SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Ibu Susu Untuk Mikhayla

Ibu Susu Untuk Mikhayla

Awal

"Mas kapan kamu akan menceraikan perempuan kampung itu?" tanya Yuni sambil bergelantungan manja di lengan Fadil sang kekasih.

"Sabar sayang,aku juga sedang berpikir mencari cara untuk menceraikan nya,dia sedang hamil sayang jadi aku tidak bisa menceraikan nya sekarang"

"Lalu kapan mas,aku tidak mau di gantung terus kamu janji kan mau nikahin aku,aku udah beliin kamu mobil loh mas kamu belum juga nikahin aku"cemberut Yuni.

"Iya,iya....tapi sabar ya sayang,aku juga butuh waktu nggak bisa main cerai begitu saja,dia pasti nggak akan terima"

"Kamu ingat mas janji kita dulu akan sehidup semati bersama,aku mau itu terwujud mas"

"Tapi kamu yang ninggalin aku makanya aku sampai nikah sama perempuan kampungan itu"sahut Fadil mengingat kan akan kesalahan yang di lakukan Yuni dulu pada nya.

"Itu juga karena kamu mas yang nggak datang melamar aku, nggak ada kepastian"

"Kamu nya nggak sabaran aku kan cuma minta waktu satu tahun buat cari uang tapi kamu malah nikah sama si tua bangka itu"

"Kalau aku nggak nikah sama dia,aku nggak akan bisa ngerasain hidup kaya mas,kamu tau sendiri kan pekerjaan kamu nggak jelas gitu sekarang kan dia udah koit dan harta nya untuk aku ya sekarang kita bisa hidup bahagia mas,jadi kamu cepetan ceraikan perempuan kampung itu aku udah nggak sabar mas buat nikah sama kamu,aku mau jadi istri kamu satu-satunya mas"

"Iya sayang sabar, sekarang tugas kamu bikin aku puas di ranjang,aku bosan sama dia, kerjaan nya tiap hari dasteran mulu,udik,aku bosan" ujar Fadil membuat Yuni terkekeh geli.

"Awww.....jangan di remes gitu mas,sakit tau"di rengek Yuni manja saat tangan Fadil meremas benda kenyal nya.

"Habis nya kamu gemes sayang,pengen nya ngeremes kamu terus" ujar Fadil dengan tersenyum di wajah nakal nya.

"Kamu nakal deh"

****

"Jam segini kok mas Fadil belum pulang ya,apa lembur lagi"gumam Raya khawatir karena sudah jam sebelas malam sang suami belum juga pulang ke rumah"

"Kenapa kamu mondar-mandir kaya' setrikaan gitu Ra? bikin pusing saya saja" tanya Bu Rita mertua Raya

"Nungguin mas Fadil bu jam segini belum pulang juga,aku takut mas Fadil kenapa-kenapa"

"Gimana Fadil mau pulang kalau tiap hari nya ngelihat istri nya buluk kaya' kamu, minimal itu wangi Raya biar enak di cium,kalau penampilan kamu mirip pembantu gini ya dia bosen di rumah"

"Tapi bu-"

"Mulai ngebantah! Kalau di nasehati orang tua ngebantah, ngelawan terus kamu!"potong bu Rita

"Bukan nya gitu bu tapi-"

"Udah pusing saya bicara sama kamu nggak pernah nurut sama mertua, kampungan!"ucap Bu Rita lagi membuat Raya terdiam.

Raya melihat kepergian sang mertua dan dia kembali menunggu suaminya pulang.

Tak lama kemudian pintu rumah terbuka membuat Raya merasa lega melihat kedatangan sang suami.

"Clek"

"Mas kamu baru pulang? Lembur lagi mas? Kenapa nggak hubungi aku mas,aku kan khawatir sama kamu,ini sudah malam mas takut terjadi apa-apa" cecar Raya

"Bawel ya kamu,suami baru pulang itu seharusnya di sambut di bikin kopi atau apa kek bukan malah di kasih pertanyaan-pertanyaan nggak penting begini, tambah bosan aku lihat kamu" marah Fadil

"Maaf mas tapi-"

"Udah eneg aku lihat wajah kamu,sana minggir aku mau mandi" ketus Fadil membuat Raya hanya bisa menitikkan air mata.

Satu tahun menikah dengan Fadil hanya beberapa bulan Raya mendapatkan kebahagiaan di awal pernikahan mereka,sejak Fadil bertemu kembali dengan Yuni dia mulai berubah total tapi Raya terus berpikir positif dia mengira sang suami hanya lelah bekerja karena dia sendiri tidak pernah bekerja setelah mereka menikah,dulu Raya bekerja di sebuah restoran tapi setelah menikah dia memutuskan untuk berhenti karena Fadil sendiri yang meminta nya untuk fokus pada pernikahan mereka.

"Sudah saya bilang bukan kamu dan Fadil itu beda level kamu nya sih yang nggak tau diri masih saja bersikap sok perhatian gitu" ujar bu Rita saat melewati ruang tamu yang melihat Raya menitikkan air mata.

Dari awal pernikahan bu Rita tidak menyukai Raya karena Raya berasal dari kampung tidak seperti menantu yang dia inginkan apalagi sekarang bu Rita mengetahui hubungan Fadil dan Yuni yang sudah bersatu kembali.

Fadil menikahi Raya hanya untuk pelarian karena Yuni meninggal kan nya menikah dengan lelaki lain kini suami Yuni sudah di meninggal dan Yuni ingin kembali pada Fadil jadi mereka menjalin hubungan diam-diam tanpa sepengetahuan Raya.

"Kenapa kamu berubah begini mas?" batin Raya menangis.

