SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Hantu Tampan Sang Pewaris

Hantu Tampan Sang Pewaris

Satu

Siapa yang tidak kenal dengan seorang Dilan Niroga, pria yang berusia 25 tahun itu memiliki wajah yang tampan rupawan, kaya raya, dan juga satu-satunya pewaris dari Niroga Group, membuat banyak wanita tergila-gila padanya.

Dibalik hidupnya yang sempurna, Dilan memiliki sifat yang arogan, karena itu di perusahaan dia selalu dijuluki the killer bos, dia sering memecat para karyawan tanpa ampun.

Seperti hari ini, dia telah memecat beberapa karyawan yang menurutnya pekerjaan mereka sangat mengecewakannya.

"Kamu saya pecat!"

"Kamu saya pecat!"

"Kamu saya pecat!"

Kata itu terus dia lontarkan pada beberapa orang karyawan yang menurutnya mereka bekerja sangat tidak becus, bahkan Dilan tak ingin mendengar permohonan mereka apalagi keluh kesah mereka, baginya sebuah pekerjaan haruslah profesional.

Dan sekarang dia sedang berjalan menuju koridor diikuti oleh sang asisten, Dilan memperhatikan seorang cleaning servis yang sedang membersihkan kaca, cleaning servis tersebut adalah seorang wanita, dia bernama Nathalie.

Nathalie telah selesai mengerjakan pekerjaannya yang ada di koridor mewah itu, kemudian dia membungkukkan badan pertanda hormat kepada Dilan. "Selamat siang, Pak."

Dilan tak menanggapi sapaan dari karyawan yang menurutnya sangat rendahan itu, bahkan dia tak ingin meliriknya sama sekali. Dilan berjalan menuju kaca dinding yang telah dibersihkan oleh Nathalie, matanya begitu jeli memperhatikan kaca tersebut, sehingga matanya menangkap sebuah debu di jendela tersebut.

Nathalie nampak menegang ketika melihat Dilan mencolek debu tersebut, sehingga ujung jari telunjuknya terlihat kotor, padahal Nathalie berusaha bekerja dengan sangat hati-hati, tapi ternyata ada debu yang masih tersisa.

Dilan menatap dingin pada Nathalie, dia memperlihatkan debu yang ada dijari telunjuknya. "Kamu tau apa ini?"

Nathalie menjadi gugup, sampai pelipisnya mengeluarkan keringat dingin. "Ma-maafkan saya, Pak. Saya janji saya akan bekerja lebih teliti lagi." Nathalie mengatakannya dengan nada memohon.

Dilan menatap asistennya, Justin. "Justin, tolong buka lowongan pekerjaan cleaning servis untuk menggantikannya."

Justin menganggukkan kepala. "Baik, Tuan."

Nathalie sangat terkejut mendengarnya, padahal baru satu bulan dia bekerja disana, tapi dia malah dipecat hanya gara-gara ada sisa debu di dinding kaca. "Tolong jangan pecat saya, Pak. Tunggakan kosan saya sangat besar, kalau saya gak bayar saya bakalan diusir dari sana."

Dilan menghela nafas, "Lalu urusannya apa dengan saya? Salahkan diri kamu sendiri karena pekerjaan kamu tidak becus."

Setelah berkata seperti itu, Dilan pun pergi meninggalkan Nathalie, diikuti oleh Justin sebagai kaki tangannya.

Gadis berusia 20 tahun itu terlihat sangat kesal sekali, sampai dia bergerutu dengan pelan. "Awas kamu pria sombong, aku sumpahin suatu saat nanti kamu yang akan mengejar membutuhkan bantuan aku."

Sebenarnya dia sudah lama memendam rasa kesalnya pada bosnya yang sombongnya selangit itu.

Saking gregetnya sampai dia ingin menendang Dilan dari kejauhan, hanya berkhayal bisa menendang pria itu, karena dia kira tendangannya gak akan kena, toh jarak Dilan sudah jauh darinya.

Namun, siapa sangka ternyata sepatu yang dipakai oleh Nathalie terlempar jauh mengenai kepala Dilan.

Bukk...

Membuat the killer boss itu langsung menghentikan langkahnya.

"Mati aku." lirih Nathalie, dunianya benar-benar sial hari ini.

...****************...

...Terimakasih sudah mampir di cerita saya. Dan jangan lupa like, komentar, dan vote di novel ini. Agar saya semakin bersemangat untuk menulis lagi. ...

Dua

Bukk...

