My Prince From Hongkong
... "Dengarkan baik-baik serigala kecilku... kau amat berharga bagi kami, masa depan kami ada ditanganmu" (Dengan lembut Li Yelan memegang kedua pundak anak laki lakinya yang telah beranjak dewasa itu), dan kini sedang berada di usia pubertasnya.
Dia lah "Li Syaoran", sosok remaja berkulit putih pucat khas oriental, mata amber yang mudah diingat siapapun, rambut sedikit acak-acakan namun tetap menambah aksen indah dipandang di wajahnya itu, perawakannya yang tegas dan alis tebalnya menyiratkan bahwa dia adalah sosok remaja yang keliatan tegas namun sempurna,dan... sedikit dingin? memang benar dia sedingin es...
...Li Syaoran pemuda dari Hongkong yang melanjutkan SMA nya di Jepang....
Sungguh sulit bagi seorang ibu untuk melepaskan anak bungsu nya pergi jauh ke negeri seberang, sepanjang perjalanan didalam mobil menuju ke bandara beliau menahan air mata nya, namun gurauan demi gurauan dari ke 4 anak lainnya membuatnya terhibur dan tidak begitu larut atas kepiluan nya itu. Mereka berempat adalah kakak kakak perempuan Li syaoran, diantaranya Fuutie Li (putri sulung), Shiefa Li (putri kedua), Fanren Li (putri ketiga), dan Feimei Li (putri keempat).
...Li Syaoran bersama keempat kakaknya (Fanren Li, Fuutie Li, Shiefa Li, Feimei Li)....
Tiket pesawat tujuan Japan sudah dipesan dari jauh jauh hari, anak laki laki itu adalah kesayangan nya , dan akan meninggalkannya, ke Jepang ... ya hanya jepang... yang menurutnya begitu jauh dari pengawasannya. Namun tidak juga, karena Fuutie Li ada bersamanya...
Saat tatapannya jauh ke dalam diri anak itu, tanpa disadari anak itu hanya tersenyum dengan penuh percaya diri begitu tegas.
Si bungsu Li berkata "Ibu, jangan khawatir ... bukan kah aku akan tinggal di rumah kak Fuutie , apa lagi yang perlu kau khawatirkan?"
Seketika pertanyaan Syaoran mencengangkan ibu nya, beliau sangat paham syaoran bermaksud menenangkan dan meyakinkan dirinya sekali lagi.
Tiba-tiba tangan Fuutie Li sang kakak pertama merangkul leher adiknya hingga hampir tercekik.
Dia berkata sambil bergurau " ibu anak laki-laki tidak boleh dimanja, tidak perlu dikhawatirkan, percayakan serigala kecil ini pada ku "sambil terkekeh.
Begitu juga disusul dengan candaan dan gurauan dari ketiga kakak lainnya, bahkan dan tidak ada yang peduli pada syaoran yang sedari tadi memberontak menolak untuk diperlakukan seperti anak kecil oleh kakak-kakaknya.
"kak Fuutie hentikan! jangan seperti itu." pinta syaoran
Seketika Genangan air mata itu telah menghilang.
...Li Yelan (Ibu Li Syaoran)...
Yelan Li Mencoba percaya dengan keputusan bersama sebelumnya, kesepakatan bahwa Li syaoran harus melanjutkan sekolahnya di Negeri itu, Negeri yang lebih konsen dengan dunia pendidikan nya, agar kelak mampu memikul tanggung jawab yang besar untuk melanjutkan bisnis keluarga Li yang tersohor itu.
Bisnis keluarga Li's Accompany yang salah satu anak cabang perusahaan itu bergerak di bidang kuliner yang berada di Hongkong dan tentu saja Jepang yang telah di percayakan management nya oleh Fuutie Li sebagai Si sulung.
Suara dentingan boarding announcement sudah dibunyikan.
(Selamat pagi, penumpang sekalian. Ini adalah pengumuman pre-boarding untuk penumpang Maskapai Jap Airlines dengan nomor penerbangan 431B tujuan Jepang. Kami mengundang para penumpang dengan anak kecil dan penumpang yang membutuhkan bantuan khusus untuk melakukan boarding terlebih dahulu. Mohon persiapkan pas naik dan identifikasi Anda. Boarding regular akan mulai dalam waktu sekitar sepuluh menit. Terima kasih).
"Jaga dirimu baik-baik, patuhi perkataan kak Fuutie, kalau kau butuh apapun mintalah bantuannya, mengerti?" Li Yelan ber pesan .
"Baiklah ibu" jawab Syaoran.
"Dan kau Fuutie...Ibu percayakan dia padamu" dengan tersenyum manis namun sedikit tegas tambah Li yelan.
"Serahkan saja adik yang manis ini padaku". dengan mengetuk kepala syaoran yg tersentak "Aduh" , pekik Syaoran dan yang sedari tadi keliatan agak gugup tapi mencoba tetap tenang dan yakin.
..........
Mereka berdua pun melakukan perjalanan itu, perjalanan menuju takdirnya, takdir siapa? Mungkin si Serigala kecil .....
Dan disini lah awal mula nya pertemuan itu dimulai...
...****************...
Bersambung....
Hiruk pikuk riuh suara keramaian orang-orang yang berlalu lalang di Bandara international Jepang pagi itu terasa gugup bagi anak laki-laki itu.
Ya! Syaoran semakin gugup menepakkan kakinya pertama kali di Negeri yang tampak asing baginya.
