SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

Eps 1 - Mendapatkan Sistem Di Saat Sedang Putusasa

Lisin sangat bahagia saat memikirkan pacarnya karena sebentar lagi menjelang hari jadiannya yang ketiga tahun.

"Bro... Bahagia sekali kamu" Sultan temannya Lisin bertanya.

"Tentu saja Bro... bentar lagi hari jadian ku yang ketiga tahun, bagaimana aku tidak bahagia coba?" Lisin menjawab dengan bahagia.

Keduanya sedang istirahat jam makan siang tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya mereka berdua terus mengobrol.

"Ya... iya... Bro Kamu itu kan LDR, jadi bagaimana kamu bisa bisa langgeng dengan pacar kamu?" Sultan bertanya dengan penasaran.

Sultan di kalangan teman-temanya dikenal sangat baik selain itu dia juga sangat berpengalaman jika berurusan dengan wanita jadi dirinya sedikit khawatir dengan hubungan Lisin dan pacarnya mengingat dia sangat sangat polos.

"Ya... karena aku tipe orang yang setia" Lisin berkata dengan jujur.

"Lalu apakah pacarmu juga setia dengan mu?" Sultan sedikit menggoda.

Mendengar hal tersebut Lisin sedikit marah kepada temannya, namun dia tahu jika temanya itu berniat baik kepadanya.

"Dia... pastinya setia lah dengan ku" Lisin sangat yakin tentang penilaiannya.

Sultan menatap tubuh kurus Lisin dengan mendesah, Jika itu tiga tahun yang lalu tubuh Lisin sedikit berisi dan setelah memiliki pacar untuk pertama kalinya, Lisin terlalu sering makan mie instan dan itu membuat tidak baik dengan tubuhnya.

"Apa kamu sudah bertemu dengannya?"

"Belum... "

"Kamu tau No WAnya?... Telpon atau Video Call?"

"Tidak... "

"Pin BBM?... "

"Tidak... "

"Pernah kerumahnya? "

"Belum... "

".... "

Menjawab beberapa pertanyaan dari Sultan semakin besar kekhawatiran di hati Lisin namun, dia tetap percaya dengan pilihannya.

"Lalu bagaimana kamu berhubungan dengannya?" Sultan bertanya lagi.

"Um... ya... hanya kirim pesan di Facebook seperti messenger" Lisin mengakuinya.

"Bro... Kalian tidak pernah telpon, tidak pernah VideoCall, Tidak pernah bertemu langsung, Menurutku semua hal ini sudah membuktikan jika dia tidak serius denganmu" Sultan menjelaskan kekurangan dari hubungan yang di miliki Lisin.

"Tidak... tidak mungkin... tiga tahun ini aku sudah memberikan apa yang dia minta dariku" Lisin tidak percaya dengan perkataan Sultan.

"Apa yang dia minta darimu?"

"Delapan puluh persen dari gajian ku..."

"Sial... kenapa kamu sangat bodoh saat berurusan dengan wanita" Sultan merasa jika Lisin adalah laki-laki paling bodoh di dunia.

Sultan hampir muntah darah mendengar penjelasan dari Lisin.

Mereka berdua bekerja di bidang mekanik sepeda motor dan karena perusahaan swasta itu memiliki gaji bulanan di bawah UMR dan lagi mereka harus mengejar target jualan hanya untuk mendapatkan bonus tambahan.

Lisin menerima gaji tidak menentu setidaknya jika mencapai target jualan sparepart motor, maka gajinya kisaran 2 Juta jika tidak mencapai target maka sekitar 1,7 Juta jadi Lisin mengirimkan setidaknya 1,5 Juta kepada pacarnya yang tidak jelas.

"Lebih baik memberikan uang itu keorang tuamu dari pada kepacarmu" Sultan menyarankan hal yang masuk akal.

"Ini!!!... Dia bilang uang itu untuk skincare jadi aku memberikan nya begitu saja" Lisin berkata dengan jujur.

"Hadeh... "

"Hei... Kalian berdua cepat kembali jangan ngobrol terus, di depan ada antrian motor, pergi sana kerjakan... " Kepala bengkel memarahi mereka berdua.

Sambil mengerjakan servisan motor Lisin sedikit galau Bagaimana jika apa yang di katakan Sultan itu benar.

