Terlahir Kembali Di Dunia Lain
Dunia yang di penuhi oleh kekuatan sihir dan keahlian pedang yang luar biasa, hiduplah berbagai makhluk hidup seperti Manusia, Iblis, Elf, Peri, Hewan, dan berbagai makhluk hidup lainnya.
Semua makhluk hidup pun hidup dengan damai, selayaknya kehidupan yang di inginkan oleh semua makhluk hidup, tetapi semua itu tidak berlangsung lama.
Pada tahun 261, tanggal 30 oktober dunia pun di guncangkan oleh malapetaka yang sangat mematikan, malapetaka itu adalah para Iblis, tanpa alasan yang jelas, Iblis menghianati semua makhluk hidup dan memulai perperangan, para Iblis menyerang semua tempat tinggal para hewan yang menyebabkan banyak hewan yang tewas akibat serangan para Iblis.
Manusia, Elf, dan Peri yang tidak menerima hal itu pun memutuskan untuk menyatukan kekuatan mereka dan melawan para Iblis.
Para pemimpin dari Manusia, Elf, dan Peri memutuskan untuk melalukan rapat dan berkumpul di sebuah ruangan, mereka pun mendiskusikan bagaimana cara mereka untuk menghadapi para Iblis. Di saat yang bersamaan pintu ruangan itu seketika hancur yang membuat para petinggi itu sangat terkejut dan spontan melakukan posisi bertahan dan waspada.
saat kabut asap mulai menghilang, seorang pria di susul oleh tiga pria lainnya muncul memasuki ruangan, seorang pria pun mengucapkan dengan antusias mengatakan "Sudahi rapat ini! Ayo kita berperang!! Aku adalah pahlawan! dan aku akan melindungi semua makhluk hidup yang ada di dunia ini!!" Teriaknya dengan penuh semangat dan tersenyum.
Para petinggi yang mendengar ucapannya menjadi terkejut dan kebingungan, tetapi mereka mulai mempercayai pria itu, saat mereka bisa melihat dan merasakan seberapa besar kekuatan ke empat pria itu.
Ke esok kan harinya, para Manusia, Elf, dan Peri melakukan serangan balasan, dan terjadilah perperangan yang sangat dasyat, korban antara kedua pihak sangat tak terduga, perperangan itu memakan jutaan hingga puluhan juta korban akibat perperangan yang sangat dasyat itu.
(Tahun 501, Tanggal 21 Maret)
240 Tahun pun berlalu, perperangan itu tidak ada habisnya, karena para manusia, elf, dan peri belum mengetahui siapa yang memimpin para Iblis sebenarnya, sehingga mereka kesulitan untuk memukul mundur para Iblis, terlebih lagi banyak Iblis murni yang membuat mereka kewalahan untuk melawannya, bahkan satu Iblis murni memerlukan sepuluh ribu kekuatan manusia, elf, dan peri untuk mengalahkannya.
Dan tiba lah, di saat semua Iblis murni berhasil di kalahkan, muncul seorang pria dengan rambut putih dari portal dimensi yang langsung menyambut para manusia, elf, dan peri.
Sosok pria itu adalah leluhur Iblis, ia mendapatkan julukan itu karena berhasil melampaui seluruh kekuatan Iblis yang ada di dunia, bahkan semua Iblis murni yang di kalahkan oleh manusia hanya separuh dari kekuatannya.
Para manusia, elf, dan peri menjadi sangat ketakutan karena hawa keberadaan dan aura yang di pancarkan pria itu sangat mencekam. Harapan untuk kembali hidup damai seperti yang mereka inginkan, sekarang hanya seperti mimpi yang singkat dan tak akan terulang untuk yang kedua kalinya.
Tetapi tidak dengan ke empat pahlawan, mereka tetap percaya jika semua makhluk hidup akan kembali hidup damai.
Pertarungan sengit antara ke empat pahlawan melawan leluhur Iblis yang sangat kuat dimulai.
Setelah lima belas hari berlalu, pertarungan dasyat yang sangat panjang akhirnya berakhir saat para pahlawan berhasil mengalahkan leluhur Iblis, namun mereka harus kehilangan nyawanya demi kedamaian dunia.
...-RATUSAN TAHUN PUN BERLALU-...
Di dimensi para Dewa, terlihat seorang dewi sedang berbicara dengan satu jiwa manusia.
Jiwa seorang anak malang yang harus mati karena dibunuh oleh anggota keluarganya sendiri.
"Siapa namamu?" Tanya seorang Dewi, yakni Dewi yang mengumpulkan jiwa makhluk hidup yang sudah meninggal di kehidupan sebelumnya.
