The Author Is On His Novel, Right ?
Inotia..
Merupakan sebuah dunia abad pertengahan yang normal pada umumnya dimana para manusia hidup sebagaimana mestinya.
Namun suatu hari dunia itu mulai berubah menjadi kekacauan dengan kemunculan beberapa monster monster yang keluar dari dungeon.
Para monster monster itu merupakan sebuah ancaman bagi dunia ini, perlahan umat manusia mulai berkurang.
Anak anak yang tak berdosa pun ikut terbantai oleh para monster tersebut, ketika dunia itu akan mengalami kehancuran secara perlahan orang orang dunia itu mulai menunjukkan beberapa perubahan.
Dan perubahan itu disebut sebagai, Enlightenment ( Pencerahan ).
Dimana sebagian umat manusia didunia itu mulai menunjukkan perlawan mereka dalam melawan para monster dengan gagah beraninya hingga mereka memiliki banyak julukan seperti Hero dan Adventure .
Mereka terus bertarung melawan monster lewat kekuatan mereka yang telah melakukan Enlightenment'.
Dan bagi mereka yang berhasil mengendalikan dan menenang dungeon dungeon itu dengan aman akan mendapatkan hadiah yang setimpal atas perjuangan mereka sampai dunia ini dirasa sudah cukup aman.
4 Kerajaan mulai muncul yaitu Kerajaan Sun, Kerajaan Winter, Kerajaan East, dan Kerajaan Ainan menjadi kerajaan tempat dimana mereka berkumpul disini dan menjadi sumber kekuatan utama masing masing kerajaan mereka.
4 Kerajaan ini terbentuk setelah mereka berhasil menenangkan bencana yang para monster itu perbuat hingga menyerang dunia ini.
Namun keempat 4 kerajaan itu berada dibawah naungan Kekaisaran yang amat sangat penting sebagai simbol perlawanan mereka atas meningkatnya para monster dan dungeon diluar sana.
Bukan itu saja Kekaisaran ini pun menjadi penyeimbang agar 4 kerajaan tersebut tidak berperang satu sama lain karena kekuatan yang mereka miliki.
Kekaisaran Pusat, Kekaisaran Diamonde.
Sebuah Kekaisaran yang membentuk suatu lembaga khusus menggunakan sihir termutakhir mereka.. Xynder..
Xynder sendiri adalah tempat dimana para pemula dari seluruh kerajaan yang lulus dari tes serta ujian super ketat berkumpul disatu tempat tersebut.
Tempat dimana para Hero akan berkumpul melindungi dunia, serta para rival mereka berkumpul disana, hanya itulah penjelasan mengenai jalan ceritanya.
Kenapa aku bisa tahu semua itu ?
Karena yang menciptakan dunia itu bukanlah dewa..
Melainkan aku, Author..
***
Di kamar sempit dan gelap hanya terlihat cahaya kecil yang keluar dari benda tipis itu, terlihat jelas orang itu sedang mengetik sesuatu pada laptopnya.
"Bulan ini.. duitnya sudah dikirim apa belum ya ?" tanya pria itu yang sedang minum air putih sembari menggunakan kacamatanya.
Terlihat penampilan pria itu sangatlah luar biasa dalam artian terbalik.
Rambut hitam panjang acak acak dengan janggut serta kumis tipis yang tidak pernah ia cukur, sedangkan bajunya sendiri terlihat kotor seolah olah baju itu sudah 3 hari tidak dicuci.
Bahkan bulu kakinya pun terlihat tebal seakan, bukan itu saja bahkan kamar pria itu terlihat begitu banyak sampah berserakan dimana mana.
"Haa.. lama sekali, aku sudah kehabisan uang bulan ini.."
"Padahal bulan ini sudah habis, kenapa uangku begitu lama cairnya.." ujar pria itu yang mulai bersandar pada kursinya itu dengan malasnya.
'Aku berharap dunia ini tidak begitu hampa seperti novelku..' batin pria itu dengan tatapan matanya yang terlihat bosan.
DINGG !!
Mendengar ini tentu pria itu mulai terburu buru melihat laptop yang ada didepannya itu.
Terdapat sebuah email yang masuk kedalam laptop pria itu, segera ia membuka email tersebut dan mulai membacanya.
{ Salam Author, Rian.