Setelah lulus SMK Banyuwangi Lisin dan beberapa temanya berkesempatan magang selama tiga bulan di Dealer Motor Swasta Bertempat di Bali Jimbaran.

Melalui guru sekolahnya Lisin beserta yang lain tergiur gaji tinggi dan tempat tinggal gratis serta makan di tanggung oleh perusahaan.

Namun semua itu di luar Ekspektasi dan angan-angan Lisin. dirinya dari kalangan bawah ayahnya hanya seorang tukang bangunan dangan gaji 80 ribu perhari.

Sedangkan untuk perjalanan ke Bali menghabiskan 250 ribu. setelah sampai di sana, untuk tempat tinggal hanya seadanya dengan setiap kamar 2x3m terdapat Lima orang.

Sedangkan untuk makan tidak tersedia dari kantor melainkan dari uangnya sendiri.

Hal ini membuat Lisin dan teman-temannya sangat kecewa. dalam satu bulan pertama. Gaji yang mereka Terima hanya 30 ribu perhari, maka satu bulan menerima 900 ribu.

Itu hanya cukup menutupi kebutuhan makan saja, belum lagi akan di potong jika libur sehari dalam sebulan.

Mengetahui hal tersebut hampir semua temannya langsung mengundurkan diri dari perusahaan, hanya menyisakan Lisin dan Sultan.

Walaupun banyak dari mereka memutuskan untuk pulang, Perusahaan masih banyak mendatangkan karyawan magang dari sekolah lainya.

Selesai kerja Lisin yang Galau memutuskan untuk mengirim pesan ke pacarnya.

Rahayu wanita pertama yang di kenal Lisin melalui Facebook tanpa pertemuan langsung jadian. tinggal di banyuwangi itu kota yang sama dengan tempat tinggalnya Lisin.

Sekarang untuk menyangkal pendapat temannya, Maka Lisin harus menayangkan beberapa hal, dari no WA ingin telponan dan VideoCall hingga ingin bertatap muka.

Melihat berbagai macam alasan dari balasan pacarnya tersebut, membuat Lisin semakin gelisah dan sedikit tertekan.

"Bro... Aku sebenarnya tidak ingin melihat mu tersakiti seperti ini, tetapi apa boleh buat ini pasti sangat menyakitkan untukmu" Sultan berkata dengan tidak berdaya.

Sultan menunjukkan akun Facebook Rahayu lainya yang mana menampilkan foto Rahayu bersama seseorang pria dan itu jelas bukan Lisin.

"Ini!!!..." Lisin tidak ingin percaya.

Semakin menelusuri Facebook lain pacarnya, semakin Lisin mengetahui kebenarannya.

Apa lagi Pria di foto tersebut sangat familiar baginya, dia adalah Hasan salah satu teman sekelasnya dan itu membuat hati Lisin semakin hancur.

"Bro... Bagaimana kamu mendapatkan ini... ini pasti bohong kan, Hasan ini Playboy brengsek... ini tidak nyatakan" Lisin tertekan seolah tidak percaya.

Dengan Wajah dingin Lisin mengepalkan tinjunya hingga kuku-kuku pada jarinya tertanam dan mengeluarkan sedikit darah.

"Bro... semua ini benar adanya, saat aku pulang kampung sebulan lalu aku secara tidak sengaja bertemu dengan mereka berdua di Roxy banyuwangi" Sultan mengakuinya.

"Di sana Hasan memperkenalkan aku dengan pacar barunya dan yang membuat ku terkejut Hasan juga tau jika kamu berpacaran dengannya" Sultan tidak bermaksud untuk merusak hubungan Lisin dengan pacarnya.

"Rahayu dia bahkan mengatakan jika kamu dan dia telah lama putus" Sultan merasa kasihan saja dengan Lisin.

"Sial... " Lisin marah.

Orang tua Hasan adalah pemilik Showroom Mobil bekas dengan penghasilan beberapa juta sebulan dan Hasan adalah pewaris tunggal.

Memiliki aset puluhan juta membuat cewek manapun akan panas saat melihatnya, jika di bandingkan dengan Lisin itu perbedaan besar.

"Aku harus memastikannya..." Lisin bertekad.

Lisin langsung menelpon Rahayu dari no yang tertera di halaman Facebook dan ternyata benar langsung terhubung.

"Hallo siapa ini?" Rahayu menjawab dari sisi lain telepon.

