SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Penguasa Benua Teratai Biru

Penguasa Benua Teratai Biru

1. Kota Perak

Seorang pemuda menutup kepalanya  dengan kain  hitam lewat di antara para pemuda klan yang sedang berlatih. Langkahnya tegas dan tenang menyiratkan bahwa pemuda itu adalah anak yang kuat.

"Lihat! si sampah itu." Anak-anak mulai menghinanya.

"Putra sang pahlawan ternyata seorang sampah " ucap anak yang lainnya dan mulai menertawainya.

Anak-anak tersebut semakin berani menghinanya sejak ayahnya menghilang lima tahun yang lalu.

Tanpa memperhatikan hinaan dan cacian dari anak-anak itu, pemuda tersebut terus berlalu.

Pemuda tersebut adalah Qing Ruo. Putra seorang pahlawan Klan yang seharusnya dihormati. Tetapi karena fisik dan kemampuanya yang lemah, penghormatan yang seharusnya diterima itu berganti menjadi cacian dan hinaan.

Qing Ruo heran, mengapa anak-anak itu selalu menghinanya. Dirinya bahkan tidak  pernah menyinggung anak-anak tersebut.

"Lihat! itu Qing Ruo," ucap Qing Xiao kegirangan lalu bersama kelompoknya menghadang Qing Ruo.

Qing Ruo hanya bisa menggertakan gigi. bertemu dengan Qing Xiao adalah hari naas karena kelompok tersebut akan tanpa segan memukulnya.

"Qing Mo, Xing,  hajar dia!" ucap Qing Xiao dengan wajah kegirangan saat menatap ekspresi tegang diwajah Qing Ruo.

"Baik."

Kedua pemuda tersebut segera bergerak dan menyerang. Tanpa dapat melawan, Qing Ruo yang lemah itu roboh seketika saat pukulan yang disarangkan oleh Qing Mo dan Xing mengenai tubuhnya.

________

Di bagian selatan wilayah klan Qing, disebuah vila sederhana dengan gerbang yang  indah, tampak wajah cantik dengan penampilan anggun sedang duduk di kursi taman.

Wajahnya yang cantik dan tenang tidak setenang hatinya yang sedang menunggu kedatangan putranya.

Dia adalah Ling Yun, Ibu dari Qing Ruo.

Tidak beberapa lama kemudian, yang ditunggu akhirnya datang.

"Ruo er, ayo masuk istrahat dulu," ucap wanita itu sambil menatap putra semata wayangnya dengan penuh kasih.

"Baik bu." jawab Qing Ruo sambil menyeka keringat di keningnya. Tampak sebagian pakaianya terlihat kotor.

Ling Yun hanya bisa menatap putranya semata wayangnya dengan sedih lalu memasuki ruangan.

Ibu, kapan ayah pulang?" tanya Qing Ruo sambil memasuki ruangan

"Ruo er, ibu juga tidak tahu, yang ibu tahu ayahmu dalam urusan  penting yang menyangkut kepentingan klan kita," jawabnya dengan lembut.

"Ayo bersihkan diri dulu, setelah itu baru  kita makan."

"Baik Ibu," jawab Qing Ruo lalu bergegas pergi.

"Ruo er,  maafkaan ibu nak, ibu juga tidak tahu keberadaan ayahmu," gumam sang wanita itu sedih. Selama ini wanita itu juga selalu memikirkan suaminya tetapi di depan anaknya, Dia tidak ingin menunjukan kekhawatirannya. Sudah lima tahun berlalu, tetapi  tidak ada kabar sama sekali. Dirinya hanya tahu, bahwa sang suami baik-baik saja, terlihat dari kristal giok jiwa  sang suami masih bersinar.

Setelah selesai membersihkan diri, mereka berdua lalu makan bersama.

Sambil menikmati makanan.

"Ruo er, diusiamu yang ke lima belas tahun ini, apakah dirimu sudah siap memasuki pelatihan anggota klan?" sambil menatap dengan penuh kasih.

Qing Ruo  menatap ibunya beberapa saat lalu menghela nafasnya.

