SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Journey Become The Strongest

Journey Become The Strongest

prolog

Sebuah dunia dengan beberapa benua dengan beragam kehidupan yang tinggal di dalamnya. setiap benua memiliki beragam budaya dan peradaban yang berbeda beda.

Benua memiliki berbagai macam ras seperti, Manusia, iblis, beastfolk, elf, dwarf, raksasa, bahkan naga.

Diantara mereka, manusia adalah ras terbanyak yang menempati beragam benua.

Benua arcadia, merupakan benua terbesar kedua di dunia ini. Saat ini kerajaan yang ada di benua ini sedang dalam masa perang besar. Mereka Saling memperebutkan sebuah wilayah di kerajaan kecil.

Di wilayah itu ditemukan tambang Mithril. Kerajaan kecil hancur dalam sekejap karena menjadi medan perang semua kerajaan di benua yang ingin memiliki tambang ini.

Kerajaan Marineford, merupakan kerajaan yang menjadi pusat dari agama marinefod. Mereka menyembah dewa cahaya, Marie.

Kerajaan Magixia, merupakan kerajaan yang menjadi pusat dari sihir benua. Di kerajaan ini, terdapat 3 grand mage yang dikenal sebagai 3 sage.

Kekaisaran Pheonix merupakan kerajaan terbesar dan terkuat dikarenakan banyak kesatria, penyihir, dan magic warrior yang tinggal di sini.

Kerajaan Beastin merupakan kerajaan para beastfolk. Meski tidak memiliki penyihir, kerajaan ini termasuk ke dalam 4 kerajaan terkuat di benua.

Banyak nama nama terkenal di medan perang saat masa masa sulit ini. Julukan julukan diberikan kepada mereka yang terkenal di medan perang sesuai dengan keahlian mereka masing masing. Setiap individu ini sangatlah kuat untuk dapat melawan puluhan musuh sekaligus.

Diantara banyaknya individu yang terkenal, seorang jenderal kekaisaran Phoenix bernama Eri Stormblade yang terkenal dengan julukan Thousand Talent. Selain memiliki kemampuan memimpin pasukan dan mengatur strategi, Eri merupakan seorang swordsman grand master dan seorang grand mage. dia bahkan dapat menggunakan berbagai macam senjata.

Selain namanya yang terkenal eri juga memiliki 4 ajudan yang sangat handal di sampingnya. Para ajudannya ini sudah bersama dengannya semasa dia masih menjadi kesatria biasa. Mereka sudah melewati banyak hidup mati bersama di medan perang. Para ajudannya ini merupakan seorang jenius di bidang mereka masing masing

Arya de Adamas sang Briliant Swordsman, Arya tidak hanya ahli dalam teknik pedang, dia memiliki kepintaran yang membuatnya dapat menggantikan eri ketika jenderalnya itu tidak ada. Dia menggunakan teknik Adamant yang merupakan teknik warisan keluarganya

Bash sang Fist Saint, dia memiliki keahlian dalam pertarungan tangan kosong dengan enchant mana. Bash merupakan seorang pewaris teknik Fist Saint di generasi ini. Tekniknya diwariskan sejak zaman dahulu oleh Fist Saint pertama. Di setiap generasi hanya diperbolehkan 1 orang saja yang menggunakan teknik ini

Milia van de magicilia sang Magic Empress, salah satu penyihir yang berhasil mencapai grand mage, circle tertinggi yang dapat dicapai penyihir manusia saat ini. Sebagai putri dari keluarga magicilia, dia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang sihir dan memiliki banyak sekali mantra sihir di tangannya.

Rosalina van de rozen sang One Shoter, dia memiliki akurasi memanah 100 persen. Setiap tembakannya akan mengenai target yang diinginkan rosa. Bahkan diantara keluarganya, dia adalah seorang jenius dalam hal memanah. Selain ahli dalam memanah, dia juga memiliki kepintaran sebanding dengan Eri bahkan dapat melebihinya di situasi tertentu.

Mereka berlima dikenal oleh dunia sebagai 5 Apocalypse. Keberadaan mereka di medan perang akan menjadi bencana bagi musuhnya. Musuh bahkan tidak dapat melawan pasukan di bawah kepemimpinan 5 orang ini.

