SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Memories

Memories

Prolog

"Kematian adalah perpisahan yang paling menyiksa, karena pada saat itu kau langsung menyadari bahwa seseorang telah menghilang"

3 April 2016

Ara merasakan hangat ditubuhnya, ia merasa sangat nyaman dan sangat mengantuk. Matanya enggan untuk terbuka dan ia merasakan malas diseluruh tubuhnya. Aroma kopi hangat masuk lewat lubang hidungnya. Tiba tiba bunyi jam beker membuyarkan senyumnya. Dengan malas Ara meraih jam beker itu lalu menekan tombol off. Segera tangannya mengambil gelas berisi kopi dimeja samping tempat tidurnya. Ia beranjak dari tempat tidurnya menuju cermin. Ara menatap dirinya didalam cermin lalu tersenyum hingga metanya menyipit dan berkata

'Hari ini aku menemuimu lagi'

Aku Nara liana biasa dipanggil Ara. Usiaku sekarang 26 tahun. Aku punya pekerjaan tetap, aku cantik, aku cerdas, dan aku punya banyak teman. Aku seseorang yang hebat, menurutku. Aku punya seorang kakak laki laki dia 4 tahun diatasku. Aku tinggal bersama ibu dan ayahku. Ibuku seorang wanita dengan perawakan yang lemah lembut, dia wanita yang selalu memberiku dorongan untuk maju.

Ayahku seorang laki laki yang tegas, karena ketegasannya aku bisa berdiri tegak sekarang ini. Kakakku seseorang yang berhati lembut dan sayang pada adiknya, dia selalu menjadi tempatku curhat, mencurahkan isi hati dan menjadi tempatku menumpahkan air mata ketika aku dimarahi ibu atau bertengkar dengan ayah.

Karirku cukup baik. Aku punya butik dibeberapa daerah. Aku punya banyak pegawai, walaupun pendidikanku tidak begitu tinggi. Aku punya rumah mewah, keluarga yang lengkap dan keponakan yang lucu.

Hidupku kelihatan sempurna bukan? Aku yakin banyak orang ingin berada diposisiku. Tapi kau tahu? Hidupku tidak sesempurna itu. Aku tidak sekuat seperti yang terlihat.

Impian. Aku punya impian yang aku buat bersama seseorang. Ya tentu saja dia orang yang spesial. Tapi aku tidak bisa mewujudkan impian itu bersamanya. Apa aku mewujudkannya sendiri atau bersama orang lain?

Cinta? Ah ya apa kau punya seseorang yang kau cintai? Tentu semua orang memiliki seseorang yang dicintai. Begipula denganku. Aku punya seseorang yang aku cintai.

Dia tampan, dengan hidung mancungnya dan kulitnya yang putih, dia punya mata yang besar dengan bola mata yang berbinar, alisnya yang tebal dan bulu matanya yang lentik serta rambutnya yang hitam pekat membuatku jatuh cinta padanya.

Makanan kesukaannya? Dia sangat suka keju. Dia tidak suka pedas.

Aku tahu semua tentangnya bukan?

Tapi saat ini aku bahkan tidak bersamanya.

Hari ini adalah ke-100 kalinya aku datang menemuinya. Dia pasti sangat senang atau mungkin sedih. Aku tak tahu pasti. Aku sangat sangat sangat merindukannya. Aku ingin menemuinya. Aku ingin menatapnya, menyentuhnya, memeluknya dan tak ingin melepaskannya.

Aku ingat jelas terakhir kalinya dia tersenyum padaku, dia memelukku dan menggenggam tanganku. Aku ingin melakukan hal itu sekali lagi setidaknya dalam hidupku.

Tunggu saja, aku akan datang lagi, dengan sesuatu yang sedikit berbeda dan aku ingin tahu apa kau akan tersenyum atau malah menangis ketika melihatku.

"***aku** sangat merindukan nya*"

2007 : 1st Meet

"Ra, Ara .. lihat gue Ra"

"Eh iya apaan La?"

"Lo mikirin apaan sih? Dari tadi gue cerita gak lo dengerin"

"Eh iya maaf yaa Lala sayang"

«»Lala. Dia teman sekelasku. Aku duduk dibangku SMA kelas 3 ips. Ini tahun terakhirku. Usiaku 17 tahun saat ini. Lala satu satunya temen cewe yang paling dekat denganku di sekolah. Dia cerewet dan bawel. Hobinya menonton melow drama. Dia juga hobi belanja dan hobi tidur.

But, she's my bestfriend.

