SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
3Ry Melintas Waktu (S1-S2)

3Ry Melintas Waktu (S1-S2)

SUMMARY

3 sekawan yang memiliki kepribadian bertolak belakang terikat oleh persahabatan yang membuat ketiganya tak bisa terpisahkan. Bahkan saat sesuatu terjadi merekapun tetap bersama.

Mereka besar di panti asuhan yang sama sejak masih sangat kecil. Suka duka bersama mulai dari yang ringan hingga yang paling berat. Sampai mereka mendapat julukan 3Ry.

Reychu Velicia, si gadis yang terkenal akan kegilaannya tanpa mau peduli sekitar. Pendendam dan kejam bila ada yang mengusik hidup tenangnya sementara ia tak bersalah.

Ryura Jenna, si gadis yang terkenal akan ekspresinya yang kosong hingga kehidupan-jiwanya diragukan. Sulit di tebak dan di baca karena tidak ada yang dapat di lihat dari raut wajahnya meski sakit sekalipun. Membuatnya tampak misterius.

Rayan Monica, si gadis yang terkenal akan kecentilannya plus kelicikannya yang lebih kepada jail. Penyuka pria tampan namun bukan berarti jatuh cinta pada mereka, itu karena ia suka sesuatu yang indah saja.

Kesamaan mereka adalah tak mudah di taklukkan hatinya juga setia.

Mereka memiliki pekerjaan yang terbilang ekstrim dengan tingkat bahaya yang tinggi, yaitu pembunuh bayaran sekaligus informan handal juga mata-mata dengan penyamaran yang patut di acungi jempol.

Pekerjaan mereka tidak terikat oleh naungan apapun. Karena semua berawal dari situasi pelik yang mereka harus hadapi.

Dimana saat itu ketiganya kepergok tengah melihat transaksi ilegal seseorang yang mereka kenal yakni guru olah raga mereka semasa SMA. Sejak saat itu nyawa mereka jadi incaran.

Ingin lapor polisi namun tidak memiliki bukti. Ingin melarikan diri pun tak bisa lantaran sudah pernah gagal. Sehingga tak ada cara lain selain menghadapi dengan Ryura sebagai orang yang melangkah maju lebih dulu.

Reychu dan Rayan yang hanya mengikuti di awal dengan berbekal kemampuan seadanya sempat di buat terkejut saat melihat langsung aksi brutal Ryura ketika tanpa ragu membunuh mereka yang mengincar ketiga sahabat itu hanya dengan sebilah pisau dapur dan beladiri yang di milikinya.

Mereka sempat bertanya tentang darimana keberanian yang Ryura miliki dan jawabannya sungguh mencengangkan yaitu...

"Sudah lama aku ingin melakukannya tapi terhalang hukum negara."

Sejak saat itu mereka pun tahu selama ini meski tak pernah menunjukkan ekspresi dan emosi yang berarti, pada dasarnya jauh di dalam diri seorang Ryura Jenna ia memiliki keinginan dan ambisi yang kuat.

Itulah awal dan alasan mereka mulai menjadi pembunuh bayaran.

Di situasi yang sama, mereka juga membutuhkan bukti sebagai salah satu cara untuk bisa menggapai perlindungan kepolisian. Karena hal itulah Rayan Monica mengambil langkah setelah sebelumnya melihat keberanian sahabatnya dalam mengambil resiko. Melihat hal itu Reychu pun tak ingin ketinggalan, sehingga keduanya yang bergerak dengan membagi tugas.

Reychu yang mengumpulkan informasi dasar melalui salah satu kemampuannya dalam meretas dan Rayan yang menyamar untuk mendapatkan rekaman sebagai penguat bukti. Melihat kedua sahabatnya turut andil, Ryura pun segera ikut bergabung dengan memastikan keselamatan keduanya.

Setelah melalui proses yang panjang dan lebar serta cukup menguras energi baik lahir maupun batin, akhirnya mereka mencapai puncak keberhasilan juga. Namun karena tak ingin terlibat dengan pihak berwajib setelah apa yang mereka lakukan untuk mendapatkan hasil yang sempurna, mereka pun memilih tidak unjuk diri dan hanya mengirim semua bukti yang ada.