Dia berjalan mengambil kopernya di tempat pengambilan koper bersama kakak sulung nya Fuutie Li.
Fuutie memiliki tubuh yang tinggi, kaki jenjang , berkulit putih tanpa noda sedikitpun, Dia memiliki rambut pendek dan memakai sepatu hak tinggi berwarna merah, dan penampakan dari itu semua tentu saja look yang mengagumkan dan sangat elegan.
"Gimana , deket kan ?" tanya Fuutie pada adiknya.
"Deket sih" jawab syaoran sambil berlagak sok cuek.
Perjalanan yang hanya menghabiskan waktu 2 jam penerbangan dari Hongkong menuju Jepang itu tidak membuat badan mereka Jet lag, bahkan tidak sama sekali.
"Buruan jalannya Syaoran!! jangan terlalu santai, di Jepang segalanya berbeda, kalau kau belum mengenal nya sepenuhnya dan belum begitu terbiasa di awal-awal paling tidak menjadilah lebih cepat dalam melakukan hal apapun, kedisiplinan menjadi prioritas utama orang-orang disini, mengerti! " Fuutie memberi arahan dengan tegas kepada sang adik.
"Okay" jawab Syaoran memenuhi nasehat kakaknya itu.
Sambil menoleh ke belakang, melirik adiknya yang berjalan santai, cuek dan sok tahu tentang Negeri yang masih baru untuknya ini Fuutie berkata dalam hati
"Tanggung jawab ini begitu besar untukku, Ibu sangat mempercayaiku tentang Syaoran, semoga aku sanggup menjaga kepercayaan Beliau, dan kumohon jadilah seorang adik yang penurut". Fuutie berkata dalam hati.
Lalu seketika syaoran berjalan dengan langkahnya yang lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
Jangan lupa dia memang pemuda yang cuek tetapi patuh kepada yang lebih tua, baik kepada ibunya maupun keempat kakak perempuannya.
....
Mobil mercy berwarna putih mengkilat telah siap di depan lobi pintu keluar Bandara , dari samping pintu sudah menunggu beberapa Pria bertubuh tegap, entah empat atau enam laki-laki bertubuh kekar beserta memakai setelan jas hitam yang rapi menunggu kedatangan mereka berdua, tentu saja untuk Bussiness Woman seperti Fuutie Li harus selalu dikawal oleh beberapa bodyguard kepercayaan Ibunya.
Kedatangan Fuutie Li kembali ke Jepang sontak membuat orang orang di sekitar mereka terkagum kagum. apalagi kali ini dia mengajak sosok pemuda yang memiliki paras hampir mirip dengan nya, tentu saja mirip karena dia adalah adiknya.
Sampai sampai orang orang itu bertanya tanya " wah siapa orang itu?"
"Apakah dia seorang idol atau mungkin movie star? " tanya yang lain.
"Bukankah itu Nona Fuutie li pengusaha Restoran ternama yang berasal dari Hongkong itu?" jawab yang lainnya lagi.
"Lalu siapa yang berjalan dibelakangnya ya? anak muda itu keliatan bersinar, wajahnya oriental sekali seperti kebanyakan orang berdarah Chinese" orang-orang itu pun terkagum-kagum dengan dua kakak beradik Li itu.
Tidak heran semua orang bertanya tanya demikian, karena aura kecantikan Fuutie li memang sangat kuat terpancar, di sisi lain sepak terjangnya dalam dunia bisnis kuliner di Jepang patut diacungi jempol, begitupun ibunya menggantungkan harapan pada Fuutie agar dapat mendidik adik laki lakinya Syaoran agar menjadi Pebisnis yang luar biasa seperti dirinya kelak.
Aura nya sangat terpancar dari wajah dan gesture Fuutie Li, yang tidak lain berasal dari kecantikan yang alami dan abadi seperti sang ibu "Yelan Li".
Tak berapa lama Li bersaudara memasuki mobil mewah itu, dari arah kursi depan terdengar suara berkharisma dari seorang kakek yang masih terlihat bugar dan berpenampilan rapi dengan kemeja putih, ber jas dan kacamata plus nya.
"Selamat datang di Jepang Tuan muda Li" senyum dan sapaan hangat selamat datang yang amat ramah dari seorang kakek yang sedari dulu saat sang tuan muda dilahirkan, segala nya adalah tanggung jawab nya, benar saja dia lah asisten sang tuan muda Li , Pria paruh baya itu adalah "Wei" Wei-san.
"Terima kasih Wei" pemuda itu menjawab dengan akrab namun tanpa expresi dan itu sudah biasa bagi mereka.
...Pak Wey/Wey-san ( Pengasuh/pelayan Li Syaoran)...
Ya rencana kepindahan Li syaoran ke Jepang tidak serta merta tanpa persiapan, Sang ibu Yelan li sudah berfikir matang-matang atas keputusan besar nya itu dan kemudian disepakati oleh seluruh anggota keluarga, termasuk juga Wei - san.
Pria yang sudah dianggap Syaoran sebagai kakek sekaligus teman baginya itu akan selalu melayani sang tuan muda, karena telah tertanam rasa sayang sepanjang pengasuhannya terhadap Li syaoran, betapa tidak ? dari lahir Wei lah pengasuhnya.
Sampai saat hari ini, hari yang akan mulai merubah hidup tuan muda nya, tentu dia sudah bersiap dan berada di Jepang terlebih dahulu, di mansion Fuutie li sebelum sang tuan muda tiba disana untuk mempersiapkan segalanya.
Betapa sempurna...
bersambung...