Dendam Kakak Tiriku
🌷🌷🌷🌷🌷
.
.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam. Pesawat yang di naiki Devan sudah mendarat dengan sempurna di kota X.
Lalu Devan keluar dari sana bersama satu sekertaris pribadi diikuti oleh beberapa pengawalnya. Diluar sana sudah ada mobil mewah yang menjemput nya dan seorang gadis cantik yang masih berumur delapan belas tahun.
Zivanna lois. Gadis yang baru lulus dari sekolah menengah atas ini. Kerap disapa Zizi oleh orang-orang terdekatnya. Zizi adalah adik tiri dari Devan Atmaja. Ayah dan ibu mereka menikah ketika gadis itu masih berumur dua belas tahun.
Sedangkan Devan sendiri waktu itu sudah berumur sembilan belas tahun. Tapi Devan dan Zizi tidak seperti saudara tiri pada umumnya. Yang sering bertengkar karena mereka bukan saudara kandung.
Meskipun, Devan tinggal jauh dari kota X. Tapi hampir setiap bulan lelaki itu pulang kerumah mendiang ibunya yang sekarang ditempati oleh Nyonya Elena bersama putrinya karena, beliau sudah menikah dengan Tuan Dion Ayah kandungan Devan.
"Kakak, aku sangat merindukanmu! Kenapa kakak lama sekali pulang kemari?" begitu melihat Devan sudah berjalan mendekat ke arah mobil tempat nya menunggu. Zizi langsung keluar dari dalam mobil dan berlari memeluk Devan dengan erat. Untuk menumpahkan semua rasa rindunya yang sudah dua bulan ini tidak bersua.
"Kakak sibuk sekarang kan kakak sudah datang untuk membawamu tingal bersama, kakak." Devan ikut membalas pelukan dari adik tiri sekaligus pacarnya itu.
Ya, Devan dan Zivanna memang berpacaran sudah setengah tahun ini. Devan langsung meminta izin kepada Ibu Ellena dan Ayahnya untuk menjadikan Zizi kekasihnya. Karena kedua orang tua mereka tau seperti apa hubungan Devan dan Zizi. Akhirnya ibu Ellena menyetujuinya. Meskipun butuh waktu dua bulan untuk menyakinkan nya.
"Apa maksut kakak? Apa kakak akan membawa, ku ke kota Y bersama, Kakak!" tanya Zizi melepaskan pelukan mereka dengan girang.
"Ya, kakak akan membawamu ikut tinggal dengan kakak. Apa kamu tidak mau?" jawab pria itu merangkul bahu adiknya.
"Eeh tidak, tidak! Aku mau ikut bersama, kakak. Tapi ayah dan ibu pasti tidak akan mengizinkan nya," ucap gadis itu cemberut.
"Tidak usah khawatir. ayah dan ibu pasti akan memberi izin, tapi pastinya dengan satu sarat. Ayo masuk ke mobil kita bicarakan di jalan saja." kata Devan yang langsung menarik tangan Zizi masuk ke dalam mobil.
"Apa sarat nya, kak? Agar ayah dan ibu mengizinkan aku ikut kakak ke kota, Y?" Zizi tidak sabar mengetahui persyaratan yang Devan katakan.
"Saratnya, kamu harus menikah dengan kakak. Jika kita sudah menikah maka ayah dan ibu mu pasti akan mengizinkan kita tinggal bersama, kan," Devan menyelipkan anak rambut kekasihnya ketelinga dan membelai wajahnya sambil tersenyum.
Mendapatkan perlakuan manis dari Devan membuat Zizi memejamkan kedua matanya. Sebab Devan memang orangnya sangat pandai membuat gadis itu lupa akan setatus mereka. Melihat Zizi memejamkan matanya membuat Devan tersenyum dan mengelengkan kepalanya pelan. Ternyata adik tirinya itu sudah tau apa yang akan Devan lakukan jika saja dia tidak bisa menahan dirinya.