Mendengar suara pacarnya untuk kali pertama yang mana selama ini telah menipunya membuat Lisin berwajah dingin.

"Ini aku Lisin..." Lisin mengakuinya tanpa menjelaskan.

Sisi lain telpon terdiam, terkejut tetang bagaimana Lisin mendapatkan nomer telponnya.

"Lisin... Aku ingin kita putus karena aku harus mengejar karierku" Rahayu berkata dengan perlahan.

"Oh... apakah kamu sudah dapat pekerjaan?" Walaupun Marah Lisin berusaha untuk tenang.

Nada dingin Lisin mengejutkan Rahayu namun tidak terlalu memikirkannya.

"Ya... perusahaan Showroom Banyuwangi menerima lamaran kerjaku, jadi bisakah kamu menjauh dariku, sekarang gajiku lebih tinggi darimu jadi kenapa aku harus terus bersama dengan mu... Sedangkan untuk uangmu aku telah menghabiskannya" Rahayu berkata tanpa tau malu.

"..... "

Lisin marah bukan karena kehilangan uang selama ini 80% dari gajinya selama 3tahun melainkan marah kepada dirinya sendiri, kenapa Aku harus percaya dengan wanita ular ini, kenapa menjadikannya pacarku, kenapa aku sangat bodoh percaya dengannya, Sangat-sangat menyesal selama tiga tahun ini.

"Huuu... " mengambil nafas dalam-dalam Lisin mulai berkata sinis.

"Aku tidak peduli dengan uang itu dan aku tahu dari Facebook mu yang lain kamu dan Hasan sangat serasi" Lisin langsung mengakhiri panggilan.

"Tut... tut... tut..."

Setelah mematikan telpon Lisin langsung berbaring seolah tubuhnya sangat lelah. namun sebuah suara mengejutkannya dan sebuah panel sistem terlihat jelas di depannya.

(DING...)

(Apakah tuan rumah menerima sistem kekayaan : ya/tidak)

"Eh... sistem?" Lisin bingung Apakah dirinya sedang berhalusinasi.

Karena terkejut Lisin langsung berdiri dari tempat tidur kemudian keluar menemui Sultan.

"Bro... kenapa kamu sangat panik?" Sultan bertanya.

"Bukan apa-apa Bro... kamu melihat sesuatu?" Lisin bertanya balik.

Sultan sangat bingung melihat temanya bertingkah aneh, Apakah Lisin sudah gila atau mungkin karena shock saat mengetahui hubungan pacarnya dengan Hasan.

"Tidak aku tidak melihat apa-apa..." Sultan berkata dengan jujur.

"Oh... ya sudah..." Lisin mengabaikan Sultan.

Melihat panel sistem di depannya dan hanya dirinya sendiri yang bisa melihatnya.

Lisin memutuskan kembali ke kamarnya, dia tidak bisa menjelaskan panel tersebut kepada orang lain jika tidak orang lain akan mengatakannya gila.

"Sistem ini? "

(Pertanyaan hanya bisa di Jawab jika tuan rumah menerima keberadaan sistem: Ya/Tidak)

"Ya... "

(Sistem dalam proses pemasangan harap tuan rumah dalam kondisi tersadar)

10%

25%

50%

75%

100%

(Baiklah... Karena nasib tuan rumah yang sangat menyedihkan maka sistem kekayaan akan membantu tuan rumah dengan berbagai macam tugas untuk di selesaikan tentunya akan ada hadiah dari setiap tugas yang telah di selesaikan)

"Ini!!!... bukankah ini seperti kemampuan protagonis dalam Novel online hahaha... "

Segera, panel yang hanya bisa dilihat Lisin muncul di depannya.

Nama: Amar Lisin

Level: 0 (0/100)

Pesona: 4

Keterampilan: Keterampilan Mekanik Dasar.

Inventori: Tidak ada.

Toko: Tidak bisa diakses.

Lotre: 0 kali

Saldo: 354.000

Dana: 0

Tugas: ???

Jika di perhatikan dengan benar Lisin merasa seperti melihat panel game.