"Eh bocah bocah, buruan masuk kelas, gak denger bel udah bunyi? (Sambil menarik rambut Lala)" teriak Roy

"Ih Roy, lo jahil banget sih, liat ni rambut gue yang barusan di catok rusak" sahut Lala

«»Roy. Dia itu laki laki super jahil diantara kami semua. Dia punya badan yang ideal, dengan rambut ala koreanya itu. Kulitnya putih dan dia punya sisi lembut dibalik badannya yang besar.

"Ya udah yuk cabut" Lala beranjak dari kursi kantin

"Tungguin gue la" teriak Ara sembari berlari kecil mengejar Lala dan Roy yang sudah mulai berjalan

Ketika tiba dikelas, dengan sigap roy segera berlari mendekati anak laki laki yang duduk dikursi paling belakang dengan earphone ditelinganya.

"Hei bro! I'm back" teriak Roy sambil menepuk bahu anak laki laki itu

"(Menatap Roy dengan tatapan tajam mematikan)"

"Hei, ayolah, jangan lihatin gue begitu, lo buat gue takut tahu" kata Roy sembari memutar bola matanya dengan kikuk

«»Eza. Anak laki laki misterius dikelas ku. Dia memang tampak misterius tetapi Roy bisa mengubahnya menjadi orang gila dalam sekejab.

Sepulang sekolah Ara, Lala, Roy dan Eza berjalan bersama menuju gerbang. Tetapi hujan turun dengan sangat deras diluar sana. Karenanya mereka terpaksa menunggu diteras sekolah. Ara menatap jauh ke lapangan. Terlihat anak laki laki dengan bola basket ditangannya yang sedang asik melakukan dribble.

Ara membatin "siapa anak laki laki yang bermain basket ditengah hujan deras seperti ini? Apa dia gila? Dia pasti gila"

Tanpa sengaja Ara bertatapan dengan anak itu, Ara melihat jauh kedalam mata anak itu.

"Terlihat murung dan kesedihan yang mendalam" ucap Ara kecil

"Ha? Apa Ra? Lo ngomong sama siapa? Siapa yang murung?" Tanya Lala disambut dengan tatapan tanya Roy dan Eza.

"Anak itu" jawab Ara sambil menunjuk kearah anak itu berdiri, membuat teman temannya menoleh kearah yang sama

"Wah, ganteng banget ra, itu manusia atau dewa? Atau dia pangeran berkuda putih?" Ucap Lala kegirangan tanpa berkedip

"Ngapain dia main basket waktu ujan gini? **** amat" umpat Roy

"Dia Alnord. Alnord Gland. Kelas 3 ipa" sahut Eza masih dengan earphone nya.

"Arnold?" Ucap Ara dengan sedikit nada tanya

"Dia kehilangan kekasihnya 1 tahun yang lalu dalam sebuah kebakaran" lanjut Eza menjelaskan

"Ouh, sungguh kisah pangeran yang malang" ucap Lala lirih

"Oke, stop mellow drama nya guys, hujan udah reda, yuk jalan" ucap Roy membuyarkan lamunan Ara

Mereka berlari kecil menuju gerbang karena hujan gerimis. Ara berjalan perlahan karena matanya masih tertuju pada Alnord.

Ara merebahkan tubuhnya dipangkuan kakaknya, Elo. Elo tersenyum melihat tingkah adiknya itu.

"Udah pulang ra?" Tanya Elo

"Barusan kak. Eh kak, tadi Ara liat anak laki laki main basket hujan hujan. Dan anehnya matanya. Ara liat di dalam matanya terlihat jelas anak itu murung dan sedih banget" jelas Ara dengan pikirannya yang menerawang balik ke lapangan tadi

"Dia pasti punya banyak luka dalam hatinya. Kenapa? Kamu suka dia? Ayoo ngaku adik kakak satu ini sudah mulai kenal cowok ya haha" ledek Elo sambil mencubit pipi adiknya itu

"Ih apaan sih kak, Ara kan cerita doang, lagian juga baru pertama kali lihat dia tau" jawab Ara dengan manja

"Gini ya ra, setiap orang pasti punya luka masing masing, dan punya cara sendiri untuk menyembuhkan luka nya" tutur Elo dengan bijak membuat Ara menahan tawa

"Cieilah, iyadeh iyadeh kakakku yang ganteng, baik nan bijak" sahut Ara sambil tertawa kecil

"Udah sana kerjain pr" kata Elo sembari memukul kepala Ara

"Oke deh my beloved brother" jawab Ara dengan cengiran nya

---------*--------

Ara sudah merebahkan diri ditempat tidurnya sambil menatap langit langit kamarnya. Ia membatin "wajah sendu itu, aku tertarik padanya"

Lalu menarik selimut dan memajamkan matanya.