SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Pewaris Tak Terlihat

Pewaris Tak Terlihat

Memulai Awal Baru

Di depan gedung yang menjulang tinggi berhiaskan Danau luas di kota Surabaya, seorang lelaki bernama Arsa berdiri di depan pintu dengan senyuman bahagia yang terlihat jelas di wajahnya. Dua buah tiket film bioskop iya genggam di tangannya. Saat Arsa hendak masuk ke dalam gedung tersebut, seorang pria dan wanita berjalan keluar dari dalam gedung. Pria itu mengenakan jas dan sebuah kunci mobil mewah disematkan di pinggangnya. Wanita Yang bernama Mila itu, adalah sosok yang sangat baik dan sangat menarik untuk Arsa. Wanita itu tampak begitu familiar bagi Arsa. Arsa pun memutuskan untuk memanggilnya.

"Mila" kata Arsa menyapa wanita tersebut sambil tersenyum. Ketika wanita itu menoleh, iya melihat Arsa, wajahnya tiba-tiba berubah menjadi tidak suka.

"A... Arsa? Apa yang kamu lakukan di sini? Sudah ku bilang jangan datang ke sini. Akan sangat memalukan jika teman-temanku melihat aku bersama mu seperti ini." Kata Mila, iya tampak tidak senang dengan kenyataan bahwa Arsa berdiri di depannya.

"Mila, hari ini adalah hari anniversary kita yang kedua, Apa kamu tidak ingat? Aku bahkan sudah membeli 2 tiket untuk kita menonton ke bioskop bersama." Arsa tersenyum sambil menyerahkan tiket bioskop ke Mila.

"Roy, aku bisa menjelaskan semua ini kepadamu." ucap Mila kepada seorang pria yang tadi keluar dari gedung dan saat ini berdiri di sampingnya. Lelaki itu bernama Roy. Iya mengerutkan kening saat melihat Arsa menyerahkan tiket film bioskop kepada Mila.

"Mila, kamu bilang kalau kamu tidak punya pacar kan? " Ucap Roy sambil memandang Arsa dengan jijik.

"Maksudku... Lihat dia Mila! Sangat jelas bahwa dia adalah orang miskin yang tidak akan mampu membelikan kamu apa-apa. Yang aku heran, kenapa kamu bisa dengan lelaki seperti ini? " Mila merasa harga dirinya benar-benar terhina. Dia sebenarnya sudah melarang Arsa pergi ke tempat dia bekerja karena takut orang-orang juga akan memandangnya sebagai si miskin.

Arsa merasa jika Mila terprovokasi, dia pun memutuskan untuk membuat Mila tidak terpengaruh. Arsa menarik lengan Mila untuk menjauh dari Roy.

"Mila, ayo pergi dari sini." Ucap Arsa ketika menarik tangan Mila.

"Lepaskan tanganku Arsa" kata Mila sambil mendorong tangan Arsa.

"Apa yang Roy katakan benar adanya. Kalau kamu memang laki-laki miskin yang tak punya apa-apa. Apakah kau pernah membelikanku barang yang aku inginkan?" Ucap Mila membuat Arsa geram mendengarnya.

"Apa yang ingin kau beli? " Kata Arsa sambil mengepalkan tangannya.

"Aku akan bekerja lebih keras lagi" Ucap Arsa kembali.

"Bekerja keras? Apa kamu sedang bercanda? " Ucap Mila mencibir.

"Bahkan jika kamu bekerja keras seumur hidupmu, aku tidak akan percaya kamu akan sekaya Roy! " Mila berkata dengan mulut pedasnya.

"Aku jelas lebih baik dari kamu Arsa." Roy juga ikut mencibir Arsa.

"Arsa, aku hanya ingin memperjelas semuanya." Mila berkata kepada Arsa dengan suara dan tatapan seriusnya.

" Kamu sama sekali tidak pantas untukku, jadi aku ingin putus denganmu." Tiba-tiba, setelah berkata, Mila menoleh ke arah Roy dan tersenyum.