Saya selaku pembaca novel anda yang berjudul "The Chronicles of Inotia : Childen of Ainsworth" benar benar takjub sekaligus kecewa.. }
'Kecewa ?' batin Rian yang melihat pesan dari anonim tersebut.
Memang ia sudah terbiasa dengan komentar komentar yang begitu tidak normal masuk ke akunnya, namun melihat ini ia kembali membaca pesan dari si anonim ini.
{ Novel buatan anda memanglah sangatlaj bagus sedari awal namun ketika berada ditengah cerita sungguh disayangkan.. sebab cerita yang dibawakan tersebut mulai terasa hambar, seakan akan kurang sentuhan khusus pada cerita novel tersebut }
{ Yang mana hal tersebut kurang diminati oleh para pembaca yang lainnya }
{ Maka dari itu aku ingin meminta persetujuan darimu untuk menulis ulang novel anda ini }
'Permintaan untuk penulisan ulang, yahh..'
Ia benar benar tidak mengetahui siapa orang ini dan hanya akan memanggil orang tersebut sebagai anonim saja.
The Chronicles of Inotia : Childen of Ainsworth adalah sebuah novel yang serialnya sudah lebih dari 4 tahun novel ini berhenti dirilis dikarenakan suatu keterpurukan yang dialami Rian soal masa lalunya yang tidak berjalan semestinya.
Novelnya yang berjudul 'The Chronicles of Inotia : Childen of Ainsworth' memang lah tidak begitu bagus menurutnya.
Namun siapa yang akan menyangka akan ada orang yang masih membacanya dan mulai mengirim email dengan begitu jujurnya pada hasil karyanya yang satu ini.
"Dan lagi orang ini sepertinya ingin aku menulis ulang novel ini.." gumam Rian sambil menggaruk janggutnya itu.
"....."
Setelah cukup lama ia berpikir langsung saja ia mulai menggerakkan jari jarinya untuk mengetik balasan pada Anonim.
{ Pada, Anonim..
Saya selaku Author akan berusaha semaksimal mungkin untuk melanjutkan novel tersebut.
Terima kasih sudah mendukung novelku. }
Setelah selesai mengetik langsung saja ia mengirim email tersebut, dan segera berdiri dari tempat duduknya itu.
"Ugghh.. sepertinya besok aku akan bersiap untuk melanjutkan novel ini, walau aku sedikit ragu dengan endingnya nanti.." ujar Rian yang mulai meregangkan tubuhnya dan segera melemparkan dirinya kekasur hingga tertidur lelap disana.
Namun tanpa ia sadari kalau laptopnya itu mulai bersinar hingga menyelimuti seluruh ruangan tersebut.
***
Disebuah kamar terlihat seorang anak kecil berumur 7 tahun mulai bangun dari tidur panjangnya itu dan segera membuka kedua matanya.
"Ughh.. kenapa kasurku begitu keras.." ujar anak itu yang mulai mengucek matanya.
'Tunggu.. suara siapa itu..' batin anak itu yang mulai sadar dan segera melihat sekelilingnya.
'DI..DIMANA INI !? DAN KENAPA AKU MENJADI KECIL !?' batin anak kecil tersebut dengan panik sembari memegang tubuhnya itu.
'Tidak yang lebih penting kamarku.. kenapa kamarku menjadi begitu jadul' batin anak kecil tersebut dan segera turun dari kasurnya dan mulai berjalan kearah jendela yang ada didepannya.
Langsung saja ia segera membuka jendela tersebut dan melihat pemandangan yang tidak bisa ia percayai saat ini.
Terlihat beberapa orang dengan pakaian abad pertengahan yang mereka gunakan saat ini, begitu juga dengan pakaian yang anak itu gunakan saat ini.
"Ti.. Tidak mungkin.. bagaimana bisa.." anak kecil itu yang tidak percaya akan apa yang ia lihat saat ini.
Tepat ketika anak itu masih terlalu fokus dengan apa yang ada didepannya tiba tiba saja sebuah layar transparan muncul yang membuatnya terkejut bukan main.
[ Memulai Sinkronisasi.. ]
"Ap- ARGGGHHH !!"
Tepat ketika melihat ini sebuah cahaya mulai menyinari tubuhnya, namun anehnya sinar tersebut tidak menarik perhatian para penduduk tempat ini
[ ( Rusty ) SP : 63 ]
[ Sinkronisasi dengan 'Rian' dimulai ]
[ Sinkronisasi 1%.. 48%.. 72%.. 99%.. ]
[ Sinkronisasi Selesai.. ]
CRAAAKKKK !!
