Dokter Indigo
Lanjutan dari novel " Santri Pilihan" ..
Untuk mengetahui darimana Danu mendapatkan kemampuan nya , di sarankan untuk membaca juga novel " Santri Pilihan "🙏😊
📍 Tolong jangan di plagiat ya📍
Happy Reading 💓🤗
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Hari ini merupakan hari kedua dokter Danu bekerja di rumahsakit " Sahabat Kasih " di kota S , kemarin ia shift pagi karena menggantikan seorang dokter yang mengundurkan diri karena pindah keluar negeri . Hari kedua ini ia masuk shift malam , mengikuti jadwal dokter yang mengundurkan diri tersebut .
Sebelum memulai praktek nya , dokter Danu sudah di bawa oleh direktur rumahsakit " Sahabat Kasih " berkeliling rumahsakit untuk di perkenalkan kepada rekan - rekan sesama dokter mau pun para karyawan .
Bukan hanya karena wajah tampan dan tubuh atletis nya yang membuat dokter Danu menjadi idola kaum hawa dalam sedetik , namun juga sifat nya yang ramah dan sopan ,keramahan nya sama seperti dokter - dokter lain pada umum nya .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Sudah lewat tengah malam , namun pasien masih banyak yang datang silih berganti . Membuat dokter Danu belum dapat beristirahat semenit pun . Jadwal shift malam dokter Danu hari ini di mulai sejak pukul enam sore hingga pukul enam pagi .
Ruang IGD di rumahsakit " Sahabat Kasih " sangat besar dan luas . Di dalam nya terdapat beberapa ruang tindakan dan sebuah ruang khusus untuk para dokter yang sedang bertugas di IGD .
Ruangan dokter tersebut bisa di gunakan untuk beristirahat jika sedang tidak ada pasien yang darurat . Dan juga sebagai tempat menunggu pergantian shift para dokter IGD , termasuk dokter Danu tentu nya .
Pintu masuk IGD terdiri dari satu pintu di depan , yang biasa di gunakan oleh para pasien . Dan satu pintu di samping yang biasa di gunakan untuk dokter mau pun perawat dan karyawan rumahsakit lain nya.
Sedangkan untuk para perawat , mereka biasa nya istirahat di ruang yang biasa di gunakan untuk mencatat medical record pasien . Karena ruang khusus perawat berada jauh dari ruang IGD , yaitu di belakang rumahsakit . Ruang medical record tersebut berada di dalam ruangan IGD , tepat berhadapan dengan pintu masuk IGD , yang biasa di gunakan pasien dan hanya berjarak sekitar sepuluh meter saja dari deretan tempat tidur - tempat tidur pasien . Sehingga para perawat bisa istirahat sambil terus memantau kondisi pasien , sekaligus standby jika sewaktu - waktu ada pasien darurat yang datang .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Drap draap draapp .. Gruduukk gruuduuukk ...
Dokter Danu melirik jam tangan nya ketika ia mendengar suara langkah laki yang terburu- buru dan gaduh memasuki ruang IGD , suara brankar yang di dorong masuk di iringi suara - suara isak tangis .
Pukul satu lewat sepuluh menit yang tertera pada jam tangan nya . Ia sudah tahu pasti ada yang gawat , namun dokter Danu masih melakukan observasi sekaligus tindakan kepada pasien lain saat ini . Jadi ia membiarkan saja sementara pasien baru di tangani oleh suster atau perawat .
Sesaat kemudian , seorang suster menghampiri nya ..
" Dok , muntah darah " ucap nya sambil memberi kode dengan mengarahkan mata nya ke bed sebelah ujung , yang paling pojok , dengan suara setengah berbisik .
Dokter Danu mengangguk dan segera berjalan dengan cepat ke arah bed yang di tunjukkan oleh suster tadi tanpa bicara , lalu menyibak perlahan tirai bed yang tertutup .
Di dekat pasien itu juga sudah ada seorang suster yang sedang membantu nya .
Langkah dokter Danu terhenti di ujung bed , ia kaget melihat penampakkan sebuah sosok yang ada di hadapan nya .
" Heemm .. Iblis Merah " batin dokter Danu.
Mahkluk itu menyadari kalau dokter Danu bukan lah dokter biasa . Mereka saling menatap tajam .
Kemudian pandangan dokter Danu beralih ke pasien dan keluarga nya .
" Permisi bapak , ibu .. Saya cek dulu kondisi nya ya " ucap dokter Danu dengan sopan kepada sepasang suami istri paruh baya yang sedang menangisi pasien wanita tersebut .