"Roy, ayo kita pergi." setelah mengatakan hal tersebut, Mila berjalan meninggalkan Arsa sambil menggandeng tangan Roy. Sedangkan Roy hanya bisa tersenyum saat iya berhasil mendapatkan pencapaiannya.

Roy masuk ke dalam mobil bersama Mila yang berada tidak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri beberapa menit yang lalu. Sementara itu, Arsa merasa benar-benar tidak punya harga diri serta tidak berguna. Hatinya terasa hancur berkeping-keping, tidak ada yang bisa iya lakukan dalam keadaan sakit hati seperti itu. Arsa mengepalkan tangannya dan meninju udara karena marah. Iya teringat kenangan saat pertama kali bertemu dengan Mila di bangku SMA. Ketika mereka lulus sekolah, saat itulah mereka mulai menjelaskan hubungannya. Hingga akhirya mereka harus memilih jalan masing-masing. Saat itu, Mila adalah seorang yang sederhana dan polos setelah lulus dari SMA. Arsa diterima di universitas lokal di kota Surabaya. Sementara Mila tidak diterima di universitas yang dia inginkan, jadi gadis itu memutuskan untuk mencari pekerjaan. Sejak saat itu, Mila perlahan-lahan berubah. Dia menjadi orang yang materialistis dan memuja uang. Seolah-olah dia akan mati tanpanya.

Arsa memutuskan untuk tidak menahan Mila untuk tetap bersamanya karena tidak akan ada gunanya. Lagipula, dirinya adalah si miskin yang tidak berguna di mata Mila saat ini.

"Mila, kamu sedang meremehkanku sekarang, tapi aku bersumpah akan membuatmu menyesal." kata Arsa sambil terus mengepalkan tinjunya karena marah.

"Aku bahkan akan bisa lebih baik dari Roy suatu hari nanti, tunggu saja. Dan lihat semua, akan aku buktikan." Gumam Arsa dalam kekesalannya.

Sementara itu, di sebuah perumahan Citratown, kota Surabaya. Orang-orang yang tinggal di sini dianggap sebagai orang miskin.

Dalam perjalanan pulang, Arsa berpikir untuk mencari uang. Namun, dia tidak tahu bagaimana cara mendapatkan banyak uang dalam waktu sekejab. Lagipula, keluarganya memang miskin. Jadi, akan sulit bagi Arsa untuk menghasilkan banyak uang hanya dalam satu hari. Kenyataan memang tidak seadil yang terlihat. Mereka akan tetap hidup jika mereka mau bekerja keras. Arsa mungkin tidak akan bisa sekaya Roy.

Begitu Arsa tiba di rumah, dia melihat sebuah mobil mewah diparkir di depan rumahnya, sehingga membuatnya bingung dan bertanya-tanya. Arsa pun segera mempercepat langkahnya. Setelah membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, Arsa melihat ada orang lain selain ibunya. Ada seorang pria asing yang mengenakan jas, begitu jelas terlihat bahwa pria tersebut bukanlah orang biasa.

"Cucuku! " Lelaki tua itu berkata sambil tersenyum pada Arsa. Kalimat yang baru di ucapkannya itu saja langsung membuat Arsa bingung. Dia menatap ibunya.

" Bu... Apa yang terjadi? " Arsa bertanya dengan wajah penasaran dan bingung. Karena Ibunya tidak pernah mengatakan yang apa pun kepadanya. Sang ibu mengatakan kepadanya, bahwa kakek dan neneknya sudah meninggal. Sehingga Arsa tidak pernah penah berfikir untuk bertemu dengan kakek dan neneknya. Ibu Arsa menghela nafas berat sebelum mengatakan.

