Gathering Point
Suatu hari, disebuah kota yang lumayan ramai penduduk. Tinggallah dua perempuan yang mendiami salah satu dari rumah di kota tersebut. gadis berambut emas dan memiliki ciri-ciri fisik seperti kucing. Ya, dia adalah Shinobu Koneko yang tinggal bersama dengan sepupunya Shimatsu Koizumi.
seperti yang dilihat, Shinobu Koneko adalah seekor kucing dengan rambut dan bulu yang berwarna emas.
"Shinobu, aku sudah menyiapkan sarapan, segera habiskan sarapanmu itu."
seru Koizumi.
Shinobu yang keluar dari kamarnya dengan pakaian yang cukup rapi, dia lansung duduk dan ingin menyantap sarapan yang sudah disediakan oleh Koizumi. Koizumi saat itu akan memasak lebih untuknya, sebelum mereka akan pergi keluar hari ini.
"Jadi, Shinobu. Apa kamu sudah memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ini kemana ?"
saat Koizumi bertanya seperti itu pada Shinobu, semuanya tampak hening. Pertanyaan yang sama diulangi oleh Koizumi dan saat Koizumi sudah merasa sedikit kesal karena Shinobu tidak menjawab pertanyaannya, dia menoleh kebelakang. Dia terkejut saat Shinobu tak menghabiskan makanannya dan lansung hilang seketika. Koizumi terus memanggil namanya, tapi tak kunjung dijawab oleh Shinobu.
______________________________________________
saat pertarungan sengit melawan dewa Cthulhu, pria bernama Izagiri Akatsuki ini melancarkan serangan terakhirnya. Serangan itu bersekala besar sehingga membuat tampak semuanya menjadi cahaya merah gelap yang menutupi area pertarungan, semuanya menghilang tanpa jejak, termasuk Izagiri. Izagiri sepertinya terlempar kedunia yang mungkin dia tidak ketahui. Dia tidak menyadari hal tersebut, dia melihat secercah cahaya dan terbang menuju cahaya tersebut dan membawanya ke dunia yang baru.
"Dunia baru menanti ? Aku pikir ini akan jadi akhir bagiku"
sambil tersenyum menyeringai.
______________________________________________
Pria yang sepertinya memiliki tinggi kurang lebih 170 cm. Dia memakai pakaian yang terlihat seperti bangsawan pada umumnya, karakteristik yang dimilikinya sedikit arogan dan santai. Pria ini berjalan disebuah gang yang dimana disaat itu juga dia dikepung.
Dia diketahui telah mencuri sebuah permata dari bos bandit dan anak buah bos bandit itu menyuruh untuk menangkap pria ini.
"kau pikir kau bisa lari ?!! Ashbel !!!"
Ya, namanya adalah Ashbel Grandelbell, dia suka mencuri harta yang menurutnya itu menarik, dan sekarang mungkin hari sial baginya sampai dia dikepung oleh para bandit dan akan membunuhnya.
Tapi, saat dia ingin diserang, cahaya putih lansung turun dari langit dan membuat lingkaran dibawah telapak kakinya dan mengelilingi tubuhnya, mendadak secara perlahan dia menghilang.
______________________________________________
Disebuah gurun yang sangat panas, pasir kering dan darah basah ada dimana mana. Setumpuk mayat para tentara yang dibuat seperti tumpukan dari tubuh yang utuh sampai tubuh yang termutilasi.
Seorang pria yang berusaha melarikan diri dengan kondisi kedua kaki yang terputus dan berlumuran darah terlihat sangat ketakutan saat menghadapi seorang gadis yang membawa belati dengan bilah berwarna merah. kemudian dia mengarahkan belatinya ke leher pria tersebut.
"dasar monster !!"
teriak pria itu.
gadis itu menatap tajam kepada pria tersebut dan hendak memenggal kepala pria itu, saat yang sama perlahan tubuh gadis itu menghilang dari mulai kaki dan sedikit demi sedikit menghilang, namun sebelum menghilang sepenuhnya, pria yang sudah ada harapan untuk hidup, kini sirna. Ternyata gadis itu lansung memenggal kepalanya.
"Nipa Dawg, kau...." itu adalah kata kata terakhir sebelum gadis tadi menghilang.
