Warisan System Harem
Jacob Lewis, anak dari Julian Lewis dari istri pertamanya Celia Moon, dia anak yang tidak pandai bergaul.
Jacob memiliki kelainan jika dekat dengan wanita berpenampilan seksi akan langsung mimisan, bahkan bisa sampai pingsan. Oleh karena itulah Jacob memilih untuk tinggal sendirian di sebuah apartemen milik Ayahnya.
Wajah Jacob sangat tampan, tubuhnya proposional dengan kulit putih cerah, dia hampir mirip dengan Julian, tapi sayangnya tampan saja tidak cukup jika berdekatan dengan wanita bisa pingsan.
Hari-hari Jacob dia lewati dengan cukup berat, padahal kekayaan Ayahnya sanggup untuk membelikan apapun yang dia mau.
Namun, nyatanya Kekayaan Ayah Jacob tidak bisa membuat dirinya sembuh dari kelainan yang dia derita.
Seiring berjalannya waktu, Jacob mulai lelah pada dirinya sendiri. Dia yang mulai menyukai seorang gadis bernama Laura Risu, tapi dirinya tidak bisa berbuat banyak.
Jacob hanya bisa memandangi gadis pujaannya dari kejauhan saja, tanpa bisa mendekatinya sama sekali.
***
Ting nong, Ting nong....
"Jacob, bangun sayang!" Celia teriak dari luar pintu apartemen Jacob.
Celia Moon, dia Ibu Jacob Lewis, istri pertama Julian Lewis. Celia harus bolak-balik dari Rumah ke Apartemen Jacob untuk memberikan semangat pada anaknya setiap hari.
Celia sangat tahu kalau Jacob mulai depresi dengan kelainan yang dia derita, karena itulah Celia selalu datang ke Apartemen Jacob.
Sebenarnya Celia ingin tinggal bersama Jacob, tapi anaknya itu melarang dirinya untuk tinggal bersamanya, karena mau bagaimanapun Jacob sudah berusia delapan belas tahun, sudah dewasa.
Celia akhirnya mengalah, tapi dia meminta agar Jacob berjanji tidak melakukan hal aneh pada dirinya sendiri.
"Iya, sebentar Bu!" saut Jacob dari dalam, dia tahu kalau yang teriak-teriak di luar itu ibunya.
Jacob membuka pintu, Celia dengan buru-buru masuk ke dalam Apartemen Jacob, hal pertama yang dia lakukan menggeledah seluruh isi Apartemen Jacob, karena takut anaknya mencoba bunuh diri.
"Bu, Ayolah... Jacob tidak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu, kenapa Ibu tidak percaya sih dengan Jacob?" pria tersebut terlihat malas, karena bosan setiap hari Celia menggeledah Apartemennya.
"Tidak! Ibu tidak akan percaya sebelum kamu memiliki seorang kekasih!" Celia masih menggeledah seisi Apartemen Jacob, Taku ada benda aneh, seperti narkoba atau yang lainnya tempat pelampiasan Jacob.
Jacob menghela napas berat "Jacob, berangkat kuliah dulu Bu."
Jacob mengambil tasnya dan berniat untuk berangkat ke Universitas, tapi Celia menarik tangannya.
"Sarapan dulu, Ibu sudah membuatkan kamu makanan kesukaan kamu." ucap Celia sambil tersenyum.
Celia sangat menyayangi Jacob, karena hanya Jacob anak Julian yang tidak leluasa menikmati kekuasan Ayahnya.
Jacob yang tahu kalau Ibunya tidak bisa di ajak kompromi kalau menawarkan sesuatu, dia langsung duduk di sofa dengan patuh.
Celia mengambilkan makanan kesukaan Jacob, Stik daging Rusa, yang dia bawa dan meletakkannya di depan Jacob.
"Ayo makanlah." ucap Celia lembut.
"Iya Bu." Jacob membuka tempat makanan tersebut, tiga potong daging Rusa terbaik langsung di lahap Jacob sampai habis.
Celia yang melihat hal itu dia tersenyum senang, karena Jacob bisa tersenyum jika memakan makanan kesukaannya tersebut.
"Terima kasih Bu, Jacob berangkat dulu yah." ucapnya sambil tersenyum.
Celia mengangguk "hati-hati di jalan, bilang pada Wan, jangan ngebut di jalan!"
Jacob mengangguk, dia bergegas turun dari Apartemennya. Wan yang sudah menunggunya di bawah langsung menyambut Jacob dengan sopan.
"Selamat pagi Tuan Muda."
"Sudah, jangan banyak basa-basi, ayo berangkat, aku ada kuliah pagi!" Jacob langsung masuk ke dalam Mobil, di ikuti Wan yang dengan sigap langsung masuk ke dalam Mobil dan menjalankannya.
Negara yang di tinggali Jacob sekarang bernama New Island. Akibat pertempuran Julian dulu semua Negara kacau, dan selama delapan belas tahun belakangan, Julian membuat peradaban baru di seluruh penjuru Dunia. Berkatnya juga sekarang kehidupan di seluruh Dunia sangat Damai dan yang pasti lebih maju, sudah banyak Robot-Robot yang di buat untuk membantu pekerjaan Manusia.
Mobil yang di naiki Wan's dan Jacob sampai di University High Class. Universitas terbesar di Kota tersebut, selain itu Universitas High Class juga menjadi primadona di seluruh penjuru Negeri.
