Kaisar Penguasa Api & Es
“Sial, kenapa hidupku harus menjadi seperti ini?”
Keadaan hari dimana benar-benar panas, semua orang sepertinya akan berusaha menghindari terik matahari ini dengan berisitirhat di bawah pohon atau di dalam rumah. Tapi berbeda dengan remaja lima belas tahun satu ini, dimana dia berlari dengan bertelanjang dada mengitari sebuah padang rumput yang gersang.
Otot-otot remaja itu terlihat sangat besar dan padat, baik itu lengannya dan dada yang terlihat benar-benar masukulin.
Tapi, apakah itu berlaku di dunia elemental ini? sebuah dunia dimana elemen adalah segalanya, tidak peduli seseorang memiliki otot yang kuat, tulang yang keras, tapi jika orang tersebut tidak memiliki kekuatan elemental, maka dia tetaplah seorang sampah.
Altair Shan, itulah namanya. Sebenarnya dia adalah sebuah harapan dari negara api, dimana dia merupakan seorang pangeran kekaisaran api yang membuat dia mendapat julukan pangeran mahkota. Seharusnya begitu, tapi nyatanya tidak.
Orang-orang memandangnya remeh, seperti keluarga Shan lain yang menganggap Altair tidak cocok menjadi seorang pangeran, orang-orang dari rakyatnya sendiri juga menganggap bahwa Altair hanyalah sosok sampah yang diberi nyawa.
Bagaimana tidak? diumur 10 tahun, sudah seharusnya seseorang memiliki sebuah elemental, atau kekuatan elemental tergantung gen nya. Bahkan seorang bangsawan seperti keluarga kekaisaran membawa atribut keturunan yang kuat. Tapi berbeda dengan Altair, dimana dia sama sekali tidak memiliki elemental apapun.
Terlebih jika keluarga Shan merupakan pembawa atribut elemental api, sudah seharusnya Altair Shan sama sekali tidak memilikinya. Dia memiliki kecacatan yang membuat dia harus menanggung hinaan.
Semua hinaan dan cacian membuat dia kehilangan martabatnya sebagai seorang pangeran. Dia benar-benar menjadi bulan-bulanan, baik itu kepada sepupu-sepupunya sendiri atau mungkin pemuda-pemuda yang lainnya.
Sebenarnya yang membuatnya semangat hanyalah kedua orang tuanya yang masih memberikan sebuah dukungan sehingga membuat Altair bersemengat. Bahkan itu membuat dia berpikiran, bahwa jika tidak ada elemental, maka dia mencoba untuk melatih fisiknya sehingga benar-benar kuat.
“Alta, kau dipanggil oleh keluarga.”
Altair menghentikan aktifitasnya. Kemudian dia menatap seseorang laki-laki yang mengangkat wajahnya tinggi-tinggi. Seolah dia tidak bisa memberikan ekspresi senang terhadap Altair. Karena dia tahu bahwa Altair hanyalah aib bagi keluarga kekaisaran.
Altair berhenti, kemudian dia menyeka keringatnya dan menatap sepupunya. Sebenarnya saat melihat Han Shan, atau sepupunya, dia benar-benar sangat iri. Karena dia keluarganya, Han Shan adalah remaja yang menjadi harapan. Bahkan para panatua sudah memiliki rencana jika seharusnya Han lah yang menjadi pangeran mahkota.
Altair menurut, dia segera menggunakan baju dan segera menuju pulang ke istana kekaisaran. Dia tidak tahu, celaan apa lagi yang harus dia dapatkan, apabila ketika dia pulang. Yang pasti dia sudah menyiapkan mental.
“Alta, siapkan mentalmu karena ini akan menjadi bencana yang begitu besar.” Han Shan tersenyum sinis
Altair menjadi was-was, tapi dia sama sekali tidak merasa takut untuk kembali pulang. Sehingga tanpa memperdulikan apa yang Han ucapkan, Altair hanya sekedar melewatinya tanpa sepatah kata apapun.
Itu membuat Han Shan menjadi sangat geram.
Di halaman istana kekaisaraa, Altair bisa melihat bahwa banyak sekali kereta kuda mewah yang terparkir. Ini membuatnya sedikit curiga bahwa yang datang adalah negara tetangga. Begitu melihat lambang elemen air, dia baru menyadari bahwa itu semua adalah kereta kuda milik kekaisaran negara air yang datang berkunjung.
Hal tersebut membuat dia sedikit tahu, mengapa keluarga kekaisaran negeri air datang berkunjung seperti ini.