Dan entah dari mana awal mulanya, salah seorang yang berpengaruh menghubungi mereka dan menawarkan sebuah pekerjaan yang membuat mereka harus melakukan apa yang pernah mereka lakukan dulu. Tentunya dengan harga yang mahal.

Dari ketiganya hanya Ryura yang menyetujui tawaran tersebut dengan syarat tak ada ikatan kontrak selain persyaratan yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Reychu yang sifat gilanya muncul pun turut ikut mengambil tawaran tersebut dan karena itu juga Rayan pun dengan pasrah ikut menerimanya. Maklum ia tak ingin di tinggal sendiri.

Jadilah, sejak saat itu ketiganya melakukan pekerjaan berbahaya itu selama 10 tahun lamanya. Dari usia 17 tahun hingga 27 tahun. Dan ketiganya belum pernah sekalipun terlibat percintaan meski selalu di kelilingi oleh banyak pria tampan nan kaya lantaran pekerjaan yang membuat mereka sering beradu pandang.

Sampai akhirnya, tak pernah terlintas di benak ketiganya akan mengalami kematian yang konyol hingga melintasi ruang waktu menuju masa lalu dan harus merelakan jiwa mereka menempati tubuh gadis yang memiliki nasib jauh berbeda satu dengan yang lain tapi sama-sama mengenaskan.

Ahn Reychu, seorang permaisuri yang cantik namun terlalu baik hingga sering di tindas bahkan tak jarang sering mempermalukan kekaisaran karena memilih ikhlas di jebak. Hal itu membuat kaisar tidak menyukainya. Padahal ia cukup pintar serta berwawasan luas dan memiliki kemampuan beladiri meski hanya dasarnya saja.

Han Ryura, seorang anak perempuan cantik cenderung manis yang tak diinginkan karena terlalu lemah hingga tak ada yang bisa di banggakan, membuatnya menjadi olok-olokan orang-orang di sekitarnya. Selalu menjadi sasaran pelampiasan kekerasan bila salah satu saudara atau saudari nya sedang dalam suasana hati yang buruk. Ia juga jadi bulan-bulanan mereka.

Yu Rayan, seorang gadis cantik juga imut dengan tubuh mungil namun tidak di sukai keluarganya karena lahir di luar nikah atau anak haram, membuatnya di perlakukan layaknya budak. Padahal itu bukan ingin dan salahnya terlahir begitu. Tidak ada yang menyukai nya ataupun melindungi nya karena hal tersebut.

Tapi sepertinya hidup mereka hanya sampai di situ, tepat saat Ahn Reychu di hukum di istana dingin selama 6 bulan lamanya hanya karena tuduhan ingin mencelakai selir agung yang tengah hamil muda karena iri. Padahal nyatanya tidak sama sekali, tapi apalah daya bila kaisar saja enggan mendengarnya. Alhasil ia di hukum bahkan tanpa adanya pelayan untuk melayaninya, segalanya harus ia urus sendiri. Kaisar hanya memerintahkan untuk menyediakan bahan makanan, itupun tak banyak juga nyaris tak layak. Permaisuri Ahn Reychu hanya diam menerima walau harus makan hati.

Genap 3 bulan hidup menderita di istana dingin, saat itulah ia merenggang nyawa tanpa ada yang mengetahui akibat kekurangan gizi dan di saat bersamaan juga jiwa Reychu Velicia masuk serta mengambil alih hidup sang permaisuri.

Sedang untuk Han Ryura. Ia tewas lantaran di dorong dari tebing oleh saudara nya sendiri hanya karena gagal menangkap buruan juga ceroboh karena telah menyebabkan buruan saudara nya terlepas. Ia jatuh dari ketinggian dan tercebur kedalam danau yang terkenal besar nan luas. Akibat dari tidak bisa berenang akhirnya ia mati karena terminum banyak air danau dan tenggelam ke dasarnya.

