SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
SANG KAISAR SEJATI

SANG KAISAR SEJATI

satu

(BUDIDAYAKAN LIKE SETIAP SETELAH BACA PER-CHAPTER. SELAMAT MEMBACA...)

~Alam Dewa~

Boommm...

Boommm... Boommm...

"Uhuk!"

Sesosok pria paruh baya sedang terikat di sebuah tiang khusus dan rantai-rantai surgawi. Sosok tersebut sedang disiksa oleh ribuan Dewa yang dipimpin oleh seorang Dewa yang berjuluk Dewa Perang.

"Kaisar Langit! Cepat serahkan pecahan batu itu kepadaku atau aku akan membunuhmu sekarang juga!" bentak sosok berzirah emas yang tidak lain adalah Dewa Perang itu sendiri.

"Anak sekaligus muridku yang berbakti! Aku tidak akan pernah memberikan pecahan batu itu sampai kapanpun. Kau boleh membunuh dan meminta apapun darikuku, tapi janganlah kau minta sesuatu itu." ucap sosok itu dengan tenang bahkan masih sedikit tersenyum menatap Dewa Perang. Sosok itu tidak lain adalah Kaisar Dewa Ling atau Kaisar langit atau pemimpin tertinggi para dewa di alam Dewa.

Dia dalam kondisi mengenaskan seperti ini karena telah dikhianati oleh putra angkat sekaligus murid satu-satunya yang bernama Zhan Zheng. Kaisar Langit sama sekali tidak mendendam dengan apa yang telah dilakukan oleh dewa perang. Dalam tatapan matanya kali ini, dia justru terlihat seperti seseorang yang sedang mengkhawatirkan dewa perang jika sampai apa yang diinginkan oleh dewa perang itu tercapai.

Dia telah mengetahui dengan jelas pecahan batu yang diinginkan oleh Dewa Perang dan bagaimana berbahayanya jika sampai pecahan batu itu disatukan. Dia tidak ingin satu-satunya murid yang dia miliki ini akan tertimpa sebuah marabahaya yang mungkin dapat melukai atau bahkan membunuhnya. Sungguh, kasih sayang orang tua dan guru memang benar-benar tidak terbatas.

"Dasar orang tua keras kepala! Baiklah.. Aku akan membunuhmu!" teriak Dewa Perang lalu mencabut pedangnya dan melesat dengan cepat untuk menebas Kaisar Langit.

Namun sebelum hal itu terjadi, tiba-tiba saja waktu yang ada di tempat itu berhenti dan hanya Kaisar Langit seorang diri lah yang menyadari akan hal tersebut sekaligus mengetahui orang yang melakukannya. Dia pernah sekali bertemu dengan orang ini.

"Maafkan hambamu yang kecil ini tidak dapat memberikan penghormatan yang sepantasnya, Yang Agung, Sang Maha Dewa!" ucapnya lalu menundukkan wajahnya.

Zhuuung!

Sebuah celah spasial atau pusaran angin berwarna putih keemasan tiba-tiba muncul di atas langit dan sosok yang memakai pakaian serba putih yang memiliki aura sangat agung muncul dari pusaran angin tersebut. Dia adalah Sang Maha Dewa, yang merupakan eksistensi tertinggi di alam semesta.

"Tidak perlu seperti itu Ling Tian! Aku datang ke sini hanya ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu!" ujar Sang Maha Dewa kepada Kaisar Langit yang bernama Ling Tian.

Sang Maha Dewa lalu mengibaskan tangannya dengan pelan. Seketika sebuah cahaya keemasan muncul dan sebuah formasi yang lebih mirip seperti sebuah layar tercipta tepat dihadapan Kaisar Langit, Ling Tian.

Sebuah gambaran akan sebuah kejadian terlihat dari formasi itu yang membuat Kaisar Langit langsung mengerutkan keningnya. Bagaimana tidak? Gambaran itu adalah tentang dirinya sendiri, yang mana dia akan tewas terbunuh saat Dewa Perang menebaskan pedangnya. Tidak sampai di situ saja, Dewa Perang juga langsung menanamkan sebuah energi di dalam tubuhnya sehingga energi itu pun meledak dan menghancurkan tubuh Kaisar Langit.

Dalam gambaran pada formasi itu, jiwa Kaisar Langit kemudian dibawa ke suatu tempat yang dinamakan siklus reinkarnasi. Semua ingatannya dihapus di tempat itu lalu dirinya pun direinkarnasikan di sebuah klan kecil yang berada di pinggiran kekaisaran Wei, Daratan Timur, Benua Langit atau Alam Tingkat Rendah.