PRAAAANNNGGG !!
Tepat setelah menyingkronkannya selesai terlihat cahaya itu mulai menunjukkan retak dibandingkan sebuah pudar.
Setelah cahaya itu retak terlihat wujud anak kecil itu muncul, dibandingkan tubuhnya yang ia pakai sebelumnya kali ini terlihat berbeda sebab kali ini anak tersebut terlihat sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.
Rambutnya kali ini terlihat acak acak dengan iris mata berwarna biru miliknya.
"A.. Apa yang terjadi ?" anak itu yang terkejut ketika melihat cahaya tersebut.
[ Sedang mengunduh statistik pengguna.. ]
[ Rusty - - > Rian Akayuki ]
[ Semua Status telah diatur ulang karena Sinkronisasi ]
"Sin.. Sinkronisasi ?" gumam Rian dengan bingung.
[ Menunjukkan Status terkini.. ]
[ Name : Rian Akayuki
Age : 7 year old
Race : Human
Atribute :
Strength : 5
Vitality : 5
Endurance : 4
Agility : 4
Ability Power : 3.2
Attack Power : 2.2
Talent : Observation, Browser, ??? ]
"A.. Apa apaan ini.."
***
"Selamat atas Enlightenment dan juga ulang tahunmu yang ke 7, Cain !!" para biarawati dan anak anak panti asuhan pada seorang anak yang berdiri tepat didepan mereka.
Tentu anak itu adalah Cain yang dimaksud oleh para biarawati disana, terlihat anak itu memiliki rambut pirang dengan iris mata berwarna kuning dengan senyum bahagia disana.
Disisi lain tepat diatas anak tangga terlihat anak kecil sedang melihat kegiatan mereka saat ini yang tidak lain adalah Rian itu sendiri.
'Dunia yang aku tulis..'
'Sekarang terbentang dihadapanku..'
Itulah yang ada didalam benaknya Rian saat ini, ia terperangah ketika melihat semua yang terjadi padanya hari ini.
Ia mendapatkan sebuah surat dari Anonim, tiba tiba terlempar kedunia yang dibuatnya, lalu melihat orang yang ia tidak percayai saat ini.
'Enlightenment, Abad Pertengahan, dan Cain..'
'Semuanya sama seperti yang aku tulis'
'Sebenarnya apa yang terjadi disini..'
"Selamat atas Enlightenment mu ya, Cain.." ujar biarawati yang memiliki rambut pirang seperti Cain.
"Umm.. terima kasih, Kak Veronica" ujar Cain dengan senyum lebar diwajahnya.
"Jadi Element apa yang kau bangkitkan pada Enlightenment mu ini, Cain ?" tanya gadis berambut merah dengan mata jingganya.
"Ahh.. aku memiliki Element Angin dengan Rank A sebagai tingkat kekuatannya" balas Cain sambil menunjukkan angin berwarna hijau mulai bergerak disekitar tangannya.
"WOAAHHH !!"
"KEREN !!"
"CAIN KAU HEBAT !!"
'Rank A yahh..' batin Rian yang kemudian melihat dirinya yang kemudian melihat tangan kirinya.
'Seperti yang aku lihat saat ini, kalau aku berada dalam novelku sendiri..' batin Rian yang kembali melihat para anak anak dan para biarawati sedang memujinya.
Namun pandangan Rian mulai tertuju pada orang yang sedang menatapnya dengan lembut saat ini.
Terlihat kalau orang itu tidak lain adalah Veronica.
Melihat Rian yang sedang memandang mereka dari kejauhan ia mulai mengisyaratkan Rian untuk segera kemari dan berkumpul bersama yang lainnya.
'Aku ketahuan !! sebaiknya aku kabur !!'
Rian sendiri yang melihat ini tentu terkejut karena ia sebenarnya saat ini sedang bersembunyi sembari mengamati suasana kali ini.
Namun melihat dia ketahuan oleh seseorang bukannya menghampiri justru ia kembali lagi keatas tempat dimana kamarnya berada.
Veronica yang melihat ini tentu terkejut dan mulai menunjukkan raut wajah sedihnya.
"Rian.."
