SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Aku Terpanggil Ke Dunia Lain Sebagai Pahlawan Dengan Kemampuan

Aku Terpanggil Ke Dunia Lain Sebagai Pahlawan Dengan Kemampuan "Menulis" Ku!

Dunia Lain

Suatu hari yang cerah, di sebuah Sekolah Menengah Atas.

*Sigh* “Hari ini sungguh panas sekali... Aku harap akan turun hujan besok.” Ucap seorang pemuda. Pemuda itu bernama Rio Hartono, murid tahun ketiga di sekolah itu.

“Benar..., sudah hampir 3 bulan tidak turun hujan...” Balas pemuda di samping Rio. Dia adalah teman sekelas Rio, namanya adalah Ari Pratama.

Mereka mulai berteman di tahun pertama sekolah. Mereka dapat cepat berteman karena memiliki hobi yang sama yaitu sama-sama suka membaca Novel dan komik fantasy. Mereka juga sering bermain game fantasy online bernama Galaxy Rail, game berbasis RPG hack n slash.

*Ding dong ding dong

Bel sekolah telah berbunyi, saatnya semua murid kembali ke kelas masing-masing.

Rio dan Ari pergi ke kelas mereka.

Beberapa menit telah berlalu, guru sedang menerangkan materi pelajaran. Namun secara mengejutkan seluruh kelas tiba tiba bercahaya. Cahaya itu membawa semua orang di kelas itu ke sebuah portal dimensi.

“Alamak! Apa yang terjadi?!”

Ketika Rio membuka matanya, terlihat sebuah ruangan putih yang terlihat seperti sebuah altar.

Lalu datang lah seorang Pria tua berjanggut putih dengan mengenakan pakaian serba putih yang bersulam emas.

“Selamat datang kalian wahai para Pahlawan dari dunia lain. Maaf karena kami memanggil kalian secara sepihak, namun kami sedang mengalami kesulitan. Ouh ya aku belum memperkenalkan diri, Namaku Herlos, Sang Paus pemimpin Gereja suci agung di kekaisaran suci Elshina.”

Orang itu memperkenalkan dirinya sebagai Paus, sang pemimpin Gereja suci agung. Dia pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka.

Ras manusia sedang berkonflik dengan Ras iblis, karena setahun yang lalu ras iblis mendeklarasikan perang terhadap umat manusia. Karena lemahnya kekuatan manusia, mereka terpaksa mundur dan membiarkan beberapa wilayah manusia dikuasai oleh para iblis. Oleh karena itu Sang Paus memutuskan untuk memanggil Rio dan kawan-kawan sebagai pahlawan panggilan untuk melawan balik ras iblis dan merebut kembali wilayah manusia.

Meskipun telah dijelaskan apa yang telah terjadi, Rio dan Ari masih tidak percaya apa yang mereka alami ini nyata. Karena hal seperti ini hanya ada di dalam sebuah novel, komik dan game fantasy saja.

“Apakah ini nyata?”

“Sepertinya iya.”

Rio dan Ari hanya bisa mengatakan itu saja. Mengingat mereka tidak tahu apa-apa tentang dunia ini.

Setelah sang Paus menjelaskan semuanya, mereka dituntun ke sebuah ruangan yang terdapat 5 patung besar untuk melakukan ritual pemberkahan untuk melihat status yang mereka miliki.

“Baiklah, kalian akan melakukan ritual pemberkahan dewi pencipta serta keempat dewa lainnya untuk mendapatkan Status, Skill, dan sihir kalian. Ketika ritual selesai, kalian bisa mengecek status kalian dengan merapal [Status Open] untuk memperlihatkan status kalian secara publik, sedangkan merapal [Status] hanya bisa dilihat oleh kalian saja.”

Dia menjelaskan secara panjang lebar tentang ritual pemberkahan ini.

Ritual pun dimulai, semua orang menutup mata mereka, termasuk Rio dan Ari.

Sebuah cahaya muncul dari ketujuh patung itu, dan menyelimuti semua orang-orang yang terpanggil.

“Sang dewi telah memberikan berkahnya kepada kalian!

Nah sekarang bisa membuka mata kalian, dan periksa lah status kalian.”

Semua orang memeriksa status mereka. Di status mereka terdapat beberapa point penting yaitu, Nama, Umur, Level, Bakat, HP, MP, Skill, Ability, sihir dan title.

Bakat adalah suatu keahlian atau sesuatu yang dimiliki setiap individu berakal. Bakat terdapat beberapa jenis yakni;

Swordmaster (pengguna pedang yang memiliki stamina dan kekuatan fisik yang kuat),

Thief (pencuri yang ahli membobol kunci serta memiliki kemampuan menyamarkan hawa keberadaannya),

White Mage (seorang penyihir yang mampu menggunakan sihir yang diberkati oleh para dewa),

Sage (sama seperti white mage, namun Sage mampu menggunakan segala jenis sihir yang ada di dunia),

Warrior (seorang pejuang yang bisa menggunakan semua jenis senjata jarak dekat dan juga memiliki pertahanan paling tinggi diantara bakat lainnya),

Saint (kelas yang hanya dimiliki oleh 1 orang wanita saja di dunia ini. yakni seseorang yang memiliki title [Holy Maiden]),

Archer (Seoarang pemanah yang menyerang musuhnya dari jarak jauh),

Alchemy (seorang ilmuan jenius yang mampu meneliti, membuat, dan menciptakan sesuatu. Mereka juga dapat menjadi ahli bela diri yang kuat jika berkultivasi secara rutin),

Hero (Seseorang yang mendapat berkah, kekuatan fisik serta energi sihir yang besar dari para dewa untuk menjadi pahlawan dunia).

