SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Quintuplets: Secret Of Love

Quintuplets: Secret Of Love

1. Awal Mula

"Ugh ... Dimana aku ...?"

Bagun di pagi hari, Hyuga Akira memegangi kepalanya dengan ekspresi kesakitan.

Kemarin malam, dia ingat jika dia pergi ke supermarket untuk membeli makanan siap saji untuk makan malam.

Setelah itu ....

"T-Tunggu!"

Seakan mengingat sesuatu, Hyuga Akira tiba-tiba menyadari sesuatu—dia tidak menggunakan pakaian apapun diatas tubuhnya—yang artinya, dia telanjang bulat, dan tubuhnya hanya ditutupi oleh selimut tebal yang memiliki noda basah di bagian tengahnya.

Tunggu, noda basah ....

Seolah mengingat sesuatu, Hyuga Akira mengalihkan pandangannya ke samping.

Di sebelahnya, tertidur seorang gadis cantik dengan rambut panjang lurus berwarna merah muda kemerahan. Dengan ekspresi tenang di wajahnya, Hyuga Akira bisa melihat ekspresi tidurnya jika dia tidur pulas karena kelelahan.

Hal itu membuatnya meneguk air liurnya saat dia menyadari jika bagian atas tubuh gadis itu—yang mana tidak tertutupi oleh selimut—terbuka.

Hyuga Akira bisa melihat dengan jelas tulang selangka nya, yang mana itu membuat setetes keringat jatuh di dahinya.

"... Astaga, apa yang telah aku lakukan tadi malam ...."

Hyuga Akira bergumam pelan.

Dia tidak ingat telah melakukan sesuatu dengan gadis ini. Yang dia ingat, saat sedang dalam perjalanan pulang dari minimarket, dia melihat sekelompok remaja yang menggoda gadis acak di jalanan.

Setelah itu ... Sepertinya tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.

Tapi, Hyuga Akira tidak mengerti bagaimana dia bisa berakhir dengan tidur dengan gadis ini.

Melihat dari wajahnya, Hyuga Akira tahu jika gadis yang saat ini tidur dengan ekspresi damai di wajahnya adalah gadis yang sangat cantik. Bahkan, dia bisa bilang jika gadis ini adalah gadis paling cantik yang pernah ia temui sebelumnya.

Tapi, kenapa gadis cantik seperti dia bisa tidur dengannya.

Dalam sekejap, Hyuga Akira mengira jika gadis ini cukup berpengalaman, tapi saat dia melihat noda darah di atas sprei dan selimut yang mereka gunakan, dia segera menyingkirkan pikiran itu dari kepalanya.

Dilihat dari manapun, noda darah itu pasti berasal dari gadis itu—yang keperawanannya telah dia ambil—hal itu membuat Hyuga Akira sedikit mengernyit tidak berdaya.

Dia hanyalah seorang siswa SMA biasa, hidupnya pas-pasan, dan dia tidak memiliki keluarga. Hari-hari luangnya dia habiskan untuk pekerjaan paruh waktu agar dia bisa makan dan membayar biaya sekolah.

Sekarang, apakah dia akan disuruh untuk bertanggung jawab atas gadis ini?

Memikirkan hal itu, Hyuga Akira tentu saja tidak bisa tenang.

Jika situasi keduanya dimulai atas dasar keinginan gadis itu, maka Hyuga Akira tidak akan banyak berpikir. Apalagi di Jepang, hal seperti ini bisa dibilang cukup wajar.

Tapi, jika ternyata dialah yang memaksa gadis itu untuk melakukan hal yang tidak senonoh, maka Hyuga Akira tidak bisa berbuat apa-apa jika gadis itu akan melaporkannya ke polisi atas dasar pemerkosaan dan pelecehan.

Memikirkannya saja langsung membuat Hyuga Akira menjadi murung.

Jika saja ....

Tepat saat itu, Hyuga Akira merasakan gerakan samar dari sisi sebelahnya, melihat gadis itu menggeliat dan kemudian mengusap matanya, lalu bangkit untuk duduk, dan membuat tubuh bagian atasnya terbuka begitu saja.