"Arsa... Ibu telah berbohong ke kamu selama ini. Maafkanlah ibu nak. Dulu, ibu kabur dari rumah kakekmu demi bisa selalu bersama dengan ayahmu." Apa yang dikatakan oleh sang ibu tiba-tiba itu membuat Arsa merasa pusing. Dia tidak pernah mengharapkan apapun dari kakek neneknya, namun kakeknya tiba-tiba datang ke rumah.

"Arsa, sapalah kakekmu, Namanya adalah kakek Andi Sudiryo" tambah ibu Arsa. Ekspresi di wajah Arsa tiba-tiba berubah, Iya mengerutkan keningnya. Pasalnya, Arsa pernah mendengar nama itu sebelumnya. Andi Sudiryo adalah orang terkaya di kota Surabaya. Di tambah, Andi Sudiryo adalah seorang artis terkenal sekaligus pemilik perusahaan Kendi Group.

"Apakah kamu benar-benar Andi Sudiryo pemilik peruhasaan Kendi Group?" Tanya Arsa sambil menatap ke arah Andi. "Benar Arsa!" kata Andi sambil melangkah maju ke depan dengan senyum di wajahnya.

"Bagaimana mungkin anda bisa menelantarkan ibuku begitu saja? Selama ini dia menjalani hidup yang sulit. Bagaimana Anda bisa melakukan itu semua pada putri Anda sendiri? " Arsa berteriak marah. Dia melihat sendiri bagaimana ibunya menderita dan berjuang sendirian di bawah garis kemiskinan. Ayahnya meninggal dunia terlebih dahulu. Hidup mereka bisa lebih baik jika saja kakek Andi membantu mereka.

"Arsa, aku sudah mengirim uang ke ibumu berkali-kali, tapi dia sangat keras kepala dan maunya menang sendiri. Bahkan tidak membiarkan aku untuk melihat ataupun menemuimu. Sebenarnya, aku sudah lama ingin mengakuimu sebagai cucuku, tapi ibumu tidak mengizinkanku." Arsa berkata tanpa suara yang keras.

"Bu, apakah dia mengatakan yang sebenarnya? " Tanya Arsa sambil menatap ibunya, dan ibu Arsa pun mengangguk.

"Apa yang kakekmu katakan benar Arsa, Tapi ibu sudah berdamai dengan semua ini. Ibu juga tidak bisa membiarkan kesalahan menghancurkan hidupmu lagi. Kuharap kamu bisa menerimanya." Jawab sang ibu.

"Arsa" kata kakek Andi sambil memeluk cucunya. Kali ini, Arsa tidak memberontak di peluk oleh kakeknya.

"Arsa, kamu telah menderita selama ini. Tapi jangan khawatir, Aku akan menebus semua kesalahanku padamu." kata kakek Andi sambil mengeluarkan sebuah kartu ATM dan menyerahkannya kepada arsa.

" Kamu punya 15 miliar di kartu itu untuk uang sakumu." Kakek Andi tersenyum.

"Jika jumlah yang ku berikan itu masih kurang, kamu bisa memberitahuku." Imbuh sang kakek kembali.

" 15 Milyar? " Ucap Arsa dengan tangan gemetar. Dan yang membuatnya heran, Arsa tidak pernah menyangka jika Kakeknya akan mengatakan bahwa 15 Milyar hanyalah uang saku. Sedangkan kakek Andi melihat cucunya yang terheran-heran, iya pun tertawa.

“15 Milyar adalah jumlah uang yang kecil untukku Arsa” Kakek Andi lalu menyelipkan kartu itu ke tangan cucu nya.

"Selain hal ini, aku ingin menyerahkan urusan bisnis yang ku pegang selama ini kepadamu" Ucap Kakek Andi yang membuat Arsa semakin terkejut.

"Apa maksud kakek? Aku masih kuliah. Aku tidak akan pernah bisa menangani bisnis sebesar ini." Balas Arsa merasa tidak mampu.