______________________________________________
Tepat setelah perang dunia, banyak ras yang tersisihkan. Diskriminasi terhadap ras setengah manusia terus terjadi dimana-mana. Mulai dari perbudakan, pembantaian, genosida, semua dilakukan untuk diskriminasi di kekaisaran yang di kaisari oleh manusia yang benci terhadap setengah manusia.
salah satunya adalah ras kucing telinga panjang, dia adalah Misha Akane yang tinggal bersama temannya yang berjenis rubah, Miyya. Disuatu hari Miyya masih bekerja dan belum pulang, karena ras kucing telinga panjang sering dijadikan barang diperjual belikan, Misha menyembunyikan dirinya disebuah kuil sampai saat dia berdoa untuk menemukan hidup yang lebih baik, dia merasa lelah dengan hal buruk yang terus menimpanya.
"Dewi Artemis, aku mohon....hentikan kekejaman dan diskriminasi ini....aku sudah lelah terus melarikan diri..." ucapnya sambil menyatukan semua jarinya dan menangis saat berdoa.
secercah cahaya muncul dan mengenai hidungnya, sepertinya sang dewi akan segera mengabulkan keinginan yang Misha inginkan. Cahaya itu kemudian membawa Misha ke tempat yang tidak kenal sama sekali secara acak.
______________________________________________
disuatu pertarungan sengit saat hujan lebat, seorang pria yang membawa pedangnya sedang bertarung dengan sangat sengitnya. Diiringi air hujan yang terus turun dengan lebat yang membuat pertarungan seperti terasa sangat menegangkan baginya.
Pria dengan ciri ciri rambut ungu ini mengeluarkan kekuatan yang besar dengan mode berserknya, dia ingin segera menghabisi musuh musuhnya namun disaat yang sama, dia tiba tiba berpindah tempat dengan cepat setelah cahaya menyelimuti tubuhnya dan membawa paksa dirinya.
dia terlihat bingung dengan situasi itu, tapi dia mencoba menenangkan dirinya agar dia tidak terkena masalah ditempat baru.
______________________________________________
Begitulah situasi yang memaksa mereka berenam untuk ditemukan disemua titik kumpul. Mereka semua dipilih secara acak untuk membantu kerajaan umat manusia.
Kerajaan Sigrat. Kerajaan besar yang sudah lama memusuhi bangsa iblis kini memanggil seseorang dari dunia lain untuk memperkuat pertahanan mereka melawan Raja Iblis Garath. Sang raja duduk di kursinya dan menatap kedua orang yang muncul seketika dihadapan sang raja.
"aku raja di negeri Sigrat ini...kami sudah lama memusuhi bangsa iblis yang kejam dan buruk perilakunya!"
"kami kini membutuhkan sosok pahlawan baru bagi kerajaan kami ! Maka dari itu kami memanggilmu tuan dan nyonya !"
kemudian raja itu berdiri dan membungkukan tubuhnya sambil memohon kepada dua orang tersebut untuk membantu kerajaan mereka.
"bisa tolong perkenalkan nama kalian berdua ?" raja yang ingin mengetahui nama dari orang yang mereka panggil.
Tiba-tiba, suasana tampak hening. Mereka berdua menatap sang raja dengan tatapan serius dan perempuan yang memakai topeng dengan ciri ciri berambut putih dan berjaket putih itu, menyebut namanya.
"Dawg" saat raja mendengar dia menyebut namanya, raja memasang raut waja yang sangat senang, dia berpikir bahwa mereka berminat membantunya. Disaat yang sama, Raja menoleh kearah sang pria.
"anda dengan tubuh anda yang kekar, pasti anda diberkati kekuatan fisik luar biasa!!! Bisa sebut nama anda tuan ?" raja yang antusias dan semangat untuk mengetahui siapa orang itu.
"Beri aku tempe."
ucap pria itu.
"hah ??...maksudnya tuan ??"
raja yang heran dengan pernyataan pria tersebut.
"kamu ini raja yang agung masa punya telinga banyak kotorannya, sudah kubilang beri aku tempe!"
pria itu berkata tidak sopan kepada raja yang membuat para prajurit hampir bersiaga dan para menteri sangat terkejut dengan pernyataan itu.
"ka..kami tidak punya itu...tuan..."
Raja yang sepertinya gugup saat mengatakan bahwa dia tidak punya tempe.
Pria itu kemudian berbalik kearah pintu keluar dan semua prajurit menodongnya senjata, sang raja terkejut saat melihat pria itu ingin keluar dan tanpa basa basi dia lansung menghina raja.
