SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
SERUNI

SERUNI

BAB 1Keinginan Bapak

Seruni berlari-larian sambil membawa secarik kertas ditangannya.Dari binar wajahnya terlihat ia sangat bahagia.Matanya menyapu sederet perahu ikan mencari Sang Bapak.Bagitu terlihat,Seruni berlari cepat menghampiri.

"Bapak!!"Serunya dengan nafas ngos-ngosan.

Pak Salam mendongak,ia tersenyum melihat putrinya mendekati.

"Bapak,Uni Lulus Pak dengan nilai terbaik"Ucap Seruni dengan netra berkaca-kaca.

"Benarkah?"Pak Salam melepas jaring ikan yang dipegangnya,ia menghampiri putri satu-satunya itu.Seruni mengangguk sambil menyerahkan kertas hasil ujian akhir.

Mata Pak Salam berbinar bahagia,ia mencium putrinya dengan penuh bangga.

"Woiii putriku lulus dengan nilai terbaik"Pak Salam melolong dengan kuatnya.Para nelayan yang ada disekitar pantai itu melihat ke arah mereka.Seruni tersenyum bahagia melihat gurat bahagia terpancar di wajah tua Bapaknya.Tidak sia-sia ia belajar dengan rajin meskipun mengalami banyak kendala.

Karena zaman sekarang jika mengikuti ujian harus mempunyai Handphone.Sedangkan Handphone milik Seruni hanya hp second dengan Ram 2GB.Jadi bisa dibayangkan gimana lemotnya.

Tapi sekarang perjuangannya terbayar dengan nilai terbaik yang ia capai.Pak Salam bersujud syukur ditempat itu,Seruni bermakmum disampingnya.

___Seruni melangkah ke emperan rumah sambil membawa dua cangkir kopi untuknya dan si Bapak.

"Ngopi dulu Pak"Sapa Seruni,Pak Salam yang tengah menganyam jaring ikan menoleh sesaat dengan senyuman lalu melanjutkan pekerjaannya.Seruni duduk bersila didipan kayu sambil lalu mengotak-atik handphonenya.

"Sudah sholat Maghrib belum?"Tanya Pak Salam tanpa menoleh.

"Sudah dong"

"Gimana rencana Uny setelah lulus sekolah?"

"Uny mau kerja bantuin Bapak"

Pak Salam menoleh dengan kening berkerut"Mau kerja apa disini?"

"Jual ikan,jadi Bapak yang nangkep ikan UNY yang jualin"Seruni menjawab dengan enteng,seperti sudah ia rencanakan.Pak Salam geleng-geleng kepala.Ia melanjutkan kembali pekerjaannya.

"Bapak ingin keluar dari desa ini"

Kini Seruni yang mengerutkan keningnya"Mau keluar Pak?"

"Nanti Bapak fikirkan,apa Uni mau ikut Bapak?"

"Ya jelaslah,masa iya Uni ninggalin Bapak"

Pak Salam tersenyum disela kesibukannya.

"Assalamualaikum"Terdengar Seseorang mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam"Seruni menjawab hampir bersamaan dengan Bapaknya.

"Eh Suryo,, masuk-masuk"Pak Salam menghentikan aktivitasnya.Ia bangkit menyambut tamunya lalu mempersilahkannya masuk.Seruni bangkit ingin membuatkan kopi tapi keburu Pak Salam memberi isyarat melarang Seruni ikut masuk.

Meskipun merasa aneh,tapi Seruni menurut saja.Ia melanjutkan memainkan benda pipih miliknya.

Tengah asyik bermain-main dengan handphonenya,tiba-tiba hawa dingin menelusup tengkuknya.Bulu kuduknya meremang,Seruni mengangkat kepalanya.Menoleh kesana kemari mencari sesuatu.

"Datang lagi"bisik Seruni "Mau minum kopi ya"Matanya tetap awas ke sekitar halaman rumahnya.Tapi tak terlihat apapun.Seruni menghela nafas panjang.Tercium aroma bunga melati yang begitu kuat.

"Sembunyi dimana kamu?"Seruni semakin menajamkan penglihatannya.Barulah ia menyadari bahwa sosok perempuan berpakaian putih tengah bertengger di dahan pohon di halaman rumahnya.Rambutnya panjang berjuntai menyentuh tanah.Sebagian wajahnya tertutup oleh rambut.

"Oh disitu kau rupanya"Seruni menunjuk tanpa rasa gerun."Tumben jam segini sudah muncul,biasanya tengah malam.Mau minum kopi ya?"

Sosok wanita itu tetap duduk bertengger dengan tatapan lurus ke arah Seruni"Sini kalau mau minum kopi"Bukannya takut Seruni malah melambaikan tangan memanggil.