Bukan hanya fasilitasnya yang mewah, semua pengajar di sana orang-orang pilihan Julian dan juga menggunakan beberapa Robot yang seperti Wan's yang Kecerdasan-nya bisa di bilang lebih dari manusia, tentunya mereka bisa berinteraksi dengan manusia layaknya lawan bicara mereka.
Jacob turun dari Mobil, dia langsung mengenakan penutup kepala di jaketnya. Agar tidak melihat wanita-wanita cantik yang ada di Universitas.
Jacob buru-buru ke kelasnya, dia tidak mau kalau sampai pingsan di jalan gara-gara melihat seorang wanita. Padahal Wan's selalu menjaganya dari kejauhan.
"Eits, mau kemana?" seseorang menarik jaket Jacob, sehingga dia langsung berhenti berjalan.
Jacob tahu siapa yang melakukan hal tersebut, dia memutar badannya malas "Rey, ayolah... Aku sedang terburu-buru."
Rey Oliver, teman satu-satunya Jacob di Universitas tersebut, dia pria yang baik wajahnya juga tidak kalah dengan Jacob, perbedaannya, hanya Rey senang sekali bermain dengan Wanita, berbeda dengan Jacob yang selalu menjauhi Wanita.
"Ayolah Jac, masa kamu mau menghindar terus, lihat tuh... pujaan hati kamu datang." Rey menunjuk seorang gadis yang seberjalan ke arah mereka berdua.
Jacob langsung tertegun saat melihat Gadis tersebut, gadis pujaannya yang tidak bisa dia gapai.
Laura Risu, dia salah satu primadona Universitas High Class, banyak yang mengincar Laura. Tapi ketika mereka mendengar kalau anak pahlawan mereka mengincar Laura, para pria langsung mundur dengan sendirinya.
Mereka semua sadar, meskipun keluarga mereka sangat kaya, tapi tidak mungkin bisa menandingi kekayaan Julian, karena itulah mereka lebih baik mundur.
"Selamat pagi Jacob, Rey." sapa Laura dengan suara lembutnya.
"Pagi Laura." Rey menyapa balik Laura, tapi Jacob malah diam, tiba-tiba darah keluar dari hidung Jacob.
Sontak saja Laura yang melihat itu terkejut "Jacob, kami kenapa?"
Laura langsung mengambil sapu tangannya di tasnya. Rey melihat Jacob, dia menepuk jidat, penyakit temannya malah kambuh di saat seperti itu.
Laura yang cemas langsung mengusap darah yang keluar dari hidung Jacob, Rey mau menahannya, tapi dia terlambat. Laura sudah menempelkan tangannya pada wajah Jacob.
"Berakhir sudah." gumam Rey lirih.
Benar saja Rey baru mengatakan hal tersebut, Jacob langsung jatuh pingsan, sehingga semua yang melihatnya khawatir pada Jacob.
"Jacob, Jacob, kamu kenapa?" Laura terlihat begitu panik.
Rey tersenyum getir, dia kemudian menyuruh Laura mundur "Laura, kamu mundur dulu yah, biar aku bawa Jacob ke UKS!."
"Aku ikut!"
SLaura yang belum tahu kelainan Jacob, dia kekeh mau ikut dengan Rey, terlihat wajah cemas Laura yang membuat Rey bingung. Mengijinkan Laura Ikut sama saja mencelakai Jacob, tidak mengajaknya ikut, Laura pasti sedih. Posisi Rey serba salah di sana.
"kenapa pake acara pingsan segala Sihi anak! Bikin aku susah saja!" gerutu Rey dalam hati.
"Tuan Muda!"
Tiba-tiba terdengar suara tegas menginterupsi Rey dan Laura, sehingga mereka berdua langsung menoleh.
Rey menghela napas lega saat melihat Wan's yang datang, karena dengan adanya Wan's, dia bisa membuat alasan pada Laura.
"Kalian apakan Tuan Muda!" suara Wan's meninggi, sehingga Rey dan Laura tersentak kaget.
"Ka... Kami tidak apa-apa kan dia Tuan, T
tiba-tiba saja Jacob jatuh pingsan." jawab Laura sedikit ketakutan.
"Minggir!" Wan's menyingkirkan keduanya dengan kasar, Rey dan Laura beringsut ketakutan dan langsung mundur.
Meskipun Rey pernah melihat Wan's sebelumnya, tapi dia tidak pernah berbicara dengannya dan Ayahnya selalu mengingatkan agar tidak main-main dengan pengawal Jacob.
Wan's membopong Jacob, dia langsung membawanya ke UKS. Laura mau ikut dengan Wan's, tapi Rey menahannya agar tidak perlu ikut.
"Kamu lebih baik jangan ikut Laura, lihatlah pengawal Jacob sepertinya sangat marah, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa!" Rey mencoba membujuk Laura.
Laura memikirkan perkataan Rey yang menurutnya masuk akal "tapi kamu langsung hubungi aku kalau Jacob sudah sadar Rey." terlihat raut wajah cemas Laura yang mengkhawatirkan Jacob.
Rey tersenyum "tenang saja, nanti aku langsung beritahu kamu!" Rey bergegas mengejar Wan's, dan meninggalkan Laura yang masih tertegun sendirian di sana.