" Iyaa dok , tolong anak saya ya dok .. Tolong selamatkan anak saya, dokter " ucap wanita paruh baya itu mengiba kepada dokter Danu
" Kami usahakan yang terbaik ya bu , pak .. Mohon doa nya ya " ucap dokter Danu sambil mulai mengecek kondisi pasien wanita tersebut.
" A'udzubillahiminasy syaitonirroziim ... " dokter Danu mulai membaca doa dalam hati , karena ia tahu yang saat ini di hadapi bukan semata penyakit medis.
" Silahkan bapak , ibu menunggu di depan ya .. Nanti akan kami panggil kembali " ucap seorang suster dengan tulisan " Nina " pada seragam putih nya, yang datang bersama dokter Danu .
" Ayoo bu , biarkan dokter dan suster bekerja menolong putri kita " terdengar suara pria paruh baya tersebut mengajak istri nya keluar dan menjauh dari bed.
Suster itu menutup kembali tirai tersebut . Kini dokter Danu di dampingi oleh dua orang perawat . Suster Nina dan suster Reni .
" Permisi nyonya , boleh saya periksa dulu ya .. Maaf " ucap dokter Danu di sela pasien tersebut berhenti muntah beberapa detik , ia mengambil nafas dengan tersengal . Tidak menjawab pertanyaan dokter namun berusaha merebahkan tubuh nya yang lemas . Suster Reni dengan sigap membantu nya .
Apa yang di lihat para suster tersebut adalah dokter Danu yang sedang memeriksa pasien menggunakan stetoskop , namun di sisi lain sebenar nya dokter Danu sedang mengadakan dialog batin dengan sosok mahkluk yang sedang menekan lambung wanita itu hingga hampir pecah . Membuat pasien wanita itu mengeluarkan darah terus menerus dari mulut nya .
Dokter Danu tidak menanyai pasien tersebut karena pasien wanita itu terlihat sedang berjuang agar tidak muntah , ia mengatupkan bibir nya rapat menahan sakit dan beberapa kali menghela nafas dengan susah payah . Sehingga dokter Danu pun beralih ke suster .
" Sejak kapan , sus ?" tanya dokter Danu kepada suster Reni yang mendampingi pasien tersebut sejak awal .
" Menjelang jam dua belas malam , dok " jawab suster Reni sambil melihat kecatatan yang ia pegang . Ia sudah menanyakan perihal tersebut ke pasien dan keluarga nya sebelum dokter menghampiri bed . Hal itu di lakukan untuk mengetahui keluhan pasien dan sebagai diagnosa awal yang akan di berikan kepada dokter yang akan menangani nya kelak .
" Keluhan nya apa lagi selain muntah ?" tanya dokter Danu kali ini melakukan formalitas , sebenar nya ia sudah dapat mengetahui nya . Namun hal gaib seperti ini tidak dapat di jelaskan secara langsung . Jadi ia tetap menjalankan prosedur medis . Karena walaupun kali ini di faktori gaib , tetap harus di lakukan pengobatan medis untuk memulihkan efek nya .
" Nyeri dada , sulit bernafas .. Seperti terbakar dan sakit kepala . Terasa berat seperti mau pecah, dok " kali ini suster Nina yang menjawab dengan membacakan tulisan yang tertera di kertas medical pasien pemberian suster Reni .
Karena sekarang pasien tersebut kembali muntah sehingga suster Reni pun kembali membantu nya .
Sedangkan suster Nina bolak balik mengganti baskom aluminium yang di lapisi plastik dan juga tissue yang sudah hampir penuh dengan darah .
" Hooeekk ... Hooeekk ... Hooeekk " darah kembali mengalir deras dari mulut pasien tersebut , wajah nya pun sudah putih pucat .
" Hemm .. " jawab dokter Danu singkat
" Tentu saja nyeri dan berat , di duduki red kingkong jelek " batin dokter Danu . Ia pun segera menyiapkan senjata gaib nya diam - diam . Sambil menatap tajam ke arah mahkluk tersebut .
" Apa yang kau lakukan , jangan ikut campur .. Biarkan wanita ini menjadi pengikut ku " ucap sosok itu dengan suara menggelegar , dan tentu nya hanya dokter Danu yang mendengar nya .
" Pergi kau , red kingkong .. Biarkan aku menolong nya " ucap dokter Danu tak kalah galak , sambil meledek nya .
" Kurangajar .. Baiklah kalau kau menantang, akan ku kirim kau duluan ke neraka " ucap mahkluk itu , yang langsung menyemburkan api dari mulut nya ke arah dokter Danu .