Klan itu merupakan klan yang didirikan oleh salah satu putranya yang selamat dari pembantaian dan melarikan diri ke alam lain dengan mengorbankan kultivasinya. Dan klan itu tentu saja bernama Klan Ling.

Kaisar Langit direinkarnasikan dengan memiliki tubuh serta garis darah khusus yang sama seperti pada saat ini, yaitu tubuh dan garis darah Kaisar Naga Bayangan yang memiliki banyak kelebihan. Namun kekuatannya ini dalam keadaan tersegel. Diantara keunggulan yang dimiliki tubuh serta garis darah Kaisar Naga Bayangan adalah dapat menggunakan seluruh elemen serta memiliki elemen unik yaitu elemen bayangan dan tubuh fisik yang sangat keras melebihi senjata tingkat dewa. Hanya senjata-senjata khusus saja yang dapat melukainya dan pedang yang sedang dibawa oleh Dewa Perang merupakan salah satu diantaranya.

Tidak sampai di situ saja, reinkarnasi dari Kaisar Langit itu juga memiliki nama yang sama yaitu Ling Tian putra Ling Jun, salah satu tetua tingkat tinggi Klan Ling dan sekaligus adik dari Sang Patriark.

Kaisar Langit terus memperhatikan kejadian demi kejadian pada formasi berbentuk layar itu hingga pada saat umur reinkarnasinya itu menginjak 20 tahun, sebuah jiwa lain masuk ke dalam tubuhnya dan menyatu secara sempurna. Ini merupakan sebuah anomali yang tidak mungkin terjadi bahkan di seluruh alam semesta. Namun mengingat kembali sosok yang ada di hadapannya, maka tidak ada yang tidak mungkin baginya.

Peristiwa demi peristiwa terus ditonton dengan serius oleh Kaisar Langit hingga formasi itu pun tiba-tiba meredup karena telah usai. Tatapan Kaisar langit kini tertuju kepada Sang Maha Dewa dan terlihat sangat kosong.

"Jadi semua itu akan terjadi, Yang Agung?" tanya Kaisar Langit kepada Sang Maha Dewa.

"Benar! Itu adalah takdir yang telah aku buat dan kau harus menerimanya, Ling Tian!" jawab Sang Maha Dewa.

Kaisar Langit sangat sedih akan hal tersebut, namun dia hanya bisa menerimanya. Sedangkan untuk Sang Maha Dewa, dia sama sekali tidak peduli karena apapun kehendaknya adalah hukum mutlak.

"Aku telah menyimpan semua ingatanmu pada artefak-artefak yang kau kenakan itu. Dan aku juga akan menyebarnya di banyak tempat," Kata Sang Maha Dewa.

"Baiklah.. Aku akan pergi sekarang!" katanya lagi lalu menghilang menjadi ketiadaan.

Waktu yang sebelumnya terhenti langsung berjalan kembali dan Dewa Perang yang sedang melesat segera tiba dihadapan Kaisar Langit, Ling Tian. Dia menebaskan pedangnya tepat pada lehernya kemudian mengalirkan energi kedalam tubuh sang kaisar hingga tiba-tiba tubuh itu pun meledak menjadi debu yang beterbangan.

Kejadian itu disaksikan oleh ribuan Dewa dan Dewa Perang langsung mendeklarasikan diri sebagai Kaisar Langit selanjutnya dan disetujui oleh semua Dewa. Kejadian itu benar-benar sama dengan apa yang sebelumnya Kaisar Langit lihat dan waktu pun terus berlalu.

***

“Di-mana aku? Hhhh..”

Nafas lemah seorang pemuda yang baru saja sadar dari pingsannya. Pemuda itu baru saja membuka matanya setelah sadar dari pingsannya akibat terseret ombak di ruang kekosongan dan terdampar di tempat asing yang belum dikenalnya. Saat itu ia sedang dalam pelatihan gurunya sekaligus dalam perjalanan menuju Alam Menengah yang membuatnya berada dalam keadaan seperti sekarang. Dan benar, dia adalah Ling Tian atau reinkarnasi Kaisar Langit atau Kaisar Dewa Ling.

Pemuda itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempatnya berada.

"Ma-makhluk a-apakah itu?"

dua

"Ma-makhluk a-apakah itu?"

Tubuh pemuda itu bergetar akibat ketakutan yang teramat mendalam. Di depannya saat ini terdapat sosok makhluk yang tidak terukur lagi besarnya. Makhluk itu pula lah yang ternyata membuat bebatuan di tempat itu bergerak ke satu arah.