"Bagaimana? Apa kamu mau menikah dengan, kakak? Dan ikut kakak ke kota, Y?" Suara bariton Devan membuat Zizi kembali membuka kedua matanya.
"Tapi aku baru mau masuk kuliah kak. Mana mungkin ayah dan ibu mengizinkan." imbuh wanita itu kurang yakin.
"Itu urusan kakak, kamu hanya perlu mengatakan mau saja. Nanti semuanya kakak yang akan membicarakan kepada Ayah dan ibu mu juga. Meskipun kita menikah, kamu kan masih bisa kuliah di sana. Jadi jangan khawatiran masalah itu." seru Devan sebelum mobil mereka berhenti di depan rumah mewah milik keluarga Atmaja.
"Bagaimana apa kamu mau? Jika kamu tidak mau, kakak tidak akan memaksa. Tapi jangan salahkan kakak karna tiga bulan mendatang kakak sangat sibuk di perusahaan. Jadi kakak tidak akan pulang dalam waktu dekat ini." tanya Devan lagi sebelum mereka turun dari mobil.
"Hm! Tapi kakak tidak berbohong kan. Jika aku masih boleh kuliah?" gadis itu bertanya ragu.
"Tentu saja tidak. Disana nanti kamu tingal kuliah saja. Semuanya kakak yang mengerurusnya."
"Baiklah Zizi mau kak." jawab Zizi singkat.
Karna ini semua sungguh di luar dugaannya. Setelah dua bulan tidak kembali. Sekarang Devan pulang malah langsung mengajaknya menikah.
"Ayo kita turun." Devan mengulurkan tangannya kepada Zizi untuk membantu nya keluar dari mobil.
Lalu Zizi pun menyambut tangan Devan dan mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah mewah itu.
"Kalian sudah datang,! bagaimana kabar mu Nak?" sambut ibu Ellena dengan ramah. Karna beliau memang sudah mengganggap Devan seperti putranya sendiri.
"Kabar Devan baik Bu. O'ya kemana Ayah?" Devan yang hanya menanyakan keberadaan Ayah nya. Tanpa menanyakan kabar ibu tiri yang berada di depannya.
Namun ibu Ellena tidak pernah mengambil hati akan sikap Devan yang masih terlihat tidak suka kepada nya.
Karna beliau tau Devan memang anaknya jarang berbicara. Tapi melihat betapa Devan menyanyagi putrinya. Ibu Ellena tidak pernah ingin lebih dari itu lagi. Sebab beliau sadar akan setatus nya juga. Dulu ketika awal dia menikah dengan Tuan Dion. Memang Devan sangat membencinya. Namun itu tidak lama. Setelah satu tahun kemudian, Devan akhirnya mau menerima kehadiran ibu Ellena dan Zizi.
"Ayah mu sedang istirahat Nak. Beliau juga baru saja datang dari perusahaan. Lebih baik kalian istirahat dulu. Ibu mau memasak untuk makan malam kita." kata ibu yang mengerti jika Devan pasti sangat lelah.
"Zi antarkan kakak mu ke kamarnya. Dan kamu juga jangan lupa untuk istirahat." seru ibu lagi.
"Baik Bu. Ayo kak, Zizi antar. Kakak pasti sangat lelah. Ibu, Zizi juga istirahat dulu ya. Maaf tidak membantu ibu." ucap Zizi memeluk ibunya lebih dulu sebelum pergi dari sana.
"Tidak apa-apa, masih banyak pelayan yang membantu ibu. Kalian istirahat lah." ibu Ellena memberikan senyuman sebelum dia juga kembali kedapur.
Karna ibu Ellena memang selalu memasak sendiri untuk keluarga nya. Ibu Ellena memang sangat pandai memasak. Dan sekarang sudah beralih ke Zizi juga.
