Apocalypse Regression
Pada tahun 2222, bumi mengalami perubahan karena munculnya sebuah lubang cacing.
Meski bukan hal yang membuat bumi langsung dihancurkan, tetapi kejadian itu membuat perubahan yang sangat besar.
Lubang cacing awalnya menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Namun, siapa sangka, ternyata bukannya menghubungkan ke planet lain atau galaksi lain, lubang itu menghubungkan dengan dimensi lain ... universe lain.
Bumi di kedua sisi dimensi bergabung dengan cara aneh dengan lubang cacing sebagai pusatnya. Bumi menjadi lebih luas daripada sebelumnya. Hanya saja, bukan hanya lebih luas, tetapi apa yang ada di bumi lain juga bergabung dengan bumi ini.
Masalahnya, di dimensi lain, terjadi apocalypse. Bisa dibilang, dunia telah dikuasai oleh zombie-zombie dan makhluk mutan. Sedangkan ras manusia di dimensi lain ...
Telah punah!
Hal itulah yang akhirnya menyebabkan perang antar dunia. Masalahnya, ketika dua bumi digabungkan, seluruh teknologi mati. Hampir semua teori yang telah disimpulkan rusak karena kejadian tersebut.
Luas bumi, gaya gravitasi, kadar oksigen di udara, dan banyak hal lainnya berubah total.
Oleh karena itu, dalam perang tersebut ...
Sekali lagi umat manusia nyaris dimusnahkan!
^^^Ark Diary.^^^
... ***...
Suatu malam di atas sebuah bukit, tampak banyak orang berkumpul.
Di sana, mereka melihat bintang-bintang di langit dengan ekspresi bahagia. Hanya saja, saat itu, tampak sosok lelaki berusia sekitar 20 tahun dengan wajah tampan, rambut hitam bak bulu gagak, mata hitam bak tinta, dan kulit seputih salju menatap langit dengan kosong, tampak linglung.
"Apakah kamu terlalu banyak minum, Ark?"
Mendengar itu, pemuda yang aslinya memiliki nama Archie tiba-tiba menoleh.
Melihat beberapa teman yang berkumpul di sekitarnya, pemuda itu semakin bingung.
'Apakah ini ilusi sebelum kematian?'
Memikirkan hal tersebut, Ark tampak bingung. Dia kemudian dengan kejam menggigit jarinya sendiri sampai berdarah. Merasakan jari yang sakit ketika terluka, pemuda itu sama sekali tidak berteriak sedih.
Sebaliknya, senyum muncul di wajahnya.
Ark langsung mencari ke seluruh tubuhnya dan menemukan ponselnya. Dia langsung melihat jam dan tanggal yang menunjukkan, 23:45, Des 2221.
Mengabaikan teman-temannya, Ark tiba-tiba berlari menjauh dari kerumunan. Sampai di dekat sebuah pohon, dia tiba-tiba mencari nomor seseorang. Melihat nama itu, tangan lelaki tersebut gemetar.
Memiliki ekspresi penuh keraguan, Ark akhirnya menelepon.
Beberapa saat kemudian, telepon akhirnya tersambung.
"Halo Kak Archie, Ada apa? Bukankah kamu sedang ikut pesta tahun baru dengan teman-temanmu? Kenapa—"
"Diam dan dengarkan aku, Evans."
"..."
"Ingat apa yang aku katakan! Jangan percaya pada siapapun. Jika saat ini kamu sedang berada di keramaian, maka segeralah pergi dari sana. Jangan pergi ke tempat-tempat ramai, itu berbahaya!
Selain itu—"
"Apakah kamu ditinggalkan oleh seorang gadis, Kak Archie?"
"..."
Kali ini, Ark terdiam. Lelaki itu tidak ingat kapan terakhir kali dia merasakan cinta. Apa yang dia ingat adalah, bertarung, lari, membunuh ... hal-hal berbahaya yang terus berlanjut sampai tahun 2244.
Sampai Ark menjadi lelaki paruh baya!
Menggelengkan kepalanya, Ark segera mengingatkan.
"Kali ini, dengarkan saja aku, Evans."
"Aku mengerti, Kak Archie. Hanya itu?"
"Ingat yang aku katakan tadi. Juga, ingatlah ini ...
'Kelemahan adalah dosa. Jika kamu lemah, kamu akan diinjak sampai mati. Untuk bertahan, jangan andalkan orang lain! Jadilah kuat!'
Apapun yang terjadi. Bertahanlah. Kamu berada terlalu jauh, tetapi bersabarlah dan terus bertahan. Bahkan jika kamu sekarat, kamu harus tetap hidup ketika aku datang menjemputmu. Ingat itu!"
"Ayolah, Kak Archie? Kita bisa bertemu kapan saja, kan? Lagipula, kita bisa naik pesawat dan—"
"Ingat, jangan terlalu percaya pada siapapun! Ayah dan ibu telah tiada, kita juga tidak memiliki kerabat ...
Jangan bersikap bodoh seperti pahlawan dan mati begitu saja!