"Kamu tidak perlu punya pengalaman dalam menjalankan bisnis ini Arsa. Aku hanya ingin kamu menjadi CEO baru yang mengurus perusahaan serta mengawasi semua penjualan. Kamu juga dapat menggunakan uang sebanyak yang kamu mau jika bisa itu membantumu" Kakek Andi memberitahu cucunya. Sedangkan Arsa hanya mengangguk sebagai jawaban. Secercah harapan terlihat di mata Arsa saat menyadari pentingnya uang untuk hidupnya. Tiba-tiba Arsa teringat bahwa Mila yang baru saja memutuskan hubungan dengannya. Wanita itu bekerja sebagai resepsionis di Kendi Group. Dan sebuah kenyataan bahwa dia akan menjadi pimpinan perusahaan di tempat Mila bekerja membuatnya sangat gembira. Arsa menantikan awal yang baru esok hari.

CEO baru

"Aku akan mengikuti apa yang kakek inginkan" Arsa langsung menjawab sambil tersenyum.

"Jika kamu setuju untuk menjadi CEO baru, aku akan mengatur semuanya untukmu. Bagaimana Arsa?" Kata kakek Andi sambil tersenyum. Dan di saat yang bersamaan, Kakek Andi melihat senyum di bibir Arsa, membuatnya langsung tahu bahwa Arsa telah menerima dirinya sebagai kakek. Hal ini membuat kakek Andi bahagia. Kakek Andi lalu menepuk pundak Arsa.

"Setelah kamu lulus kuliah, aku akan menjadikanmu pewaris tunggal perusahaan Kendi Grub" Ucap kakek Andi dengan bangga.

Setelah beberapa menit berlalu, kakek Andi berkata bahwa dia harus menyelesaikan beberapa urusan. Sehingga dia harus pergi.

"Jika kamu membutuhkan sesuatu. Bilang sama kakek ya" Sebelum pergi, kakek Andi memberi tahu Arsa bahwa dia tidak perlu ragu untuk mengatakan apa yang di butuhkannya. Setelah itu, kakek Andi pun segera pergi.

"Aku tidak percaya aku menjadi cucu Andi Sudiryo. Di tambah aku akan menjadi pewaris perusahaan Kendi Group." Arsa bergumam pada dirinya sendiri seolah dia tidak percaya. di lihatnya kartu ATM yang diberikan kakek Andi kepadanya. Arsa bersumpah pada dirinya sendiri, bahwa dia akan membalas setiap orang yang telah menghinanya.

Setelah Kakek Andi keluar, sekretaris pribadinya langsung mengikuti di belakangnya.

"Tuan Andi, saya rasa bukanlah ide baik untuk memberikan tuan muda posisi ini tuan Muda tidak tahu apa-apa tentang ilmu bisnis di perusahaan." Ucapnya dengan sopan.

"Ini ujian untuk Arsa, jangan khawatir. Jika dia bertingkah seperti anak manja yang hanya mau enaknya saja, maka aku mengusirnya sendiri" jawab kakek Andi. Kakek Andi tahu bahwa perusahaan tidak terlalu sulit untuk benar-benar di serahkan kepada cucunya. Di perusahaan sudah ada manajer dan staf-staf profesional yang menjalankan perusahaan. Aku hanya ingin Arsa mengawasi kinerja mereka. Aku berpikir bahwa Arsa sangat cocok dengan posisi itu." Ucap kakek Andi menjelaskan.

" Bagaimana jika tuan muda bisa meningkatkan profilnya dan membuat perusahaan lebih berkembang? " Kata sekertaris yang bernama Jery.

" Bukannya itu hal yang sangat bagus. Tapi aku ragu hal itu akan terjadi." kakek Andi berkata sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak pernah berharap Arsa melakukan semuanya lebih baik dariku. Yang perlu di lakukan Arsa adalah menjadi dirinya sendiri dan menjaga perusahaan untukku. Jika dia berhasil melakukan itu, maka dia akan menjadi pewaris sah Kendi Grub." kakek Andi berkata dengan penuh keyakinan. Kakek Arsa juga tidak pernah menyangka jika respon Arsa terhadap kedatangannya akan melebihi harapannya.