"Aku belum siap Bu." jawabnya lemah.

"Tapi Ibu yakin kamu bisa." menyemangati putranya.

"Baiklah, masih ada waktu enam  bulan lagi. aku akan berlatih lebih keras lagi."

"Ibu senang mendengarnya." sambil mengusap kepala Qing Ruo dengan lembut.

"Ibu, besok aku akan memasuki kawasan gunung petir untuk berlatih selama beberapa bulan."

"Baiklah, ibu mendukungmu," ucapnya walaupun hatinya khawatir.

Dirinya sangat memahami kemampuan putranya, karena seberapa kuat dan kerasnya latihan itu, tidak pernah sama sekali berpengaruh pada kemampuannya, tetapi justru kemapuan fisiknya semakin lemah.

Untuk anak seusianya, seharusnya Qing Ruo sudah menjadi pendekar bumi  puncak, tetapi tidak demikian. Walaupun demikian dia tetap mendukung putranya.

__________

Kota perak.

Keluarga Qing  pada awalnya adalah keluarga aristokrat yang memiliki pengaruh cukup kuat di kota  Perak.

Pengaruh mereka menurun secara perlahan setelah patriark mereka Qing Xia menghilang. Tidak ada yang tau keberadaanya, bahkan para petinggi klan, bahkan batu giok jiwa Qing Xia juga ikut menghilang, sehingga keberadaannya menjadi teka-teki semua orang berada di dalam Klan itu.

Kota perak merupakan salah satu kota besar di Benua Teratai Biru yang berada di bagian barat benua. Selain kota perak,  Ada banyak kota lainya seperti kota emas, kota langit, kota awan biru, kota air dan kota angin serta banyak kota kota kecil lainya.

Kota perak, kota emas dan kota awan biru  merupakan kota utama.  Ketiga kota tersebut merupakan kota yang cukup berpengaruh di benua teratai biru bagian barat

Kota  perak merupakan kota benteng   dengan ornamen hiasan dari perak yang indah dengan luas puluhan kilometer. kota ini di kuasai oleh lima keluarga aristokrat dan  tiga keluarga suci yang memiliki peran masing-masing untuk membantu kota perak menjadi kota yang kuat dan maju. Selain itu, ada banyak sekte yang terkenal seperti sekte Kristal abadi, sekte gunung giok, sekte rajawali emas dan sekte-sekte kecil lainnya.

Persaingan pengaruh merupakan hal yang biasa, sehingga sering terjadi gesekan dikota tersebut yang justru menjadi penyemangat setiap orang untuk berkompetisi.

_____

Pagi hari di utara kota perak.

Dingin yang menusuk tulang menyapu rantai   pegunungan petir.

tampak seorang pemuda dengan penuh  semangat melangkahkan kakinya memasuki kawasan pegunungan tersebut.

"Lihat!.. itu si lemah sedang mencari kematiannya." Anak-anak yang berpapasan dengannya mulai mengejeknya.

"Dia adalah aib di keluarga kita." Qing Fan memandang pemuda itu dengan jijik.

"Aku harus menjadi kuat!" batinya sambil terus berlalu tanpa menghiraukan hinaan tersebut.

"Lihat si sampah mencari kemalangannya," ucap Qing Xiao dengan lantang.

"Qing Xiao, tutup mulutmu. Bagaimanapun juga Qing Ruo adalah anggota klan kita." ucap Qing Ling sambil mendengus kesal.

"Ada juga yang mengasihi si sampah ini." sambil menatap Qing Ruo dengan tajam.

"Hei sampah, ternyata dirimu dilindungi oleh perempuan,  harusnya dirimu malu!"  dengan tatapan kesal.

Bagaimana tidak, gadis paling cantik di angkatannya ternyata peduli dengan orang yang dianggapnya sampah.

Qing Ruo lalu menatap gadis tersebut. Dalam waktu yang lama pandangan mereka beradu sehingga membuat wajah gadis itu bersemu merah. Qing Ruo terkejut dengan perubahan wajah itu. "Apakah dia menyukaiku" batinya.

"Terima kasih." ucap Qing Ruo dengan tulus lalu melangkahkan kakinya.

