SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Dibabukan Keluarga Sendiri Diratukan Keluarga Suami

Dibabukan Keluarga Sendiri Diratukan Keluarga Suami

Bab 1

“TANIA!!!”

Teriakan bude Norma yang lantang tak membuat Tania bangun dari tidurnya karena resa capek.

Tania yang kecapean dan badannya pegal serta mengantuk tidak mendengar teriakan bude Norma dan kembali dia berteriak lebih keras yang kedua kalinya.

“TANIA!!!”

Teriakan bude Norma sambil mengedor pintu kamar Tania dan membuat Tania kaget serta terbangun dari tidurnya.

"I-iya bude, ada apa?" tanya Tania dengan suara gemetar.

"Enak banget ya kamu tidur-tiduran aja kerjaan kamu, cepat bangun dan sana cuci piring," ucap bude Norma dengan mata melotot.

"Tapi bude di-,"

Ucapan Tania terpotong melihat tatapan tajam dari bude Norma.

"Jangan ngebantah sana kerjakan apa yang di suruh," ucap bude Norma sambil menarik tangan Tania.

Tania pun pasrah dengan tindakan tantenya itu, dia hanya bisa bersabar atas semua yang di perbuat oleh bude Norma.

"Rasain lo, makanya jangan malas-malasan aja kerjaannya," ucap Zaskia anaknya bude Norma.

Zaskia adalah sepupu Tania paling julid dan suka membully serta memfitnah Tania, bahkan uang jajan pemberian kakaknya Tania pun di ambil paksa oleh Zaskia, bagi Zaskia itu adalah miliknya dan Tania tidak perlu uang jajan karena sudah tinggal gratis bersama mereka.

Saat Tania sedang bersiap untuk mencuci piring bude Norma datang menghampirinya.

"Heh,, siapa yang suruh kamu nyuci piring di sini?" tanya bude Norma dengan suara bentakan.

"Ini kan emang tempat buat nyuci piring bude," ucap Tania.

"Iya itu memang tempat nyuci piring tapi kamu dilarang nyuci piring di situ, sana nyuci di luar pakai ember," ucap bude Norma dengan mata melotot.

"Tapi di luar hujan bude,"

"Jangan membantah,"

Tania pun akhirnya menuruti perintah bude Norma dan dengan terpaksa mencuci piring tengah guyuran hujan serta rasa dingin yang menderanya.

"Ya Allah, bantu hamba keluar dari ini," Do'a Tania dalam hati.

Dari arah dalam Zaskia tertawa puas akan penderitaan Tania.

"Syukurin lo, emang enak," ucap Zaskia meledek Tania.

Tania mendengus kesal mendengar ejekan yang Zaskia lontarkan.

"Suatu saat akan aku balas penderitaan ini dengan kebahagiaan ku," gumam Tania.

Setelah cukup lama akhirnya kerjaan Tania telah selesai dan dia bersiap membersihkan diri agar tidak makin kedinginan.

Kini Tania sedang beristirahat di kamarnya, kamar sederhana yang sangat berbeda jauh dengan kamar sepupunya, mungkin bisa di bilang kamar itu di persiapan untuk ART dan Tania di tempatkan di situ sebab tak ada ART, bude Norma sengaja tidak memakai jasa ART karena dia akan mengandalkan tenaga Tania.

Bagi bude Norma uang yang dia keluarkan sudah sangat besar dan bahkan lebih besar dari gaji ART, maka dari itu dia memanfaatkan tenaga Tania sebagai balasan.

****

Malam hari seperti biasa Tania mempersiapkan makan malam untuk mereka semua hingga tak ada yang terlewati, saat Tania bersiap duduk untuk makan kembali bentakan keras bude Norma mengagetkan semua orang yang ada di sana.

"HEH.. SIAPA YANG SURUH KAMU DUDUK DI SITU!!" bentaknya dengan mata melotot.

Tania hanya bisa menunduk, tak mau melihat tatapan horor dari bude Norma.

"Saya mau makan bude," ucap Tania dengan rasa takut.

"Makan di dapur jangan makan di sini, kamu tidak layak duduk bersama kami," ucap bude Norma.