"tunggu ! Kalau kau keluar dari pintu itu, kau akan dimusuhi kerajaan ini !"
Kemudian pria itu tersenyum menyeringai, menatap sang raja dan seluruh yang ada diruangan itu merasa gemetar dan ketakutan luar biasa saat menatap pria tersebut.
"memusuhi iblis saja kalian gak menang menang, gimana mau musuhin aku ?"
nadanya yang mengintimidasi.
"oh iya, aku masih sopan loh keluar lewat pintu daripada menghancurkan istana ini...dan ingat ini, Pria yang bernama Izagiri Akatsuki ini.....tidak akan berlutut dan menjadi bidak kerajaan ampas kalian...."
Izagiri mulai menatap sang raja dengan sombong dan seluruh prajurit kini mulai bersiap menyerangnya.
Namun Izagiri yang menyadari hal itu duluan lansung berlari menuju jendela besar dan menendang jendela tersebut, kemudian dia berteriak kepada sang raja. "kerajaan ampas, kalau masih belum menang lawan iblis, tidur aja !" sambil tertawa terbahak bahak saat terjun.
Kemudian dia berlari dengan sangat cepat dan tak memerlukan waktu yang lama dia melarikan diri kearah hutan-hutan. Raja yang menyaksikan ini terkejut melihat kelakuan Izagiri dan masih berharap dengan gadis bernama Dawg tadi.
Tapi dia lansung menghilang begitu saja tepat setelah Izagiri melarikan diri. Itu membuat raja putus asa bahwa kenyataan orang yang menjadi harapan mereka kini melarikan diri. Izagiri yang berlari sambil melihat kebelakang dan meneriaki mereka semua. "makanya jangan asal panggil orang kedunia lain tolol !" dia berlari sambil tertawa terbahak-bahak.
Saat ditengah hutan, dia mendadak berhenti. Dan menarik nafas dalam-dalam. Kemudian menghentakkan tanah dan saat tanah sudah terbelah menjadi dua, dia melihat Dawg keluar dari retakan tanah tersebut.
"seharusnya kamu tidak ikut kesini, pergilah sesukamu, jangan ganggu aku."
kemudian Dawg mengeluarkan belatinya dan memasang kuda-kuda untuk bertarung. Dia sepertinya ingin bertarung dengan Izagiri yang mungkin terlihat lemah baginya.
Izagiri menghela nafas dan melebarkan kakinya lebih lebar dari bahu, dengan posisi tangan dipinggang sebelah kiri dan tangan kanan kearah bawah dengan posisi tangan kanan sedikit lemas. Dia sedikit membungkuk dan kepalanya mengangkat sedikit untuk menatap Dawg.
"aku sarankan, jangan meremehkan seseorang jika itu gadis sekalipun"
ucap Dawg.
Izagiri menanggapi perkataan Dawg dengan senyuman yang menjengkelkan. "mau perempuan sekalipun lawanku, aku tetap brengsek dalam pertarungan." Izagiri yang menatap dengan senyum menyeringai.
Dawg yang merasa kesal lansung maju kehadapan Izagiri, kemudian Izagiri menunduk dan memeluk bagian pinggang Dawg dan membantingnya ketanah. Bantingan itu sangat keras dan bagi Dawg, dia merasa tulang punggungnya retak. Dawg saat mulai terbaring ditanah dia lansung menusuk jantung Izagiri. Namun dia terkejut melihat raut wajah Izagiri yang seperti tak merasakan sakit, Izagiri yang sudah berada di posisi atas lansung menghantam tanah dengan keras sehingga membuat sedikit getaran gempa yang membuat pepohonan mulai rubuh.
Tubuh Dawg mulai gemetaran, dan disaat yang sama, Izagiri mengambil belati yang ada dijantungnya. Dia memberinya kepada Dawg dan berjalan kembali meninggalkan Dawg, Dawg yang melihat Izagiri mengasihani dirinya seperti menghina baginya.
"bajingan ini.....untuk apa dia mengasihaniku...." batin Dawg
Melihat Dawg yang berupaya keras untuk membunuh Izagiri, dia mengambil belatinya lagi dan berjalan dengan sempoyongan untuk menyerang Izagiri. Izagiri berhenti berjalan dan berbicara sekali lagi dengan Dawg.