Selama ini, Qing Ruo jarang meluangkan waktunya untuk bermain bahkan untuk mencari teman. Yang dilakukannya adalah berlatih dengan giat sehingga dirinya tidak mengetahui siapa gadis cantik yang telah membelanya tersebut. walaupun demikian, dia tentu pernah mendengar tentang gadis tercantik yang ada di klannya yang merupakan putri dari keluarga Duan.

Jiwanya bergetar dan merasakan bunga-bunga mulai mekar didalam hatinya.

Bagi sang gadis. ini adalah keempat kalinya dirinya melihat wajah itu. wajah yang selalu membuat hatinya berbunga -bunga.

________

Memasuki kawasan gunung petir.

Qing Ruo yang hanya mengandalkan keberanian dan beharap bertemu dengan keberuntungan yang dapat mengubah nasibnya terus melangkahkan kakinya dengan tenang. Dengan kekuatan pendekar bumi tingkat dasar keberadaanya didalam hutan itu hanya akan menjadi santapan hewan buas.

Tingkat kekuatan manusia dan hewan pada dasarnya sama. Yaitu di mulai dari tingkat bumi, tingkat langit dan tingkat surga. Selain itu, setiap tingkatan terbagi lagi menjadi  tiga tingkatan utama yaitu tingkat dasar, tingkat  menengah dan tingkat tinggi

Menjelang Siang. Qing Ruo akhirnya menemukan sebuah danau dengan air yang sangat jernih. 

Dengan tubuh kepanasan dan keringat yang mengotori pakaiannya. Qing Ruo lalu beniat membersihkan diri sebelum melanjutkan perjalanannya.

Saat hendak melepaskan pakaiannya, tiba-tiba roar..  raungan keras terdengar dari arah utara seperti begerak ke arah danau. Dari jauh, tampak pohon - pohon besar itu satu- persatu roboh.

"Mungkin hewan siluman tingkat tinggi!" Qing Ruo memincingkan matanya pada arah sumber suara sambil tetap waspada.

Saat suara itu semakin mendekat, tanpa pikir panjang Qing Ruo langsung melompat kedalam danau dan bersembunyi di bawah air.

Dengan mengandalkan kemampuan fisiknya yang lemah, Qing Ruo hanya mampu bertahan beberapa menit di dalam air itu lalu kembali menjulurkan kepalanya di permukaan untuk menghirup udara.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya suasana menjadi tenang kembali.

"Sepertinya sudah aman." batinya lalu keluar dari air dan mengganti pakaiannya yang telah basah dengan pakaian yang baru.

Rasa penasaran bergejolak dipikirannya. "Apakah aku harus memeriksanya?" batinya ragu.

Setelah cukup lama berpikir, Qing Ruo memutuskan untuk memeriksa tempat itu lalu melangkahkan kakinya dengan hati-hati.

"Hewan apa yang melakukannya?" Batinya penasaran saat melihat pohon-pohon besar  roboh. Dengan memberanikan diri, Qing Ruo terus memasuki tengah kawasan hutan tersebut.

Deg..., jantungnya berdetak dengan cepat saat melihat seekor Macan batu bersayap terbaring dengan luka bakar pada sayapnya.

"Berdasarkan bentuk fisiknya, hewan ini merupakan hewan buas tingkat surga."

Jantungnya berdetak semakin kencang. "Hewan apa yang mampu membunuh hewan tingkat tinggi ini?"  sambil mengitari matanya pada  kawasan tersebut.

Setelah mengamati situasi cukup lama, akhirnya Qing Ruo berpikir untuk mengambil daging dan kulit macan itu serta mengambil inti jiwanya.

"Lumayan."

Setelah selesai mengambil daging dan kulit macan itu, Qing Ruo kembali melanjutkan perjalannya.

Di dalam perjalananya tersebut, ternyata ada banyak macan batu bersayap yang telah mati. Dengan girang Qing Ruo kembali mengumpulkan kulit dan mengambil kristal jiwanya.

"Lumayan untuk dijual." ucapnya sekali lagi tersenyum senang lalu meneruskan perjalanannya.