"Makhluk Kekosongan, Danshuiyu Kunpeng!" ucapnya lirih dengan tubuh yang bergetar hebat. Teringat akan sosok makhluk spritual yang pernah terlintas dalam ingatannya.

Makhluk itu sendiri saat ini sedang asyik berkultivasi. Ia segera menghentikan pekerjaannya seraya mengerutkan kening.

'Ada makhluk hidup?' batinnya lalu menatap secara intens ke satu arah dimana dia merasakan aura kehidupan.

Setelah merasakan sejenak aura dari kehidupan yang ada di sebuah batu raksasa, kerutan di kening Kunpeng semakin dalam dan tidak lama kemudian menghilang dan digantikan dengan seringai lebar.

'Tidak salah lagi! Ini aura Kaisar Dewa!' batinnya lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

'Tapi bagaimana mungkin dia menjadi selemah ini?' batinnya lagi yang cukup keheranan.

Tubuh pemuda itu merasa menjadi lemas seluruhnya saat tiba-tiba makhluk raksasa dan mengerikan itu menatap intens kepadanya.

'Hanya menggunakan tatapan saja sudah semengerikan ini, lalu bagaimana dengan kekuatannya?' batin pemuda itu dengan bergidik ketakutan.

Melihat dari ukuran batu raksasa dengan makhluk kekosongan itu saja sudah bagaikan kelereng dengan bumi. Lalu dengan pemuda itu bagaimana? Sungguh dia merasa seperti sesuatu yang lebih kecil daripada debu di hadapan makhluk sebesar planet itu.

"Kaisar Dewa!" seru makhluk itu tiba-tiba.

Pemuda itu merasakan tekanan yang luar biasa kuatnya saat angin yang keluar dari mulut makhluk itu. Dia merasa seperti hampir hancur saja padahal itu hanyalah karena sebuah suara.

"Kaisar Dewa! Bagaimana kau bisa dalam kondisi semenyedihkan ini? Apakah ini merupakan reinkarnasimu?" makhluk itu bertanya.

Pemuda itu kebingungan harus menjawab apa akan pertanyaan tersebut. Seketika ia langsung teringat pernah mendapatkan sepenggal ingatan saat menemukan sebuah benda berbentuk anting hijau keemasan yang kini telah menyatu di telinganya. Dia tidak menyangka bahwa sepenggal ingatan itu merupakan ingatan dari kehidupan sebelumnya.

"Tuan Danshuiyu Kunpeng! Aku tidak tahu apakah aku ini merupakan reinkarnasi Kaisar Dewa yang kau sebutkan atau bukan," ujar pemuda itu dengan lemah.

"Oh..? Kau mengetahui tentangku? Dan bahkan mengetahui namaku? Sudah ratusan ribu tahun aku tidak mendengar seseorang yang memanggilku seperti itu kecuali baru saat ini," Kunpeng semakin tertarik.

"Siapa yang tidak mengetahui tentangmu? Semua orang pasti pernah mengetahui tentang julukan Tuan Danshuiyu Kunpeng sebagai Makhluk Kekosongan!" kata sang pemuda dengan jujur.

"Sepertinya memang kau tidak mengetahui mengenai perubahan yang terjadi, Kaisar Dewa!"

Zhuuung...

Tiba-tiba sebuah sinar tercipta dari dalam tubuh makhluk raksasa itu. Seluruh tubuhnya memancarkan sinar emas yang menyilaukan mata sang pemuda sehingga terpaksa dirinya harus memejamkan matanya.

"Sepertinya memang benar, kau adalah reinkarnasinya," tiba-tiba sebuah suara seorang pria terdengar di depan sang pemuda.

Sang pemuda yang awalnya memejamkan mata seketika langsung membukanya. Dia mendapati seorang pria paruh baya dengan pakaian hitam berdiri tepat di depannya. Batu raksasa yang sebelumnya terombang-ambing juga sudah berhenti saat itu juga. Mungkin pria paruh baya itu lah yang melakukannya.

"Tapi sebagai reinkarnasi dari sosok yang paling kuat di alam semesta, kamu benar-benar memprihatinkan, Kaisar Dewa!" lanjut si pria paruh baya atau perwujudan manusia dari Danshuiyu Kunpeng.

Pemuda itu hanya diam dan terus diam. Dia tidak mengatakan apapun atau lebih tepatnya dia tidak bisa berkata-kata karena tekanan aura yang luar biasa kuatnya dari sosok Kunpeng.