"sudah kubilang hentikan. Kondisimu tidak prima"
Tiba tiba, saat Izagiri lengah. Tangan Izagiri terpotong dengan sangat cepat dan tangan Izagiri mengeluarkan banyak darah, namun sama seperti sebelumnya. Dia tak merasakan sakit atau ketakutan sama sekali. Ini diluar ekspektasi Dawg yang sebelumnya dia saat ingin membunuh musuh, musuh akan ketakutan saat menghadapi ajalnya, namun pria ini....sudah seperti tak akan berhenti meski nyawa ditubuhnya melayang sekalipun.
Tangan Izagiri yang terputus tadi, berubah menjadi bulu merah yang kemudian diambil oleh Dawg, dia menyerap bulu tersebut dan memulihkan seluruh luka yang ada ditubuhnya menjadi pulih seketika dan mengeluarkan sayap berwarna merah oranye, dia melepaskan topengnya dan menatap tajam kearah Izagiri.
"aku....tidak tau monster seperti apa kau ini....tapi aku akan mengalahkanmu"
Izagiri tiba-tiba ada dibelakang Dawg, dan memeriksa keadaan tubuhnya, Dawg terkejut, dia lansung menusuk leher Izagiri dan menancap begitu dalam dan sulit menariknya kembali.
"patah tulang ditubuhmu belum pulih sepenuhnya...jangan memaksakan pertarungan yang tidak mungkin kamu menangkan, keajaiban tidak selalu terjadi meski dengan usahamu sendiri."
Dawg yang mendengar ucapan Izagiri kaget, karena baru kali ini ada musuh yang memulihkan lukanya dan menasihatinya
"sudah duduk tenang disini, lagipula aku bukan brengsek seperti omonganku sebelumnya"
"aku juga tidak punya alasan untuk membunuhmu, itu saja."
Dawg yang mendengar ucapan Izagiri lansung merasa lemas dan duduk seketika, dia merasa ada yang aneh dengan orang ini, Izagiri kemudian mencabut belati yang tertancap di lehernya. Dan mengembalikan belati itu pada Dawg.
Dawg sekali lagi mencoba menebas Izagiri setelah belatinya ada ditangannya. Namun Belati itu tak menusuk lengan yang sudah sembuh yang sebelumnya putus karenanya. Melihat tangan Izagiri yang sembuh seketika dia terkejut dan tak habis pikir lagi dengan Izagiri.
"usahamu itu sia sia. Aku tidak akan melawanmu lagi, pergilah. Kalaupun kamu ingin ikut, setidaknya jangan bertindak merepotkan."
Ini bukanlah gaya bertarung Dawg, Dawg sendiri merasa dia akan lebih liar saat bertarung, itu yang dia rasakan saat bertarung dengan Izagiri sebelumnya, terlebih Izagiri tidak bisa dilukai dengan cara yang sama dua kali menurut penilaiannya.
Izagiri berdiri dan hendak berjalan menuju selatan kerajaan Sigrat. Dawg yang juga tidak tau ingin pergi kemana dia mengikuti Izagiri sambil merenung dan diam. Dia memakai kembali topengnya dan berjalan sambil memegang tangan kiri dengan tangan kanan. Izagiri menyadari bahwa Dawg mengikutinya dan Izagiri memilih untuk tidak bicara dulu.
"gadis ini merepotkan, kenapa harus mengikutiku sih..."
batin Izagiri.
___________________________________________
Ashbel yang tiba-tiba turun di sebuah kuil kosong, dia lebih memilih untuk duduk sejenak karena belum mengetahui dunia ini. Melihat kuil yang sepertinya sudah tidak layak digunakan, dia menggunakan fasilitas tersebut untuk bersantai dan berpikir untuk menjadikan tempat itu sebagai markas sementaranya.
"panas terik begini, mau nyari minuman segar juga sulit" Ashbel melirik kesekitar dan berjalan kearah sebuah hutan. Tidak ada tanda kehidupan, hanya banyak hewan hewan liar yang bisa dijadikan target berburu.
Kemudian dia berjalan lagi untuk melihat-lihat sekitar, saat itu dia melihat ada sebuah tangga yang menuju kearah bawah. Kemungkinan besar itu adalah tangga untuk turun dari kuil tersebut, jika dilihat secara geografis kuil ini terletak disebuah gunung, jadi mau tidak mau jika Ashbel ingin menjelajahi tempat ini, dia harus turun.
