SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Terjebak Hasrat Kakak Ipar

Terjebak Hasrat Kakak Ipar

Pulang dan bertemu kakak ipar

Setelah dibawa lontang-lantung kemana-mana akhirnya di update di sini juga🤭🤭🙏🏻🙏🏻.

******

Begitu seorang gadis muda dan cantik itu keluar dari dalam Bandara, dia terlihat mengerutkan keningnya saat dia sadar seseorang yang tidak dia kenal menjemput diri nya.

Seorang laki-laki berusia sekitar 30 tahunan.

Dia bilang sang kakak ipar yang meminta laki-laki itu menjemput diri nya.

"Anda siapa?"

Rihanna bertanya sambil mengerutkan keningnya.

"Saya asisten pribadi tuan Anderson Cooper"

Lagi Rihanna mengernyitkan keningnya.

Siapa Anderson Cooper?!.

Bahkan dia baru mendengar nama tersebut.

"Calon kakak ipar anda, nona"

Lanjut laki-laki itu lagi.

"Ah.."

Gadis itu menganggukan kepalanya secara perlahan, mencoba memahami ucapan laki-laki dihadapan nya itu.

Anderson Cooper, jadi itu nama kakak ipar?!.

Batin Rihanna.

Dia tidak terlalu peduli, membiarkan laki-laki itu mengangkat koper nya dan mulai meletakkan nya di Bagasi belakang.

Rihanna sendiri langsung melesat masuk ke dalam mobil, menunggu laki-laki yang kata nya asisten sang calon kakak ipar masuk ke bagian kemudi dan membawa dia menjauh dari keramaian di bandara.

Gadis itu lebih suka kesunyian, dia enggan berhadapan dengan sesuatu yang terlalu ramai dan bisa membuat sakit kepala nya.

Ketika laki-laki yang menjemput nya telah membawa dia menjauh dari sana dengan mobil yang mereka Naiki, Rihanna seketika menatap ke arah depan.

"Nama anda siapa?"

Tanya Rihanna kemudian.

"Arlan, nona"

Jawab laki-laki itu cepat.

"Ohhh Baiklah"

Rihanna mengangguk-anggukkan kepalanya.

Dia kembali membuang pandangannya, berusaha fokus dengan handphone yang ada di Tangannya untuk beberapa waktu.

******

Begitu mereka tiba di rumah, Rihanna langsung mengembangkan senyuman nya, akhirnya dia kembali juga ke rumah yang dia rindukan ini.

Begitu dia keluar dari dalam mobil nya, seketika Rihanna berhamburan menuju ke arah dalam rumah nya.

Dia mencari sosok yang dia rindukan, yaitu Papa nya.

"Ohhhhh Papa..."

Rihanna langsung memeluk laki-laki paruh baya di hadapannya itu dengan wajah penuh keceriaan, tidak dia pedulikan lagi siapapun yang ada di sekitar nya saat ini.

Bahkan dia membiarkan sang Papa memeluk dan memutar diri kedalam pelukan sang Papa.

Dia menikmati moment kerinduan luar biasa pada sang Papa untuk waktu yang begitu lama.

Setelah melepaskan pelukannya dari sang Papa, gadis itu langsung memeluk sang Mama nya yang sejak tadi berdiri di dekat kursi sofa.

Rihanna mencium pipi Mama nya secara bergantian, dia merindukan wanita tua dan cerewet itu untuk beberapa waktu belakangan ini.

Kemudian bisa dia lihat sang kakak perempuan nya telah menunggu pelukan nya, menatap dirinya dengan senyuman terindah nya.

"Kakak..."

Dia berhamburan memeluk perempuan dihadapan nya itu dengan erat."

"Kamu tumbuh dengan baik sayang"

Kakak nya berbisik sambil menepuk-nepuk punggung Rihanna.

"Tinggi kamu nyaris menyamai kakak saat ini"

Ucap sang kakak nya lagi.

"Benarkah"

Rihanna melepas kan pelukan nya, bertanya sambil berusaha menatap bahu nya dan bahu kakak nya.

"Aku Fikir iya"

Ucap Rihanna sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dikala mereka masih mencoba melepaskan kerinduan, tiba-tiba suara seseorang terdengar memenuhi ruangan tersebut.

"Jadi dia bungsu keluarga Pratama?"

Rihanna seketika terkejut, dia langsung menoleh ke asal suara.

Seorang laki-laki tampan berusia matang terlihat berdiri di antara mereka, perawakan besar tinggi dengan wajah bule yang begitu kental, bahkan wajah tampan itu dipenuhi oleh bulu-bulu halus di sekitar nya, membuat gadis manapun tertarik untuk menyentuh nya.

Rihanna tebak usia laki-laki itu kemungkinan hampir 10 tahun di atas nya.

"Maafkan kami Cooper, kami terlalu terhanyut dalam kerinduan"

Papa Rihanna bicara cepat.

Yang dipanggil Cooper tampak menaikkan bahu nya, kesan wajah dingin dan sombong terlihat begitu jelas dibalik ketampanan wajah laki-laki tersebut.