Tak perlu menunggu lama, tepat sebelum tubuh Han Ryura mendarat ke dasar danau jiwa Ryura Jenna mengambil alih tubuhnya dan sempat kualahan saat tahu ia tersadar di dalam air. Karena Ryura Jenna bisa berenang, ia pun menggerakkan tubuh itu ke permukaan.

Sementara untuk Yu Rayan. Ia mati karena kelelahan akibat kerja rodi yang di perintahkan keluarga besar Yu padanya. Serta kurangnya makan dan minum turut andil mempercepat kematiannya. Tak pernah sedikitpun keluarganya memberinya jeda barang semenit saja untuk istirahat, di tambah saudari-saudarinya yang selalu mempermainkan nya dengan memberi pekerjaan secara terus-menerus agar ia tak memiliki waktu untuk beristirahat.

Alhasil, tubuhnya yang kotor dan remuk redam akibat kelelahan pun jatuh tergeletak di atas tumpukan jerami yang selama ini menjadi tempat tidurnya. Dia pun merenggang nyawa seketika itu juga, di gubuk tempat tinggalnya dan saat itu juga jiwa Rayan Monica masuk mendiami tubuh Yu Rayan.

Di hari dan waktu yang sama, 3 jiwa yang melintasi waktu pun muncul dan menempati 3 tubuh yang berbeda.

Jiwa Reychu Velicia masuk ke tubuh Ahn Reychu yang seorang permaisuri tak di anggap dan di kucilkan serta di tindas.

Jiwa Ryura Jenna masuk ke tubuh Han Ryura yang seorang anak bungsu yang bodoh dan lemah dari keluarga bangsawan juga saudagar kaya dalam perdagangan yang terpandang.

Dan terakhir, jiwa Rayan Monica masuk ke tubuh Yu Rayan yang seorang anak haram dari keluarga bangsawan Yu yang masih memiliki ikatan darah dengan keluarga bangsawan perdana menteri dan selalu di perbudak keluarganya karena telah menjadi aib keluarga.

Lantas apa yang akan terjadi dengan ketiga gadis malang tersebut setelah jiwanya berganti?

Dan bagaimana reaksi ketiga gadis dari masa depan yang menyadari bahwa jiwa mereka melintasi waktu dan berakhir di dalam tubuh gadis malang tersebut?

Itu dia visual cast nya...

Dan selamat membaca karya ku...

Jangan lupa like dan vote ya...

Juga komentarnya...

aku tunggu reader...

AKSI TERAKHIR

Malam gelap hari ini sungguh terasa mencekam berbanding terbalik dengan suasana malam yang indah bertabur bintang. Suara binatang malam yang saling menyahut menjadi pelengkap suasana.

Seperti saat ini, terlihat 3 orang gadis dengan pakaian serba hitam berbahan kulit melekat pas di tubuh mereka langsung dan jangan lupakan senjata andalan mereka, sedang berdiri menghadap sebuah bangunan yang berada tepat di tengah hutan dan mereka yakini bahwa bangunan tersebut adalah club malam yang tersembunyi namun elit.

Dilihat dari luar bangunan tersebut hanya tampak seperti kotak tanpa jendela ataupun celah. Tapi, percaya atau tidak. Di dalamnya siapapun akan menemukan kesenangan dunia yang tiada tara.

Lingkungan sunyi dan terpencil membuat orang-orang yang gila akan nikmat dunia pasti tak akan tinggal diam bila ada yang menyuguhi tempat dengan fasilitas yang sempurna. Bahkan untuk masuk saja mereka memerlukan kartu khusus.

"Kau bawa kartunya?" tanya gadis berambut pendek ikal setengah leher berwarna hitam sambil terus memandang bangunan kotak yang tidak di beri penerangan sama sekali sehingga tampak menyatu dengan gelapnya malam.

Dia bernama Reychu Velicia.

"Tentu, Sweety!" jawab gadis berambut panjang lurus yang di kuncir kepang menyamping seraya menunjukkan kartu di tangannya yang di apit oleh jari telunjuk dan jari tengah.

Dia bernama Rayan Monica.