2. Phoenix Petir

Karena terus melangkah, tanpa disadari Qing Ruo telah memasuki bagian dalam kawasan gunung petir. tampak kawasan puncak yang selalu  tertutup kabut tipis dengan petir yang tiada henti menyambar kini telah terlihat.

Kawasan gunung petir memang merupakan tempat latihan para murid yang ada di kota perak tetapi itu hanya bagian luarnya saja sedangkan bagian dalam gunung petir adalah kawasan yang sangat berbahaya dan terlarang bahkan pendekar tingkat surga tidak berani memasukinya.

"Ini aneh, mengapa tidak ada satu hewanpun yang aku jumpai." Qing Ruo kebingungan sambil terus melangkahkan kakinya.

"Wah ada gua, sepertinya bagus untuk tempat tinggal dan berlatih." ucapnya sambil memasuki gua tersebut.

Qing Ruo cukup terkejut, karena dalam gua tersebut ternyata cukup luas bahkan bisa menampung ratusan orang, sehingga membuatnya semakin penasaran dengan kedalaman gua itu. dengan sedikit ragu. Qing Ruo lalu melangkahkan kakinya untuk memasuki bagian dalam.

"Apa ini?"

Saat memasuki bagian dalam gua, Qing Ruo merasakan aura yang semakin kuat menerpa tubuhnya. walaupun demikian, dia terus melangkahkan kakinya.

Qing Ruo menghentikan langkahnya sejenak, saat tiba-tiba lapisan kabut tipis bergerak lalu membentuk pola formasi ruang dan waktu. 

Berharap menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya, Qing Ruo lalu melangkahkan kakinya melewati kabut tipis tersebut.

"Haha... "

"Bocah bodoh, berani-beraninya memasuki kawasan terlarang"

Suara bergema memenuhi ruangan gua, sehingga membuat Qing Ruo terkejut.

"Malam ini kamu akan menjadi makan malam ku." ucap suara tersebut sekali lagi.

"Tuan, siapa anda? Aku tidak bermaksud mengganggu, aku hanya tersesat" ucap Qing Ruo memberanikan diri.

"Malam ini kamu akan tetap menjadi makan malamku" suara tua tersebut terus menakut-nakutinya.

tanpa pikir panjang, Qing Ruo lalu berlari mencari jalan keluar untuk meninggalkan gua tersebut. tiba-tiba kabut tebal muncul, sehingga membatasi pandangannya.

Qing Ruo mulai panik, karena tidak tau arah keluar gua dengan benar. tanpa dia sadari, "Ah..." teriaknya tiba - tiba, saat tubuhnya terjatuh kedalam lubang gelap yang sangat  dalam.

Setelah cukup lama.

"Bhuk..." tubuhnya terhempas pada air yang sangat dingin.

"Ah...., apakah aku masih hidup?" batinnya sambil memeriksa keadaannya.

Dasar lubang tersebut ternyata berisi air yang sangat dingin, bahkan dapat membekukan daging dan tulang, tapi anehnya air tersebut tidak dapat membekukannya.

Tiba-tiba seorang pria tua menghampiri Qing Ruo yang sedang meringis menahan rasa sakit.

Wajah tua itu terkejut saat melihat air sedingin es tersebut tidak berpengaruh pada  tubuh Qing Ruo, pria tua tersebut lalu melepaskan kekuatan mata langit yang dimilikinya untuk memindai tubuh aqing Ruo, sehingga membuatnya semakin terkejut.

"Apa! tubuh tipe kaisar langit?" pria tua itu takjub lalu segera menolongnya Qing Ruo dengan menariknya dari air tersebut.

Pria tua tersebut meletakan ibu jarinya pada kening Qing Ruo. Dalam sekejab, semua luka dan sakit ditubuh Qing Ruo disembuhkan.

Swhus...

Seperti mimpi, Qing Ruo tiba-tiba berada di sebuah istana indah yang megah.

"Siapa namamu?"  tanya pria tua tersebut dengan ramah.

"Qing Ruo." jawabnya gugup.