Pada pukul delapan keesokan paginya, semua staf mendengar berita yang mencengangkan. Lebih lebih dari seratus karyawan berbaris di luar perusahaan. Indra sebagai general manager berdiri di barisan pertama dan di sampingnya ada Doni yang menjabat sebagai wakil manajer umum. Sementara itu, berdiri di baris kedua adalah lima manajer departemen, termasuk Roy, seseorang yang telah mengambil kekasih Arsa dan menghinanya. Serta Manajer dan karyawan lainnya yang berbaris rapi. mereka menyambut kedatangan CEO baru.

"Aku tidak tahu siapa CEO baru kita. Tapi berita ini menurutku sangat tiba-tiba" Kata seorang karyawan.

"Kalau begitu, pasti dia kaya banget." Karyawan lain berkata sambil tersenyum.

"Dia itu cucunya tuan Andi" Sahut karyawan lain saat itu juga. Mila yang saat ini sedang berdiri di antara mereka langsung tersenyum.

'Setahu aku, CEO baru kita itu adalah cucu tuan Andi." Ucap Mila.

"Kamu yakin Mila? "Tanya seseorang lagi.

"Tentu saja aku yakin, Roy memberitahu aku. Dia tidak mungkin salah memberikan informasi." Kata Mila dengan rasa bangga. Dan di saat yang bersamaan, Orang-orang di sekitar Mila bertanya tentang hubungannya dengan Roy. Membuat Mila semakin semangat untuk menjelaskan kepada rekan-rekan kerjanya. Mila pun menyimpulkan, bahwa putus dengan Arsa yang miskin itu adalah sebuah keputusan yang sangat tepat.

"Jika aku tidak melakukan itu, tidak akan ada yang memandangku dengan baik." Gumam Mila dalam hati.

Tiba-tiba, semua orang yang dengan sengaja menyambut kedatangan CEO baru itu menatap kedatangan seseorang. Namun lain hal nya dengan Roy dan Mila, mereka berdua mengerutkan kening karena jijik melihat siapa yang datang.

"Apa yang dia lakukan di sini? " Mila bergumam sendiri. Namun Mila melihat bahwa Roy berjalan ke depan dan menghalangi jalan Arsa.

"Hei orang miskin, apa sih yang kamu lakukan di sini? Aku tahu kita memang perlu membicarakan hal ini. padahal ada hal penting yang harus dilakukan perusahaan hari ini, dan aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu. Jadi segeralah pergi dari sini" Teriak Roy yang menarik perhatian semua orang.

"Apakah kamu tidak tahu bagaimana caranya diam Roy? " Kata Arsa sambil memelototi Roy.

"Kamu menyuruhku diam? " Kata Roy sambil tertawa histeris.

"Kamu cemburu karena Mila lebih memilihku dari pada kamu untuk menjadi pacarnya." Ucap Roy berniat untuk mempermalukan Arsa. Dan saat itu juga, Mila berlari ke tempat Roy dan Arsa berada.

" Kebetulan sekali Mila kita bertemu lagi. " kata Arsa sambil tersenyum pada Mila.

"Arsa, bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin putus denganmu. Aku tidak bisa bersama dengan lelaki sepertimu lagi! "kata Mila dengan sadisnya.

"Mila, aku di sini tidak untuk kembali bersamamu. Aku tidak berbohong, bahkan jika kamu memohon padaku untuk kembali bersamamu lagi, aku tidak akan pernah melakukan itu." Kata Arsa mencibir Mila.

" Menyedihkan sekali, kamu ingin aku memohon padamu? " Mila tertawa dengan puas.

" Kamu benar. Aku tidak akan melakukan hal sebodoh itu. Tidak akan kembali pada lelaki miskin sepertimu" Ucap Mila dengan sombongnya. Dan di saat yang bersamaan, Indra melihat semuanya, dia menghela nafas panjang dan memutuskan untuk menghentikan omong kosong Roy dan Mila.