Pak Ridwan suami bude Norma hanya bisa menatap kasihan pada Tania padahal Tania adalah ponakannya sendiri.

"Bu, kasihan Tania sudah seharian kerja biarkan dia makan dengan kita, lagian kan dia ponakan kamu juga bukan pembantu," ucap Ridwan.

"Gak udah bela dia pak, nanti makin kurang ajar," ujar bude Norma.

Akhirnya Tania beranjak pergi dari sana tapi saat mau mengambil makanan kembali bude Norma mencegahnya.

"Gak usah ambil yang di sini, nanti kita gak akan kebagian ambil sisa di dapur atau sana makan mie instan," ucap bude Norma.

Tania hanya menurut dan pasrah akan tindakan bude Norma, karena bukan kali ini Tania di perlakukan seperti ini, semenjak orang tuanya meninggal Tania sudah di perlakukan secara tidak adil oleh bude Norma bahkan saudaranya sekali pun.

"Baik bude,"

Dengan langkah berat dan penuh air mata Tania meninggalkan ruang makan tersebut, sedangkan Zaskia serta keduanya tersenyum bahagia pada Tania, mereka sangat suka melihat Tania menderita.

Setelah sampai di dapur Tania tidak menemukan sisa makan yang tersedia hanyalah mie instan.

Dengan terpaksa Tania meamasak mie instan itu untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Setelah beberapa saat akhirnya Tania telah selesai makan mie instan itu, begitu juga dengan bude Norma yang selesai makan malam bersama ketiga anaknya sert suaminya.

Dan tanpa merasa kasihan pada Tania bude Norma kembali menyuruh Tania cuci piring bekas makan mereka dengan menggunakan ember.

"TANIA!! " panggil bude Norma.

Tania segera mendekati bude Norma saat mendengar panggilan keras itu.

"Iya bude, ada apa?" tanya Tania.

"Sana cuci piring pakai ember yang di luar,"

"Tapi ini sudah malam bude, aku takut," ucap Tania.

"Jangan membantah kamu," ucap bude Norma dengan mata melotot.

Tania kembali menurut dan mencuci piring di baskom yang di pakai tadi siang.

Setelah mencuci piring Tania masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

"Capek banget ya Allah, kapan ini berakhir," gumam Tania.

Tania tertunduk di kamarnya sambil melihat foto kedua orang tuanya yang di genggaman tangannya.

"Mama, papa, Tania kangen sama kalian," liriknya.

"Astaghfirullah, aku belum sholat isya," gumam Tania dan bangkit dari tempat tidurnya.

Tania bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Tak lama Tania keluar dari kamar mandi selesai berwudhu dan kini bersiap untuk sholat isya.

Dalam sholatnya gadis itu menumpahkan seluruh air mata yang seharian dia tahan, gadis itu hanya bisa curhat dalam sholatnya, mengadu pada Allah atas segala ketidakadilan yang di rasakannya.

Dalam posisi ini Tania merasa tak berdaya dan tidak memiliki kemampuan untuk membela dirinya serta membebaskannya dari ketidakadilan ini.

Beberapa saat kemudian Tania telah selasai melaksanakan sholat isya dia tak langsung beranjak dari sana, dia masih memikirkan apa yang harus di lakukannya dan bagaimana dia bisa terbebas.

Kembali Tania menatap foto kedua orang tuanya yang yang terletak di atas nakas.

"Mama, papa, apakah Tania salah jika harus membantah setiap ucapan bude yang semena-mena terhadap Tania, bantu Tania walau hanya dalam mimpi," ucap Tania menatap foto kedua orang tuanya.

Setelah cukup lama menenangkan diri Tania merapikan mukena dan sejadah yang selesai di pakainya dan kembali naik keatas tempat tidur untuk beristirahat.

Karena rasa capek dan mengantuk yang sudah menyerangnya tak butuh waktu lama akhirnya Tania tertidur juga dengan begitu lelapnya yang siap menyambut hari esok.

Bab 2

Pagi ini Tania akan berangkat kuliah lebih pagi karena dia akan mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.

"Mau kemana kamu sudah rapi begini?" tanya bude Norma dengan suara lantang.