The Beginning

Di medan perang yang kacau, banyak pasukan berguguran. Ledakan sihir terus terjadi di setiap medan perang. Di markas pusat, di dalam tenda komando sedang terjadi rapat yang dipenuhi ketegangan.

Semua kapten di dalam tenda ini tampak serius,”Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa kita kalah meski jumlah kita lebih banyak dari mereka? Apa kalian benar benar bekerja dengan serius memimpin pasukan kalian?” seorang pria tua yang merupakan jenderal di suatu pasukan berteriak pada para kapten pasukannya.

Seorang pria muda berusaha menjawabnya “Maaf Tuan, pasukan musuh kita berasal dari kekaisaran Phoenix dan ju-” sebelum menyelesaikan kalimatnya dia di lempar gelas oleh pria tua itu.

“Memang mengapa jika musuh kita berasal dari kekaisaran Phoenix? Pasukan mereka hanya berjumlah kurang dari 10.000 saja, sedangkan kita memiliki 50.000 pasukan. Bagaimana mungkin kita kalah jika kalian yang tidak becus memimpin pasukan kalian.” Pria tua itu tampak marah dengan bantahan pria muda barusan.

“Tapi tuan, pasukan musuh ini dipimpin oleh 5 Apocalypse, meminta kita menang it-”.

“Brak!!” perkataan orang itu di potong oleh suara keras memukul meja“memang mengapa dengan 5 Apocalypse. Bahkan jika ada 10, mereka itu bukan apa apa. Mereka hanya sekedar anak anak yang baru masuk tentara” Semua kapten yang hadir di rapat itu memasang wajah tidak percaya dan pandangan aneh pada pria tua itu.

”Tidak ada alasan lagi, kita harus memenangkan pertempuran ini atau kita akan mencoreng nama baik kerajaan bright kita. Atas nama raja kita tidak boleh kalah!” kata pria tua itu dengan tatapan serius.

“Siap!” para kapten berdiri hormat dengan memukul dada kiri dengan tangan kanan mereka. Meski perkataan pria tua itu tidak masuk akal karena lawan mereka adalah 5 Apocalypse, mereka tidak dapat membantah perkataannya yang membawa nama raja.

Saat mereka sedang berdiri hormat, seorang kesatria memasuki tenda dan segera berlutut,”Maaf mengganggu rapat penting ini tuan. Tetapi laporan dari pengintai mengenai situasi di pasukan utara baru tiba”.

”Hmm.. Laporkan” kata pria tua itu dengan wajah serius. Para kapten lain juga tampak serius hingga terdengar suara mereka menelan ludah.

“Pasukan utara telah dimusnahkan” kata singkat dari pembawa pesan membuat semua yang berada di tenda itu terperanga terkejut.

“Bagaimana mungkin?! kau pasti berbohong, bagaimana mungkin pasukan kita yang kuat ini dimusnahkan. Bahkan di pasukan utara terdapat Aric yang memimpin pasukan. Kau akan dihukum karena menyampaikan berita palsu” Pria tua itu berteriak saat menghunuskan pedangnya.

Semua kapten terkejut dengan tindakan gegabah jenderal mereka ini dan segera menahannya. “Mohon tenang tuan, kita dengar dulu situasinya. Kamu.. jelaskan situasinya lebih detail!” salah seorang kapten yang berusaha menahan jenderalnya itu.

“Baik… pasukan utara di musnahkan oleh sihir kelas 7, meteor, yang di aktifkan oleh Magic Empress. Semua pasukan dihancurkan termasuk kapten Aric yang dalam radius serangannya” Semua orang segera mengerti setelah mendengar nama Magic Empress ini. Tetapi tidak bagi sang jenderal.

”Tidak!! Itu tidak mungkin! Anakku! Sang jenderal Osborn!! Dia tidak akan kalah oleh penyihir belaka. Dia adalah jenius tak tertandingi di kerajaan kita. Kau pasti menyampaikan pesan palsu! Kubunuh kau sekarang!”.