"Sistem tolong jelaskan"

(Panel Status tuan rumah, Level akan bertambah jika tuan rumah menyelesaikan tugas sistem)

(Pesona adalah daya tarik antar sesama, Keterampilan tuan rumah hanya apa adanya)

(Inventori tuan rumah dapat menyimpan berbagai macam barang di dalam gudang tanpa kehilangan waktu)

(Tokoh tuan rumah dapat membeli dengan saldo hanya bisa di akses setelah Level 2)

(Lotre hanya bisa di dapatkan dari hadiah tugas, Saldo langsung terhubung dengan Bank dan uang yang di dapat dari sistem terjamin Legal)

(Dana sistem akan muncul jika tugas terpicu, Tugas di akses: Ya/Tidak)

Lisin terdiam namun sudut mulutnya terangkat saat ini seolah mimpi?

Mengambil Pulpen di atas meja dan memasukan ke Inventori sistem seolah masuk ke ruang angkasa apalagi menurut penjelasan sistem hal ini dapat menghentikan aturan waktu.

"Sial... Penyimpanan ini sangat nyaman"

Lisin melompat kegirangan.

"Um... jadi ini saldo sama dengan mesin ATM di mana dapat mengambil uang dengan mudah"

Memasukan tangannya uang 100 ribu keluar dan saldo yang ada berkurang kemudian memasukan lagi maka saldo bertambah.

"Ya... Akses tugasnya"

(Ding... tugas sampingan terbuka: habiskan dana sistem 100ribu dalam waktu kurang dari 1jam)

"Sial... Jadi Dana sistem terpisah dari uang saldo dan akan muncul jika tugas terpicu"

Dana: 100.000

Tugas sampingan: Habiskan dalam waktu 1jam

Hadiah: ???

"Tugas sampingan itu berarti ada tugas Utama dan Hadiah tidak menentu... "

Lisin yang saat ini meminjam motor Temanya pergi ke indomaret untuk menghabiskan dana sistem.

"Sistem apakah ada batasan saat membelanjakan Dana sistem? "

(Tidak ada, tuan rumah bebas menghabiskan dana sistem untuk membeli apapun dan pilihan ada di tangan tuan rumah asalkan tidak melakukan hal negatif seperi, Judi, Narkoba dan lain sebagainya)

"Bagaimana jika tidak Menyelesaikan tugas? "

(Maka uang saldo akan berkurang sesuai jumlah dana sistem)

"Sial... jika dana sistem 100 juta bukankah saldo ku akan Minus"

Bersambung...

*Kunjungi juga Novel baru Author yang berjudul One Punch Man Di Dunia Marvel.

Eps 2 - Keluar Dari Pekerjaan Lama Dan Bertemu Keindahan Yang Memiliki Masalah

Keluar dari Indomaret Lisin menghabiskan dana sistem untuk membeli kebutuhan sehari-hari kemudian pulang.

(Ding... Selamat tuan rumah telah menyelesaikan tugas menghabiskan 100rbu dalam waktu kurang dari 1jam, Hadiah 50ribu di dapatkan dan 3 poin sistem)

"Tut... tut... " Membuka HP bekas yang ia dapatkan dari temanya sebuah pesan masuk mengejutkannya.

"Selamat malam, Kami dari BRI memberitahukan kepada pemilik Akun dengan nomor 68251783 telah melakukan transaksi transfer pada pukul 19:22 sejumlah 50.000 dan Jumlah Saldo: Rp 404.000"

Pada saat ini Lisin sangat tercengang, dia memiliki akun BRI yang terdaftar dan hanya akan di gunakan hanya untuk menerima gaji bulanan.

Nama: Amar Lisin

Level: 0 (3/100)

Pesona: 4

Keterampilan: Keterampilan Mekanik Dasar

Inventori: Tidak ada

Toko: Tidak buka

Lotre: 0 kali

Saldo: Rp 404.000

Dana: 0

Tugas: Menghabiskan 100ribu (selesai)

(Tuan rumah apakah akan melanjutkan ke tugas selanjutnya: ya/tidak)

"Ya... "

(Tugas sampingan terpicu Tuan rumah harus menghabiskan 1juta dalam waktu 1hari)

Dengan motor pinjaman Lisin kembali ke asrama dan mengumpulkan teman-temanya dan memberikan beberapa minuman dan snack yang dia beli sebelumnya.

"Bro... tumben sekali traktiran seperti ini" Salah satu teman Lisin bertanya.

"Minum dan makan saja tidak ada yang khusus" Lisin menjelaskan.

Semua orang menghabiskan minuman sambil bercanda tawa dan salah satu di antaranya teman baiknya Sultan juga ikutan.