Zizi bukanlah anak yang manja. Karna meskipun tinggal dirumah mewah milik ayah tirinya. Zizi masih ikut membantu apa saja yang dia mau. Karna dia masih tau siapa dia dan ibunya dirumah itu. Meskipun kerap sekali Tuan Dion marah kepada para pelayan yang membiarkan Zizi ikut bekerja. Karna Tuan Dion sudah menganggap Zizi seperti putri kandungnya sendiri.
Tiba di lantai atas.
"Kakak istirahatlah. Zizi juga akan istirahat di kamar Zizi. Nanti kita bertemu di meja makan." Zizi yang juga kembali ke kamarnya yang juga terletak di lantai atas.
Ceklek....
Devan membuka pintunya dengan pelan. Setelah meletakkan jaket yang dipakainya tadi kepinggir sofa. Devan berjalan kesebuah lemari kaca. Lalu mengambil Poto dia bersama kedua orang tuanya. Yang terlihat sangat bahagia. Poto itu di ambil tepat setahun sebelum ibunya meninggal dunia.
"Ibu sebentar lagi aku akan membalas kan dendam kita kepada Putri wanita yang sudah menghancurkan kebahagiaan keluarga kita. Akan aku buat putrinya merasakan penderitaan yang lebih baik mati daripada dia hidup tapi menderita selama nya." Devan mengepalkan buku-buku tangannya sampai uratnya terlihat menonjol keluar.
Menandakan betapa dia sangat membenci ibu Ellena dan putrinya.
.
.
.
...Hallo Assalamualaikum kakak raeder semuanya 🤗...
^^^Terimakasih sudah mau mamfir ke cerita receh Emak author lagi.^^^
...Apabila ada kesamaan pada kisah ini Mohon dimengerti ya. Ini hasil karya author sendiri. Karna disetiap cerita itu pasti ada mengandung inspirasi dari sebuah novel ataupun film....
Dan Apabila ada kesamaan pada nama tokoh, tempat ataupun sebagainya. Saya mohon maaf sebesar-besarnya.🙏🙏
Jangan lupa untuk memberikan dukungan dan meningalkan jejak nya ya.....!!!
Like.
Favorit.
Komen.
Hadiah bunga ataupun kopinya 😍
Terimakasih 😘😘😘
🌷🌷🌷🌷🌷
.
.
Jam makan malam pun tiba. Zizi disuruh ibu Ellena kembali lagi ke lantai atas untuk memangil Devan.
Tok... Tok ... Tok ....
"Kak ini Zizi. Apa kakak sudah mandi? jika sudah ayo kita turun. Ayah dan ibu sudah menunggu kita di meja makan." pangil Zizi dari luar kamar Devan.
Cek..lek ..
Devan membuka pintunya.
"Wah Ternyata kakak sudah siap. Zizi kira kakak tadi ketiduran." ucap Zizi tersenyum manis.
"Kakak tadi malah tidak bisa tidur. Kakak hanya sedang menyelesaikan pekerjaan kakak dikantor saja." seru Devan menarik hidung mancung Zizi.
"Ayo kita turun. Kakak sudah siap." ajak Devan menarik tangan Zizi.
Lalu mereka berdua berjalan sambil bergandengan tangan. Menuruni tangga satu persatu dengan diselingi tawa. Karna Zizi memang anaknya periang, dengan siapa saja.
Di sekolahnya Zizi juga menjadi idola bagi para kaum Adam. Namun Zizi belum pernah berpacaran dengan siapapun kecuali dengan Devan kakak tirinya.
Meskipun umur mereka terpaut tujuh tahun. Tapi Zizi tidak jadi masalah. Karna meskipun umur Devan lebih tua darinya. Tetap saja wajahnya terlihat masih muda.
Devan memang sangat tampan. Karna itulah Zizi bisa jatuh cinta kepada kakak tirinya itu. Apalagi perhatian yang Devan berikan selama ini lebih dari seorang kakak untuk adiknya.
Sehingga begitu Devan mengungkapkan perasaan nya kepada nya, Zizi pun langsung menerima Devan. Karna perasaan itu memang sudah ada sejak lama.