***
"Aku tidak menyangka kalau Veronica akan melihatku ketika mengamati situasinya saat ini" gumam Rian yang menutup pintunya dengan nafas tidak beraturan.
Setelah kabur dari sana langsung saja ia segera berbaring diatas kasur sambil melihat tangan kecil miliknya itu.
'Jadi ini nyata, kah..'
Cain.. Cain Ainsworth, ia adalah MC atau pemeran utama novel ini.
Orang yang akan membimbing dunia kacau yang sedang didominasi oleh Hero dan Monster, dia juga punya Trait seorang Hero yang jujur dan menjunjung tinggi rasa keadilan.
Dia dan kakaknya Veronica adalah seorang bangsawan, namun karena bencana para monster terjadi mereka mulai kehilangan status mereka sebagai bangsawan hingga menyisakan mereka berdua saja.
Cain sendiri waktu itu masihlah kecil dan tidak mengetahui statusnya sebagai bangsawan, berbeda dengan Veronica yang tahu dan memilih untuk merahasiakannya.
Sedangkan Veronica sendiri waktu itu masih berumur 10 tahun ketika ia merawat Cain, yang berarti ia sekarang sudah berumur 17 tahun ini.
'Lalu gadis rambut merah itu kalau tidak salah namanya Ruby, yahh..' batin Rian yang tiba tiba mengingat siapa gadis berambut merah itu.
Ruby Rose tidak lain merupakan teman masa kecilnya MC yang tinggal dipanti asuhan bersamanya, bukan itu saja kedekatan mereka bahkan dianggap seperti kakak beradik.
Ia juga sudah lama mengenal Cain dan bahkan membuat janji akan menikahinya setelah mereka berdua berhasil menyelesaikan Dungeon Rank SS bersama.
Sekarang mereka mungkin masihlah anak berumur 7 tahun, tapi seiring berjalannya cerita mereka berdua akan bertarung satu sama lain.
Hal itu terjadi dikarenakan pikiran Ruby telah dikendalikan oleh Demon didalam Dungeon Rank SS tersebut sehingga membuat nyawanya melayang.
Bisa dibilang kalau Ruby bagaikan sebuah api kecil yang dibuat besar oleh Demon hingga membahayakan umat manusia dan juga sebagai batu lompatan MC untuk bertambah kuat.
Mereka akan terus bertarung satu sama lain, bagaikan Cahaya dan Kegelapan itu sendiri.
'2 karakter paling penting dalam novel ini sedang merayakan salah satu Enlightenment mereka disana..' batin Rian yang kemudian menutup matanya.
'Namun siapa yang akan menyangka kalau aku akan menjadi orang sekali lewat saja..'
Saat itu juga Rian menyadari kalau karakter dirinya itu hanyalah sekedar pemeran tambahan saja atau orang yang cuma numpang lewat saja.
Benar, Rian.. menjadi karakter tambahan dalam novel buatannya sendiri.
Keesokan harinya terlihat kalau Rian saat ini sedang tertidur dengan nyenyaknya, bahkan ia terlihat sedang memeluk bantal yang ia pakai untuk sandaran kepalanya.
"Huehehe.."
Terlihat kalau Rian saat ini sedang mengigau dengan senyum diwajahnya.
Tepat ketika ia masih tidur tiba tiba saja pintu terbuka kamarnya terbuka dan menampilkan sosok biarawati berpakaian biru dengan pola berwarna putih masuk kedalam kamarnya.
"Rian !! bangun sudah waktunya untuk sarapan !!"
Biarawati itu tidak lain adalah Veronica yang memasuki kamarnya Rian, ketika ia sedang membangunkan Rian terlihat kalau dia sendiri masihlah tertidur dengan mimpinya itu.
Melihat ini Veronica hanya bisa menghela nafas saja atas tingkah anak yang satu ini ketika tidur.
Selama ia merawat anak anak dipanti asuhan ini bisa dibilang kalau Rian lah yang memiliki kesulitan bangun dipagi hari.
Melihat ini ia sedang duduk disampingnya dan segera menggoyangkan tubuhnya Rian supaya ia bangun.
"Rian.. bangun sudah waktunya sarapan"
"Jika kau tidak bangun nanti sarapannya keburu dingin.."
Tentu merasakan tubuhnya digoyang ia mulai membuka matanya dan segera duduk sembari mengucek matanya.
