SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
God Of Creation

God Of Creation

Bab-1 Zeina Yang Hebat

...𓆩⟬𝑷𝒓𝒐𝒍𝒐𝒈⟭𓆪...

Inilah dunia kami Viva Land, dunia dimana orang-orang memiliki 'Mana' dan bisa menggunakan 'Sihir'

Ada dua manusia di dunia ini, yang pertama manusia normal, dan yang kedua manusia ajaib yang memiliki mana dan bisa menggunakan sihir.

Aku sendiri termasuk manusia normal yang sama sekali tak memiliki mana.

'Fraksi Bulan Kabut' itu adalah tempat tinggal ku sekarang, karena aku tak memiliki tempat lain selain disini, meskipun sering di hujat akibat tak memiliki mana.

Di sini aku dijadikan tukang bersih-bersih, itu adalah pangkat terendah atau mungkin tak pantas disebut pangkat karena terlalu rendah.

Mungkin agak terlambat namun biarkan aku memperkenalkan diriku Aku Leywin, ya itu saja nama yang singkat dan mudah di ingat.

Meskipun ada kata 'Win(Menang)' diakhir namaku aku sama sekali tak pernah memenangkan apapun.

Aku hanya sebuah kegagalan....

...***...

Aku diikutkan dengan rombongan pemburu, mereka sering berburu untuk mencari makanan untuk para murid Fraksi. Entah kenapa kali ini aku diikutkan, padahal mereka tau aku tak bisa apa-apa.

Rombongan pemburu ini diisi sekitar 4 orang termasuk diriku.

"Berhenti."

Satu orang mengangkat tangannya, sepertinya ia menemukan sesuatu.

Dan benar saja Monster Gorila besar muncul di depan kami, ketua rombongan yang bernama Steve kini langsung melesat setelah memberi kode kepada yang lain. Sedangkan diriku hanya bisa mundur menjauh.

Steve berlari memutari Gorila itu dari arah samping kanan dan memberikan tebasan Sihir Angin tipis. Di lanjutkan oleh Aldolf yang menembakkan Sihir Api miliknya, tepat mengenai wajah Gorila itu.

Gorila itu kemudian menghentakkan kedua tangannya membuat Steve dan Aldolf mundur beberapa langkah.

Zeina penyihir wanita yang dari tadi diam mengumpulkan Energy Sihir kini memberi kode kepada yang lain untuk mundur.

"Explosion Magic! Full power!"

Ledakan besar terjadi menyebabkan diriku kesulitan dalam melihat akibat debu. Setelahnya terlihat Gorila itu yang kini terkapar di tanah.

"Heh terlalu lemah."

"Bukankah ini bagus? Kita tak perlu bersusah payah untuk berburu"

"Anuu... Apa aku sudah boleh keluar?"

"Ah ya, sudah aman... Keluarlah."

Mereka sangat baik, kupikir mereka akan menghinaku karena hanya bersembunyi...

...*...

Setelahnya kami melanjutkan perjalanan, sepertinya Gorila barusan masi belum cukup. Jadi kemungkinan mereka mencari yang lebih besar.

Kami memasuki sebuah Dungeon, kelihatannya Dungeon ini telah lama di tinggalkan. Steve berada di paling depan dengan percaya dirinya, sedangkan Zeina paling belakang.

Kurasa Zeina ingin melindungi ku, jika ada serangan dari belakang aku tak mungkin bisa menghindar, jadi mungkin karena itu Zeina memilih paling belakang.

"Anu... Zeina..."

"Hah? Apa?"

Ahhh wajahnya sangat cantik, terlihat seperti bidadari dari surga...

"Ada apa denganmu? Kau memandangku seperti itu?"

"Eghh... Etooo."

"Ya... Yaa... Aku memang cantik tentu saja kau terpesona..."

Bagaimana dia bisa tau...! Apa dia membaca pikiranku!

"Ba-bagaimana kau bisa tau..."

"Terlihat jelas dari wajahmu bodoh..." ucapnya selagi memegang kepalaku...

...(by canva)...

...***...

Kami meneruskan perjalanan ke ke dalam Dungeon, setiap monster yang muncul semuanya di hajar oleh Zeina dan yang lainnya.

Mereka terlalu hebat...

Aku hanya melihat mereka dari belakang, saat bertarung Zeina terlihat sangat menawan.

Namun seorang penyihir hebat sepertinya tak mungkin akan menyukai seseorang yang tidak memiliki 'mana' sepertiku.

Melihatnya dari jauh saja sepertinya sudah cukup bagiku...