"Sultan ikutlah denganku sebentar..." Lisin memanggil Sultan.

"Aiya..." Jawab Sultan.

"Bro... Di antara kita semua kamu adalah yang paling hemat saat membelanjakan uang, kali ini setelah kamu putus dengan pacarmu aku tidak menyangka kamu akan begitu boros" Sultan menambahkan.

Duduk di sebrang temanya Sultan meminum Coca-Cola dan camilan snack sambil menatap membicarakan apa yang Lisin lakukan.

Melihat perubahan temanya Sultan sedikit terkejut, ini bukan lagi kepolosan, penyendiri atau kesedihan sebelumnya, ini seperti tidak memandang kehidupan yang seharusnya.

"Katakan saja Bro... aku pasti mendengarkan mu" Sultan mulai mengerti jika temannya ingin curhat tentang sesuatu.

Setelah putus dari pacarnya dan Dengan adanya Sistem kekayaan membuka pandangan Lisin menjadi lebih matang dari sebelumnya.

"Jika aku berasal dari anak orang kaya apa kamu percaya?" Jelas perkataan Lisin cukup sulit di percaya.

Mendengar peryataan ini membuat Sultan sedikit terdiam kemudian tersenyum.

"Cukup sulit untuk percaya Bro mengingat semua yang kita lalui bersama... Aku tidak tahu situasinya Tapi aku percaya perkataan mu" Sultan berkata dengan senyuman.

"Terima Kasih Bro... Kau tau sebentar lagi kau dan aku akan menandatangani kontrak lanjut untuk tahun keempat dan aku memutuskan untuk tidak melanjutkan" Lisin berkata dengan jujur.

"Aku mengerti bro... Kerja di Dealer motor Ini sangat berat belum lagi Bos kita memeras kita hanya untuk menghasilkan uang. Kita juga sudah banyak berbohong kepada orang lain agar mengganti sparepart motor demi target kerja" Sultan berkata dengan menyesalkan.

Sultan mendesah kemudian melanjutkan "Alasan aku bertahan di sini karena aku tidak tahu harus kerja di mana lagi, juga aku harus membayar uang kuliah adikku"

Sebenarnya Sultan juga ingin berhenti dan cari pekerjaan lain namun itu cukup sulit mengingat situasinya.

"Bro... Aku akan membuka Perusahaan Bengkel motor dan aku membutuhkan karyawan yang dapat di percaya dan itu adalah kamu" Lisin bertekad.

(Ding...)

(Tugas Utama terpicu Tuan rumah harus Habiskan Dana sistem 100juta untuk membuka perusahaan tertentu dalam waktu satu bulan: ya/tidak)

Seperti dugaan ku jika aku melakukan hal-hal besar maka tugas akan terpicu dengan sendirinya.

Setelah memikirkannya cukup lama Sultan berdiri dan menjabat tangan Lisin kemudian berkata "Senang bekerja sama dengan mu Bos... "

"Entah kenapa karena tidak biasa di panggil bos rasanya sedikit aneh" Lisin berkata dengan bingung.

"Jahaha..." Sebenarnya Sultan tidak percaya jika temannya adalah orang kaya. Setidaknya saat keluar dari dealer motor dirinya masih memiliki kemungkinan mendapatkan pekerjaan.

.....

Keesokan harinya di kantor Dealer motor tempat Lisin bekerja.

"Apa... kalian berdua tidak ingin lanjut kontrak? Tidak... tidak bisa, kalian adalah aset perusahaan yang aku besarkan. Enak saja tiba-tiba ingin keluar"

Bertubuh gendut, berkeringat deras, saat marah bahkan lehernya menghilang tertelan daging berlemak. Laki-laki Gemuk ini adalah bos dibalik dealer motor yang suka memeras karyawannya.

"Apa kalian lupa jika bukan karena perusahaan ini kalian pasti masih akan menganggur di rumah, seharusnya kalian bersyukur karena perusahaan ini adalah penolong kalian" Bos Dealer berkata dengan dingin.

"Richard... apakah kamu sudah selesai?" Lisin langsung memotong perkataan Atasannya.

"Kamu... " ini adalah pertama kalinya ada seorang karyawan secara langsung menyebutkan namanya.

"Berdasarkan Kontrak kerja itu berakhir dua hari yang lalu, dan kita datang ke sini hanya ingin keluar baik-baik. Jika kamu ingin membuat masalah, aku tidak keberatan mendatangkan seorang pengacara" Lisin berkata dengan percaya diri.

