SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
One Night In Dubai

One Night In Dubai

Bab 1 Kaylin Meyer.

"Mama.."

Seorang anak laki-laki berusia dua tahun lebih, berlari tanpa menghiraukan pengasuhnya yang mengejar dibelakang.

"Mama..." teriaknya lebih kencang.

Hingga membuat seorang wanita cantik yang tengah duduk bersama calon kekasihnya, menatap pada anak kecil tersebut secara bersamaan.

"Mama..?" pria itu menatap Kaylin, dan anak kecil yang kini sudah berdiri di samping calon wanitanya. "Siapa dia? Jangan katakan kalau kau sebenarnya sudah mempunyai anak?"

"Tidak.. tidak! Kau salah paham, dia itu—"

"Mama aku ingin ice clem..." ucap Rex dengan sedikit cadel.

"Oh my God, aku tidak menyangka kau ternyata sudah mempunyai anak. Aku pikir kau belum menikah." Karena merasa kecewa telah dibohongi, ia pun bergegas pergi dari tempat kencan tersebut.

"Tunggu Rafael! Kau salah paham." Kaylin mengejar pria yang menjadi kencan buta nya itu. Untuk kali ini ia tidak boleh gagal memiliki seorang kekasih, setelah dua puluh dua kali kencan buta nya gagal karena seorang anak kecil yang bernama Rex. "Dia itu keponakan ku, aku belum menikah jadi mana mungkin memiliki anak."

Rafael menghentikan langkahnya, menatap pada Kaylin dengan tersenyum sinis. "Kau pikir aku percaya?"

"Kau harus percaya! Bila perlu tanyakan saja pada Nanny nya." Kaylin menunjuk pengasuh yang dipercaya untuk menjaga Rex.

Rafael menatap pengasuh tersebut lalu menatap pada anak kecil yang tadi memanggil Kaylin dengan sebutan Mama. Alih-alih bertanya pada sang pengasuh, Rafael lebih memilih bertanya pada anak laki-laki tersebut.

"Apa dia mama mu?"

Rex menatap Aunty Kaylin yang terlihat melambaikan tangan kepadanya, spontan ia pun ikut melambaikan tangan hingga membuat Rafael menatap kebelakang.

"Jangan takut, katakan apa dia mama mu?" tanya Rafael sembari menatap tajam pada Kaylin.

"Mama, mamaku." Rex menunjuk Aunty nya.

Membuat Kaylin menepuk jidatnya dengan kasar setelah mendengar jawaban keponakannya. "Awas kau Rex,"

"See..!" Rafael menatap Kaylin dengan tak percaya. Wanita secantik dan semuda itu sudah berani membohonginya, dengan mengaku berstatus gadis padahal sudah memiliki anak mungkin juga sudah bersuami.

"Rafael kenapa kau bertanya padanya, keponakanku itu memang selalu memanggil ku mama. Kalau kau tidak percaya tanya saja pada pengasuhnya."

"Tidak perlu," Rafael memutuskan untuk pergi dari tempat tersebut.

Sementara Kaylin hanya bisa pasrah menatap kepergian Rafael, dengan segala umpatan untuk keponakannya yang sudah membuat dirinya gagal memiliki kekasih.

"Rex Meyer...!" Kaylin menatap tajam pada keponakannya.

Mengetahui Aunty Kaylin marah, Rex pun bersembunyi di belakang pengasuhnya.

"Kenapa kau selalu membuat Mama gagal memiliki kekasih...." bukannya marah, Kaylin justru jongkok sembari menangis sejadi-jadinya tanpa peduli semua orang yang ada di dalam restoran menatap dirinya. "Kau itu menyebalkan, sama seperti Mommy mu..." umpat Kaylin dengan sesenggukan.

"Don't cry Mama..." Rex mengusap rambut Aunty nya dengan penuh kasih.

Namun bukannya berhenti menangis, Kaylin justru semakin menangis dengan keras. Meratapi nasib sialnya yang memiliki keponakan seperti iblis kecil yang selalu menganggu hidupnya. Bahkan karena Rex, kegagalannya mendapatkan kekasih jadi bertambah satu hingga berjumlah dua puluh tiga kali.

"Kau ingin Mama cantik mu ini menjomblo seumur hidup?" ketusnya sembari memeluk keponakan satu-satunya itu.

Ya, semarah apa pun Kaylin pada Rex, ia tetap menyayangi keponakannya tersebut. Apalagi ia sadar kegagalannya untuk mendapatkan kekasih bukan sepenuhnya salah Rex. Salahkan saja kakak iparnya yang menyebalkan itu, yang selalu mengajarkan Rex untuk memanggilnya mama agar Kaylin mau tidak mau ikut mengurus Rex.