"Namaku Kaito" Jawabnya
"Dimana ini? Apa yang terjadi pada tubuhku?" Tanyanya.
Dewi itu pun menjelaskan kenapa Kaito bisa meninggal dunia, Kaito adalah seorang anak yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan disaat Kaito masih berumur 8 tahun, Kaito memiliki seorang adik perempuan yang berumur 5 tahun, namun disaat Kaito berumur 17 tahun, ia dibunuh oleh pamannya pada sore hari tepat saat Kaito pulang sekolah.
Setelah mendengar penjelasan dewi itu, Kaito mulai mengingatnya, namun sekarang Kaito sudah tidak bisa berbuat apapun karena Kaito sudah meninggal dunia dan jiwanya sudah terpisah dari tubuh fisiknya.
"Begitu ya, aku sudah mengerti sekarang" Kaito terlihat sudah pasrah dan tidak peduli dengan apa yang terjadi.
Namun Dewi itu yang melihat jiwa Kaito pun tersenyum, senyuman yang terlihat licik, Dewi itu pun memutuskan untuk mereinkarnasi Kaito ke sebuah dunia lain yakni dunia yang dipenuhi kemampuan pedang dan sihir. Jiwa Kaito pun dilempar dan menghilang begitu saja
...----------------...
Pada tahun 803, tanggal 30 oktober di sebuah dunia yang di penuhi oleh keahlian pedang dan sihir terlihat seorang Ibu yang sedang berusaha melahirkan seorang anak.
"Ayo dorong bu sedikit lagi" Suara samar samar pun terdengar oleh Kaito.
"Selamat bu anaknya Laki-laki" Ucap seorang gadis.
Saat mendengar suara itu, Kaito pun perlahan membuka matanya "Dimana ini?" Bingung Kaito dalam hatinya.
Tangan seseorang pun meraih Kaito dan menggendong nya, dan terlihat raut wajah sang Ibu yang hanya tersenyum melihat seorang pria yakni Ayah Kaito sedang menggendong anaknya.
"Apa ini? Dimana ini?" Kaito tidak dapat mengingat apa yang terjadi sebelumnya, yang dapat Kaito ingat hanyalah kehidupannya di dunia lamanya. Ingatan disaat ia bertemu dengan dewi tidak dapat di ingatnya sedikitpun seakan akan itu tidak pernah terjadi.
"Nia.. Sudah aku putuskan, nama anak ini adalah Zen" Ucap sang Ayah dengan lembut kepada istrinya dan memberikan anaknya kepada sang Ibu.
Sang Ibu pun tersenyum bahagia dan meraih anaknya "Namamu mulai sekarang adalah Zen.." Ucap lembut sang Ibu, suara yang begitu lembut dan hangat membuat hati Kaito merasakan kesedihan dan kerinduan, ia pun menangis karena ia tidak menduga jika akan hidup untuk kedua kalinya.
"Huee.. Hueee.." Sang Ibu yang mendengar anaknya menangis pun memeluknya lembut dan menenangkannya.
Kisah kehidupan Kaito di dunia barunya pun dimulai
...~Bersambung~...
8 tahun pun berlalu semenjak Zen di lahir kan.
Zen terlihat sedang bersantai di dalam kamarnya, di dunia Zen yang sekarang, terdapat banyak perbedaan dari dunianya yang sebelumnya, dunianya yang sekarang terdapat energi sihir, Zen di ajarkan oleh kedua orang tuanya karena kedua orang Zen adalah seorang petualang saat mereka masih muda. Zen adalah anak satu-satunya sehingga Zen di ajarkan banyak pengalaman oleh kedua orang tua nya seperti belajar sihir, dan berpedang.
Zen terlihat mulai menikmati kehidupan barunya dan bisa menjalani hidupnya dengan damai, berbeda dengan kehidupannya yang sebelumnya, ia di tinggal oleh kedua orang tuanya sehingga kurang mendapatkan kasih sayang yang cukup.
Beberapa jam pun berlalu, Zen yang terus terusan di dalam kamar mulai merasa bosan. "Haaahhh... Sebaiknya aku bermain di luar, aku merasa sangat bosan" Keluh Zen perlahan bangun dari tidurnya.
Zen pun bangun dan membuka pintu kamarnya "Ayah, ibu aku bermain di luar ya" Teriak Zen saat keluar dari kamarnya, Tetapi tidak ada yang menjawabnya, Zen pun pergi ke kamar Ayah dan Ibu nya. Saat Zen membuka pintu, ternyata kedua orang tua nya masih tertidur lelap, Zen yang tidak ingin mengganggu Ayah dan Ibu nya kembali menutup pintu dan kembali kedalam kamarnya, ia pun menulis sebuah surat dan di letakan tepat di atas meja kamarnya lalu meninggalkan rumah.