Bab-2 Apa? Air Suci

Setelah masuk lebih dalam kini suasana di Dungeon jadi lebih mengerikan. Sangat sepi tak ada satupun monster di Dungeon ini, padahal sebelumnya banyak sekali.

"Hei, aku merasakan sesuatu dari sana."

Mengikuti kata-kata Zeina kami berjalan ke arah yang ia tunjuk.

Terlihat jurang yang sangat dalam disitu, "Sepertinya ini sangat berbahaya, bagaimana kalau kita pulang saja" saranku.

Zeina kini memegangi tubuhku.

"Ze-Zeina.."

Dia mendorongku ke dalam jurang, mataku terbuka lebar saat kejadian itu terjadi.

"Maaf... Dan selamat tinggal, sampah..."

Itu kata-kata terakhirnya yang kudengar sebelum aku akhirnya tak sadarkan diri.

Lalu aku tak mengingat apapun setelahnya...

...*...

Saat membuka mataku kembali, aku melihat kegelapan di sekitarku. akupun tersadar jika saat ini aku berada di dungeon bagian dalam...

Aku merasakan basah di bagian bawahku, itu adalah air, sepertinya ada tempat lain yang mengalirkan air ke sini.

"Tapi setelah jatuh setinggi itu aku tak merasakan sakit sama sekali..."

Mungkin kah air ini memiliki efek penyembuhan?

Setelah kulihat-lihat lagi air ini memang sangat jernih dan saat di sentuh terasa dingin dan nyaman.

Aku menggoreskan tanganku ke batu, tanganku yang kini sedikit terluka akibat tergores kembali sembuh akibat air itu.

"Tebakanku benar..."

Aku kini bergerak mencari jalan keluar, ada berbagai cabang disini...

"...Sepertinya akan sulit bagiku untuk keluar."

Zeina... Kenapa dia melakukan itu... Apa aku melakukan hal yang salah padanya.

Anggota yang lain juga seakan tak perduli sama sekali...

"Awalnya aku memang berpikir kalian itu orang yang baik... Namun karena kalian sudah berniat jahat maka jangan salahkan aku, jika aku membalas kalian!"

...𝔇𝔢𝔪𝔬𝔫𝔦𝔠 𝔐𝔞𝔤𝔦𝔠...

Kini aku telah sampai di tempat yang terlihat rapi, meskipun ini masih bagian Dungeon tapi terlihat rapi di sini.

"Ini..."

Terlihat sebuah pedang besar yang tertancap di batu, pedang ini berwarna hitam dengan aura mengerikan di sekitarnya...

"Aku merasakan hangat di sini..."

Ini... Jangan-jangan!

"...Ini sepertinya adalah 'mana', jika benar begitu maka..."

Aku mencoba untuk membentuk api di tanganku, apinya memang keluar tapi terlihat aneh...

"Api ini... Berwarna hitam."

Saat ku lemparkan ternyata api ini memiliki daya hancur yang sangat kuat.

"Padahal tadi hanya api kecil..., tapi daya hancurnya begini, ini luar biasa..."

Sekarang aku ingin mencoba menarik pedang ini terlebih dahulu...

Baru saja beberapa langkah di dekat pedang itu aku sudah di tekan habis-habisan oleh 'mana' yang mengerikan itu...

"Penindasan yang sangat kuat... Jika berhasil mendapatkannya pasti akan berguna."

Setelah mendekat kini aku mencoba menarik pedang itu, tarikan pertama gagal dan membuatku terlempar...

"Ughh!!"

Aku terus mencoba menarik pedang itu berkali-kali, namun pedang itu sama sekali tak mau bergerak...

Hari Ke-3 Di Dungeon

Kini aku mencoba menariknya lagi, kali ini menggunakan bantuan dari 'mana' yang kudapatkan.

"hufttt!"

Krakk!!

Batu yang menahan pedang itu kini mulai retak secara bertahap...

Namun saat kucoba menariknya lagi, aku merasa jantungku seakan di remas oleh sesuatu yang tak kuketahui.

"Arghhhhh!"

Akibatnya aku terbaring di tanah dan memuntahkan seteguk darah segar dari mulutku.

"Apa-apaan itu tadi..."

Bangkit kembali aku mencoba menariknya sekali lagi, kini pedang itu benar-benar terlepas...

Dan mengeluarkan segumpal 'mana' yang memasuki tubuhku.

Dan sekali lagi jantungku seperti di remas-remas...

"Ah benar juga..."

Kuambil air penyembuh yang sudah kumasukkan sebelumnya ke sebuah wadah yang sebelumnya kudapatkan saat menjelajahi Dungeon.

Dan benar saja rasa sakitnya langsung menghilang...

"Air ini terlalu hebat"

"Bisa di sebut Air Suci"