"Selamat Pagi, Rian.. akhirnya kau bangun juga.." ujar Veronica yang tersenyum ketika melihat Rian saat ini.
Mendengar ini Rian seketika melihat siapa yang sedang membangunkannya, terlihat kalau Veronica saat ini sedang menatapnya dengan senyum lembut miliknya.
Melihat ini tentu ia seketika mulai menjauh darinya hingga ia berhenti dipojokan dinding kamarnya.
"K.. Kak Veronica !! kenapa kau ada disini ?" tanya Rian dengan panik ketika melihat wanita cantik masuk kekamarnya.
"Hmm ? tentu saja membangunkanmu karena hari sudah pagi" ujar Veronica dengan bingung melihat tingkahnya Rian.
"P.. Pagi !?" teriak Rian yang kemudian melihat kearah jendela kalau sinar mentari mulai menyelimuti dunia ini.
'A.. Aku benar benar ketiduran kemarin !!'
'Dan yang jauh lebih penting lagi kalau kemarin itu bukan mimpi !!'
"Kalau begitu segera pergi kebawah dan sarapan bersama dengan yang lainnya, karena hari ini kita akan mendaftarkan kebangkitan kalian pada Gereja Pusat" ujar Veronica dengan senyum diwajahnya.
"Ge.. Gereja Pusat ?"
***
Saat ini terlihat dimeja makan beberapa anak anak sedang makan roti dan sup mereka dengan raut wajah bahagia disana, namun Rian tidak terlihat begitu.
Ia saat ini sedang memandang roti dan supnya itu, bukannya ia tidak senang namun karena roti dan supnya itu berbeda dari yang lainnya.
Sebab rotinya yang terlihat sudah berjamur dan juga supnya yang sudah dingin tersebut.
'Jelas jelas orang yang memasak ini mencoba untuk meracuniku' batin Rian dengan wajah datar dan keringat dingin ketika melihat sarapannya.
"Ada apa Rian ? kenapa kau tidak memakan rotimu ?"
Mendengar suara ini Rian seketika melirik kearah suara itu dan melihat seorang gadis berambut merah sedang menatapnya dengan bingung.
"Tidak ada.. aku tidak lapar.." ujar Rian yang mengetahui siapa gadis itu dan segera turun dari tempat duduknya.
Tentu gadis yang sedang diajak bicara dengannya adalah Ruby Rose.
"Ehh.. kenapa kau tidak memakannya ? nanti Kak Veronica marah tahu.." ujar Ruby dengan nada khawatir.
"Jika kau tidak ingin ia marah kenapa kau tidak memakannya saja ?" tanya Rian yang tidak peduli bahkan ketika seluruh pandangan tertuju padanya.
Setelah mengatakan itu ia segera keluar dari sana, tepat ketika Rian keluar dari sana beberapa anak anak mulai membicarakannya.
"Dia sungguh tidak tahu malu membiarkan makanan yang dibuat Kak Veronica begitu saja.."
"Benar, ia tidak tahu bersyukur atas makanan yang Kak Veronica buat untuknya.."
"Kenapa juga ia harus berada disini.."
Tentu pembicaraan yang mereka lakukan tidak dapat didengar oleh Ruby, Cain yang sedang makan disana.
Ruby dan Cain sendiri saat ini sedang melihat Rian pergi begitu saja tanpa memakan sarapannya terlebih dahulu.
Meskipun begitu pembicaraan anak anak panti itu sebenarnya dapat didengar oleh Rian yang saat ini sedang berdiri sambil bersandar pada pintu ia keluar sebelumnya.
"Hmm.. sepertinya aku dapat mendengar pembicaraan mereka walau mereka sedang berbisik saat ini.." ujar Rian yang mengusap dagunya.
"'Pasti ini berkat 'Observation' skill ku.."
Langsung saja ia segera pergi keluar panti asuhan ini tanpa ada seseorang yang menyadarinya keluar dari sana.
Terlihat kalau ia saat ini sedang berjalan di jalan yang terlihat penuh dengan beberapa orang orang dengan pakaian abad pertengahan mereka sedang melakukan aktivitas mereka masing masing.
Ada pedagang juga ada pembeli, lalu orang orang yang membawa belanjaan mereka, bahkan ada yang sedang bergosip saat ini.