Sebuah sepatu terbang mengenai kepalanya Dilan, membuat Dilan menghentikan langkahnya, begitu juga Justin, langkahnya ikut berhenti.

Dengan kesal, Dilan membalikkan badan berjalan ke arah Nathalie. "Kamu berani sama saya?" bentaknya, pria itu terlihat menakutkan sekali.

Percuma saja Nathalie meminta maaf, tidak akan membalikkan keadaan, dia akan tetap di pecat dari Niroga Group dan juga tetap akan direndahkan oleh Dilan. "Anggap saja itu sepatu kenang-kenangan dari saya untuk anda, agar anda mengingat orang yang pernah anda pecat dengan semena-mena ini."

Setelah mengatakan itu Nathalie segera pergi, sebelum masalahnya menjadi panjang lebar, lebih baik dia kabur saja, walaupun hanya memakai satu sepatu.

Dilan tidak terima dengan sikap Nathalie yang terlihat berani padanya seperti itu. "Mau kemana kamu?"

"Apa saya harus menangkapnya atau mau saya laporkan dia ke polisi?" tanya Justin sebagai asisten pribadinya Dilan.

Dilan tak langsung menjawab, dia menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. "Tidak usah, hari ini adalah hari kebahagiaan aku, aku gak ingin mengurus hal yang sangat tidak penting."

Jika Dilan sedang berduaan dengan Justin, maka dia akan bersikap selayaknya seperti saudara dengan Justin, mendiang orang tuanya Dilan telah mengadopsi Justin setelah orang tuanya Justin meninggal dunia, 20 tahun yang lalu, saat Dilan berusia 5 tahun, sementara Justin berusia 10 tahun. Sehingga Dilan dan Justin sangat akrab sekali seperti adik dan kakak.

Dilan masuk ke dalam ruangan CEO, diikuti oleh Justin. Mereka berdua duduk di kursi sofa yang berbeda.

"Apa yang membuatmu sangat bahagia?" tanya Justin pada sang tuan muda.

Dilan nampak sumringah menjawab pertanyaan dari Justin. "Selena akan memberikan kejutan padaku malam ini."

Selena adalah seorang wanita yang baru dinikahi oleh Dilan satu minggu yang lalu, setelah mereka berpacaran selama satu tahun. Selama satu minggu ini Dilan dan Selena belum melakukan malam pertama karena Selena bilang dia sedang datang bulan.

Dan pagi tadi Selena mengirim pesan pada Dilan bahwa dia akan menunggu Dilan di Villa, sambil mengirim foto seksi padanya, sebuah pertanda bahwa Selena sudah tidak datang bulan lagi dan siap melakukan malam pertama. Pria yang mana yang tak senang mendapatkan kabar seperti itu, terlebih pesan dari istrinya sendiri yang sama sekali belum dia sentuh.

Justin hanya tersenyum kecut mendengarnya.

"Kira-kira menurutmu apa yang harus aku bawa untuk Selena?" tanya Dilan, dia memang sangat kaku kepada seorang wanita, dia kenal Selena juga dari Justin.

"Biasanya wanita suka bunga." jawab Justin. Justin terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Aku sudah menikah, sekarang giliran kamu, usiamu sudah 30 tahun, sudah pantas memiliki seorang istri, Justin. Aku akan membuat pesta pernikahan yang sangat mewah untukmu. Bahkan sampai sekarang kamu belum mengenalkannya padaku siapa kekasihmu itu." Dilan walaupun dikenal dengan pria yang arogan, tapi sangat peduli pada orang-orang yang paling dekat dengannya.

"Dia sangat sibuk, aku akan mengenalkannya padamu suatu hari nanti." jawab Justin dengan nada datar.

"Baiklah, kenalkan aku padanya suatu saat nanti, aku akan berpesan padanya untuk tidak akan pernah menyakiti kakakku ini." Dilan berkata sambil terkekeh.

Justin tersenyum kecut, kemudian dia ingin berbicara pada Dilan menyinggung soal kekayaan yang Dian miliki. "Apa kamu yakin akan menjadi Selena sebagai ahli warismu?"

"Tentu saja aku yakin, karena dia adalah istri aku, dan akan menjadi ibu dari anak-anakku. Aku hanya ingin berjaga-jaga bisa saja besok ataupun lusa aku meninggal. Tapi aku harap kamu jangan memberitahu Selena soal ini." Dilan ingin hal sepenting ini menjadi rahasia dia dan Justin, Dilan ingin Selena mencintainya bukan karena harta.

Justin tersenyum samar mendengar jawaban dari Dilan, kemudian dia menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan merahasiakannya."