"Siapa orang tua ini, mengapa tiba-tiba menjadi ramah." pikirannya terus berkecamuk.

"Tuan dimana kita?".

"Saat ini kamu berada didalam dunia kecilku, dan ini adalah istana Phoenix petir" jawabnya santai.

tanpa basa-basi, pria tua itu meminta Qing Ruo untuk menjadi muridnya.

"Panggil aku Guru Luo Feng. Mulai saat ini, kau adalah muridku." ucapnya sambil tersenyum ramah sambil mengelus jenggot putihnya yang panjang.

Dengan pandangan tidak percaya Qing Ruo masih belum tersadar dari lamunannya.

"Bagaimana menurutmu, apakah kau bersedia?"

"Apakah orang tua ini ingin mengerjaiku?" batin Qing Ruo ragu.

"Qing Ruo, apakah kamu bersedia?" tanya Luo Feng sekali lagi membuyarkan pikirannya.

Setelah berpikir cukup lama,

"Murid Qing Ruo bersedia guru" ucapnya lalu menangkupkan tangannya dengam hormat sambil berlutut tiga kali di depan pria tua tersebut.

"Akhirnya setelah ribuan tahun  aku memiliki murid lagi." ucapnya dengan tawa bangga.

Mendengar ucapan itu, Qing Ruo terkejut. "Guru, siapakah anda sebenarnya?" tanya Qing Ruo penasaran.

Tawa keras Luo Feng tiba-tiba terhenti.  dengan tatapan tajam memandang Qing Ruo. "Nak, suatu saat dirimu akan tau siapa aku, yang perlu kau tau saat ini adalah aku gurumu, jawabnya bangga.

"Baiklah, untuk hari ini istirahatlah dulu, besok kita akan memulai latihan. Silahkah pilih ruangan yang kamu suka. saat ini, semua bagian dalam istana ini adalah milikmu." setelah berkata-kata, pria tua itu lalu menghilang.

Qing Ruo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mencoba untuk mencerna rentenan peristiwa absurd yang telah dilewatinya. Semuanya terasa mimpi. "Apakah ini hanya mimpi? tapi ini nyata!" .

__________

Pagi hari

"Ruo er, Apakah kamu sudah bangun?" suara Luo Feng membangunkan Qing Ruo.

"Sudah guru." jawab Qing Ruo sambil keluar dari ruangannya.

"Bagus- bagus, kita akan mulai latihan."

Luo Feng lalu meraih Qing Ruo dan membawanya terbang dengan kecepatan tinggi ke puncak gunung.

Jantung Qing Ruo berdetak kencang dengan tubuh bergetar.

"Maaf aku lupa."

sambil tertawa melihat wajah Qing Ruo yang pucat dengan tubuh bergetar.

Mereka berdua tiba di sebuah puncak gunung yang memiliki sebuah danau  dengan air yang sangat jernih.

"Kita akan mulai latihan! Pertama-tama aku akan  melatih kekuatan fisikmu."

Luo Feng lalu menjeskan latihan yangbakan di jalaninoleh Qing Ruo.

"Ini adalah danau petir. Aku ingin kamu berendam didalamnya."

Tanpa membantah Qing Ruo lalu menuruti perintah gurunya tersebut dan memasuki danau petir.

Awalnya hanya terasa dingin, setelah cukup lama, tiba-tiba petir mulai menjalar dan menyambar dari dalam air.

Tubuhnya menjadi tegang dengan rasa sakit menjalar disekujur tubuhnya. "Guru teriaknya melihat ke arah Luo Feng dengan mata terpejam duduk di atas batu di tepi danau". 

"Tidak boleh keluar, tetap bertahan. Air danau itu tidak akan membunuhmu." jawabnya tanpa membuka mata.

Qing Ruo menggertakan giginya. Rasa sakitnya menjadi semakin bertambah kuat.

Menjelang sore, Qing Ruo sudah tidak dapat bertahan lagi. Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap dan kesadarannya hilang.

Tengah malam, Qing Ruo terbangun dengan tubuh yang masih terasa sakit, "Ah... " rintihnya sambil berusaha menggerakan tubuhnya.