Ashbel memutuskan untuk turun dan sambil mengamati sekitar, semuanya tampak sunyi serta diiringi suara jangkrik ditengah hari yang panas. Aura dingin dirasakan oleh Ashbel, Ashbel ingin mengabaikan hal tersebut namun aura ini semakin mendekati dirinya. Tiba-tiba serangan muncul dari belakang Ashbel, pria berambut ungu tersebut menyerang Ashbel dengan pedangnya.
"Huh...hampir saja ya"
ucap Ashbel.
Rantai yang melindungi Ashbel dari serangan pria tadi. Ashbel dapat mengendalikan rantai magis yang bisa digunakan sebagai senjata maupun pertahanan miliknya. Ashbel menggunakan rantainya untuk menyerang pria tadi.
"serangan pembengkok, Michi no Gengo"
pria tadi ingin melancarkan serangannya.
Ashbel yang menyadari itu kemudian menyerangnya dengan rantai sekali lagi dalam jumlah yang banyak, namun serangan proyektil rantai milik Ashbel dibengkokkan dan terputus. tiba-tiba pria tadi lansung dihadapan Ashbel dan menebasnya dengan sangat kuat.
Serangan itu membuat Ashbel terpental dan menghantam batu besar. Namun, yang membuat pria tadi terkejut adalah Ashbel menahan serangannya. Ashbel menahan serangan pria tadi dengan rantainya yang ditumpuk sehingga dapat menahan tebasan tadi.
"hampir saja....hampir aku mati konyol sebelum mengetahui dunia ini."
Pria tadi kemudian menodong pedangnya kearah Ashbel, dia bertanya nama kepadanya.
"kau, pria kuat. Sebutkan namamu..."
Ashbel yang merapikan kemejanya sambil menyebut namanya kepada pria tadi. "Ashbel Grandelbell, dan kau ?" pria tadi menurunkan pedangnya dan menyebut namanya sambil menatap Asbel dengan tatapan yang sinis.
"Rayy" dia hanya menyebut namanya dan kembali menyerang Ashbel dengan sangat brutal, serangan tadi menghancurkan batu yang menahan Ashbel saat terpental, batu itu hancur lebur dan Ashbel terus menghindari serangan itu.
"kau ! Apa kau dari dunia ini !?" Ashbel berteriak dan Rayy menghentikan serangannya. Dia kemudian menatap Ashbel dengan tatapan terkejut. Sepertinya Rayy bisa bicara pada Ashbel tanpa harus mengintrogasinya saat sekarat.
"kau, bukan dari dunia ini ?" Rayy bertanya kepada Ashbel.
"ya tentu, aku juga sedang mencari tahu tempat apa ini, jadi aku pikir aku akan menjelajah dulu" Ashbel yang menjawab pertanyaan Rayy.
Rayy menghela nafas, kemudian memasukkan pedangnya dalam sarung. "aku pikir kau manusia dari dunia ini, jadi kupikir aku akan membuatmu sekarat dan bertanya padamu."
"apa apaan itu jingan" Ashbel yang kesal dengan perkataan Rayy
"tapi kemampuanmu dalam pertarungan tadi sangat hebat, kau kuakui sebagai pria tangguh." Rayy yang sepertinya memuji ? Tidak tahu juga dia memuji atau menyindir setelah melihat Ashbel sempat terpojok.
"sepertinya kalau kamu dari dunia lain, ada lagi seseorang yang mirip kita." Ashbel menyatakan sesuatu kepada Rayy.
Dia mengingat sesuatu tentang dunia lain, biasanya akan muncul satu sampai tiga orang yang ditugaskan untuk menyelamatkan dunia ini, kemungkinan itu ulah manusia yang sudah kehabisan ide untuk menyelamatkan mereka.
"itu bukankah hanya dongeng?" ucap Rayy.
"Bisa jadi, tapi kemungkinan teori ini juga bisa kita gunakan, jika kita di teleportasikan ditempat seperti ini secara acak, pasti juga ada kemungkinan orang lain juga terpanggil."
Rayy menatap Ashbel dengan ragu, dan dia berpikir sejenak. Ucapan Ashbel masuk akal jika mereka dipanggil secara acak dan kemungkinan bisa lebih dari tiga orang, Rayy kemudian duduk, dan memegang dagunya sembari berpikir.