Dua keluarga di dalam ruang pertemuan tampaknya terdapat perang batin. Seperti keluarga Shan yang sepertinya tertunduk di hadapan keluarga Fang yang merupakan keluarga kekaisaran negera air. Beberapa faktor mereka tertunduk sebenarnya ada beberapa hal.
Dan yang pasti, negara api memiliki sedikit ketakutan apabila harus melawan negara tersebut. mengingat bahwa hukum elemental, air lebih unggul dibandingkan dengan api, dan api sebenarnya juga lebih unggul dibandingkan dengan angin. Sehingga sebenarnya, setiap elemen memiliki kelebihan dan kekurangan, dan itu semua juga tergantung siapa yang memegang.
“Kaisar Fang Aaron, sebaiknya Anda bisa berterus terang kenapa Anda datang ke istana kekaisaran kami?” Tanya tetua pertama keluarga Shan, An Shan yang menatap kaisar Fang Aaron yang terlihat begitu serius.
“Bukankah aku mengatakan bahwa ini ada keperluan dengan Altair Shan, putra sampah kaisar kalian itu?” Jawabnya.
Semua orang keluarga Shan tertunduk. Tapi memang itulah faktanya, Yifan Shan yang menjadi Altair Shan juga terdiam melihat anaknya dihina seperti itu. Tapi fakta yang paling menyakitkan sebenarnya adalah, bahwa putri kaisar Fang Aaron sebenarnya adalah tunangan dari Altair Shan. Dia takut apabila hubungan ini ada apa-apanya, jika dilihat dari logat kaisar Fang Aaron.
Tapi Yifan Shan sama sekali tidak bisa membalas ucapan mereka atau yang terjadi adalah masalah yang begitu besar, melihat dari kedudukan yang ada. Begitupun istri kaisar Yifan, atau Shiese Shan yang hanya termenung dan benar-benar marah sebenarnya.
Pintu ruang pertemuan terbuka, mereka bisa melihat Altair dan juga Han Shan, datang. Dimana Altair berjalan dengan menundukkan kepalanya karena dia sudah menebak apa yang terjadi sebenarnya.
“Maafkan aku, aku sudah datang sekarang.”
“Hormat kaisar Fang Aaron.” Altair membungkukkan badannya.
“Yah, inilah putra sampahmu yang pada akhirnya datang dan berani menghadap. Alta, kau sepertinya berurusan dengan kelurga Fang yang merupakan keluarga kekaisaran negeri Air.” An Shan mencibir, wajahnya terlihat tidak suka. Baginya gara-gara Altair Shan, keluarg Shan benar-benar dipermalukan seperti ini.
Altair merasa kecewa berat, tapi dia juga tidak bisa menjawab sepatah kata apapun dan ikut duduk di kursinya untuk melihat kenapa dia dibutuhkan dan dipanggil seperti ini. Sebenarnya dia sudah tahu, tapi dia hanya ingin memastikan.
Masalahnya dia juga bisa melihat tuan putri Fang Lyra yang menatapnya dengan cukup sinis. Dan dia tahu bahwa Fang Lyra adalah tunangannya.
Bukan alasan karena suka sama suka, ada beberapa hal mengapa mereka bisa bertunangan. Dimana kakek kaisar Fang Aaron, memberikan sebuah pesan agar menikahkan putrinya alias Lyra untuk bertunangan dengan Altair Shan, putra kaisar. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki hubungan yang rusak antara kekaisaran Air dan Api yang terbentuk ratusan tahun yang lalu.
“Karena semuanya sudah datang, kaisar Yifan Shan, pangeran Altair juga sudah ada, panatua, maka aku juga akan berterus terang.” Kaisar Fang Aaron berkata. Tapi tatapannya beralih kepada putrinya, yaitu Fang Lyra yang membuat semua orang mengerutkan dahinga bingung.
Sedangkan Alta hanya bisa menunduk dan menelan ludah secara kasar.
“Aku, tuan putri Fang Lyra hanya ingin memutuskan pertunangan ini. Aku harap mau tidak mau pangeran Altair harus menerima akan hal itu atau kekaisaran mendapatkan masalah yang lebih besar.”
Semua orang tercengang, semua orang terdiam. Tapi tiba-tiba kaisar Yifan Shan langsung mengajukan sebuah protes. “Ini penghinaan! Kalian yang meminta pertunangan, tapi kalian yang ingin memutuskan ini secara sepihak!”
“Ini semua salah anakmu! Jangan tanya kenapa? Setidaknya kalian harus sadar diri!” Kata Fang Aaron dengan nada yang cukup tinggi.
“Sial!” Yifan Shan merasa geram, dia langsung berdiri dan langsung ingin melapiaskan emosinya.