"Selamat malam Dev,! Ayah begitu merindukanmu Nak!" Ayah Dion berdiri melihat Devan dan Zizi.
Lalu beliau pun langsung memeluk Devan dengan erat. Karna tadi sore mereka memang belum sempat bertemu.
"Malam juga Ayah! Aku juga sangat merindukanmu!" balas Devan memeluk ayahnya.
Menyaksikan pertemuan Ayah dan anak itu. Ibu Ellena pun ikut memeluk putrinya sendiri.
"Ayo kita makan malam dulu Yah. Karna sehabis makan malam nanti, ada yang ingin Devan sampaikan kepada Ayah dan.... Ibu!" ucap depan melepaskan pelukannya dan ketika menyebutkan kata Ibu. Devan sempat terhenti sesaat.
Karna begitu berat bagi Devan memanggil orang yang sudah menghancurkan kebahagiaan keluarganya dengan sebutan ibu.
"Tentu saja Nak. Sudah lama kita tidak berbagi cerita juga kan. Ayo, ayo kita makan dulu. Zi sayang bagaimana hari mu, hari ini Nak?" tanya Ayah Dion kepada Zizi setelah mereka semuanya duduk.
Zizi dan Devan duduk bersebelahan. Sedangkan Ayah Dion dan Ibu Ellena duduk diseberang meja tempat mereka berdua.
"Hari Zizi tentu saja menyenangkan seperti biasanya Yah." jawab Zizi tersenyum singkat.
Setelah itu, semuanya makan dengan tenang. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring saja yang terdengar. Karna dikeluarga ini memang dilarang berbicara apabila sedang makan.
Karna disetiap sesudah makan malam, barulah mereka membahas atau pun bercerita yang lainnya.
Hampir dua puluh menit. Mereka semua baru selesai makan malam nya. Ayah Dion dan Devan langsung saja keruang keluarga. Sedangkan ibu Ellena dan Zizi mereka membereskan meja makan lebih dulu.
Diruang keluarga.
"Dev bagaimana dengan bisnis mu disana Nak? Ayah lihat dari berita bisnis, perusahaan mu sudah lebih berkembang dari perusahaan kita yang disini?" Ayah Dion memulai membuka cerita lebih dulu.
"Iya Yah, berita itu benar. Maka dari itu Devan sudah lama tidak pulang kesini."
"Baguslah. Tapi satu hal yang selalu menganjal di hati ayah Dev. Hubungan mu dan Zizi,! Kamu sudah cukup umur untuk menikah. Sedangkan Zizi baru mau masuk kuliah. Jika bisa lepaskan saja adik mu itu. Lagian meskipun kalian putus tidak jadi menikah, hubungan diantara kalian tetap akan baik seperti saat ini. Karna Zizi pasti mengerti hal itu. Dia masih belum tau banyak tentang cinta." kata ayah Dion yang ingin hubungan Devan dan Zizi cukup sebagai kakak dan adik saja.
"Karna hal itulah Devan menyempatkan untuk pulang kesini Yah. Meskipun untuk beberapa hari saja. Devan memang ingin membahas hubungan Devan dan Zizi."
"Jadi apakah kamu setuju dengan pemikiran Ayah?" tanya ayah Dion yang mengira jika Devan akan melepaskan Zizi dan menikahi wanita lain. Karna didalam hatinya beliau sangat takut jika Devan sampai menikahi anak tiri yang sudah di anggapnya seperti anak kandungnya sendiri.
Ayah Dion takut Devan menyakiti Zizi. Karna hal itu juga akan mempengaruhi rumah tangganya dengan ibu Ellena.
"Betul Devan setuju dengan saran ayah yang ingin Devan segera menikah. Tapi wanita yang akan Devan nikahi adalah Zizi." ucap Devan yakin dengan keputusannya.
"Apa maksudmu Nak! Kamu ingin menikahi putri Ibu?" selak ibu Ellena yang sudah kembali kedepan bersama Zizi di belakangnya.