"Nak, siapa orang ini? Apakah kamu tahu hari ini hari apa? Jika CEO baru melihat ini, dia akan marah" Tanya Indra, ayah Roy yang menjabat sebagai General Manager.

"Papa, dia bukan siapa-siapa. Aku hanya menyuruhnya untuk segera pergi." Kata Roy dengan nada mengejek serta tersenyum. Setelah itu, dia menatap Arsa lalu memelototinya.

"Kamu mau keluar sendiri atau aku akan meminta security untuk mengusirmu dari sini? " Ucap Roy.

""Kenapa aku harus pergi, Aku CEO baru di sini" Ucap Arsa dengan santainya "Apa? CEO baru? " Roy menganggap semua yang di katakan oleh Arsa hanyalah sebuah lelucon. Iya pun tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Bahkan semua karyawan di sana tidak bisa menahan diri untuk tidak menutup mulut dan tertawa. Arsa datang dengan menggunakan pakaian seperti seorang mahasiswa, Dan hal itu yang membuat semua orang memandangnya rendah serta tidak mempercayai bahwa dia adalah seorang CEO di perusahaan mereka bekerja. Sedangkan Mila benar-benar merasa malu.

" Arsa, Bisakah kamu berhenti untuk tidak mempermalukan dirimu sendiri. Kamu benar-benar terlihat seperti sampah. Aku ragu ada orang yang akan percaya bahwa kamu adalah CEO baru itu." Ucap Mila sangat merendahkan Arsa.

"Terserah kamu mau percaya atau tidak, aku sudah mengatakan hal yang sebenarnya." Arsa menjawab dengan santai. Membalas ucapan Mila.

"Kamu fikir kamh siapa Arsa? Inilah alasanku kenapa aku ingin putus denganmu." Ucap Mila dengan nada kesal.

"Security, Keluarkan sampah ini dari sini sekarang juga!" kata Roy yang berteriak mrmanggil satpam. Tak lama setelah Roy berteriak, lebih dari sepuluh satpam berlari ke tempat Arsa berada. Namun, saat hendak menyeret Arsa keluar dari perusahaan, sebuah mobil mewah datang dengan kecepatan perlahan. Mobil yang sama yang dilihat oleh Arsa di depan rumahnya kemarin.

"Lihat mobil itu! Itu pasti CEO baru" kata karyawan satu demi satu. General Manager, Indra, hanya tersenyum begitu dia melihat mobil itu.

'Semuanya, bersiaplah untuk menyambut kedatangan CEO baru kita." Teriak Indra sebagai General Manager.

"Arsa, bukankah kamu mengatakan bahwa kamu adalah CEO baru? Ternyata kamu hanyalah membohongi kami semua. Coba lihatlah mobil CEO baru itu! " Kata Mila sambil tertawa.

" Ya... Terserah kepdamu" Arsa menyeringai mengingat sebentar lagi akan membungkam mulut mereka yang sudah menghinanya. Di saat Arsa melihat ke mobil, seorang pria paruh baya keluar. Arsa langsung mengenali pria itu . Dialah orang yang bersama kakeknya kemarin.

" Tuan Jery, kenapa hanya anda yang datang? Di mana CEO baru kita? " kata Indra merasa bingung.

" CEO baru baru saja datang. Apa kamu tidak melihatnya? " kata Jery.

"Kami tidak melihatnya di mana pun" Mendengar jawaban itu, Jery menghela nafas. Dia melihat sekeliling dan matanya tertuju pada Arsa. Jery pun dengan tergesa-gesa mendekat ke arah Arsa. Indra pun mengikuti Jery. Lelaki itu tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Ketika Jery sampai di tempat Arsa berada, dia langsung membungkuk. "Tuan muda, maaf saya terlambat." Ucap Jery membuat semua orang tercengang.