"Baiklah! Mari kita masuk sekarang! Tidak adil bukan kalau mereka hanya bersenang-senang sendiri?!" tutur Reychu menyeringai penuh siasat. Tapi seringai itu segera luntur saat salah seorang dari mereka langsung melangkah pergi lebih dulu tanpa kata.

"HEY, RYURA! KAU MERUSAK BAGIAN PEMBUKANYA!" teriak Reychu kepada gadis berambut sebahu yang di kuncir seadanya dengan seenak jidatnya melewatinya begitu saja. Meski sebenarnya itu hanya teriakan tak berarti karena dia tak benar-benar kesal. Sudah biasa menghadapi gadis manekin hidup itu.

Dan dia bernama Ryura Jenna.

Plak!

Usai berteriak sebuah jitakan menyambutnya, membuatnya meringis sakit walau tak seberapa.

"Sialan! Kenapa kau menjitakku?" desis Reychu kesal sambil mengusap kepalanya.

"Kecilkan suaramu, wahai makhluk Tuhan yang cantik! Apa kau ingin kita ketahuan?!" terang Rayan mengingatkan.

"Ahh... Aku lupa soal itu. Hehe!" sadar Reychu cengengesan.

"Huh!" acuh Rayan jengah.

Di tengah perdebatan singkat itu suara lain menginstruksi keduanya.

"Mau sampai kapan kalian disana?!" suara itu milik Ryura seraya menoleh sesaat, kemudian kembali melanjutkan jalannya.

"Ah iya. Tunggu!" seru keduanya.

Tepat di depan bangunan tersebut Rayan melangkah maju lebih kedepan. Memandang dinding mulus tanpa ada celah di sana tapi ia yakin terdapat tempat untuk menjadi akses jalan masuk bagi mereka.

"Hmm... Siapa yang mendesain bangunan seperti ini? Menyebalkan sekali!" gerutu Rayan.

"Ayolah jangan lama-lama. Kalau tidak bisa berikan pada Ryura. Biar dia yang urus." kata Reychu kesal lantaran harus menunggu. Rayan yang mendengarnya mendelik tajam ke arahnya merasa di remehkan, tapi tak urung jua ia menyerahkan kartu tersebut pada Ryura yang berdiri di belakang sebelah kanannya meski tatapannya masih melirik tajam pada Reychu.

Merasa masih di tatap dengan tidak sedap, Reychu balas menatap sambil mengangkat dagunya angkuh. "Apa kau punya hutang?!" ketusnya.

"Huh! Kau terlalu kasar dan liar, Rey! Aku jadi penasaran pria gila mana yang mau denganmu!" sarkas Rayan seraya menceloskan pandangannya kedepan dimana saat itu juga ia melihat Ryura dengan tenang mencari pintu masuk gedung tersebut.

"Apa kau bilang..." belum sempat Reychu membalas suara gesekan mengalihkan atensinya begitu juga Ryura dan Rayan.

Greekk!

Bagai terbuat dari teknologi tercanggih abad 21, tiba-tiba saja lantai tempat mereka berpijak bergerak turun membuat Reychu yang berdiri tepat antara garis dalam dan luar lantai yang bergerak itu refleks melompat kecil memasuki kotakan lantai tersebut.

"Wah... Tak ku sangka pintu masuknya dari bawah." seru Reychu kagum.

"Norak!" celetuk Rayan dan itu terdengar oleh Reychu yang hanya acuh lantaran sudah biasa.

"Bagaimana kau melakukannya, Ryura manis?" tanya Rayan dengan nada centilnya.

Ryura hanya melirik sekilas kemudian menjawab. "Terdapat lubang segaris di bawah. Sejengkal dari lantai." jawabnya singkat dan datar tentunya membuat Rayan dan Reychu mengangguk mengerti. Mereka tidak mempermasalahkan raut wajah sahabatnya itu karena memang sudah begitu dirinya Ryura.

"Pantas saja sulit! Ternyata begini pintu masuknya." gumamnya pelan dan saat itu juga matanya di suguhkan pemandangan yang luar biasa berisik juga penuh sesak belum lagi lampu diskotik yang seperti bola terus berputar tanpa henti.