"Ibu lebih baik kita dengarkan dulu apa yang ingin Devan sampaikan. Ayo duduk disini!" Ayah Dion menyuruh ibu Ellena duduk di sampingnya.
Tak banyak bicara, ibu Ellena ikut duduk disamping ayah Dion. Sedangkan Zizi juga langsung memilih duduk disamping Devan.
"Apakah benar kamu ingin menikahi putri ibu Nak? tadi ibu tidak salah dengar kan?" tanya ibu kembali.
"Benar Bu. Devan ingin menikahi Zizi. Karna itulah Devan pulang kesini."
"Tapi Zizi masih sangat kecil Nak. Kamu masih bisa mencari wanita yang pantas mendampingi mu. Lagian Zizi baru mau masuk kuliah, bagaimana mungkin dia menjadi istrimu." Ibu Ellena langsung menolak niat baik anak tirinya itu.
Selama ini memang ibu Ellena terpaksa mengizinkan Devan memacari putrinya. Karna ibu Ellena hanya ingin melalui kedekatan Devan dan Zizi. Bisa ikut memperbaiki hubungan dia dan Devan bisa lebih baik lagi. Namun bukan berarti ibu Ellena mengizinkan Devan menikahi putrinya.
"Jika masalah kuliah. Setelah kami menikah, Zizi kan masih bisa kuliah di kota Y Bu. Dan Devan tidak bisa menikahi wanita lain, karna Devan sangat mencintai Zizi." jawab Devan tersenyum, dan melihat Zizi yang berada disampingnya.
"Tapi Nak."
"Ibu, Ayah. Zizi juga sangat mencintai kak Devan. Zizi juga mau menikah dengan nya. Tolong restui hubungan kami,! lagian mana mungkin Zizi sanggup melihat kak Devan menikahi wanita lain." ujar Zizi yang memotong ucapan ibunya.
"Ibu, Devan berjanji akan membahagiakan Zizi. Ibu tidak perlu khawatir. Ibu tau sendiri kan jika Devan sangat menyayangi Zizi. Jadi mana mungkin Devan akan menyakitinya." sambung Devan lagi untuk menyakinkan orang tua mereka masing-masing.
"Bukanya ibu tidak percaya kepada mu Nak. Tapi Zizi ini belum tau banyak hal tentang perasaan. Ibu hanya takut jika Zizi tidak bisa menjadi istri yang baik untuk mu." ibu Ellena berusaha mencari cara agar niat baik anak tirinya tidak terjadi.
"Ibu...! Zizi mohon, tolong izinkan kakak menikahi Zizi. Kami saling mencintai ibu. Kami berdua berjanji akan menjaga pernikahan kami seperti ayah dan ibu sekarang yang saling mencintai. Iya kan kak?" tanya Zizi kepada Devan.
Makanya Zizi berbicara seperti itu. Karna Zizi mengerti apa yang ditakutkan oleh ibunya. Meskipun dulu ketika ibunya menikah dengan ayah Dion. Zizi masih berumur dua belas tahun. Tapi sedikit banyak nya Zizi sudah tau dan masih ingat seperti apa Devan membenci mereka.
"Devan pernikahan itu bukan untuk mainan. Apa yang dikatakan oleh ibu benar, kamu bisa mencari wanita lain. Wanita yang sudah siap untuk berumah tangga. Sedangkan hubungan mu dan Zizi akan tetap seperti sekarang. Kalian tetap masih bisa menjadi saudara." ucap Ayah Dion yang dari tadi hanya mendengarkan.
BERSAMBUNG.....🤗
.
.
.
.
Terimakasih sudah mau mamfir ke karya receh mak Author ya😘😘
Dan tolong jangan lupa untuk memberikan dukungannya.
Like.
Favorit.
Vote.
Komentar.
Dan buat hadiah nya, Apa saja boleh.😂😂😘😘😘😘