Setelah keluar dari rumah, Zen berlari dari halaman rumah menuju ke dalam hutan.
Setelah Zen memasuki hutan cukup jauh, ia pun melihat seekor rusa yang sedang memakan tumbuh tumbuhan di bawah pohon, Zen yang melihat rusa itu seketika terpikir untuk memburunya, karena Ayahnya yang sedang tidur dan ia juga ingin belajar memburu hewan untuk mendapatkan pengalaman baru. Zen pun melompat ke atas dahan pohon dan mengintai rusa itu.
Beberapa saat kemudian, rusa tersebut mulai berjalan menjauh dan membelakangi Zen, Zen yang melihatnya pun tidak ingin membuang kesempatan.
"C'Sword" Partikel partikel pun muncul dan membentuk sesuatu.
...*INFORMASI*...
["C'Sword" / "Craft Sword" Adalah cara menciptakan senjata dari energi sihir di dunia baru Zen menggunakan mana. Menciptakan senjata sihir memerlukan energi sihir (mana), semakin kuat dan teratur energi sihir seseorang, semakin kuat juga senjata sihir yang di ciptakan]
Zen menggunakan energi sihirnya untuk menciptakan senjata. Senjata yang di ciptakannya berupa pedang yang sedikit panjang namun tidak begitu besar dan cukup tajam.
"Baiklah, ku serahkan pada Ibu ku dalam hal memasak" Gumam Zen dan melompat dari atas pohon ke permukaan.
"Swift"
...*INFORMASI*...
["Swift" Adalah peningkatan kemampuan fisik (kecepatan) dengan menggunakan energi sihir, berbeda dengan cara menciptakan senjata, semakin terlatih fisik seseorang, maka kecepatannya juga akan bertambah, tidak hanya melatih fisik, seseorang dapat meningkatkan kecepatannya menggunakan energi sihir yang besar, tetapi jika fisik nya tidak mampu mengimbangi kuatnya energi sihir, maka orang tersebut kemungkinan akan mengalami kelumpuhan/kematian].
Zen dengan cepat berpindah ke sebelah rusa itu dan langsung menebas leher rusa tersebut.
"Maafkan aku rusa"
(Slash!)
Zen pun menebas kepala rusa itu yang membuatnya langsung tewas. Zen menatap rusa tersebut dengan rasa sedikit bersalah, ia pun memutuskan kembali ke rumahnya sembari membawa rusa yang telah ia buru.
Sesampainya di rumah, Zen pun meletakkan rusa yang di buru nya di depan halaman rumah, setelah itu, Zen memutuskan untuk kembali memasuki hutan.
Zen pun berlari kedalam hutan dan melihat lihat area sekitarnya "Sepertinya tidak ada rusa atau hewan lain lagi" Gumam Zen.
(Bom!!)
Suara ledakan pun terdengar di telinga Zen yang membuatnya sedikit terkejut "Apa itu tadi?" Karena penasaran Zen berlari menuju sumber suara. Saat Zen tiba, Zen melihat dua orang yang sedang bertarung, kedua orang itu adalah murid akademi dan seorang anak bangsawan.
(Bom! bam!!)
"Oi oi jangan ngerusak daerah sini, ini tempat terindah bagi mereka" Teriak seorang bangsawan sembari tersenyum.
"Hahaha, aku akan mendekorasi tempat ini jika mereka mau menyembahku hahaha" Jawab temannya sembari bertarung.
"Mereka merusak hutan seenaknya" Gumam Zen sedikit kesal, namun saat Zen ingin menghentikan mereka berdua, terlihat seorang gadis yang berjalan mendekati kedua murid itu.
(Bom!! bam!! bom!)
Pertarungan mereka berdua berlangsung cukup sengit, tiba-tiba seorang gadis pun muncul.
"Hei kalian berhenti!" Teriaknya memerintah kedua murid itu.
"Kalian, kembali ke kelas! Sensei tidak memberi izin kalian untuk merusak daerah hutan ini!" Kesal gadis itu saat tau kedua muridnya malah mengrusak hutan.
"Sepertinya dia seorang guru. Tapi, bukannya dia terlalu muda untuk menjadi seorang guru?" Bingung Zen dalam hatinya.
"Maafkan kami Sensei!.." Ucap serentak kedua murid itu sembari menundukkan kepala mereka.
"Kali ini Sensei maafkan, tetapi jangan di ulangi lagi!" Ucap tegas guru itu.