Salah seorang kapten yang sedang menahan jenderal Osborn melayangkan chop ke lehernya untuk membuatnya pingsan.

“Kerja bagus, kau boleh pergi sekarang!” kata seorang kapten kepada pembawa pesan itu.”Baik” pembawa pesan itu segera keluar dari tenda menuju pos nya.

“Bagaimana sekarang? haruskah kita menyerah dan mundur?”

”Itu tidak mungkin, kepala kita akan terbang jika kita mundur sekarang”

”Lalu kau ingin bagaimana, kita sudah kalah bahkan sebelum perang ini di mulai jika lawan kita 5 Apocalypse ini!!” perdebatan panas antara para kapten segera terjadi di markas komando ini. Mereka merasa gelisah karena maju atau mundur mereka akan mati.

“Bagaimana jika kita menyerah dan membiarkan kita menjadi tawanan perang kekaisaran. Kudengar mereka memperlakukan tawanan dengan baik” saran seorang membuat kapten lain segera berpikir.

”Mungkin kau benar, tetapi bagaimana jika kita tidak ditebus oleh kerajaan. Apa yang akan terjadi pada kita jika kita tetap menjadi tawanan perang mereka?” kapten lain segera memberikan sanggahan pada saran tersebut.

Saat para kapten terus berdebat, pembawa pesan sebelumnya kembali memasuki tenda.”Maaf mengintrupsi rapat lagi tuan” seorang kapten mengangkat tangannya menandakan pada pembawa pesan itu untuk melanjutkan laporannya.

“pasukan selatan berhasil ditembus dan pasukan yang tersisa berlari menuju markas pusat. Pasukan kekaisaran sedang mengejar pasukan kita yang kabur” dengan lantang pembawa pesan itu menyampaikan laporannya

Wajah para kapten segera menggelap karena dua pesan kehancuran pasukan mereka tiba dalam waktu yang relatif singkat. Meski mereka sudah mendengar ketenaran masing masing 5 Apocalypse ini, mereka tidak menyangka akan sekuat ini. “Hah… kau boleh pergi sekarang”.

“baik tuan” pembawa pesan itu meninggalkan tenda yang saat ini terjadi keheningan.

“Sepertinya kita harus menyerah saat ini” seorang kapten tampak pasrah saat dia mengepalkan tangannya frustasi dengan kelemahannya ini. Meski kapten lain terdiam, mereka juga memiliki pemikiran ini

...****************...

Di markas kekaisaran Phoenix, seorang pria dan seorang wanita berdiri menatap medan perang yang sudah dikendalikan pasukannya.”Sepertinya mereka akan segera menyerah” kata wanita itu menatap tenda komando musuh dengan sihir hawk eye. Di sampingnya pria itu mengangguk dalam diamnya.

“Apa yang akan kamu lakukan pada mereka yang menyerah, eri?” tanya wanita itu kepada pria di sampingnya.

”Hmm… mungkin kita harus menjadikan mereka tawanan? Tetapi aku dengar keadaan kerajaan bright sedang tidak baik karena raja mereka saat ini yang tidak kompeten. Kemungkinan kerajaan mereka tidak akan menebus para tawanan ini” eri berkata saat menatap ke langit berpikir apa yang harus dia lakukan kepada musuh yang menyerah.

“Ah… bagaimana jika kita membuat mereka bekerja di tambang?” kata wanita itu menyarankan Eri.

“Tambang yang mana? Bukannya penambang tidak kekurangan orang? Di perang kemarin saja manajer tambang menyuruh kita untuk tidak memberikan mereka budak perang lagi.” Eri menatap wanita itu dengan heran.

“Tambang yang baru ditemukan di wilayah keluargaku. Mereka kekurangan banyak orang karena tambang itu baru dibuka” Wanita itu menjelaskan pada Eri

Setelah berpikir dia memandang wanita di sampingnya itu, ”Hmm… tambang keluarga Rozen ya? Bisakah aku minta tolong padamu,ca?”

Wanita di sebelahnya yang merupakan Rosalina dengan bangga mengatakan,”Serahkan padaku!”