"Kamu... Aku akan mengingat ini, ketika kalian keluar dari sini jangan harap ada perusaan yang akan menerima kalian, dan cepat tinggalkan asrama bengkel"

Setelah keluar dari perusahaan lamanya, Lisin dan Sultan berdiri di tepi jalan dengan beberapa kardus berisi barang bawaan.

"Jadi kemana kita pergi?" Sultan bertanya dengan bingung.

"Tenang bro... sebentar lagi datang" Lisin menjelaskan dengan senyuman.

Sebelumnya Lisin menemukan rumah sewa yang bertempat di jalan raya Tengku Umar. itu kisaran 5 kilometer dari tempatnya saat ini, tak lama menunggu sebuah mobil barang datang menjemput mereka berdua.

"Wow... Bos tempat ini pasti mahal" Sultan bersemangat dan depresi sebelumnya perlahan memudar. Walaupun dia percaya dengan temanya namun, dia sedikit khawatir jika semuanya di luar kendali.

"Tuan ini adalah kuncinya dan sesuai kesepakatan untuk biaya 1 juta tiap bulannya" resepsionis menjelaskan sambil tersenyum.

"Tidak masalah... " Lisin menggunakan Dana sistem untuk membayarnya.

(Ding...)

(Selamat tuan rumah telah menyelesaikan tugas menghabiskan 1juta dalam waktu 1hari, Hadiah 500ribu di dapatkan dan 5 poin sistem)

"Selamat malam, Kami dari BRI memberitahukan kepada pemilik Akun dengan nomor 68251783 telah melakukan transaksi transfer pada pukul 09:16 pada tanggal sejumlah 500.000 dan Jumlah Saldo: Rp 904.000"

Melihat ponsel murahnya Lisin tersenyum lalu melihat kearah Sultan"Bro... kenapa kamu bengong ayo pindahkan kardusnya"

"Tentu... Bos..." Sultan sangat bersemangat.

.....

Dua Hari berlalu...

Saat ini Lisin duduk di cafe sambil memilah beberapa berkas. menghabiskan banyak waktu, Lisin kesulitan untuk menangani berbagai macam hal. jadi dia berniat mencari seorang asisten pribadi.

Manejemen bukanlah keahliannya jadi lebih baik menggunakan jasa orang lain untuk bisa melancarkan berbagai macam bisnis.

Saat melihat sekeliling Lisin melihat seorang wanita berpakaian sederhana mengenakan topi dan kacamata hitam, Menurut Lisin wanita tersebut secara sengaja menyembunyikan penampilan aslinya.

"Apakah dia buronan..." Lisin berseru pelan.

Tidak jauh dari tempat duduk Wanita tersebut, terdapat Empat orang pria dengan penampilan lebih mencurigakan. mereka terus menatap wanita tersebut sambil diam-diam menganggukkan kepala, seolah memiliki kesepakatan bersama dalam hatinya.

Melihat ini Lisin menghela nafas tanpa daya, instingnya mengatakan jika wanita bertubuh matang itu akan dalam bahaya.

"Sistem bisakah kamu memindai data seseorang?" Lisin berkata.

(Kemampuan Memindai data seseorang di mungkinkan di gunakan kepada seseorang yang berada dekat dengan tuan rumah)

"Kalau begitu Pindai wanita itu dan empat pria lainya"

Nama: Sri Ningsih

Umur: 23

Nilai Kecantikan: 92

Keahlian: Manajemen

(Sebagai Sekretaris perusahaan besar Baru-baru ini menyinggung atasannya karena tidak ingin di Lecehkan, kemudian mengundurkan diri dan bersembunyi dari mantan atasannya tersebut)

(Untuk Empat pria itu adalah karakter tidak penting, jadi sistem malas untuk mengidentifikasinya. kemungkinan besar mereka orang suruhan dari mantan atasan wanita tersebut)

"Sistem curang ini sangat menakjubkan... itu bukan urusanku, tapi aku merasa akan ada penculikan yang akan menimpa wanita tersebut... "

(Ding...)

(Tugas sistem terpicu, tuan rumah harus menyelamatkannya dari para pengganggu dan rekrut Wanita tersebut sebagai asisten pribadi)

Saat minum Lisin hampir tersedak, Sistem ini sangat mengejutkannya pantas saja dia memiliki firasat tidak menyenangkan sebelumnya.