Hyuga Akira menikmati pemandangan dari dua gundukan besar itu sekilas, tapi dia dengan cepat menoleh ke arah lain agar tidak disalahpahami.

Meskipun sebenarnya hal itu cukup aneh, mengingat seharusnya mereka sudah saling melihat tubuh satu sama lain ....

"Sudah pagi ...?"

Gadis itu bergumam pelan, merasakan sedikit sakit dari area bawahnya, dan kemudian menyadari jika dia sedang telanjang saat ini.

"Ah ...!"

Dia dengan cepat mengangkat selimut untuk menutupi tubuhnya, tapi dengan cepat menyadari jika bukan hanya dia yang ada di ruangan itu.

"S-Siapa kamu?!"

Gadis itu langsung mengambil jarak dari Akira, dan menatapnya dengan tatapan tajam.

Lalu, ingatan tentang perbuatan mereka tadi malam mengalir begitu saja di kepalanya, membuat wajahnya yang putih cantik langsung memerah melebihi warna rambutnya sendiri.

"T-Tunggu! I-Ini tidak seperti yang kamu pikirkan!"

Akira dengan cepat menggerakkan tangannya untuk menenangkan gadis itu.

Jika dia berteriak dan seseorang di luar mendengarnya, maka semuanya akan tambah rumit.

"S-Siapa kamu ...?"

Setelah mendengarkan Akira, gadis itu tahu jika emosinya memang berlebihan, apalagi ketika ingatan tentang perbuatan mereka tadi malam langsung meresap di kepalanya.

Meski begitu, dia tetap menjaga jarak dari Akira dan menatapnya dengan waspada.

Dan saat melakukan itu, gadis itu menyadari sesuatu ....

'Dia sangat tampan!'

Dia dengan cepat mengagumi tubuh bagian atas Akira yang terbuka begitu saja.

Kulitnya putih pucat, dan dia memiliki rambut putih pirang yang acak-acakan, matanya memiliki warna yang selaras dengan rambutnya dan dia telinga kirinya memiliki dua tindikan yang membuat penampilannya terlihat cukup nakal.

Beralih ke tubuhnya, meski gadis itu bisa melihat tubuh Akira yang cukup kurus, tapi otot-ototnya terawat dengan baik. Bisa dilihat, meski tubuh Akira kurus, tapi dia memiliki otot yang padat dan keras, bukti jika dia sering melakukan olahraga untuk menjaga tubuhnya.

"Um ... Pertama-tama, namaku Hyuga Akira. Mungkin kamu memikirkan hal buruk tentangku saat mengetahui situasi kita berdua, tapi aku akan jujur, aku tidak bisa mengingat apapun tadi malam! Jadi, aku minta maaf! Jika kamu ingin aku bertanggung jawab, maka aku pasti akan bertanggung jawab!"

Mendengar perkataannya, gadis itu berpikir sejenak. Ingatan tentang dirinya yang hampir dilecehkan oleh sekelompok pria, tapi tiba-tiba pria di depannya datang dan membantunya dan membawanya pergi begitu saja.

Tapi, sekelompok pria itu tidak membiarkannya pergi begitu saja, salah satu dari mereka memukul bagian belakang kepala Akira dengan keras, yang membuat Akira terjatuh dan pingsan di tempat.

Setelah melakukan itu, kelompok itu begitu saja, meninggalkan dirinya yang dengan panik meminta pertolongan agar mereka dibawa ke rumah sakit terdekat.

Tapi, karena jarak rumah sakit yang jauh, alhasil dia hanya bisa membawanya ke hotel ini, dan merawat lukanya dengan obat seadanya.

Beruntung, Akira tidak mengalami cedera, dan kepalanya hanya sedikit bengkak karena pukulan itu.

Tapi bukan itu intinya!

Melihat tubuh tidak berdaya Akira, ditambah dengan wajahnya yang bisa dibilang adalah tipenya. Dia tidak bisa menahan diri dan malah berujung memperkosanya!

Tentu saja dia tidak bisa mengatakan jika dialah yang sebenarnya telah memperkosa Akira!