"yah, kemungkinan itu kemungkinan kecil. Mau bekerjasama sementara ? Anggap saja gencatan senjata." saran Ashbel kepada Rayy.
Rayy berpikir sejenak, jika dia tidak kerjasama kemungkinan pengetahuan tentang dunia ini akan semakin kecil, dan kesulitan berinteraksi dengan budaya di dunia ini. Jika bekerja sama, maka kemungkinan untuk berinteraksi dengan orang lain akan mudah dan mempermudah koneksi. Rayy mengulurkan tangannya, dan ingin bekerjasama sama sementara dengan Ashbel.
"aku anggap pertarungan hari ini sebagai bentuk latihan kita saja" Rayy yang ingin menjabat tangan.
"Ya...yaudah deh, mohon kerjasamanya"
Ashbel dan Rayy kemudian menuruni gunung tersebut dan melanjutkan perjalanan mereka berdua.
____________________________________________
Shinobu yang kaget tiba-tiba dia berpindah tempat tanpa dia sadari. Dia melihat ke sekeliling dan berusaha mencari informasi sedikit demi sedikit untuk bertahan sementara, apapun yang dilewatinya dicatat dalam sebuah jurnal untuk mengumpulkan Informasi.
"bangunan bangunan ini terlihat lusuh, bagaimana cara pulang nanti ya..." Shinobu yang tampak kebingungan dengan keadaannya.
Dia terus berjalan tanpa arah dan memperhatikan sekitarnya, kemudian kekuatan yang dia miliki bernama
"Light Rapier" dengan nada suara kecil dia mengeluarkan rapier bercahaya emas untuk berjaga jaga jika dia harus bertarung. The Mind mendeteksi seseorang yang sedang bersembunyi dibalik sebuah pohon.
Shinobu kemudian menghilangkan tubuh fisiknya dan berjalan secara perlahan menuju orang tersebut. Dan saat sudah semakin dekat Shinobu ingin lansung menodongnya dengan sebuah Rapier.
"eh..." Shinobu terkejut saat melihat orang yang dia curigai tadi, The Mind tidak mendeteksi atau menganggapnya sebagai ancaman, tapi hanya memberitahu bahwa ada seseorang dibalik pohon.
Gadis kucing bertelinga panjang serta rambut berwarna merah muda menatap Shinobu sambil duduk dan mengusap air matanya, sepertinya dia menangis karena sendirian. Shinobu yang melihat itu menghilangkan Rapier bercahaya emas miliknya dan menatap gadis tersebut.
"to..tolong jangan ganggu Misha....Misha tidak akan merepotkan kamu...." gadis tadi dengan nada suara ketakutan.
"namamu Misha ya ? Aku Shinobu, Shinobu Koneko...jadi apa yang kamu lakukan disini ?" Shinobu yang bertanya kepada Misha.
Misha kemudian menghapus air matanya dan mulai bercerita sedikit demi sedikit kepada Shinobu dengan perasaan ragu, dia sepertinya mengingat traumanya pada masa lalu.
"A....aku... tiba-tiba dibawa kedunia ini oleh sebuah cahaya....aku juga tidak tau ini dimana....Miyya....tolongg aku..." Gadis tadi mengeluarkan air matanya dan menangis karena ketakutan.
Shinobu yang melihat itu juga teringat pada masa lalunya. Dia juga tidak tega jika meninggalkan gadis setengah kucing ini sendirian. Shinobu kemudian mengusap kepalanya dan Misha melihat ke wajah Shinobu yang memasang raut wajah tersenyum.
"mau ikut denganku ? Tenang saja, selama denganku aman kok. Kalau kamu ragu....aku juga tidak tega meninggalkan kamu sendirian disini..." ucap Shinobu yang memberi saran kepada Misha.
Misha tanpa pikir panjang mempercayai Shinobu karena menurut instingnya dia akan baik baik saja jika mengikuti Shinobu, Shinobu kemudian memegang tangan Misha dan menariknya secara perlahan.
"sekali lagi, aku Shinobu Koneko, namamu ?"
Misha yang melihat Shinobu tersenyum, lansung menyebut namanya. "Misha Akane, panggil aku Misha" Misha yang ikut tersenyum, dan akhirnya mereka berdua memutuskan untuk melanjutkan menjelajahi dunia ini.