Memutuskan pertunangan merupakan suatu hal yang dianggap sebuah penghinaan. Apalagi mereka menyadari secara tidak langsung keluarga kekaisaran dari negeri air itu menghina Alta tentang kecacatan kepada atributnya. Sehingga membuat ayah itu benar-benar tidak bisa menerima.
“Kaisar! jangan gegabah!” An Shan sang tetua juga langsung berdiri di tempat. Dia menunjukkan wajah emosi. Karena sejatinya dia tahu, apa yang terjadi jika mereka menantang kekaisaran negeri air. Jelas bukan lawannya.
Yifan Shan tidak bisa mengontrol emosi, bahkan saat dia naik pitam sekalipun, keluarga kekaisaran Air langsung berdiri dan meninggalkan tempat tanpa berbicara sepatah kata apapun. Dan sepertinya mereka melakukan penghinaan yang besar, dan memutus pertunangan itu secara serius.
Mereka benar-benar tidak sopan, jika bukan karena ada desakan dari para tetua dan keluarga lainnya, maka Yifan Shan akan merusuh. Lagipula kenapa harus takut? Mereka berada di kandang yang berbeda.
“Kan, sial! Ini semua karena kau anak sampahmu yang benar-benar memalukan! Kau hanyalah aib bagi keluarga, kenapa kau harus lahir di keluarga kekaisaran? Kenapa kau harus lahir di keluarga bangsawan, kenapa kau tidak lahir saja di tempat sampah?” Paman Alta, Tan Shan berteriak sangat kencang.
Tan Shan adalah ayah dari Han Shan, beberapa orang mengenal sikapnya sebagai orang yang keras dibandingkan dengan Yifan Shan atau kaisar itu sendiri. Maka dari itu, beberapa pihak sebenarnya sangat menyayangkan jika seharusnya kaisar negera api dipimpin oleh Tan Shan. Apalagi setelah mengingat bahwa pangeran kekaisaran hanyalah seonggok sampah, beberapa pihak mulai mendesak agar Yifan turun dari tahta.
Shiese yang merupakan ibu Alta sakit hati saat putranya dicela oleh seluruh keluarganya seperti itu. Apalagi setelah dia juga merasakan putranya yang pasti menahan rasa malu yang cukup berat. Ya, sebagai ibu dia mengerti, apalagi setelah mendengar penghinaan seperti ini.
“Tan Shan! Jaga bicaramu!” Yifan angkat bicara.
“Itu fakta! Apa yang harus disembunyikan, semua orang sudah mengetahuinya! Dibandingkan kau mengasuh anakmu, lebih baik kau mengasuh seekor kuda yang mana jauh lebih berguna!” An Shan memotong.
Ucapan tersebut membuat Yifan Dan Shiese bagaikan tersambar sebuah petir, mereka mengalami sakit hati yang luat biasa. Shiese yang mendengar hal itu, dia langsung lari sambil mengangkat salah satu tangannya untuk menutupi wajahnya.
“Lihat, istrimu saja ......”
“Bajingan! Brengsek, diam lah kau benar-benar berisik! Tua bangka seharusnya kau mati saja sialan!” Sahut Alta dengan wajah yang menggebu-ngebu, memotong pembicaraan panatua pertama.
Semua orang terkejut, tidak terkecuali, bahkan Yifan sendiri yang langsung naik darah saat putranya baru saja mengeluarkan kata-kata hina. Tapi mungkin itu adalah hal yang wajar, sehingga dia tidak terlalu emosi karena jika dia menjadi Alta, mungkin dia melakukan hal yang sama.
“Anak kecil, kau bicara apa?” An Shan emosi mendengarnya, tangan kirinya mengeluarkan sebuah kobaran api yang cukup besar dan membentuk kepala naga. Dia sudah marah besar karena baginya Alta benar-benar sosok yang lancang.
Semua orang gemetar, dan menganggap bahwa Alta akan berakhir dengan mengenaskan karena menyinggung An Shan. Hal tersebut membuat mereka mundur dan sama sekali tidak mau ikut campur mereka. Mereka juga menyayangkan Alta yang mulutnya benar-benar tak terkontrol.
“Tarik ucapanmu dengan bersujud di hadapanku!” An Shan semakin berkobar, menatap Alta dengan sudut mata yang tajam.
Alta sama sekali tidak ingin melakukannya, justri dia mengangkat wajahnya dan menatap panatua itu bagaikan mata pisau. Genggaman tangannya terbentuk secara erat, bahkan urat di leher dan pelipisnya benar-benar tampak yang menunjukkan bahwa dia terselimuti oleh amarah yang cukup besar.