"U-Umm, aku tidak keberatan jika kamu ingin bertanggung jawab. Tapi, apa kamu yakin ...?"

Ya, menutupi hal ini tidak menjadi masalah, bukan?

Apalagi Akira tidak mengingatnya. Ditambah, ini adalah kesempatan emas bagi dirinya!

"Ya! Meski penampilanku begini, tapi aku adalah orang yang bertanggung jawab! Aku tidak akan menarik ucapanku!" Hyuga Akira berkata dengan tegas.

Sambil memerah, gadis itu mengalihkan pandangannya dan berkata dengan pelan:

"Baiklah jika itu maumu. Maka, mulai sekarang tolong jaga aku, Akira-kun."

Senyuman kecil terbentuk di sudut mulutnya. Bukan karena dia licik tapi karena dia merasa bahagia karena hidupnya mungkin akan berubah mulai dari sekarang.

"Ngomong-ngomong, aku belum tahu namamu."

"Ah, benar juga. Ehem! Namaku Nakano Nino! Kamu bisa memanggilku Nino mulai hari ini!"

Gadis itu mengangkat satu tangannya dan meletakkan di atas dadanya, senyuman kecilnya yang sedikit memiliki kebanggaan tidak lepas dari tindakannya.

"Kalau begitu, tolong jaga aku juga, Nino-san."

2. Kembar Lima Nakano

"Nino! Dari mana saja kamu semalaman! Apa kamu tidak tahu kami semua khawatir kamu kenapa-kenapa?!"

Begitu Nino pulang ke rumah, apa yang menyambutnya adalah teguran dan salah satu saudara kembarnya.

Nakano Itsuki namanya.

Dia anak bungsu dari Kembar Lima Nakano, yang mana wajahnya sendiri tidak jauh berbeda dari Nino, mengingat mereka adalah saudara kembar.

Itsuki adalah seorang gadis berpenampilan serius dengan rambut panjang sedang dan ahoge yang ekspresif, mata biru tua cerah dan sosok yang tinggi dan terlihat tegap.

Dan sama seperti Nino, sosoknya juga diberkati dengan baik, yang mana jika mereka berdiri bersebelahan, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan mereka berdua.

Dan meski statusnya adalah anak bungsu dari Kembar Lima, Itsuki nyatanya adalah orang yang sangat protektif jika menyangkut tentang saudara kembarnya.

Hal itu juga yang membuat Itsuki langsung menegur Nino ketika dia melihat Nino baru pulang setelah semalaman menghilang dan tidak memberi kabar.

Itsuki sudah menelpon Nino berkali-kali, tapi panggilannya tidak pernah tersambung dan Nino tidak memberi balasan apapun pada pesan yang dikirim.

Ia sangat khawatir dengan keadaan Nino, yang mana membuatnya ingin mencari Nino sendiri di tengah malam—tapi saudara kembarnya yang lain langsung mencegahnya, mengatakan jika Nino mungkin menginap di rumah temannya.

Itsuki tidak puas, tapi dia hanya mengangguk dan tidak melawan. Pada akhirnya, dia tetap memutuskan untuk mencari Nino di pagi hari. Tapi, sebelum melakukan itu, Nino sudah pulang terlebih dahulu, yang membuatnya senang dan langsung menegurnya.

"Maaf, karena kemalaman, aku menginap di rumah temanku. Ponselku hilang, jadi aku tidak bisa memberi kabar pada kalian."

Pada akhirnya, Nino tahu jika dia salah. Tapi, dia tidak mengungkapkan kejadian sebenarnya bahwa dia semalam tidur dengan seorang laki-laki yang tidak dia kenal.

Jika hal itu diketahui saudara kembarnya, maka ....

Tidak, tidak! Nino tidak akan membiarkan hal itu terjadi!

Untuk itulah, Nino akan berpura-pura tidak mengenal Akira untuk sekarang, dan kemudian secara perlahan dekat dengannya dan mengenalkannya pada saudara kembarnya yang lain.

Ya, itu adalah keputusan terbaik untuk saat ini.