Selain itu, ingat bahwa tempat lebih tinggi itu baik. Namun ada syarat, yaitu memiliki cara agar kamu bisa turun dengan cepat tanpa terluka. Ada juga—"
"Apa yang kamu katakan, Kak Archie? Aku sama sekali tidak mengerti. Aku sedang—"
Tut! Tut! Tut!
Mendengar suara telepon terputus lalu melihat lampu yang mati serempak, Ark langsung memegang erat ponselnya. Menatap ke arah langit indah yang dipenuhi jutaan bintang, ekspresinya berangsur-angsur menjadi dingin.
"Akhirnya sudah dimulai ... kah?"
>> Bersambung.
Berjalan melewati rerumputan, Ark melihat sekeliling. Melihat bagaimana ponselnya tiba-tiba rusak dan berhenti berfungsi, lalu ke arah banyak besi pada pagar pembatas telah berkarat, ekspresi pemuda itu menjadi semakin dingin.
Memijat belakang leher untuk melemaskan otot-otot lehernya, senyum muncul di bibir Ark.
"Tubuh muda dan terlatih memang yang terbaik."
Ark mengatakan hal tersebut bukan karena suatu alasan khusus. Sebenarnya, alasan kenapa dia bisa bertahan ditahun-tahun dalam dunia yang kacau adalah pekerjaannya sendiri. Lagipula, tidak seperti dalam cerita, orang-orang tidak bisa hanya mengandalkan keberuntungan untuk hidup begitu lama.
Meski keberuntungan juga penting, kemampuan diri sendiri adalah yang paling penting.
Sebagai kakak, sekaligus pengganti orang tua bagi adiknya, tentu Ark harus bisa memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk adiknya. Makanan, tempat tinggal, dan pendidikan.
Agar adiknya bisa mendapatkan itu semua, Ark melakukan segalanya.
Lagipula, pemuda itu adalah seorang pembunuh bayaran yang menyamar sebagai orang biasa. Dia bekerja serta berkumpul dengan orang-orang normal lain, tetapi pekerjaan utamanya adalah pembunuh.
Alasan kenapa dia menjadi pembunuh adalah keberuntungan, yang sebenarnya juga alasan yang paling dia benci.
Ark ingat jelas. Ketika kecil, dia mengemis untuk mencari nafkah. Pada saat itu, adiknya sangat kelaparan dan sakit. Namun ketika dia kembali, Ark kecil dihadang berandal yang ingin merampok dirinya. Karena mengingat kondisi ibunya, dia bertarung dengan gila dan ...
Melakukan pembunuhan pertamanya.
Saat itu, seorang lelaki tua melihat potensinya. Oleh karena itu, dia menangkap Ark. Tentu, bocah kecil itu akan pasti kalah melawan pembunuh profesional.
Awalnya, Ark ditanya kenapa dia sampai membunuh pria itu. Sebenarnya, lelaki tua itu ingin membunuh bocah itu agar tidak menjadi momok berbahaya di masa depan. Namun ketika dia mendengar alasannya, dia malah menawari Ark untuk bergabung dengan organisasi mereka.
'Reign of Shadow.'
Mengingat kenangan lama yang hampir memudar, Ark menggelengkan kepalanya.
"Tampaknya sekarang aku menjadi lebih emosional ketika kembali."
"Jadi kamu ada di sini, Ark. Aku benar-benar telah mencari ke mana-mana. Apakah kamu terlalu mabuk dan berlarian seperti orang gila?"
Menoleh ke sumber suara, Ark melihat sosok lelaki seusia dengannya. Namanya adalah Jay. Dia memiliki tubuh tegap, rambut pirang bergelombang, dan selalu memakai kacamata hitam, bahkan ketika malam!
Jay adalah salah satu orang yang bisa Ark anggap sebagai temannya.
Mengingat bagaimana Jay mati, lalu adiknya yang juga entah bagaimana telah mati, Ark mengepalkan erat tangannya. Dalam kehidupan sebelum kembali, Ark benar-benar 'Lone Wolf'. Seorang penyendiri yang tidak memiliki kerabat atau banyak teman. Namun, dia kuat, jadi banyak orang yang memang menghargai dan menghormati dirinya.
"Kita harus pergi dari sini, Jay."
"Apa maksudmu? Kita bahkan belum sempat berbincang dengan para gadis."
Jay dan Ark bekerja di sebuah perusahaan yang sama. Tentu ini adalah pekerjaan samaran Ark.
"Lihatlah sekitar, jelas ada yang salah dengan semua ini. Mari kita turun bukit terlebih dahulu, kita akan berbicara di sana."
"Eh?"
"Lakukan saja."
"..."
Tidak mengatakan apa-apa, Ark langsung berjalan meninggalkan sosok Jay.
Menghela napas panjang, Jay akhirnya mengikuti Ark pergi menuruni bukit.
Satu jam kemudian, mereka akhirnya sampai ke bawah bukit. Di sana, ekspresi Jay berubah. Napasnya tampak berat, dia bahkan berkeringat deras.
"Bukankah kita naik kurang dari 20 menit? Bagaimana kita memerlukan waktu yang begitu lama untuk turun?"
"Apakah kamu tidak menyadari perubahan ini, Jay?"