Dia muak, hatinya ingin melawan tetapi dia menyadari ada batasan di antara mereka semua.
“Lancang!” An Shan mendorong tangannya ke depan.
Pak tua itu sama sekali tidak bisa mengontrol emosinya, sehingga keinginan untuk menghabisi bocah tengik itu kuat. Tidak peduli apakah dia anak kaisar, dia tetaplah sampah yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Yifan Shan berdiri di depan Alta dengan sigap karena dia tahu bahwa putranya tidak dapat mengatasi serangan dari panatua. Sehingga dia mengeluarkan sebuah pola berbentuk lingkaran yang terbakar bagaikan sebuah perisai besar.
Pukulan An Shan mengenai perisai berapi Yifan. Membuat sebuah ledakan kecil yang mempu membuat Yifan terdorong ke belakang sehingga membuat Alta yang ada di belakang juga terdorong ke belakang.
Tapi Alta menahan punggung ayahnya ke belakang, dan kakinya bertumpu di atas lantai dengan cukup kuat. Itu tentu saja membuat mereka tidak terlempar ke belakang karena serangan panatua yang cukup dahsyat.
Yifan Shan menyadari sesuatu, jika Alta sama sekali tidak menahan dirinya, mungkin dirinya sudah terlempar sejauh beberapa meter ke belakang dan berakhir fatal. Apalagi kekuatan panatua yang tidak dapat untuk diremehkan. Yifan mengetahui jika sebenarnya, Alta benar-benar sangat kuat, tapi tidak ada yang menyadarinya, atau mungkin tidak peduli.
“Yifan! Anakmu benar-benar lancang! Dan kau berani untuk melindunginya?”
“Panatua, aku sama sekali tidak peduli. Bahkan jika seseorang dari keluargaku sendiri menyerang Alta maka aku juga tidak tinggal diam.” Yifan menjawabnya dengan tegas. Wajahnya terlihat begitu sinis dan penuh perlawanan.
Suasana semakin memanas, apalagi ditambah hawa keberadaa yang semakin panas karena panatua dan kaisar sedang bersinggungan.
“Kakak Yifan, kau benar-benar biadab! Hanya karena anakmu yang tidak berguna kau mulai berani kepada panatua!” Tan Shan angkat bicara, diikuti oleh anggota keluarga lainnya yang mulai mencibir tentang Yifan Shan.
“Lantas kenapa, apakah kau kaisar? apakah kau seorang patriark keluarga Shan? Diamlah konyol!” Jawab Yifan dengan berani.
“Yifan Shan!” Tan Shan berteriak tidak terima.
Alta yang melihat itu semua, dia menggertakkan giginya. Dia merasa bahwa dirinya benar-benar sampah, tidak berguna dan hanya menjadi aib bagi keluarga. Bahkan gara-gara dirinya, seluruh keluarganya mengalami pertengkaran hebat seperti ini.
Dia kemudian beranjak lari, keluar dengan perasaan yang campur aduk, benar-benar ingin marah dan menghancurkan segalanya.
“Alta!” Teriak Yifan sambil menoleh ke belakang.
Tetapi Alta tidak menghiraukannya. Dan di sisi lain Yifan juga menggertakkan giginya dan mungkin juga membiarkannya dan memberikan dia sebuah waktu untuk menyendiri. Lagipula, siapa yang tidak sedih ketika seseorang menghina dirinya dan dianggap sampah?
Alta berlari keluar dari istana kekaisara, dia berlari sekencang-kencangnya menuju ke arah yang tidak diketahuinya karena dia hanya berlari. Bahkan pandangannya tidak ke depan yang membuat dia menabrak orang-orang dan barang-barang mereka.
Mereka ingin berteriak, tapi setelah tahu bahwa itu adalah pangeran, mereka hanya diam saja dan tidak berani. Lagipula dalam lubuh hati mereka yang paling dalam, dia benar-benar ingin menghujat Alta.
Sejauh Alta berlari, siapa yang berpikir ternyata dia sudah berada di dalam hutan. Alta melihat sebuah pohon dengan diameter setengah lengan dan cukup tebal. Tapi Alta memukulnya berulang kali menggunakan kedua tangannya untuk melampiaskan sebuah emosi.
“Sial-sial sialan! Kenapa aku ditakdirkan menjadi seperti ini? kenapa tolak ukur seseorang adalah sebuah elemental? Kenapa aku tidak memiliki elemental seperti mereka-mereka agar aku tidak mendapatkan sebuah penghinaan yang besar?”