Apalagi, jika saudara kembarnya tahu jika dia tidur dengan pria asing baru-baru ini ....

Nino tahu jika dia pasti akan ditegur ribuan kali oleh mereka.

Meskipun status Akira sekarang adalah pacar Nino, tapi hal itu tidak membuat saudaranya bisa langsung puas dengan jawaban Nino.

Apalagi, dengan koneksi keluarganya, Nino yakin jika saudaranya yang lain pasti akan mencari tahu latar belakang Akira dan kemudian mengungkap kebohongannya di telapak tangannya.

Pada akhirnya, meski Nino tahu jika saudaranya bukanlah orang yang menilai orang dari statusnya, tapi dia tidak yakin dengan Ayahnya ....

"Hah ...! Meski begitu, kamu harus menghubungi kami jika ponselmu hilang! Aku sangat khawatir, Ichika, Miku, dan Yotsuba juga khawatir padamu, tahu!"

Itsuki tetap merasa tidak puas dengan jawaban Nino.

Jika begitu, tidakkah dia bisa meminjam ponsel temannya untuk menghubungi mereka?

"Itsuki, jangan terlalu memarahi Nino. Lagipula alibi Nino ada benarnya. Dia tidak mungkin pulang sendirian larut malam, itu akan berbahaya."

Saat Itsuki sedang menceramahi Nino, sebuah suara halus terdengar turun dari lantai atas.

"Ichika, jangan bilang kamu ada di pihak Nino?!"

Itsuki menatap saudara tertuanya dengan tatapan tidak puas.

Nakano Ichika namanya.

Tidak seperti Nino ataupun Itsuki, rambut Ichika dipotong pendek diatas bahu, dengan sebuah anting di salah satu telinganya.

"Aku tidak membelanya, hanya saja Nino mungkin terlalu asik bermain dengan temannya hingga tidak sadar jika 'ponselnya' hilang. Jika begitu, tidak ada yang bisa dilakukan, 'kan?"

Ichika tersenyum ke arah Nino saat dia mengatakan itu, yang hanya dibalas Nino dengan "Hmph!" dan mengabaikannya.

Tapi, di dalam hati Nino, dia merasa khawatir.

'Apakah Ichika tahu sesuatu tentang tadi malam ...?'

Nino merasa ragu, tapi dia tentu saja tidak melewatkan nada sarkastik Ichika ketika menekankan jika ponselnya hilang karena dia terlalu asik bermain dengan temannya.

Nino merasa ada yang tidak beres dengan kata-kata Ichika, seolah dia sengaja menekankan hal itu seolah ingin Nino mengetahui maksudnya dengan jelas ....

Itsuki merasa tidak puas, dia ingin membantah ucapan Ichika, tapi sebuah suara lain menginterupsinya lebih dulu.

"Kalian sangat ribut pagi hari begini."

Datang dari lantai dua, adalah seorang gadis yang memiliki wajah dan penampilan yang mirip dengan mereka.

Hanya saja, tidak seperti Ichika yang memancarkan aura positif, Nino yang terlihat modis, dan Itsuki yang keras kepala, gadis ini berbeda karena dia tidak memberikan banyak ekspresi di wajahnya saat dia berbicara.

Dan juga, dia memiliki rambut panjang dengan sehelai rambut yang mengarah ke sisi kanan wajahnya, mata biru dan sosok yang diberkati dengan sangat baik.

Dan sama seperti ketiga gadis itu, dia memiliki rambut berwarna "Pearl Pink"(merah muda mutiara jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia).

Nakano Miku.

Dia adalah anak ketiga dari kembar lima Nakano.

"Oh, Miku. Tidak biasa melihatmu bangun pagi. Apa kamu baik-baik saja?"

Nino bertanya pada Miku, yang mana hal ini juga bertujuan untuk mengalihkan pembicaraan mereka ke arah lain.

Apalagi, dia tahu kebiasaan begadang Miku yang membuatnya cukup sulit untuk bangun pagi. Ditambah sekarang adalah akhir pekan, yang mana Miku biasanya akan bangun cukup siang sampai salah satu dari mereka membangunkannya untuk sarapan.