"Eh"ia menutup mulutnya sendiri"Emang hantu bisa minum kopi?"Seruni cekikikan sendiri.

Sudah indigo dari kecil,jadi melihat hantu adalah hal yang biasa baginya.Termasuk Hantu wanita yang satu ini.Seruni selalu melihatnya.Mangkanya dia tidak takut,karena hantu itu bukan hantu jahat.

Sosok Kuntilanak itu melayang mendekat,Seruni melebarkan matanya."Eh mau ngapain kamu kesini?"Seruni meraih batang penyapu yang tak jauh darinya.

"Ayo sini kalau mau aku pukul pakek penyapu"Seruni menggenggam erat sapu itu dengan kedua tangannya.Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk melibas si Hantu.

Kuntilanak itu makin mendekat makin siap Seruni untuk memukulnya.

"Uny...."Sebuah panggilan membuat Seruni mengalihkan perhatiannya.Dan hantu itupun lenyap dalam sekelip mata.Seruni celingukan,hantu itu benar-benar menghilang.

Qodir berlari kecil menghampiri Seruni,cowok itulah yang baru saja memanggilnya.

"Ada apa Dir?"

"Boleh aku bertamu?"Qodir bukan menjawab tapi malah balik bertanya.

"Oh silahkan"Seruni mempersilahkan teman sekelasnya untuk duduk.Qodir masuk ke emperan rumah Seruni dan duduk Dipan kayu.

"Bapakmu mana?"Qodir celingukan.

"Ada di dalam lagi ada tamu"Jawab Seruni sembari duduk tak jauh dari Qodir.

"Kamu mau lanjutin sekolah apa tetep dengan rencanamu untuk membantu Bapakmu?"Qodir bertanya hal yang sama seperti waktu kemarin.

"Entahlah Dir,Bapak katanya pengen keluar dari desa ini"

"Mau pergi kemana?"

"Aku pun tak tahu,kalau kamu sendiri gimana?"

"Aku mau kerja di kota Ni,lumayan gajinya dari pada disini.Dan rencananya aku pengen ngajak kamu"Qodir mengutarakan niatnya.

"Aku nggak akan ninggalin Bapak Dir,kamu tahu kan Bapak cuma ada aku dan beliau juga sudah sepuh.Jadi maaf ya"Dengan sopan Seruni menolak ajakan Qodir.Qodir nampak kecewa,tapi ia bisa apa.

"Ya sudah,kalau nanti kamu butuh bantuanku,kamu tahu kan nomor telepon aku"

Seruni mengangguk yakin,Qodir tersenyum.Ia pun pamit pulang.

BAB 2 Melanjutkan Sekolah

Setelah Surya lenyap dipekatnya Malam,Pak Salam duduk di samping putrinya yang masih bermain dengan handphonenya.

"Uny..."Panggil Pak Salam lembut.

"Iya Pak"Seruni mendongak menatap Bapaknya.

"Suryo kesini mau ngajak Bapak pindah ke Kota"Pak Salam menjelaskan tanpa menunggu Seruni bertanya.

"Emang rencana Bapak di kota apa?"

"Disana ada kerjaan jadi tukang kebun,gajinya kan pasti nggak kayak nyari ikan"

"Terus Uni gimana?"

"Ya Uni ikut,bantuin Bapak"Jawab Pak Salam tenang.

"Emang nggak apa-apa tukang kebunnya dua?"

"Nanti Suryo atur semuanya,tapi Uni mau kan?"Pak Salam ingin memastikan keputusan putrinya.

"Uni terserah Bapak aja,dimana Bapak tinggal disitu ada Uni?"Jawab Seruni membuat Pak Salam tersenyum tenang.

Pak Salam memang bangga bisa punya anak seperti Seruni yang sangat berbakti.Dia berjanji setelah urusannya selesai dia akan membuat Seruni bahagia tanpa Permintaan apapun.

___

Jadwal keberangkatan ke Kota Tasik sudah tiba.Seruni dan Pak Salam dijemput oleh Suryo menggunakan truk Fuso.Yah karena Suryo adalah seorang supir logistik yang mengantarkan barang bahan makanan pokok ke beberapa Kota termasuk Kota Tasik.

Setelah sampai di tempat yang dijanjikan dengan saudara Suryo,mereka menunggu untuk dijemput.Karena truk Fuso dilarang masuk ke jalan Utama Kota.

Sebuah Mobil mewah datang menghampiri,ternyata saudara Suryo adalah supir pribadi ditempat yang menjadi tujuan Pak Salam mengais rezeki.Setelah berbincang sekedar basa-basi,Suryo pamit karena ia harus sampai tepat waktu di gudang.Kemudian Pak Salam dan Seruni ikut saudara Suryo yang bernama Said.