Knight (Seorang prajurit yang mampu menghunakan segala jenis senjata jarak dekat dan jarak jauh seperti pedang, tombak, busur, dan juga perisai).

Ketua kelas mereka Aini mendapat bakat Sage, sedangkan sang wakil ketua kelas Fahri mendapatkan bakat pahlawan. Dan sisanya adalah Knight, Warrior dan White Mage.

Ari sendiri mendapatkan bakat Alchemy, karena dia memang ahli dalam ilmu fisika dan cukup ahli dalam ilmu beladiri. Sedangkan Rio sendiri tak memiliki bakat apapun. Kosong, bahkan sihirnya pun tertulis "Unknown". Yang dimilikinya hanya Ability [Writing] dan skill [Reading] yang tercantum di jendela statusnya.

“Lah? Kenapa hanya diriku yang tidak mendapat bakat?”

“Benarkah?”

“Lihat lah, aku tidak memiliki bakat dan sihir, aku hanya memiliki satu skill [Reading] dan ability [Writing] saja. Apakah status milikku error?“

Rio kebingungan dengan statusnya. Apakah terjadi error atau memang dia lagi apes aja, jadi dia tidak mendapat bakat apapun.

Sang Paus mendengar suara ribut dari Rio dan Ari, kemudian dia menghampiri Rio.

“Ada apa kalian ribut-ribut?”

“anu..., di statusku tercantum bahwa aku tidak memiliki bakat apapun, bahkan sihir pun tidak ada. Aku hanya memiliki satu skill dan satu ability saja.”

“benarkah?”

Sang Paus kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Rio. Dia pun melihat Statusnya dan tatapannya berubah menjadi serius terhadap Rio.

“tidak ada masalah apapun.”

“serius nih? Ya ampun...”

Rio langsung lemas seketika, Ari hanya bisa memegang pundak Rio untuk menyemangatinya.

Tak lama semua orang yang memiliki Bakat dibawa ke ruangan yang berbeda. Sedangkan Rio disuruh menetap di ruangan itu, Sang Paus bilang dia ingin berbicara kepadanya.

Setelah semua orang pergi, tinggal seorang Rio dan Paus beserta 2 pengawalnya. Paus itu mulai berbicara kepada Rio dan itu membuat Rio sedikit kecewa.

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu.”

“apa itu Tuan Paus?”

“Aku tidak bisa membawamu ke medan peperangan dengan statusmu yang tidak berguna itu. Jadi aku ingin mengirimmu ke sebuah tempat dimana mungkin skillmu satu-satunya itu dapat berguna. Aku juga akan memberi sekantung uang dan pisau untuk berjaga-jaga.”

Dia memberikan sekantung koin emas dan sebuah pisau pinggang kepada Rio.

“Baiklah, terimakasih untuk ini semua. Maafkan aku karena aku tidak berguna untuk membantu masalah Kalian.”

Sang Paus hanya mengangguk, kemudian Rio diajak ke sebuah pintu. Di balik pintu itu adalah ruangan teleportasi, Rio akan diteleportasi ke tempat yang sudah dijanjikan oleh Paus dimana skill [Reading] dan Ability [Writing] milik Rio akan berguna.

Rio pun masuk ke dalam Ruangan itu, dan lingkaran sihir di bawahnya aktif dan bercahaya.

“Baiklah Tuan Rio, semoga anda selamat dan masih utuh ketika kita bertemu lagi ya.”

Sang Paus mengatakan sesuatu yang Rio tidak mengerti. "Semoga selamat dan masih utuh ketika bertemu lagi?"

Seketika Rio langsung menghilang bersamaan dengan cahaya tadi.

Ketika dia membuka matanya, dia mendapati dirinya berada di dalam sebuah hutan yang gelap. Bahkan dia merasakan Aura membunuh yang kuat dari hutan itu.

“apa.., dimana aku?! Bukankah aku seharusnya berada di tempat dimana skill ku akan berguna?? Mengapa mereka mengirimku ke sebuah hutan?!"

Rio sedikit panik dan bingung, dia berpikir sepertinya dirinya telah ditipu oleh Sang Paus.

Bertahan hidup di hutan

Setelah dia menyadari bahwa dia telah diteleportasi, dia mendapati dirinya berada di sebuah hutan yang gelap.

“Sial! Sepertinya orang tua itu menipuku!”

Rio berteriak kesal, namun tiba-tiba terdengar suara erangan dari balik semak-semak di sampingnya. Seketika Rio langsung dengan pisaunya dan mengambil ancang-ancang untuk menyerang.