"Tidak juga. Aku terbangun karena kalian terlalu ribut."

Miku menjawab saat dia mengusap matanya yang lelah sambil berjalan menuruni tangga, berhenti di depan wastafel dan mencuci wajahnya dengan air dan membilasnya.

"Ngomong-ngomong, dimana Yotsuba? Aku tidak melihatnya pagi ini?" Nino bertanya, saat dia tidak melihat saudaranya yang nomor empat.

"Oh, Yotsuba bilang dia ada kegiatan klub. Jadi dia pergi pagi-pagi sekali."

Ichika melambaikan tangannya saat dia berjalan menuju kulkas dan mengambil sebotol air mineral dan meminumnya.

Pada akhirnya, Nino tidak bertanya lebih jauh, mengingat dia sudah mengenal kebiasaan Yotsuba dengan baik.

Jadi, dia beranjak dari ruang tamu dan naik ke lantai dua menuju kamarnya, meninggalkan Itsuki yang tidak puas dengan tindakannya.

****************

Di kamarnya, Nino sedang berbaring tengkurap di atas kasur. Tatapannya mengarah pada ponsel yang saat ini ada di genggamannya.

"Apakah aku benar-benar punya pacar ...?"

Dia mulai bergumam dengan suara pelan.

Menatap layar ponsel, dimana layar itu menampilkan sebuah profil dari sosial media Akira, yang mana dia telah bertukar nomor dan meminta ID Line miliknya.

Nino tidak akan menduga, jika hari dimana dia pulang larut malam dari rumah temannya akan membuatnya bertemu dengan Akira.

Pertemuan mereka mungkin bukan yang terbaik, dan Nino tahu jika dia telah memaksakan dirinya pada Akira. Tapi, seiring berjalannya waktu, Akira tidak akan keberatan, 'kan?

Apalagi, setelah berbicara sebentar dengannya, Nino tahu jika dia memiliki ketertarikan khusus pada Akira. Itulah kenapa dia tidak menolak ketika Akira mengatakan jika dia akan bertanggung jawab. Malahan, dia merasa senang saat Akira mengatakan hal itu.

Setelah beberapa saat ragu, Nino akhirnya memberanikan diri untuk mengirimkan pesan pada Akira.

[Nino: Aku sudah sampai di rumah.]

Pesan itu sederhana, tapi itu juga karena Nino tidak tahu harus mengirimkan pesan apa pada Akira.

Tidak membutuhkan waktu lama, hanya dalam beberapa detik, pesannya menunjukkan tanda sudah dibaca, dan balasan dari Akira datang di beberapa detik berikutnya.

[Akira: Apa orang tuamu tidak marah? Aku merasa tidak enak pada mereka.]

Membaca pesan dari Akira, Nino sedikit tersenyum.

[Nino: Tidak apa. Lagipula kami tinggal terpisah dari Ayah kami. Meski tadi aku sedikit ditegur oleh saudaraku.]

Nino sebelumnya sudah memberitahu jika dia memiliki saudara kembar, jadi dia harus buru-buru pulang karena takut mereka akan khawatir kepadanya.

[Akira: Aku merasa tidak enak pada mereka.]

Begitu pesan itu datang, Nino mendengar pintu kamarnya terbuka, dan saat dia berbalik, dia menatap Ichika yang masuk ke dalam kamarnya sambil tersenyum.

"Ada apa, Ichika?"

Meski tidak puas karena waktunya bersama Akira diganggu, tapi Nino tetap bertanya dengan halus pada Kakak tertuanya.

"Tidak, tidak. Aku hanya penasaran apakah Adik ku ini sudah punya pacar~"

Saat Ichika mengatakan itu, dia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan gambar dimana Nino yang sedang berjalan berdua dengan Akira.

Foto itu diambil dari atas, yang mana Nino menebak itu adalah balkon Apartemen mereka.

Dengan kata lain, Ichika tadi melihat Akira mengantarnya pulang, dan dia tiba-tiba teringat oleh interupsi Ichika di ruang tengah tadi.

Terpopuler