"Terima kasih banyak sensei!" Kedua murid itu pun keluar dari hutan di ikuti oleh guru itu, Zen yang penasaran pun memutuskan untuk mengikuti mereka secara diam diam, beberapa saat kemudian, Zen pun tiba di sebuah sekolah akademi yang sangat luas dan membuatnya sedikit terkejut.
"Luas sekali, ini sudah seperti sebuah kota" Takjub Zen, dalam kekagumannya, Zen baru sadar jika dirinya sudah bermain terlalu jauh dari rumahnya.
"Sebaiknya aku pulang" Gumam Zen namun Saat Zen memutar badannya ke belakang, ia terkejut karena melihat sesosok green ogre yang berada tepat di depannya dan langsung menyerangnya.
(Bommmm!!)
"Kenapa bisa ada green ogre di sini!?" Zen berhasil menghindar dan melompat mundur beberapa kali menjauhi green ogre itu. Green ogre yang terlihat sangat lapar itu mulai mengejar, Zen pun terpaksa keluar dari hutan dan masuk ke wilayah akademi. Semua murid seketika panik dan berlarian ketika melihat Zen yang di kejar oleh green ogre, beberapa murid senior yang melihat green ogre yang muncul pun sedikit terkejut.
"Kenapa bisa ada green ogre disini?!" Ucap terkejut seorang murid senior pria dan langsung memanggil teman temannya, bersiap untuk menyerang. Namun setelah Zen sedikit menjauh dan berada di wilayah yang cukup luas, Zen pun berbalik arah dan bersiap menyerang green ogre itu.
Semua murid pun terkejut saat melihat Zen "Hei! Menyingkir dari sana! Kamu bisa mati!" Teriak seorang murid perempuan dari kejauhan.
"Swift" Zen pun bergerak dengan sangat cepat ke arah green ogre yang membuat green ogre itu terkejut, saat green ogre itu melancarkan serangan Zen tiba tiba menghilang dan muncul tepat di belakangnya, tanpa berfikir panjang Zen langsung mengayunkan pedangnya menebas green ogre itu dengan pedangnya.
(Slash!)
"Ghuaa!!!!" Green ogre itu pun berteriak kesakitan. saat green ogre itu berbalik arah dan menyerang Zen. Zen menghindari serangannya dan kembali menebas green ogre itu dengan beberapa tebasan beruntun
(Slash!! Slash!! Slash!!)
Zen pun berhasil membelah bagian perut green ogre itu, saat green ogre itu mulai terjatuh, Zen langsung menebas kepalanya yang membuatnya seketika tewas dan musnah menjadi debu.
(Slash!!!)
Semua murid seketika terdiam takjub melihat Zen yang masih berumur 8 tahun tetapi memiliki teknik berpedang yang sangat hebat.
"Celaka!" Gumam Zen, Zen pun berlari kembali ke dalam hutan, saat Zen sudah tiba didalam hutan Zen memperlambat larinya dan mulai jalan dengan santai.
"Sepertinya latihanku tidak sia sia" Gumam Zen sembari melihat dan menggenggam genggam tangannya.
Beberapa saat kemudian Zen pun tiba di halaman rumahnya, Zen melihat rusa yang diburunya sudah menghilang dan mengira jika Ibu nya sudah memasak rusa buruannya, Zen pun masuk kedalam rumah, namun Zen tidak menyadari sesuatu. Terlihat dua murid perempuan yang dari tadi mengekori Zen hingga ke rumahnya.
"Dia anak yang hebat Yuu" Ucap seorang gadis.
"Iya Ra, tidak ku sangka anak itu seorang keluarga sederhana. kemampuannya tidak seperti anak-anak biasanya, hebat sekali dia bisa membunuh green ogre dengan mudah " Sahut temannya.
"Baiklah ayo Ra kita pulang, jika tidak pasti Sensei akan mencari kita," Ajak gadis itu.
"Baiklah.. Ayo!" Jawab temannya.
Kedua murid tersebut pun kembali ke akademi.
...-Time Skip -...
(Pukul 5 sore hari)
Zen dan kedua orang tuanya terlihat sedang makan bersama dan berbincang bincang tentang kegiatan Zen selama satu hari tanpa di temani oleh ayahnya.
"Tidak ayah sangka kamu berburu sendirian hari ini, apa saja yang kamu lakukan hari ini, Zen? Tanya Ayahnya.
"Um.. Aku hanya belajar berburu, dan sedikit bermain dihutan yah.." Jawab Zen dengan jujur.
Ayahnya pun sedikit melamun dan tiba tiba mengatakan " Zen, kamu mulai besok akan bersekolah di akademi" Ucap sang Ayah dengan serius.
"Eh??" Zen pun terkejut mendengar perkataan Ayahnya yang sangat mendadak.
...~Bersambung~...