengan nafas yang tersengal, ia seperti telah lelah berlari keliling lapangan. Nur terkejut melihat Anin, seperti ini.

"Anin, apa kamu baik-baik saja?" tanya Nur, ia memegang lengan Anin

Anin mengangguk dan menatap Nur dengan cemas, Nur bingung dengan tatapan Anin.

"Ada apa? Jangan membuatku takut dan khawatir." ucap Nur cemas

"Kamu dalam bahaya, apa kamu masih menyimpan boneka itu?" tanya Anin, Nur terdiam karena bingung. Pasalnya ia memiliki banyak boneka di rumahnya, dan semua tentu masih ada.

"Boneka yang kamu dapatkan dari sahabatmu, boneka itu telah di pasangi sihir." ucap Anin

DEG

"A-apa maksudmu? Sihir? Tidak mungkin sahabatku melakukan itu padaku." ucap Nur tak percaya

"Tapi itu kenyataannya, sosok yang mengikuti mu adalah kiriman seseorang. Ia ingin kamu mati perlahan, apa kamu tidak sadar. Bila semua kejadian yang kamu alami adalah, setelah kamu menerima boneka itu." Nur terdiam, ia kembali mengingat kapan kejadian di luar nalarnya di mulai.

Nur memejamkan mata, ia mengingat kembali wajah terakhir yang ia lihat pada sahabatnya. Senyumannya.... ya senyuman sahabatnya terlihat berbeda, itu seperti senyuman keberhasilan telah mendapatkan apa yang di inginkannya. Kenapa terakhir? Ya, karena setelah sahabatnya memberikan boneka itu. Nur tidak lagi bertemu dengannya, sahabatnya beralasan sedang pergi ke luar kota dan ijin sekolah.

DEG

Nur membuka mata dan menatap Anin dengan mata berembun, mengedip satu kali saja. Sudah di pastikan, air mata itu akan terjatuh.

"T-tapi... itu tidak mungkin Anin, kami berteman sudah sangat lama. Apa alasan ia melakukan hal sejahat itu padaku? Aku rasa, aku tidak pernah membuatnya tersinggung ataupun marah. Bahkan selama ini aku selalu mengalah untuknya, aku selalu menjaga ucapanku agar tidak membuatnya sakit hati." ucap Nur yang masih belum mau percaya, tapi apa yang di ucapkan Anin sedikit mengusik pikirannya. Air matanya pun terjatuh pada akhirnya, tubuhnya merasa semakin lemas.

Anin menghembuskan nafasnya pelan, saat ia hendak menjelaskan lagi pada Nur. Keempat saudarinya masuk, dengan membawa banyak camilan. Nur menundukkan kepalanya dan menghapus cepat air matanya, saat hendak akan bangun. Keempat saudari Anin, menahannya karena mereka juga melihat sosok itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Kalila, Nur terdiam

Anin pun menceritakan yang terjadi, keempat saudarinya terkejut dan menatap Nur secara bersamaan.

Pantas saja, tubuh Nur semakin kurus dan lingkar matanya jelas berwarna hitam.

Anisa mendekat pada Nur, sosok yang selalu mengikuti Nur pun menjauh. Tapi tidak meninggalkan Nur, Anisa menatapnya tajam. Anisa menepuk pelan pundak Nur, Nur pun langsung tak sadarkan diri.

"Kita harus membawanya ke UKS, kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini di sini. Terlalu beresiko" ucap Anisa

Keempat saudarinya mengangguk setuju, tak lama bel berbunyi.

Anisa meminta ijin untuk membawa Nur ke UKS, saat guru melihat muridnya yang tal sadarkan diri. Meminta murid beberapa laki-laki, untuk menggotongnya ke UKS.

Anisa memberi kode pada guru tersebut, guru yang paham pun mengangguk.

"Amira, Adikirana dan Kalila. Kalian di minta kepala sekolah, untuk menemuinya." ucap guru tersebut, ketiga siswi itu pun mengangguk dan segera keluar ruangan.

Ia mengijinkan Anisa dan Anin, untuk pergi ke ruang UKS. Hal itu tentu saja membuat teman-temannya merasa heran dan juga iri, sehingga membuat gaduh seisi kelas.

"Kenapa mereka harus selalu pergi berlima bu?"

"Memang siapa mereka, kenapa semua guru mengijinkannya?"

"Ini tidak adil bu"

Guru tersebut pun memukul meja, menggunakan penghapus.