"Dia calon kakak ipar mu"

Kakak nya bicara cepat ke arah Rihanna.

"Ahhh calon suami kak Elia?"

Bisa Rihanna lihat Rina bahagia dibalik wajah sang kakak.

Buru-buru Rihanna melambai kan Tangan nya, menatap Cooper dengan senyuman terbaik nya.

Laki-laki itu tidak bergeming, hanya balik menatap Rihanna dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya untuk waktu yang begitu lama.

Membangun kan sesuatu

Disepanjang acara pernikahan sang kakak, Rihanna terlihat sibuk mondar-mandir kesana-kemari, membantu beberapa orang dalam memasukkan makanan catering ke tempat nya.

Kadang Rihanna terlihat mengembangkan senyuman terbaik nya pada semua tamu undangan yang datang, bahkan tidak jarang orang-orang memuji kecantikan nya.

Dia tidak begitu tertarik untuk ikut naik ke atas panggung bersama keluarga nya, bagi dia berada di atas panggung cukup membuat dirinya tidak nyaman.

Apalagi sejak pertama bertemu sang calon kakak ipar, laki-laki itu terus menatapi dirinya dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya dengan tatapan yang begitu aneh.

Entah bagaimana sang kakak nya Elia bisa mengenal laki-laki itu, tapi dia tidak melihat ada cinta di bola mata Cooper untuk kakak nya.

Laki-laki itu mungkin type laki-laki playboy yang suka bergonti-ganti pasangan.

Batin Rihanna.

Itu cukup mengerikan menurut Rihanna.

Gadis itu pada akhirnya mencoba menepi sejenak setelah merasa lelah bergelut di bawah panggung, dia memilih untuk pergi ke ruang tata rias yang digunakan Kakak nya tadi berhias dan menghabiskan makanan nya.

Dan kesalahan terbesar nya adalah, dia membawa soto panas kedalam ruangan tersebut tanpa dengan gerakan tergesa-gesa.

Dan.

Brakkkkk

"Akhhhhh"

Seketika Rihanna Berteriak kecil saat dia sadar jika dia baru saja menabrak tubuh seseorang.

Yang lebih mengejutkan lagi soto yang dia bawa jelas tumpah semua mengenai jas seseorang yang baru saja dia tabrak.

"Maafkan aku"

Rihanna jelas terkejut, langsung meletakkan mangkuk soto yang tidak lagi berisi itu ke lantai, dia buru-buru bicara panik sambil mencari apapun untuk menghapus semua tumpahan tersebut di sekitar perut laki-laki tersebut.

"Maafkan aku, ya ampun bagaimana ini?"

Begitu suara panik nya terus terdengar disana, seketika bola mata Rihanna tidak berkedip saat dia sadar siapa yang Baru saja dia tabrak tersebut.

"Kak?"

Dia jelas tercekat.

Sosok tampan yang baru dia lihat lebih dari 3 kali tersebut berdiri di hadapan nya dengan pandangan yang sangat sulit untuk Rihanna artikan.

Itu adalah Cooper, sang kakak ipar nya, laki-laki yang baru saja menjadi suami kakak nya.

Masih dengan kepanikan mendalam Rihanna mencoba meraih tisu didalam tas tangannya, dia mencoba membersihkan semua kotoran yang menempel di pakaian sang kakak ipar.

"Ohhh bagaimana ini?"

Gadis itu terus bicara panik.

Tangannya terus bergerak lincah membersih kan tubuh sang kakak ipar, dari perut hingga ke paha laki-laki tersebut, terus membersihkan bagian manapun yang terkena tumpahan soto miliknya, tanpa Rihanna sadari gerakan tangan nya yang terus menyentuh seluruh permukaan kulit Cooper membuat sesuatu dibawah sana bangun secara tiba-tiba.

"Berdirilah"

Ucap Cooper tiba-tiba.

"Tapi ini kotor semua kak?"

Rihanna bicara cepat.

"Berdirilah sekarang Rihanna"

Cooper kembali memberikan perintah.

"Tapi..."

"Aku akan minta seseorang untuk mengganti kan pakaian ku"

Ucap Cooper cepat.

"Tapi..."

"Apa kamu type gadis yang suka membangkang?"

Tanya Cooper tiba-tiba.

"Ya?"

Rihanna jelas terkejut mendengar ucapan Cooper.

"Aku bilang berhenti melakukan gerakan seperti itu, gerakan mu cukup mengganggu diriku"

Setelah berkata begitu, Cooper langsung memajukan tubuhnya.

Rihanna seketika terkejut, dia memundurkan tubuhnya hingga punggung nya menabrak dinding yang ada dibelakang.

Cooper tiba-tiba meletakkan satu tangan nya ke sisi kanan tubuh Rihanna, Cooper tahu-tahu merapatkan bibir nya ke balik telinga Rihanna, membuat gadis itu seketika mencoba menahan lengan sang kakak ipar nya.

"Kau membangunkan sesuatu yang seharusnya tidak kamu bangun kan, Rihanna"

Mendengar ucapan sang kakak ipar, seketika membuat Rihanna menelan salivanya.