"Mau kuliah bude,"

"Selesai kuliah langsung pulang, jangan keluyuran sama teman kamu," ucap bude Norma dengan nada tegasnya.

"Siap bude,"

"Mau apa kamu?" tanya bude Norma saat melihat Tania menyodorkan tangannya.

"Minta uang jajan bude," ucap Tania dengan nada pelan.

"Nih," Ucap bude Norma

Bude Norma menyodorkan uang sepuluh ribu di tangan Tania, gadis itu diam terpaku melihat uang yang di berikan sang tante.

"Ini gak cukup bude, gak akan cukup buat makan," ucap Tania.

"Ya di cukupkan dong, jangan boros kamu, masih untung saya kasih uang lho," ucap bude Norma dengan berkacak pinggang.

Tania pun pasrah dan patuh atas apa yang di lakukan budenya.

Tak lama datanglah Zaskia yang juga akan ke kampus menghampiri ibunya.

"Bu, bagi uang jajan dong," pinta Zaskia.

"Nih, Mudah-mudahan cukup ya," ucap bude Norma.

Zaskia berbinar bahagia melihat uang dua ratus ribu pemberian ibunya dan dia pun segera pamit ke kampus.

Jika Zaskia berangkat ke kampus menggunakan taksi online, lain halnya dengan Tania memilih naik sepeda sebagai kendaraannya , jangankan naik taksi mau naik ojek saja uangnya tidak akan cukup.

Dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan dan setiap kejahatan pasti ada balasannya, hanya sabar serta do'a meminta kekuatan yang dapat Tania lakukan sebab gadis itu masuk dalam perangkap yang sangat sulit untuk keluar.

Tania adalah gadis cantik yang solehah serta lembut tutur katanya, dia juga memiliki sifat gak tegaan seperti almarhumah ibunya tapi juga memiliki jiwa tegas seperti almarhumah ayahnya.

Dalam ayunan sepedanya, Tania tak henti merapatkan do'a serta zikir pada sang pencipta agar selalu memberikan kebahagiaan untuknya di dunia juga di akhirat kelak.

Satu jam perjalanan akhirnya Tania telah sampai di kampusnya dan berjalan menuju kelas, di sana juga teman sekelasnya sudah menunggu.

Beruntung juga Tania memiliki sahabat yang begitu menyayangi serta selalu ada buat Tania, mereka juga sangat kasihan melihat penderitaan yang Tania alami tapi mereka juga tidak bisa apa-apa selain mendo'akan yang terbaik buat Tania.

"Assalamu'alaikum," salam Tania saat sudah di dalam kelas.

"Wa'alaikum salam," ucap sahabat Tania serentak.

Tania langsung mendekati para sahabatnya yang terdiri dari 5 orang itu yakin Zahra, Nadia, Salwa, Amel dan Alea.

"Maaf ya kalian jadi lama nunggunya," ucap Tania.

"Gak apa-apa kok santai aja, dosen juga belum masuk kok," ucap Zahra.

Tak lama kemudian sang dosen yang mereka tunggu pun sudah datang.

"Assalamu'alaikum anak-anak, kita langsung saja pada ujiannya ya karena saya tidak mau berlama-lama," ucap Dosen bernama Faiz.

"Wa'alaikum salam, baik pak," ucap mereka serentak.

Setelah dua jam akhirnya ujian tersebut telah selesai dan dosen langsung keluar menuju ruangannya.

"Sepupu kamu masih julid ya sama kamu Tan?" tanya Salwa.

Saat ini keenam gadis itu sudah berada di kantin untuk makan sebab mereka tak sempat sarapan tadi pagi.

"Iyalah, orang kayak dia tuh gak pernah ada tobat serta kasihan sama aku, dia paling senang liat aku menderita apalagi kalau di omelin sama bude," ucap Tania.

"Kamu yang sabar ya Tan, semoga suatu saat nanti kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya," ucap Zahra.

"Aamiin," ucap mereka serentak.

Acara makan bersama di kantin pun telah selesai dan mereka menunggu dosen untuk mengajar di jam berikutnya.

Setelah beberapa jam akhirnya mata kuliah di jam kedua telah selesai dan Tania bersiap untuk pulang apalagi sudah menjelang sore.