'Mau berapa kali dilihat pun ini jelas jelas abad pertengahan..' batin Rian yang sedang melihat beberapa penduduk saat ini mengobrol sambil membeli bahan bahan pada kios kios yang tersedia disana.
"Sebaiknya aku cari sungai ditempat ini saja" gumam Rian yang mulai berjalan menuju luar desa.
Setelah berjalan cukup lama semabri menelusuri beberapa hutan ia kemudian melihat sebuah sungai terbentang luas disana.
"Ha.. akhirnya sampai juga.."
Langsung saja ia segera meminum air sungai itu dengan begitu cepatnya seolah ia benar benar haus setelah bekerja.
"Fuahh.. benar benar air yang menyegarkan.."
Tepat ketika ia akan mengambil airnya kembali ia kemudian tanpa sengaja melihat pantulan dirinya di sungai tersebut.
"Ini.."
Terlihat kalau Rian benar benar terkejut dengan penampilannya saat ini, rambut hitam acak acak dengan iris mata berwarna biru muncul dari balik pantulan air tersebut.
'Bukannya ini wajah asliku ?'
'Apa yang terjadi ?'
Tepat ketika ia terkejut akan apa yang ia lihat saat ini tiba tiba saja beberapa layar transparan muncul disekelilingnya.
'A.. Apa apaan ini ?'
"Mungkinkah.."
[ Sinkronisasi Selesai.. ]
"SYSTEM !!"
Fenomena Awakening / Kebangkitan akan terjadi ketika seseorang memperoleh tanda tanda perubahan pada usia dini sekitar 7 tahun keatas, di dunia ini itu disebut sebagai Enlightenment.
Dengan terjadinya Enlightenment kau akan dapat melihat Talent, Skill, Ability, Element dan lain sebagainya.
Dan juga kau dapat menjadi kuat dengan metode yang jauh lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
Jadi singkatnya..
[ Name : Rian Akayuki
Age : 7 year old
Race : Human
Variable Atribute :
Strength : 5
Vitality : 5
Endurance : 4
Agility : 4
Ability Power : 3.2
Attack Power : 2.2
Invariable Atribute :
Intelligence : 4.7 / 10
Charisma : 3.8 / 10
Luck : 6.7 / 10
Talent : Observation, Browser, ???
SP : 100
Poin : 100 ]
Kau dapat melihat 'Status Window' kalian.
Namun hal ini berbeda dengan 'Status Window' milik Rian karena miliknya itu sama dengan Sistem yang beroperasi layaknya pada novel yang pernah ia baca sebelumnya.
Dimana penambahan status acak ataupun pasif dapat ia tambahkan bila ia melihatnya dengan rinci.
"Ohh.." gumam Rian yang sedikit terkejut ketika melihat ini.
"Untuk sekarang mari kita lihat satu persatu terlebih dulu"
***
"Hei.. Cain, apa kau merasa kalau Rian hari ini terlihat berbeda ?" tanya Ruby yang saat ini sedang membuat sesuatu menggunakan bunga bunga yang ada disekitar pegunungan.
Saat ini Cain dan Ruby sedang membuat bondu menggunakan bunga disekitar mereka untuk Kak Veronica yang terlihat sangat khawatir pagi ini.
Tentu mereka yang mengetahui kekhawatiran Veronica ketika mendengar Rian tidak memakan sarapannya ia segera mencarinya.
Baik itu di kamar maupun diseluruh panti asuhan ia tidak menemukannya, ia semakin khawatir dan mulai mencari Rian diseluruh desa hingga saat ini.
"Iya.. kau benar.. dan lagi kita tidak melihatnya dari tadi, kau tahu bahkan Kak Veronica sangat mengkhawatirkan dirinya ketika mendengar kalau Rian tidak sarapan pagi ini" jelas Cain yang juga ikut membuat ikat kepala yang sama seperti Ruby.
Tentu Ruby yang mendengar ini seketika menghentikan kegiatannya sambil memasang wajah sedih.
"Apa Rian akan baik baik, Cain ?"
"Aku khawatir kalau sesuatu terjadi padanya.."
Mendengar perkataan Ruby tentu membuat Cain juga seketika menghentikan kegiatannya sembari melihat ikat kepala yang terbuat dari bunga itu sudah selesai.
Langsung saja ia segera berdiri sembari menunjukkan ikat kepala yang terbuat dari bunga itu kepada Ruby.