"Bahkan kau tidak memiliki Qi Dewa! Sungguh sangat lemah!” Kunpeng dengan memasang raut wajah penuh kekecewaan karena harapannya untuk bisa bertarung dengan Sang Kaisar Dewa kini harus ia simpan.

Pemuda itu hanya bisa terdiam seribu kata sembari tersenyum masam. Apa yang dikatakan oleh Danshuiyu Kunpeng memanglah benar adanya. Jangankan menggunakan jentikan jari, bahkan hanya menggunakan auranya saja pasti dirinya akan mati.

"T-tuan Kunpeng, bisakah anda menghilangkan pancaran aura dari tubuh anda? Aku benar-benar tidak kuasa lagi menahannya!" kata pemuda itu dengan lemah.

"Oh..? Begitukah? Maafkan aku jika tidak sengaja menekanmu, Kaisar Dewa!" ujar Danshuiyu Kunpeng dengan santai lalu menghilangkan pancaran aura kultivasi miliknya.

"Haahh.." pemuda itu pun langsung menghela nafas lega saat beban yang ia rasakan menghilang secara sempurna. Bahkan aura Danshuiyu Kunpeng benar-benar lenyap seolah tidak pernah ada atau hanya seonggok daging berbentuk manusia saja.

Danshuiyu Kunpeng lalu mendekati sang pemuda, kemudian dengan lambaian tangannya saja batu raksasa yang ditancapi pedang oleh sang pemuda langsung hancur berkeping-keping menjadi ketiadaan.

Tubuh pemuda itu melayang di kehampaan dengan lemahnya, lalu Danshuiyu Kunpeng menjentikkan jarinya. Seketika seberkas sinar emas muncul dan menembak dengan cepat mengenai tubuh sang pemuda.

Swosh…

Saking cepatnya tembakan dari sinar emas itu sehingga membuat sang pemuda tidak dapat bereaksi. Sinar emas itu masuk ke dalam tubuhnya dan secara perlahan meregenerasi sel-sel tubuh sang pemuda beserta organ dalamnya.

Hanya butuh waktu satu menit saja sebelum akhirnya pemuda itu merasakan seluruh luka dalam yang ia alami telah sepenuhnya pulih dan kekuatannya juga kembali.

"Hmm.. Ranah Master Akhir ya..? Cukup lumayan dan wajar untuk reinkarnasi Kaisar Dewa yang belum genap berumur 30 tahun," kata Danshuiyu Kunpeng sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

Pemuda itu dengan segera menangkupkan kedua tangannya untuk memberikan rasa hormat kepada Danshuiyu Kunpeng serta berterima kasih. "Terima kasih, Tuan Kunpeng!" ucapnya dengan tulus.

"Lupakan! Aku melakukan ini karena ingin membalas budimu dulu yang tidak membunuhku saat kau mengalahkanku," ujar Danshuiyu Kunpeng sembari mengibaskan tangan.

Pemuda itu tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan oleh Kunpeng, namun dirinya hanya menganggukkan kepalanya saja agar tidak bersikap mengecewakan. Pemuda itu berpikir mungkin saja Danshuiyu Kunpeng sedang berbicara mengenai kehidupan mereka sebelumnya.

"Baiklah.. Setelah kau pulih seperti ini, apa yang akan kau lakukan, Kaisar Dewa?" tanya Danshuiyu Kunpeng.

"Aku ingin ke Alam Menengah!" jawab pemuda itu dengan penuh tekat.

"Hmm.. Alam Menengah yaa..?" ucap Danshuiyu Kunpeng sembari manggut-manggut dan memegangi serta mengelus jenggotnya.

"Ada apa Tuan Kunpeng?" tanya sang pemuda keheranan.

"Alam Menengah cukup jauh dari sini! Dengan kekuatanmu saat ini, mungkin kau akan kembali kehabisan energi Qi di tengah jalan jika melakukan perjalanan dengan terbang!" kata Danshuiyu Kunpeng.

"Apaa!" pemuda itu terkejut.

"Tapi aku punya sedikit jalan keluar," ujar Danshuiyu Kunpeng.

"Bagaimana itu, Tuan Kunpeng?" tanya sang pemuda itu dengan antusias.

"Begini!" ujar Danshuiyu Kunpeng lalu menghilang dari tempatnya berdiri dan tiba-tiba muncul tepat di hadapan sang Pemuda sembari mencengkram lehernya dengan kuat.

"A-apa yang k-kau lakukan, T-tuan Kunpeng?" tanya pemuda itu terbata-bata.

Terpopuler