Eri menggunakan sihir telepati kepada para ajudannya, [tangkap mereka yang menyerah. Mereka akan dijadikan budak tambang.], [SIAP!] [Siap!], balas Bash dan Milia di medan perang.

“Sepertinya Pasukan yang dipimpin Arya masih belum menembus pertahanan pasukan musuh” Tanya Eri heran saat menatap ke medan perang utama yang masih bertempur.

”Ah, pasukan utama mereka dipimpin oleh Barto sang Stone Castle, yang saat ini sedang melawan si arya” jawab Rosa melihat ke medan perang dengan hawk eye.

“Pantas saja.” Eri menutup matanya dan memahami apa masalahnya. Barto terkenal dengan ketahanan fisiknya yang kuat. Arya yang mengandalkan teknik sulit menembus kulit kerasnya Barto. ”Apa kita harus mengirim Bash ke sana. Dia mungkin cocok melawan Barto.” menatap Rosa untuk menanyakan situasi Arya saat ini.

”Sepertinya tidak perlu, meski dia tidak memberikan luka parah pada Barto, setidaknya Arya menekannya.” balas Rosa saat dia mengawasi pertarungan Arya dengan Barto

“Hmm… kalau begitu kita tunggu mereka saja” kata Eri saat berjalan berbalik ke tenda. Di tenda dia mengambil kantung air untuk meminumnya. Eri kembali ke samping Rosa dan memberikan kantung air itu”Minumlah dulu”,”Ah, terima kasih” Rosa menerimanya dan segera meminumnya. Mereka kembali mengawasi medan perang dari kejauhan itu.

...****************...

Di medan perang utama, Arya menebaskan pedangnya dengan teknik pedang yang halus. Tetapi setiap serangannya hanya memberikan goresan pada tubuh Barto. “Hahaha, kau tidak akan menggores tubuhku dengan pedang tumpul seperti itu. Jika yang ada di sini adalah dia mungkin akan berbeda tetapi kau hanya cecunguk yang ikut terkenal karenanya” hina Barto kepada Arya yang terus menebas tubuhnya.

”Memangnya kenapa? Aku ada di sini karena perintah dari Eri. Aku tidak peduli apa yang ingin kau sampaikan dengan perkataan itu tetapi aku aku akan tetap mengalahkanmu.” Arya terus melanjutkan serangannya saat dia membalas perkataan Barto.

“Mengalahkanku? Kau? Bagaimana caranya kau yang seorang cecunguk belaka mengalahkanku?” Barto kembali menghina Arya yang terus menyerangnya

“Kau saja tidak dapat melawan balik seranganku” Arya memancing balik amarah Barto.

”Baiklah jika itu yang kau inginkan” Barto menyerang ke tanah dengan kedua tangannya membuat kawah kecil di kakinya. Arya kehilangan keseimbangannya karenanya. Barto melihat kesempatan dan menyerang kepala Arya saat Arya hampir terjatuh.

Arya menghindari itu dengan menendang perut Barto membuat keduanya terpental. Arya segera memperbaiki posturnya. Sesaat Arya memperbaiki posturnya dia terkejut karena dalam sekejap pukulan Barto berada di depan wajahnya. Arya segera mengangkat pedangnya untuk menahan pukulan itu. Menggunakan momentum dari pukulan itu, Arya melompat mundur untuk menjaga jarak dari Barto.

“Hahaha, lihat, kau bahkan tidak dapat melawan balik saat aku serius kepadamu” suara keras Barto dapat di dengar di tengah berisiknya adu pedang kedua pasukan. Arya tidak menjawab karena perkataan Barto itu benar. Arya menutup matanya dan segera mempersiapkan kuda kudanya untuk menggunakan teknik pamungkas dari teknik pedang adaman.

Pedangnya menyala biru saat Arya mengalirkan mana miliknya ke pedang. “Menarik, aku akan menerobos teknik pedang apalah mu itu” ucap Barto bersiap menyerang.

Dalam waktu yang sekejap mata, kedua orang itu saling menyerang,”Adaman Style Art Last : Absolute Slash”.

“Ghuak!!!” teriak Barto jatuh berlutut dan terdapat luka diagonal di dadanya.