Sekitar sata jam lamanya akhirnya Tania telah sampai di rumah milik bude Normal dan kepulangannya di sambut dengan tak baik oleh Norma.

"Bagus ya kamu, pulang kuliah bukannya langsung ke rumah malah keluyuran," ucap Norma sambil menjewel telinga Tania.

"Ampun bude, aku gak keluyuran kok, aku beneran dari kampus karena jam kedua baru saja selesai," ucap Tania membela diri.

"Halah.. Alasa aja kamu, sana masuk jangan lupa cuci piring beserta wajan sama panci," perintah Norma.

Dengan langkah lemah dan menahan sakit di telinganya Tania masuk kedalam rumah, di dalam rumah dia bertemu dengan Zaskia yang juga kembali membullynya.

"Rasain lo, makanya setelah kuliah langsung pulang jangan keluyuran aja kerjaannya," ucap Zaskia dengan senyum sinis.

Karena tidak mau ada masalah lagi dengan budenya, Tania memilih pergi dari hadapan Zaskia.

"Hey.. Aku belum selesai ngomong babu," sentak Zaskia geram sambil mengepalkan tangannya.

Tania tak mempedulikan Zaskia, dia tetap berjalan menuju kamarnya yang berada di dapur.

Di kamarnya Tania melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaannya.

Setelah selesai Tania melaksanakan perintah bude Norma untuk mencuci piring beserta wajan dan panci.

"Astaghfirullah,, banyak banget, ini gimana aku mencuci sebanyak ini," gumam Tania.

Dengan sangat hati-hati, Tania membawa cucian piring kotor tersebut ketempat pencucian yang biasa dia pakai.

Dari dalam rumah ada bude Norma dan Zaskia melihat Tania dengan senyum mengejek.

"Gak sia-sia kita tampung dia ya ma," ucap Zaskia.

"Iya sayang, kita tidak perlu lagi repot menyewa pekerja toh sudah ada dia," ucap bude Norma.

Mereka berdua sangat bahagia melihat penderitaan Tania padahal Tania ponakannya sendiri.

Entah apa yang membuat Norma bisa gelap mata memperlakukan Tania layaknya seorang pembantu dan selalu melakukan kekerasan pada ponakannya itu padahl Tania tidak melakukan kesalahan sedikit pun.

PRANG!!!

Sebuah piring yang di cuci oleh Tania pecah jatuh ke lantai dan itu kembali membuat Tania ketakutan.

"Astaga, mama si babu itu pecahin piring," adu Zaskia.

TANIA!!!

Teriakan keras dari Norma membuat Tania kaget sekaligus ketakutan, dia sudah membayangkan akan terjadi lagi hukuman padanya.

"apa yang sudah kamu lakukan sehingga piring saya pecah hah," bentak Norma dengan mata melotot.

"Tania gak sengaja bude, soalnya piring itu licin banget," ucap Tania menundukkan kepala.

Tania tak berani menatap wajah Norma yang sudah memancarkan tatapan tajam padanya.

"Halah,, bilang aja lo sengaja kan jatuhin piring itu, gak usah banyak alasan deh," ucap Zaskia sambil tersenyum sinis.

"Aku emang gak sengaja, piring itu jatuh karena licin jadi aku hilang keseimbangan buat megangnya," ucap Tania.

"Sudah lanjut lagi pekerjaan kamu setelah itu temui saya di ruang tamu, jangan senang dulu karena masalah ini belum selesai," ucap Norma melangkah pergi.

Zaskia yang sedang berdiri di belakang Norma melongo mendengar ucapan ibunya itu, padahal dia ingin melihat Norma menghukum Tania.

Para tetangga serta RT setempat juga mengetahui tindakan Norma pada Tania, tapi mereka tidak mau ikut campur lebih dalam karena itu adalah urusan keluarganya Norma.

Mereka juga ingin sekali membantu Tania terlepas dari siksaan tantenya tapi tak ada daya serta upaya untuk membantu Tania karena mereka juga tidak memiliki bukti yang kuat atas semua kekerasan yang di lakukan Norma pada Tania.