Perutnya terasa perih karena keroncongaan.

Qing Ruo terkejut saat melihat diatas meja  telah tersedia berbagai buah-buahan segar yang terlihat sangat menggiurkan.

"Kebetulan sekali." batinnya  sambil meraih buah-buahan tersebut.

"Huek... buah apa ini?" Qing Ruo terkejut saat merasakan buah tersebut yang rasanya tidak enak sama sekali. Rasa pahit,  kecut dan sedikit asin bebar-benar mengejutkan lidahnyan

"Buah itu harus kamu makan."

Suara Luo Feng tiba-tiba muncul di samping Qing Ruo.

"Guru, buah apa ini?" tanya Qing Ruo penasaran.

"Ini buah persik abadi, merupakan buah langka yang hanya berbuah setiap seratus tahun sekali.  Buah ini dapat meregenerasi kekuatan fisik. darah, tulang dan memperbaiki titik-titik meridian ditubuhmu. jika buah ini dimakan oleh orang biasa, itu dapat meningkatkan kultivasi seseorang."  Luo Feng menjelaskan.

"Buah ini memang terasa aneh, tapi semakin lama kamu mengunyahnya,  maka rasanya akan berubah nikmat."

"Baik guru" jawab Qing Ruo lalu memakan buah itu kembali dan mengunyahnya secara perlahan. semakin lama Qing Ruo mengunyah buah tersebut, rasanya berubah  menjadi manis dan nikmat.

"Guru, ternyata rasanya benar-benar nikmat." ucap Qing Ruo senang.

"Ini adalah buah-buah abadi, jadi kamu perlu menyesuaikan lidahmu terlebih dahulu sebelum memakannya"

"Guru terima kasih." ucap Qing Ruo senang sambil melanjutkan makanannya.

Luo Feng lalu menjelaskan buah-buahan tersebut mulai dari anggur bumi,  apel emas dan buah kristal jiwa serta manfaatnya bagi kultivasi seseorang.

Setelah merasa kenyang, Qing Ruo berniat istirahat kembali tetapi gurunya menghentikannya.

"Qing Ruo, apakah kamu akan bermalas malasan untuk latihan?" tanya Luo Feng.

"Tidak guru, aku sebenarnya ingin berlatih, karena tubuh dan pikiranku telah menjadi segar, tapi aku tidak tau latihan apa yang harus aku lakukan."  kata Qing Ruo.

"Jika demikian, baiklah. Aku akan membawamu ke aula kitab suci." sambil membawa Qing Ruo pada sebuah ruangan yang sangat luas.

"Sekarang latihanmu adalah membaca semua kitab-kitab yang ada didalam ruangan ini. mulai dari rak paling bawah. Ambil kitab dari bagian timur lalu ke bagian barat!"

Ruangan tersebut terdiri dari empat buah rak. Rak pertama berisi berbagai informasi dasar kultivasi, serta pengetahuan dasar lainnya. Rak tingkat dua berisi berbagai jenis teknik bela diri, rak ketiga berisi berbagai jenis mantra penyebaran dan teknik pembuatan senjata. Rak ke empat berisi kitab suci teknik tingkat tinggi.

Seperti tingkatan kultivasi, kitab suci juga memiliki tingkatannya masing -masing. Mulai dari kitab tingkat bumi, tingkat langit, tingkat surga dan yang paling ekstrim adalah tingkat dewa.

Didalam ruangan tersebut, kitab-kitab kuno itu tersusun dengan rapi.

"Qing Ruo dalam waktu lima bulan ini latihanmu adalah berendam di danau petir dan membaca semua kitab yang ada di dalam ruangan ini."

"Baik guru, murid mendengar." ucap Qing Ruo menangkupkan tangannya.

"Baiklah, lanjutkan latihanmu. Jika ada yang perlu kamu tanyakan, datang ke istana bagian dalam, aku selalu ada di sana." ucapnya lalu menghilang.

"Aku harap kamu semakin kuat serta tidak mengecewakan ku," gumam Luo Feng sambil memasuki ruangan istananya.