“Kau lihat, aku dapat mengalahkanmu!” sombong Arya saat dia mencipratkan darah di pedangnya ke tanah.

”Aah… kau hanya beruntung. Tidak mungkin aku terluka oleh cecunguk sepertimu.” Barto hendak berdiri dari posisinya yang berlutut, tetapi segera dia menyadari bahwa bukan hanya dadanya saja yang terluka tetapi kedua kakinya juga hampir putus oleh tebasan Arya. Wajahnya segera marah saat dia menggeram pada Arya.

“Sekarang kau menggeram seperti seekor anjing.” Barto semakin marah mendengar ejekan Arya tetapi dia tidak dapat berdiri dan menyerangnya. Arya segera mempersiapkan kuda kuda lainnya,”Aku tidak suka menyiksa orang lain jadi akan ku akhiri dengan serangan ini”.

“Adaman Style Art 3 : Cleave”. kepala Barto terbang dengan darah yang terciprat ke segala arah

Pasukan kerajaan Bright segera tampak terkejut karena kematian kapten mereka. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa kapten mereka akan kalah oleh

seseorang. Keheningan di antara pasukan kerajaan terjadi, mereka bingung apa yang harus mereka lakukan saat ini. Di waktu yang sesaat itu para pasukan kekaisaran mengambil kesempatan dan menyerang pasukan kerajaan.

“Aku sepertinya kurang latihan” Perkataan Arya saat dia melihat luka di perutnya.

...****************...

Beberapa menit yang lalu di markas pusat kerajaan Bright, para kapten sudah menyerah kepada Bash dan Milia. Mereka diikat oleh sihir Milia untuk mencegah mereka melakukan hal hal mencurigakan. Di depan mereka terdapat tubuh jenderal Osborn tanpa kepala. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya Bash kepada Milia.

”Entah, kita belum dapat perintah dari jenderal” Milia menjawab Bash tanpa memandangnya.

” Terus kita harus melakukan apa!! aku tidak suka hanya diam saja!!!”, Bash berteriak di depan wajah Milia

”Aah, berisik sekali kau ini !!! Terserah kau melakukan apa aku tidak peduli, jangan bicara padaku!” Milia berteriak saat berbalik dan menutup telinganya.

“HAH! WANITA!!!” teriak Bash saat dia berlari ke arah medan perang utama yang masih berlangsung.

Sesampainya di medan perang dia melihat Arya yang sedang duduk dengan napas tersengal sengal.”HEI!!! Apa ada yang bisa aku bantu di sini?” teriakannya kepada Arya yang tengah istirahat itu.

“Aah… kau masih bisa teriak ya? Sepertinya kau tidak terluka. Baguslah.”, Arya mendongak untuk melihat suara itu.

”Hei, kau tak apa? Kau terluka separah itu hanya melawan seseorang. Apa kau kurang latihan?”,tanya Bash tampak khawatir.

”Begitulah. Apa kau sudah melakukan tugasmu? Atau ada perintah lain dari Eri?” Arya berusaha berdiri dengan bantuan pedangnya.

“Hei kau serius tak apa apa? Kau kesulitan berdiri begitu. Apa aku harus memint-”

‘’Tidak perlu!!” tatapan serius Arya membuat Bash berhenti memaksa.

Bash yang melihat tatapan serius Arya segera berhenti untuk mengkhawatirkannya, “Belum ada perintah. Dia pasti sedang bersenang senang dengan Rosa di markas.” Senyum Bash menatap ke arah markas pusat

...****************...

[Segera kembali ke markas! Bawa semua para tawanan perang dan rampasan yang kalian dapatkan] sihir Telepati Sang jenderal terdengar oleh semua pasukannya.

Semua pasukan membawa kembali rampasan mereka ke markas pusat. Milia kembali dengan sihir teleportasi membawa para kapten musuh yang menyerah.

Di markas pusat, mereka disambut oleh salah seorang ajudan Eri, Rosa, berdiri di podium, “Terima kasih atas kerja keras kalian. Kita telah memenangkan perang ini. Malam ini kita akan berpesta di sini dan esok pagi kita akan bersiap untuk berangkat kembali ke ibu kota!”.