"Terimakasih ya Said,kalau bukan karena kamu,aku tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan ini"Pak Salam mengungkapkan perasaannya.Ia duduk di kursi disebelah Said.Sedangkan Seruni duduk dijok belakang.

"Tidak usah sungkan,Suryo sudah banyak cerita kalau Pak Salam selalu membantunya.Juga pernah membantu saya disaat saya sakit keras dulu"Jawab Said tanpa kehilangan konsentrasi mengemudi.

"Membantu kamu saat sakit?"Pak Salam mengerutkan keningnya.

"Mungkin Pak Salam lupa,dulu Suryo pernah minta tolong karena saya sakit keras di bomoh orang"

Pak Salam diam,ia berusaha mengingat tapi benar-benar lupa karena memang Suryo sudah banyak kali meminta bantuannya.

"Aku benar-benar lupa"Pak Salam menertawai kepikunannya.Said ikut-ikutan tertawa.

Mobil yang ditumpangi Seruni masuk ke Perumahan elit.Rumah yang berjejer besar-besar dengan desain yang bermacam-macam.Seruni sampai mengap melihat rumah-rumah yang mentereng itu.

"Kapan aku bisa punya rumah sebagus ini?"Pikir Seruni.

Mobil memperlambat jalannya memasuki sebuah Rumah minimalis berlantai tiga.Halamannya luas,ada kolam renangnya juga.Ada taman kecil yang dilengkapi dengan air pancur.Seruni benar-benar terkagum-kagum dibuatnya.

"Tuan Jaka sekarang sedang keluar Kota,yang ada hanya Nyonya Desi istri Tuan Jaka"Said menjelaskan.Ia mengantar kedua Bapak dan anak itu masuk kedalam rumah besar itu.

"Permisi Nyonya"Sapa Said.Seorang wanita yang cantik meskipun diusianya yang sudah tidak lagi muda tersenyum penuh keibuan kepada supirnya itu."Ini tukang kebun yang saya ceritakan kepada Nyonya"Said menunjuk Pak Salam.Pak Salam merendahkan tubuhnya sebagai salam penghormatan.Nyonya Desi mengangguk sambil tersenyum.

"Gadis itu siapa?"Ny.Desi menunjuk Seruni.

"Putri saya Nyonya"Pak Salam menjawab.

"Tapi saya hanya minta tukang kebun,tidak nambah pembantu.Soalnya pembantu disini sudah ada dua"Ny.Desi menyatakan penolakan secara halus.

"Tidak mengapa kalau putri saya tidak digaji Nyonya,asal dia diijinkan untuk tinggal bersama saya.Kami hanya berdua saja didunia ini Nyonya.Ibunya sudah lama meninggal dunia.Kalau perlu biaya dia makan potong gaji saya"Ucap Pak Salam memelas.Seruni menatap Bapaknya penuh iba.

"Kenapa lah Bapak ini memaksa kerja di kota?Mau dapat berapa dia kalau uang gajinya harus di potong uang makan untukku"Pikir Seruni dalam hati.

Ny.Desi menatap lekat Seruni"Apa dia tidak sekolah?"Tanyanya kemudian.

"Dia baru saja lulus sekolah menengah atas Nyonya"Pak Salam menjelaskan dengan penuh antusias.

"Bisa liat ijazahmu"

Seruni mengangguk,ia segera membuka ranselnya untuk mengambil ijazah.Memang ia sengaja membawa ijazahnya siapa tahu diperlukan.

Ny,Desi memperhatikan nilai hasil ujian kepunyaan Seruni,dia manggut-manggut entah karena apa ?.

"Hasil ujian kamu bagus loh"Ny,Desi menyerahkan kembali Map Biru milik Seruni."Sayang kalau sekolah kamu tidak dilanjutkan"

"Gimana kalau kamu lanjutkan sekolah kamu,kamu kuliah di yayasan milikku.Akan aku gratiskan semuanya,asal kamu bisa mempertahankan prestasimu"Ny.Desi menatap Seruni dengan kesungguhan.

Seruni terpana,ia beralih menatap Bapaknya.Pak Salam tersenyum,ini adalah satu rezeki yang tidak disangka-sangka.

"Kamu mau?"Ny.Desi ingin kepastian dari Seruni.

"Mau Nyonya, terimakasih banyak Nyonya"Seruni menjawab dengan penuh semangat.Ny.Desi menjawab dengan senyuman.

"Said antar mereka ke kamarnya"Titah Ny.Desi.

"Baik Nyonya"Said menjalankan perintah dengan senang hati.

Terpopuler