Kejadian ini di perhatikan wanita tersebut hingga keduanya saling menatap, wanita itu tidak terlalu berharap dengan penampilan pihak lain yang sederhana dan memutuskan untuk mengabaikannya.

Lisin memliki wajah sedikit tampan namun karena setelan bajunya sederhana dan gaya rambutnya berantakan itu membuat orang lain mengabaikan pesona uniknya.

"Sistem... bagaimana aku menolongnya, aku tidaklah jago berantem bahkan di sekolah aku sering di bully" Lisin mengaku dengan jujur.

Tersenyum kecut Lisin sedikit tertekan, jauh di dalam hatinya dia ingin menjadi pahlawan penyelamat keindahan, seperti dalam manga atau anime yang sering dia tonton namun kenyataan begitu kejam.

(Tuan rumah tidak harus menggunakan kekerasan untuk menghentikan mereka, tuan rumah bisa menggunakan kecerdasan, jika tuan rumah tidak bisa melakukannya maka tuan gagal menjadi laki-laki)

"Sial... bahkan sistem ini sangat beracun apa aku menyinggungnya di kehidupan sebelumnya" Lisin berkata dengan tidak berdaya.

Lisin melihat ponsel murahnya lagi lalu memikirkan sebuah trik yang pernah di lihatnya dari salah satu anime favoritnya,

"Jika ini tidak berhasil aku pasti akan di hajar habis oleh mereka" Lisin mendesah kesal.

Wanita itu keluar dari cafe dan tidak lama kemudian Empat pria itu mengikutinya dari belakang. Menyadari dirinya di ikuti seseorang Wanita itu dengan cepat mengirim pesan kepada temannya.

"Berhenti... jangan mendekat... Siapa kalian? " Ketika tepat di depan gang no 17 jln. Tengku Umar lengannya tertarik oleh seseorang dari belakang.

"Haha... jangan salahkan kami karena kejam, Kamu menyinggung bos kami itu kesalahan terbesarmu"

"Bos kalian... Pak Angga? "

"hahaha... begitulah... "

Ningsih hanyalah wanita biasa, setelah lulus dari universitas jurusan Manajemen dirinya mendapatkan nilai tertinggi, Ningsih juga tidak hanya cantik dan matang dirinya jenis keindahan yang langkah.

Banyak lelaki yang memimpikan dirinya, tak terhitung lagi banyaknya pelamar yang mengejar dirinya. Namun, Ningsih dengan tegas menolaknya karena dirinya hanya fokus dengan karier masa depannya, dirinya juga menjadi incaran beberapa perusahaan besar yang ada di Bali.

Dalam satu langkah Ningsih menjadi CEO perusahaan besar dan menjadikan dirinya cukup kuat mengelola perusahaan tersebut. Tepat setelah pesta amal perusahaan, Ningsih untuk kali pertama menerima undangan makan malam dengan Bos pemilik perusahaan tempatnya bekerja, yaitu Bapak Angga.

Malam Itu walaupun Pak Angga sudah beristri. Dirinya tidak dapat menahan godaan Wanita mudah yang sangat cantik dan matang seperti Ningsih.

Saat itulah Ningsih menyadari jika Bosnya tersebut ingin merugikan dirinya, dan dengan marah Ningsih secara spontan menendang bagian bawah Pak Angga, hingga membuatnya pingsan lalu memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.

Sebagai lelaki terutama seorang bos besar Pak Angga dinyatakan Impotensi bagaimana dia tidak marah, merasa kehilangan masa depannya dia tidak tau bagaimana harus memberi pelajaran kepada Ningsih.

"Tolong... Seseorang tolong..." Di dalam Gang kecil Ningsih berteriak.

Ningsih tidak menyangka jika mantan Bosnya berniat menculik dirinya, Dengan rasa takut dia hanya bisa berharap agar seseorang datang menyelamatkannya.

Lisin yang keluar dari cafe tidak langsung mengikuti mereka melainkan memasuki toko serba ada guna membeli beberapa alat yang akan dirinya gunakan.

"Sial... aku tidak pernah melakukan hal berbahaya... berharap saja jika ini berhasil menipu mereka" Dengan sedikit tersenyum Lisin memasuki Gang No 17 tempat di mana Mereka semua berada.

Bersambung...