Reychu dan Rayan saling tatap kemudian sama-sama menyunggingkan senyum smirknya seraya membisikkan kalimat yang sama secara serentak.

"Let's do it!"

Sementara Ryura sudah melangkah lebih dulu melewati kumpulan manusia berlainan jenis yang saling bergoyang menikmati musik yang menggema memekakkan telinga. Tidak hanya sekadar bergoyang bahkan mereka melakukan lebih dari itu dan itu adalah pemandangan yang sangat menjijikkan.

Bukan Ryura Jenna namanya bila ia terganggu akan pemandangan tersebut. Bukan karena ia pernah merasakan nya, melainkan karena ia hidup layaknya mati. Wajah cantiknya yang cenderung manis tak pernah menunjukkan ekspresi selain datar biasa, emosinya pun tak ada lain selain tenang. Di provokasi separah apapun tak akan membuatnya menunjukkan emosi berarti sehingga ia di juluki manekin hidup.

Berbeda dengan temannya.

"Hai, tampan!" sapa Rayan seraya mengerling genit pada seorang bartender yang sedang mengelap gelas berkaki sebelum menggunakannya setibanya ia menghampiri meja bar dan menduduki kursi yang tersedia.

Bartender tampan yang baru saja di sapa gadis cantik nan imut pun membalas sapaan tersebut dengan senyum menawannya dan berujar.

"Hai, juga. Ingin di buatkan sesuatu, nona cantik?" Rayan yang mendengarnya langsung tersipu malu sampai menggigit bibir bawahnya hingga ia semakin tambah imut. Bohong bila bartender itu tak terpana.

"Tentu, wine satu! Tolong!" jawab Rayan dengan nada centilnya sambil memperbaiki posisi duduknya dengan melipat tangan kirinya di atas meja bar dengan siku kanan bertumpu sembari menyangga dagunya dan menatap penuh damba pada bartender tampan di depannya. Bartender tersebut dengan senyum merekah langsung bergerak cepat untuk menyiapkan minuman yang di minta seorang bidadari cantik di hadapannya.

"Sungguh tampan!" gumamnya dalam hati saat matanya menangkap objek cuci mata yang begitu menyegarkan.

Salah bila sikapnya itu di artikan kalau ia seorang playgirl atau pemain. Mungkin perilakunya akan membuat orang berpikir demikian tapi perlu di garis bawahi bahwa dia hanya pengagum pria tampan dan sikap manja kecentilannya tak lebih dari memang begitu diri dianya. Meskipun dia seorang pengagum pria tampan tetap saja belum ada yang bisa menyentuh hati nya. Hati seorang Rayan Monica.

Terlebih sahabat satunya Rayan dan Ryura.

"Astaga... Luar biasa sekali tempat ini! Siapa sebenarnya orang yang berpikir untuk membangun tempat seperti ini hanya untuk kesenangan dunia semata. Sungguh boros!" komentar Reychu sambil terus melangkahkan kakinya berkeliling bangunan kotak yang ternyata isinya bagai dunia lain. Penuh manusia yang bertingkah seolah tak punya beban dalam hidupnya.

Dia mengamati dengan seksama seraya merekam semua yang dilihatnya kedalam memori otaknya guna melancarkan aksi dia dan kedua sahabatnya nanti.

Saat sedang asyik-asyiknya berjalan sambil menikmati apa yang di suguhkan meskipun tak ada yang sedap di pandang dan justru membuatnya jijik itu, sesuatu mengejutkannya hingga bergerak cepat untuk bersembunyi di balik dinding lorong.

"Hehehe... Tak ku sangka secepat ini akan menemukan targetnya!" serunya pelan seraya mencuri-curi pandang sekaligus berjaga-jaga dari sekitar yang mungkin akan mencurigai nya.

Dapat dilihat oleh matanya. Seorang pria tampan menyeret masuk seorang gadis muda yang menangis memberontak minta di lepas hingga pria itu menggeram kesal langsung memanggul gadis tersebut dan memasukkannya ke dalam kamar yang pintunya tampak besar seperti menunjukkan kalau itu adalah ruangan khusus atau VVIP.