Namun ketika suara itu semakin mendekat, terlihat pancaran mata merah terang dari kegelapan hutan. Melihat itu, Rio langsung mangambil jurus langkah kaki seribu alias kabur.

Makhluk itu pun langsung mengejar Rio setelah Rio berlari.

“Sial! Dia mengejarku pula!”

Rio hanya bisa berlari terus hingga dia melihat sebuah jurang yang dalam. Rio melihat ke dalam jurang itu terdapat aliran sungai deras di dasarnya.

“Gawat, jalan buntu!”

Kemudian sosok makhluk yang mengejar Rio menampakkan wujudnya. Makhluk itu menyerupai Harimau dengan tubuh besar, serta taring panjang berwarna merah darah, dengan bulu berwarna merah bercorak hitam. Monster itu mengaum dengan keras, bersamaan dengan mengeluarkan Aura membunuh yang sangat kuat, hingga membuat Rio lemas ketakutan.

“Pergi... menjauh... Kau... Jangan kemari...!"

Dengan ketakutan Rio mengacungkan Pisaunya ke arah monster itu. Ketika makhluk itu menerjang Rio, tiba-tiba monster itu kehilangan kesadarannya dan hanya menabrak Rio hingga mendorong mereka terjatuh kedalam jurang.

Rio dan monster itu terbawa arus sungai yang cukup deras. Rio yang masih memiliki kesadarannya berusaha berpegangan pada tubuh monster itu hingga dibawa ke sebuah air terjun.

“Mati gua... UWAAAAHH.....!!!!"

Rio dan monster itu terjatuh ke bawah Air terjun itu. Ketika Rio tersadar, dia tersangkut di sebuah dahan pohon bersamaan dengan tubuh makhluk yang menyerangnya.

“WAAAH...!? Eh...? Apakah dia mati? Sepertinya dia sudah mati..."

Rio mulai mendorong mayat monster itu ke tepi sungai.

“dia benar benar audah mati... Hmp! Rasain tuh! Beraninya kau menyerangku dasar monster pengecut! beraninya sama makhluk lemah!!”

Rio menendang mayat monster itu dengan penuh amarah.

“Tapi meskipun begitu, kenapa monster ini tiba-tiba mati sendiri?”

Rio kebingungan dengan apa yang terjadi dengan monster itu. Mengapa monster itu tiba-tiba mati begitu saja. Karena tidak mau ambil pusing, Rio mulai memotong mayat monster itu untuk diambil dagingnya.

Sejak kecil Rio dibesarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan Jendral. Rio diajarkan disiplin secara militer sejak masih berusia 5 tahun oleh kakeknya. Oleh karena itu dia menguasai beberapa ilmu bertahan hidup di luar ruangan, ilmu geografis, ilmu fisika, dan ilmu pengetahuan senjata tajam dan senjata api.

Matahari sebentar lagi terbenam, ketika Rio sedang mengumpulkan kayu bakar. Dia menemukan sebuah gubuk kayu tua di dekat tebing. Dia pun langsung memasuki gubuk tua itu.

Di dalam gubuk itu terdapat sebuah meja dengan lampu Lilin di atasnya, sebuah tempat tidur, perapian, dan lemari kabinet kecil.

Rio pun menggeledah seluruh isi gubuk itu, dan menemukan beberapa peralatan dapur, sebuah tas kecil berisi bumbu-bumbu memasak dan dua buah potion.

“Wah... Sepertinya aku mendapatkan barang berguna, bagus lah! Tapi, apakah di gubuk ini benar-benar tidak ada penghuninya? Dan mengapa ada gubuk tua di tengah hutan yang dihuni banyak monster ini?”

Hal itu baru saja terpikirkan oleh Rio. Mengapa ada sebuah gubuk di tengah hutan yang berbahaya ini. Namun Rio berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya, dan mulai menyalakan api di perapian dan memasak daging monster tadi.

Dia memasak sepanci sup kaldu daging sederhana. Setelah sup telah matang, dia memakannya dengan lahap.

“Haahh..., aku kenyang! Meskipun hanya sup kaldu sederhana, tapi rasanya cukup enak dan mengenyangkan.”

Rio menaruh mangkuk kosong di atas meja, dan kemudian rebahan di tempat tidur.

“Hmm... Sekarang aku harus apa? Orang tua itu ternyata menipuku, dan mengirimku ke hutan yang membuatku hampir mati. Tapi bagaimana nasib teman-teman yang lain ya? Aku harap orang tua itu tidak macam-macam pada mereka.”

Rio agak khawatir kepada teman-temannya yang sedang berada di tangan Paus itu. Namun dia tidak dapat berbuat apa-apa, bahkan dia sendiri tidak tahu dimana dirinya sekarang.

“Yasudah lah, yang terpenting aku harus keluar dahulu dari hutan ini. Kalau tidak aku bisa saja menjadi santapan dari makhluk mengerikan di hutan terkutuk ini.” ucap Rio sembari menarik selimutnya.

Karena malam juga sudah larut, Rio memutuskan untuk tidur dan mencoba mencari jalan keluar dari hutan ini keesokkan harinya.

Terpopuler