Mendengar ucapan Ark, Jay agak bingung. Memiringkan kepalanya, pria itu bertanya.
"Apakah yang kamu maksud mati listrik dan hilangnya sinyal?"
"Bukan hanya itu." Ark menggeleng ringan. "Semua lebih buruk dari yang kamu bayangkan. Lebih baik kamu mempersiapkan diri untuk bertarung."
Setelah mengatakan itu, Ark segera pergi ke mobilnya. Melihat mobil yang tiba-tiba berubah menjadi usang, pemuda itu menghela napas panjang. Dia membuka bagasi lalu mengeluarkan beberapa hal berguna.
Kunci Inggris, kapak pemadam kebakaran, dan sebuah golok besar. Meski besi di permukaan tiba-tiba berkarat, tetapi bagian dalamnya masih kokoh.
Jika dibandingkan dengan beberapa senjata tersembunyi dalam pakaian Ark yang tidak lagi bisa dipakai, tiga item tersebut jelas lebih baik. Khususnya kapak pemadam kebakaran yang sangat berguna pada tahap ini.
"Tampaknya mereka akan segera datang."
Melihat ke arah tempat parkir luas yang cukup sepi, Ark tiba-tiba berbicara dengan nada tak acuh.
"Apakah itu pengunjung lain? Datang begitu larut?"
Melihat rombongan yang datang dari kejauhan, Jay tampak bingung. Belum lagi, ketika melihat wajah mereka yang buat dan cara mereka berjalan. Tampak kaku, daripada mengerikan, malah tampak cukup aneh.
"Ambil."
Mengatakan itu, Ark melempar kunci Inggris ke tanah depan Jay. Sementara itu, dia menyimpan kapak. Di pinggang, menyelipkannya di sabuk. Di sisi lain, dia membawa golok berkarat di tangan kanannya.
"Apa yang coba kamu lakukan, Ark?"
"..."
Melihat mata dingin dan kejam Ark, Jay tiba-tiba tahu apa yang coba temannya itu lakukan.
"Jangan gila, Ark! Kamu akan dipenjara, bahkan dihukum mati jika kamu melakukan hal gila itu!"
Tidak menggubris perkataan Jay, Ark berlari ke depan dengan cepat. Dia tampak seperti serigala kelaparan yang bergegas ke kawanan domba.
Swoosh!
Golok berkarat berayun. Sebuah kepala tiba-tiba terbang. Memutar tubuhnya, Ark langsung menendang kepala itu seperti bola.
Tidak berhenti di sana, Ark mulai memotong banyak kepala. Selain itu, ketika diserang, pemuda itu akan menghindar sambil menyerang balik dengan memotong tangan atau kaki lawannya.
Melihat ke arah banyak tubuh yang terpisah dengan kepala tergeletak di tanah, Jay merasa mual. Namun sebelum dia muntah, pria itu melihat beberapa orang yang seharusnya berteriak kesakitan masing bangkit. Mereka tidak memiliki tangan atau kaki, tetapi masih bergegas ke arah Ark.
"Apa? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
Mendengar Jay yang takut dan bingung membuat Ark sedikit meleset. Tidak langsung memotong, golok berkarat malah menyangkut pada tenggorokan zombie di depannya.
Memiliki ekspresi datar, Ark langsung meraih kapak pemadam kebakaran di pinggangnya. Tanpa ragu, dia langsung mengayunkannya ke kepala zombie itu dengan kejam.
Crat!
Darah dan cairan otak memercik di wajah dan pakaian Ark, tetapi bukannya takut atau jijik, pemuda itu malah bergumam.
"Kapak ini memang item starter terbaik."
Mengatakan itu, Ark segera menghabisi lebih dari dua puluh zombie itu. Tidak ada exp seperti dalam game, tidak ada kristal jatuh seperti dalam buku, hanya ada mayat yang tersebar di sana.
Melirik ke arah Jay yang masih belum bisa memroses semuanya, Ark berkata.
"Dunia telah berubah, Jay. Lihat di sekelilingmu."
Mendengar ucapan Ark, Jay mengamati sekeliling. Ketika melihat banyak burung yang mengawasi mereka, pria itu tampak terkejut. Itu karena ...
Apa yang dia lihat adalah burung pipit seukuran dengan burung gagak!
"Jika burung pipit sebesar elang, apakah kamu tahu seberapa besar elang bisa menjadi, Jay?"
"..."
Jay linglung. Setelah beberapa saat, dia memasang ekspresi terkejut di wajahnya dan berkata.
"Kamu bercanda, Ark? Sebenarnya apa yang ada di sini?"
Ark tersenyum. Membuka kedua tangannya lebar-lebar, dia berkata kepada Jay dengan nada kesal dan sedih. Tampak begitu muram!
"Selamat datang di dunia gila ini, Kawan. Tempat dimana hanya ada kegilaan. Jadi jika ingin bertahan ..."
Ark mengangkat sudut bibirnya.
"Sebaiknya kamu menjadi cukup 'abnormal' sehingga bisa cocok dengan dunia yang tak lagi normal ini!"
>> Bersambung.