"Huh! Predator **** rupanya! Menjijikkan! Kenapa masih hidup saja dia!" gerutunya kesal dengan masih melihat kearah hilangnya pria tampan dan seorang gadis malang.

Di tengah-tengah kekesalannya, sebuah ide melintas di otaknya. Dia tersenyum manis namun mencurigakan.

"Hmhm... Sesuatu yang menyenangkan akan terjadi, sayang sekali bila di lewatkan." ujarnya yang langsung menegakkan tubuhnya dan mulai kembali berjalan dengan santai menuju pintu tersebut.

Katakanlah ia lancang. Bagaimana bila didalam kamar itu sesuatu sedang terjadi? Tapi, bukan Reychu Velicia namanya bila tak membuat kehebohan karena ia terkenal akan kegilaannya dalam melakukan segala sesuatu.

Berdiri tepat di hadapan pintu besar yang berukir indah menyambut penglihatannya. Dengan gaya santainya ia merogoh saku jaket kulitnya mengambil benda pipih guna menghubungi kedua sahabatnya namun sayang sebuah sentuhan di pundaknya membuatnya terkejut bukan main.

Puk!

Dengan gerakan cepat ia hendak menyikut perut seseorang di belakangnya tapi sudah lebih dulu di tahan. Setelah di lihat ternyata itu adalah sahabatnya sendiri. Ryura.

Lega rasanya!

"Sialan kau, Ryu! Berhentilah bersikap layaknya hantu! Kedatangan mu benar-benar tak bisa kurasakan! Menyebalkan!" omelnya berbisik yang hanya di diami oleh Ryura, Reychu hanya bisa menghela nafas karena tak tahu harus apa pada satu makhluk Tuhan yang satu ini.

"Kau dari mana? Aku baru saja akan menghubungi kalian." katanya lagi.

Tanpa banyak bicara Ryura langsung mengangkat tangannya dan memperlihatkan apa yang ia bawa sejak tadi. Reychu tertawa senang melihatnya namun segera ia tahan karena tak ingin terdengar oleh orang lain.

"Baiklah, lakukan yang harus kau lakukan. Aku akan menelpon Rayan dulu." katanya sambil memundurkan diri dan segera melakukan panggilan.

"Halo, Ray! Kemarilah sekarang! Kami sudah menemukannya dan berhentilah menggoda pria! Aku tak akan menolongku bila salah satunya tertarik padamu!" tanpa mau menunggu jawaban dari Rayan, ia langsung menutup sepihak panggilannya.

Sementara Rayan yang masih duduk manis di kursi bar dengan di temani bartender tampan pun tak bisa menutupi kekesalannya pada sahabat tersayangnya yang satu itu. Gerutuan kesal lolos dari bibir ranum bergincukan merahnya.

"Hah! Benar-benar, si gila ini!!"

"Ada apa, nona?" tanya bartender itu tanpa sungkan karena merasa sudah akrab akibat perbincangan sesaat tadi.

"Eh... Tidak, tidak. Tidak apa-apa. Hanya saja sepertinya aku harus pergi sekarang. Temanku sudah menelpon. Jadi, maaf aku tak bisa berbincang lama denganmu." ucap Rayan sedih dan itu membuat bartender merasa berarti.

Meski sebenarnya Rayan sedih karena belum merasa lama menikmati wajah tampan bartender tersebut tapi malah sudah di panggil. Alhasil mau tak mau ia harus beranjak karena ini juga bagian dari tugas bukan sekadar bersenang-senang.

"Ah.. tidak apa-apa. Pergilah. Semoga kita bertemu di lain waktu." senyum manis nan teduh penuh pengertian milik bartender itu mampu membayar lunas kesedihannya yang tak bisa berlama-lama menikmati wajah tampannya yang seratus persen di yakinnya asli tanpa ada oplas-an.

"Baiklah. Senang bertemu denganmu! Bye-bye!" katanya dengan manis dan segera melenggang pergi meninggalkan bartender tampan itu bersama keterpesonaannya pada Rayan.

"Haaahh...! Kawaii!"

Terpopuler