“WHOA!!” para prajurit bersorak akan kemenangan mereka.

Malam itu, di markas pusat terjadi pesta besar. Semua bir yang selama ini disimpan di buka, semua persediaan daging dimasak di pesta ini. Saat para prajurit berpesta, di tenda komando, Eri berkumpul bersama dengan keempat ajudannya. Mereka sedang mengevaluasi perang hari ini.

“Kamu ini… seharusnya kamu berkata saja jika terluka! Kamu tidak perlu menyembunyikannya. Aku bisa menyembuhkannya.” Milia tengah mengaktifkan sihir heal kepada Arya.

”Aku tidak ingin merepotkan kalian”, Arya menjawab dengan tertunduk.

“Tapi kamu terluka parah!! jika aku telat mengetahuinya entah esok kamu masih hidup atau tidak. LIHAT!!! ginjalmu robek begitu.”Milia membentak Arya dan menunjuk ke pinggangnya.

“Benar itu Arya, kita sudah lama bersama. Kau tidak perlu sungkan pada kita” Rosa setuju pada perkataan Milia itu.

“HAHAHA, dia hanya tidak ingin terlihat lemah di depan kita!” di lain sisi, Bash menghormati keputusan Arya.

”Hei kau!! Aku sudah berapa kali memberitahu padamu saat berbicara tidak perlu berteriak. Apa kau sebegitu ingin untuk mati.” sebuah bola api muncul di tangan Milia.

“HAHAHAHA” Bash tampak tidak peduli dengan ancaman Milia dan terus tertawa keras. Milia tidak bisa menahan diri lagi dan meluncurkan bola api itu ke Bash

“Hah… Bisakah kalian tenang. Arya sedang butuh istirahat saat ini!!” bersamaan dengan suara itu, terpancar haus darah yang berat berasal dari Eri membuat Milia dan Bash tersentak dan berhenti bergerak.

“Tenanglah Eri! Mereka hanya bercanda saat ini. kamu tau itu kan?”, Rosa berusaha menenangkan Eri yang tampak marah.

Haus darah segera mereda dan wajah Eri kembali tenang dan dia tersenyum pada mereka. Dia menatap Arya, ”Kau harus istirahat dulu. Besok kita akan kembali ke ibu kota. Kau tidak ingin Alice melihatmu dalam keadaan seperti ini bukan?”.

Arya mengangguk perlahan tidak menjawab.

“Baiklah, terima kasih atas kerja keras kalian hari ini”, ucap eri pergi dari tenda

Eri berjalan keluar tenda komando untuk kembali ke tendanya. Rosa mengikutinya di belakang, “Hei, eri, mengapa tadi kamu mengeluarkan haus darah sebesar itu? Hingga aku kesulitan untuk bernapas. Aku tidak suka kamu yang seperti itu”, Rosa menundukan kepalanya tidak berani menatap Eri. Dia merasakan tangan Eri mengelus kepalanya.

”Oke, oke, maafkan aku ya. Juga barusan aku tidak serius. Seperti katamu mereka hanya bercanda jadi aku juga ingin ikut bercanda. Tapi sepertinya aku sudah berlebihan ya”, Rosa segera mengangkat kepalanya melihat wajah Eri tampak sedih dan terlihat wajah bersalah

“WHOAA!!!”, terdengar sorakan di arah para prajurit yang berpesta. ”Sepertinya Bash bergabung dengan mereka”, Eri menatap ke arah kerumunan saat tangannya tetap mengelus Rosa.

Rosa menyingkirkan tangan Eri, “Baiklah, aku memaafkanmu. Aku saja tidak sadar kalau kamu tadi hanya bercanda. Mereka mungkin benar benar mengira kamu serius.” Rosa tersenyum kepada Eri dan berjalan di depannya.”Ayo kita kembali ke tenda kita. Kita harus istirahat lebih awal untuk berangkat besok”.

Eri tersenyum melihat Rosa di depannya dan berjalan menyusulnya. Disinari terang bulan purnama mereka berjalan ke tenda mereka