"Tenang, semuanya tenang. Mereka tidak pergi berlima, hanya Anisa dan Anin saja yang mengantar Nur ke UKS. Sedangkan Amira, Adikirana dan Kalila di panggil oleh kepala sekolah." jawab guru tersebut

"Tapi ini aneh bu, mereka selalu pergi bersama." ucap salah satu siswi yang merasa tak adil

"Baiklah, kalau begitu kamu yang menghadap kepala sekolah. Untuk membicarakan masalah perlombaan, membuat robot 2 pekan lagi." ucap guru tersebut, membungkam para murid. Mereka lupa, bila ketiga nama yang di sebutkan oleh wali kelasnya tersebut. Terpilih mengikuti lomba dalam membuat robot, 2 minggu lagi.

Kenapa teman sekelas protes? Karena bukan sekali dua kali, kelima orang itu meninggalkan kelas saat pelajaran berlangsung.

Kelas mulai kondusif kembali, wali kelas memulai pelajarannya. Semua murid kembali fokus pada pelajaran, mengenyahkan pikiran mengenai 5 bersaudari tersebut. Mereka hanya tau, bila kelima gadis itu memiliki hubungan saudari, namun tidak tau siapa mereka? Karena ke sepuluh bersaudara itu, memang menyembunyikan identitas mereka. Yang ternyata mereka adalah keturunan Zandra, pemilik sekolah ini.

.

.

"Bangunkan dia" ucap Anin, setelah teman sekelas keluar dari UKS dan ketiga saudarinya masuk.

Anisa melakukan hal yang sama, ia memegang Nur. Tak lama, Nur pun membuka matanya. Nur mengerjap kan matanya, untuk mengumpulkan kesadarannya.

Saat kesadarannya pulih sepenuhnya, Nur melihat ke sekeliling.

"Kenapa aku ada di UKS?" tanyanya

"Karena kita tidak bisa menyelesaikan masalahmu di kelas, jadi... apa boneka pemberian sahabatmu ada di kamarmu?" tanya Adikirana to the point, gadis yang terkenal paling judes di antara kelimanya. Nur mengangguk, ia merasa takut dengan tatapan Adikirana.

"Kau tau apa penyebab sahabatmu melakukan hal ini?" tanya Anin, Nur menggelengkan kepalanya

"A-aku benar-benar tidak tau, bahkan setelah ia memberikan aku boneka itu. Kami belum bertemu lagi, sampai saat ini." jawab Nur

"Karena pria" jawab Anin, membuat keempat gadis lainnya tersenyum. Bahkan mereka ingin tertawa, persahabatan hancur hanya karena seorang pria. Bahkan sampai tega menggunakan, ilmu sihir. Yang notabennya hanya orang-orang, yang sudah gelap mata yang melakukannya.

Nur mengernyitkan dahinya bingung, pria? Pria yang mana?

"Tunggu, apa maksudmu kekasihku?" tanya Nur, Anin mengangguk

"Lalu? Apa hu... apa jangan-jangan ia menyukai kekasihku?" Anin lagi-lagi mengangguk

DEG

"T-tapi, kenapa dia tidak cerita padaku. Bila ia menyukai Rama, seandainya aku tau. Aku takkan menerima Rama, untuk menjadi kekasihku.." ucap Nur menunduk, dengan tangan kanannya meremat baju bagian depannya.

Air matanya kembali menetes, kenapa sahabatnya tidak cerita bila ia menyukai pria yang sama? Ia pasti akan mengalah, ia takkan merusak persahabatan ini hanya karena seorang pria.

"Dia mengirim sihir padamu, dengan menggunakan rambutmu. Dan boneka pemberian darinya, yang di jadikan perantaranya. Karena ia tau, bila kamu akan menyembunyikan boneka itu di lemari bukan?" tanya Anin, Nur menatap Anin

"Bagaimana kamu bisa tau?" Anin tersenyum

"Aku melihat semuanya, bahkan kami melihat sosok yang selama ini mengganggumu. Dan sekarang sosok itu ada di sini, ia selalu mengikuti kemana pun kamu pergi." jawab Anin, ia pun menatap ke arah pintu, Karena sosok itu, kini sedang berdiri di sana.

Bulu kuduk Nur pun langsung berdiri, mendengar ucapan Anin dan melihat ke arah yang di lihat Anin.

...****************...

...Happy Reading all🥰🥰🥰...