Sistem Dewa
Hidup kedua mungkin hanya hayalan buat banyak orang. Tapi aku Ray Ainsworth kini mengalami kehidupan keduaku. Yah, walau ini
karena sang dewa salah membaca buku kematian dan membunuhku. Sebagai cara
menebus kesalahannya sang dengan membangkitkanku dengan sistem Over Power.
Kalian tahu apa itu Over Power? Kekuatan tak
terbatas aku bisa melakukan apapun sesukaku. Harta? Tahta? Wanita? semua bisa ku miliki. Apalagi dunia tempatku bereinkarnasi adalah dunia yang menyembah kekuatan. Bukankah ini melepaskan ikan ke dalam air?
Lalu jika ada diantara kalian bertanya apakah aku kesal? Jawabku jelas tidak karena aku tidak punya apapun yang berharga dalam
hidupku sebelumnya.
Jika kalian bertanya apa aku senang? Jawabku ya, karena dengan sistem dewa yang di dunia ini aku bisa menjalani hidup dengan bebas.
Ini adalah perjalananku Ray Ainsworth, dengan sistem dewa over power.
Silver City sebuah kota besar ditengah Benua Barat, sekaligus Ibu Kota Silver Moon Kingdom. Kota ini bisa dibilang megah dengan ribuan gedung tinggi dan menara mereka, bahkan diantara pada penduduk Benua Barat kota ini juga memiliki julukan kota seribu Menara.
Sebagian besar orang di kota ini adalah pedagang atau pebisnis dengan kekayaan yang bisa membeli sebuah kota kecil. Bisa dibilang ini adalah tempat tinggal yang diinginkan para saudagar kaya di seluruh Benua Barat.
Namun itu hanyalah sisi terang dari kota ini, di sebelah barat kota ada sebuah daerah gelap dan kumuh. Banyak gubuk atau rumah dari jerami seadanya yang berdiri tegak di tempat ini. Tempat ini adalah tempat terburuk di kota ini, orang menyebutnya “tempat mereka yang ditinggalkan” atau “daerah kumuh”.
***
Di sebuah gang sempit di daerah kumuh, seorang bocah terbaring lemas dan tergeletak di jalan dengan tubuh bersimbah darah. Warga daerah kumuh yang melihatnya hanya lewat lalu lalang tanpa membantunya. Memang wajar ada satu atau dua orang yang mati di daerah kumuh, biasanya warga hanya akan menunggu darahnya kering kemudian membakar mayatnya.
Di era yang kacau ini kehidupan beberapa orang bisa dibilang seperti serangga. Selama mereka lemah dan tidak berguna mereka hanya bisa menunggu kematian mereka. Dan hari ini giliran bocah kecil yang tak bernyawa ini.
Malam semakin larut daerah kumuh sudah sepi dan beberapa lampu jalan sudah dimatikan. Namun berbeda dengan keadaan sepi disekitarnya, langit menjadi mendung dan petir bergemuruh di atas daerah kumuh, lebih tepatnya di atas mayat bocah itu tergeletak.
Petir menyambar sembilan kali ke mayat itu, anehnya tidak ada pakaiannya yang terbakar hanya darah di sekujur tubuhnya yang mengering. Pakaianya masih utuh hanya menunjukan dua lubang bekas tusukan di dadanya. Bocah itu perlahan bangkit dan membuka matanya. Semua kenangan yang bertabrakan dalam kepalanya membuatnya kesakitan.
“Aargh~~~” teriakan menggema berlangsung hamper sepanjang malam.
Bocah itu lalu duduk diam, mulutnya bergumam “dimana aku? Bukankah aku seharusnya mati setelah ledakan itu?”
Sesaat kemudian ia baru sadar bahwa tubuhnya hanya seukuran bocah “kenapa tubuhku jadi kecil? Apa yang terjadi?”
“Ding~~ sinkronisasi selesai. Saat ini kondisi tubuh tuan rumah telah stabil.” Sebuah suara bergema dikepalanya.
“Apa ini? Seperti suara sistem game?”
“Ding~~ pengaktifan sistem selesai. Penyampaian pesan dari sang dewa.”
“Apa ini? Kenapa ada kenangan aneh di kepalaku? Dan benda apa ini?” sebuah amplop surat muncul di depan bocah itu, dan sebuah hologram buram keluar saat dia menyentuhnya.
“Ehm... Ehm... maaf sebelumnya Ray Ainsworth, sebenarnya aku tidak sengaja membunuhmu karena salah baca daftar kematian.” Hologram itu tersenyum canggung.
“Apa maksudmu? Dan kenapa aku ada disini?”
“Yah, wajar kalau kau melupakannya, lagipula kau baru saja dihidupkan kembali di dunia lain. Kamu mungkin lupa tapi sebenarnya kamu sudah bertemu dengan ku sekali. Aku adalah dewa yang mengatur domain ini, lebih tepatnya yang mengatur hidup dan mati. Aku tidak sengaja membunuhmu karena salah membaca daftar kematian, jadi sesuai keinginanmu aku membiarkanmu hidup kembali dengan tubuhmu di dunia parallel, juga dengan system permainan yang kau minta.”
“Hm~~ jadi aku memang sudah mati, dan dari kenangan tubuh ini punya nama yang sama denganku. Bahkan nama keluarganya sama.”
"Jadi sekarang kau ada di dunia parallel dengan sebuah sistem game. Aku akan memberikan semua pengetahuan tentang dunia ini dan sistem yang ada dalam dirimu." Seberkas cahaya keluar dari hologram itu, masuk kedalam tubuh Ray.
Secara reflek Ray mundur selangkah, namun cahaya itu lebih cepat dan memasuki tubuhnya. Seketika semua pengetahuan asing masuk kedalam memorinya.
"Jadi dunia ini bernama eternal world, dunia dimana yang kuat yang berkuasa, hampir tidak ada hukum di dunia ini." Gumam Ray.
"Baiklah waktuku sudah habis. Hanya itu yang bisa ku sampaikan padamu. Dan untuk apa yang harus kau lakukan hanya nikmati kehidupanmu di dunia ini." Hologram itu langsung lenyap tak berbekas.