Susu hamil

"Raya,,,,," pekik bu Rita

"Iya bu" sahut Raya berjalan cepat ke arah ibu mertua nya.

"Kamu ini udah bosan tinggal di sini ha,itu piring menumpuk di dapur nggak kamu cuci,mau sampai dia uletan dulu baru kamu cuci!" bentak bu Rita.

"Maaf bu aku lagi siapin keperluan mas Fadil bu"

"Alasan mulu,ngejawab terus kamu ya! Bisa pecah kepala saya punya menantu seperti kamu, pemalas!"

"Kenapa lagi sih bu, pagi-pagi udah heboh aja"? Tanya Angga adik Fadil yang baru keluar kamar nya mendengar keributan.

"Itu si Raya nggak becus kerja, piring numpuk di dapur, lantai kotor,,pemalas banget dia"jawab bu Rita kesal

"Bu..mbak Raya kan sedang hamil nggak usah di paksa gitu bu kasihan dia kalau harus kerja terus bu" bela Angga

"Nggak usah di bela Ngga,dia memang sewajarnya kerja di rumah ini dia kan cuma makan tidur doang nggak kerja cari uang yang harus kamu kasihani itu mas mu Fadil yang kerja dari pagi sampai malam tapi dapat istri o'on begini, nggak sebanding"sahut bu Rita lagi.

"Ibu juga pernah hamil Ngga,tiga lagi tapi nggak sepemalas dia,ibu dulu sambil kerja waktu hamil kalian semua nya ibu kerjakan"

"Kenapa sih bu? pagi-pagi udah heboh aja" tanya Fadil saat keluar kamar.

"Apa lagi kalau bukan istri kamu itu Dil,bikin ibu darah tinggi aja" adu Bu Rita

"Kenapa sih Ra pagi-pagi harus berantem terus sama ibu? Kamu bisa nggak sehari aja nggak buat kesal di rumah ini" tanya Fadil pada istri nya.

"Nggak mas bu-kan-"

"Ngelawan terus!" potong Fadil membuat Raya terdiam takut.

"Mas! Mbak Raya itu istri kamu mas,bukan pembantu,lagi pula kenapa mbok Iyun di pecat sih bu?"

"Siapa yang mau bayar si Iyun,,kamu mau?"tanya bu Rita pada Angga

"Ya mas Fadil lah bu,mas Fadil yang kerja,beli mobil baru bisa masa bayar pembantu nggak bisa dan sekarang malah jadiin mbak Raya pembantu"

"Angga!" tegur bu Rita

"Mas mu beli mobil juga untuk kebutuhan kita semua bukan cuma dirinya, kalau nanti dia melahirkan mobil itu yang nganterin,kalau vertigo ibu mendadak kumat siapa yang bawa ke rumah sakit kalau bukan mas mu dengan mobil baru nya itu" bela bu Rita lagi

"Sudah Ngga mbak nggak papa" sahut Raya pelan

"Tapi mbak-"

"Udah nggak apa-apa" jawab Raya lagi membuat Angga diam.

Di rumah ini cuma Angga yang baik pada Raya padahal Angga adik Fadil nomer dua berbeda jauh dengan adik Fadil paling bungsu si Marsha dia persis seperti ibu nya yang sering menyuruh Raya untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah hingga baju-baju kotor nya.

"Sudah aku mau kerja dulu,kamu baik-baik di rumah,nurut sama ibu jangan ngelawan terus ntar susah kamu melahirkan nya kalau melawan mertua" ujar Fadil

"Tuh dengerin suami kamu,jangan ngebantah saya,do'a saya ini bisa menembus langit ya" sahut bu Rita,Raya hanya terdiam hati nya sebenarnya sakit mau bagaimana lagi dia tidak bisa berbuat apa-apa, ingin rasanya pulang ke kampung halaman tapi Raya takut malah menjadi beban ibu nya secara ayah nya sudah meninggal dan sekarang ibu bersama adik perempuan nya juga sedang berjuang untuk hidup, keluarga Raya bisa di bilang miskin hidup mereka di kampung pas-pasan hanya dari hasil buruh cuci tiap hari nya, ingin Raya membantu ibu nya tapi dia tidak bekerja,uang dari Fadil pas-pasan untuk kebutuhan dia terkadang Raya sendiri sering menangis mengingat ibu dan adik nya di kampung.

"Aku juga berangkat bu,ada kelas pagi ini" pamit Angga yang memang sudah bersiap untuk ke kampus.

"Mas" panggil Raya pelan

"Apa lagi Ra,aku mau kerja nanti telat,ini sudah jam berapa!"

"Mas,aku boleh minta uang mas,mau beli su-su hamil"ujar Raya gugup

"Yang Minggu lalu habis?"

"Minggu lalu aku nggak jadi beli susu hamil nya mas,aku kan sudah bilang sama kamu,aku nyicil beli keperluan melahirkan sama bu Resti tetangga sebelah"

Fadil berdecak kesal lalu mengeluarkan uang dari dompet nya.

"Ini beli yang kecil aja,jangan boros-boros kamu" ujar Fadil memberikan uang 50 ribu pada Raya.

"Nggak pake' susu hamil juga nggak masalah Dil, istri kamu aja yang manja nya kelewatan,ibu aja hamil kamu dulu nggak pake' minum susu hamil segala, orang kampung kok sok kota"ketus bu Rita membuat Raya hanya menunduk sedih.

Angga hanya menggeleng kecil melihat kelakuan ibu dan kakak lelaki nya ini.

"Lima puluh ribu kamu suruh aku hemat mas,ini belum tentu cukup" batin Raya melihat uang berwarna biru tersebut.