"Kalau begitu ayo kita cari dia, aku yakin dia akan menyukainya"
Mendengar ini seketika Ruby mulai menatap Cain yang sedang tersenyum kearahnya sambil menunjukan ikat kepala itu padanya.
"Hmm.. baiklah kalau begitu aku ikut"
"Ayo kita pergi !!"
***
Kembali lagi pada Rian yang saat ini sedang bersandar dipohon sembari memakan buah apel yang jatuh keatas kepalannya ketika bersandar.
Saat ini ia sedang melihat lihat Status Window miliknya saat ini.
'Yang menarik perhatianku saat ini adalah ini..'
[ Rusty - - > Rian Akayuki
Sinkronisasi Berhasil ]
[ Rusty Inisialisasi Status dikonversi menjadi 37 SP dan 100 Poin ]
'Sinkronisasi dan Inisialisasi..'
"Aku tidak tahu apa itu sebenarnya, tapi aku yakin kalau wajah yang kugunakan sekarang ini, stats - ku yang turun jauh dari stats - nya Rusty adalah karena ini..."
"Tapi sebagai gantinya aku mendapatkan poin dari Inisialisasi tersebut" gumam Rian dengan wajah serius, langsung saja Rian mulai menggeser Window yang ada didepannya dan menggantinya dengan yang lain.
"Dan selanjutnya yang harus kuperhatikan adalah.."
[ Intervensi Jalan Cerita { Unique Authority }
Anda dapat menggunakan SP untuk menulis ulang atau mengedit target yang tidak hidup
Anda juga dapat menggunakan SP untuk menulis atau mengedit Stats, Talent, Masteries, dan Constitution yang terbatas pada Rian Akayuki ]
[ SP ( Story Poin ) : Semakin meningkatnya kepentingan Rian Akayuki pada dunia ini, maka semakin banyak SP yang akan didapatkan ( Dapat mengkonversikan 1 Poin menjadi 1000 SP )
Pertimbangan Pemula : Anda dapat membuat Talent senilai 10.000 SP ]
"Apa sebenarnya ini ? dan lagi aku tidak pernah menulis ability seperti ini" gumam Rian dengan raut wajah aneh ketika melihat Status Window miliknya.
" 'Semakin meningkatnya kepentingan Rian Akayuki pada dunia ini' ?" gumam Rian yang tertuju pada penjelasan ini.
"A.. Apa mungkin, aku harus meningkatkan kepentinganku dalan 'Novel' ini" lanjut Rian dengan wajah terkejut bukan main.
"Jadi alasan kenapa aku mendapatkan ability yang aneh aneh seperti ini adalah agar aku dapat ikut campur dalam cerita utama dunia ini ?"
"Omong kosong ap-"
Tepat sebelum Rian menyelesaikan perkataannya tiba tiba saja status window baru bersinar terang tepat disampingnya.
Tentu merasakan ini ia mulai menoleh kearah status window tersebut.
[ ??? ( Info Terkunci )
Akan terbuka setelah cerita utama selesai ]
"Jadi maksudmu adalah.. kalau aku mau mendapatkan petunjuk mengenai bagaimana caraku kembali ke dunia asalku, aku harus berhenti bicara dan mulai ikut campur dalam cerita, begitu ?"
Melihat status window tersebut tentu seketika membuat Rian kesal dengan beberapa urat muncul dikeningnya saat ini juga.
Melihat ini ia segera menghabiskan apel yang ada ditangannya dengan beberapa buah apel yang ada disebelahnya itu dengan cepat dan segera melihat kembali kearah status window miliknya itu.
'Itu benar.. tidak ada jaminan kalau aku akan kembali lagi ke dunia asalku'
'Bahkan meski aku tak melakukan apapun dan menunggu hingga sampai pada bagian aku berhenti menerbitkan novelnya'
'Meski informasi yang terbuka nantinya tidak sesuai dengan apa yang aku mau'
'Aku mungkin akan menemukan petunjuk mengenai cara melarikan diri dari dunia ini jika aku tidak terlibat dengan Sang MC ini'
'Untuk melakukannya.. aku harus menjadi cukup kuat agar aku bisa bertahan, dan untuk menghadapinya aku harus melewati semua cerita utama yang kutulis ini dengan seluruh usahaku'