Bab 2 Tidak Pernah Berubah.

"Mama jolo itu apa?" tanya Rex dengan wajah polosnya. Membuat Kaylin langsung tertawa setelah sebelumnya menangis hingga menjadi tontonan para pengunjung restoran.

"Sudahlah lupakan apa yang Mama katakan tadi!" Kaylin berdiri lalu menatap pada pengasuhnya dengan tajam. "Kali ini Mommy nya pergi kemana?"

"Nyonya dan Tuan Besar mendadak ada urusan ke Bali, jadi aku diperintahkan untuk membawa tuan kecil pada Anda."

Kaylin menghela napas dengan panjang, karena lagi-lagi Rex dititipkan padanya karena Cleopatra dan kakaknya yang sibuk bekerja. Tahukah kakak iparnya itu? Kalau dia pun sibuk, sibuk mencari pasangan untuk dijadikan calon suami. Dan perlu di garis bawahi, bagaimana dirinya bisa mendapatkan kekasih kalau kemana-mana Rex selalu mengikuti dan memanggilnya mama.

Satu hal lagi kalau kakak iparnya itu lupa. Kaylin masih muda, usianya saat ini lebih tepat untuk bersenang-senang, bukannya diberi tugas berat dengan menjaga seorang anak kecil. Meskipun yang terjadi justru sebaliknya, Rex lah yang lebih banyak menjaganya dari sifat ceroboh yang tidak bisa hilang meskipun dirinya sudah dewasa.

"Kita pulang sekarang!"

"Rex mau ice clem," ia tidak mau pulang sebelum Aunty nya membelikan apa yang diinginkannya.

"Oh ya ampun Rex Meyer..." Kaylin mengacak-acak rambut keponakannya dengan gemas. Karena merasa takjub pada kecintaan Rex terhadap ice cream, sejak keponakannya itu masih berada di dalam kandungan kakak iparnya. Dan jangan lupa, dirinya pernah di suruh untuk membeli ice cream yang jaraknya lumayan jauh dari mansion Meyer.

"Mama akan membelinya, tapi kita keluar dulu oke." Kaylin menuntun Rex berjalan menuju pintu keluar.

"Mama aw—" belum sempat Rex memberitahu kalau pintu kaca di depan mereka belum di buka, Aunty Kaylin sudah lebih dulu menabrak pintu tersebut.

"Hey.. siapa yang menaruh kaca besar di sini?" tanya Kaylin dengan emosi sembari mengusap keningnya yang terasa sakit.

"Maaf Nona, pintu kaca ini sudah ada sejak restaurant ini di buka." jawab pelayan restoran.

"Ya ampun pakai di jawab lagi, aku kan bertanya hanya untuk mengurangi rasa malu ku," umpat Kaylin dalam hati. Bergegas pergi dari restoran tersebut dengan setengah berlari.

Tanpa disadari oleh Kaylin, kejadian yang dialaminya tadi dilihat dan diperhatikan dengan intens oleh sosok pria berbadan tegap yang duduk di salah satu meja yang ada di restaurant tersebut.

"Kau masih saja sama, ceroboh, kekanakan, dan manja," gumamnya. Menatap kepergian wanita yang pernah mengisi harinya dengan segala tingkah konyol yang membuatnya kesal. Tadinya pria itu pikir setelah tiga tahun lamanya tidak bertemu, Kaylin akan berubah menjadi lebih dewasa. Tapi kenyataannya wanita tersebut masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu.

*

*

Setelah membeli ice cream yang diinginkan Rex, Kaylin pun berjalan menuju mobilnya yang di parkir di seberang jalan. Namun saat dirinya hendak menyeberang, dari arah kanan sebuah mobil hitam melaju dengan kencang. Tanpa bisa menghindar karena terlalu terkejut dan takut, Kaylin pun hanya bisa menutup kedua matanya saat merasakan tubuhnya dirangkul dan terjatuh dengan cepat.

"Nona.. Anda baik-baik saja?" Kaylin yang masih ketakutan tidak berani membuka kedua matanya meskipun banyak suara yang menanyakan keadaannya. Namun saat mendengar suara tangis anak kecil, lebih tepatnya suara tangisan Rex. Kaylin pun membuka kedua matanya dengan perlahan.

"Mama..."

"Rex..." Kaylin memeluk tubuh mungil yang terlihat sangat ketakutan. "Mama baik-baik saja, kau jangan menangis."

"Mama.. Rex tatut."

Tanpa peduli rasa sakit yang mendera tubuhnya, Kaylin berusaha untuk berdiri sembari menggendong keponakannya. menenangkan Rex, agar keponakannya itu berhenti menangis.