Dokter Danu sudah mulai membaca doa - doa pengusir iblis yang telah di pelajari nya saat di pesantren dulu , dengan sigap tangan kiri dokter Danu mengeluarkan cahaya putih bulat dan menelan semburan api tersebut hingga padam dan berubah menjadi kepulan asap .
Tubuh iblis itu berwarna merah darah . Meski pun posisi iblis merah itu sedang duduk namun kepala nya menembus atap rumahsakit . Saking tinggi nya , kaki nya pun menjuntai menembus lantai . Ia menunduk menatap dokter Danu dengan tatapan kebencian . Kuku nya yang panjang dan hitam menghunjam ke dalam tubuh pasien itu . Ia duduk di kepala wanita tersebut . Membuat wanita itu tidak dapat membuka mata nya karena menahan sakit kepala yang teramat sangat .
Mahkluk itu terkejut , namun ia segera mengeluarkan jurus lain dengan kedua tangan nya . Dan hal itu membuat ia melepaskan cengkeraman dari lambung pasien wanita itu .
Seketika itu juga muntah darah nya berhenti .
Dengan sigap kedua suster tersebut merubah posisi tubuh pasien wanita itu dengan perlahan menjadi rebah , dan sandaran bed nya pun di turunkan sedikit demi sedikit agar pasien wanita itu dapat tidur .
" Siapkan infus , dan obat .. Gantikan dengan pakaian rumahsakit , dan minumkan air putih hangat , pakai sendok atau sedotan aj . Karena pasien masih lemas dan belum bisa duduk " perintah dokter Danu kepada kedua suster itu
Kemudian dokter Danu mencatat jenis obat - obatan dan juga jenis cairan infus yang harus di berikan kepada pasien wanita itu di lembaran medical lalu di serahkan kepada suster Reni .
" Baik , dok " jawab suster Nina dan suster Reni serempak .
Kemudian suster Reni segera membersihkan sisa darah dari mulut , dagu dan juga leher . Sedangkan suster Nina menyiapkan peralatan serta cairan infus dan obat - obatan yang akan di masukkan lewat infus , ia juga memasang alat untuk memantau detak jantung sesuai perintah dokter Danu yang di tuangkan dalam lembaran medical .
Dokter Danu melakukan olah nafas untuk sepersekian detik mengatur tenaga dalam nya , lalu membaca doa dengan bergumam ..
" A' udzubillahiminasy syaitonirroziim .. Bismillahirrohmanirrohiim .. Robbi a'uudzubika min hamazatisy syaya thiin wa a'udzubika robbi ayyahdhuruun .. " lalu di lanjutkan dengan ayat kursi dan ayat - ayat suci lain nya , kemudian ia mengaliri sebagian besar tenaga dalam nya ke tangan sebelah kanan , dan dalam sekejap menarik tubuh iblis itu dari tempat ia berdiri lalu melemparkan nya jauh dari bed - bed IGD .
Terdengar suara bedebum , ketika mahkluk itu terlempar .
Kemudian dokter Danu keluar dari bed pasien wanita itu , menuju bed pasien yang lain . Karena masih ada beberapa pasien yang mengantri untuk di periksa .
Sambil berjalan menuju bed lain , dokter Danu melemparkan cahaya kuning ke arah mahkluk tersebut .
" Aakkhh , Panaassss .. Tunggu pembalasan ku, brengsekkk " maki iblis merah itu sambil menghilang .
Dokter Danu tersenyum tipis , dan melirik sekilas ke arah iblis merah itu , setidak nya ia mempunyai waktu untuk melanjutkan pekerjaan nya sekarang sebelum mahkluk itu menyerang nya kembali .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Dokter Danu menghempaskan tubuh nya ke sebuah sofa empuk , ia sangat lelah dan penat sekali malam ini .
Malam ini pasien yang masuk IGD lebih banyak dari hari kemarin . Bahkan pasien - pasien tersebut sampai harus menunggu di lobi karena tempat tidur IGD penuh , baru menjelang pukul empat pagi semua sudah selesai tertangani . Ada yang langsung masuk kamar rawat inap , ada yang pulang ke rumah setelah di tangani dan di berikan obat . Dan ada pula yang masih di observasi di IGD , termasuk pasien wanita tadi .
Jam menunjukkan hampir pukul lima pagi ketika dokter Danu selesai menuliskan laporan nya . Dokter Danu segera bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu . Kemudian ia segera melaksanakan sholat subuh .
Shift nya akan selesai pukul enam pagi , sambil menunggu dokter Ariana datang , ia membaca AlQuran dengan suara perlahan agar tidak menganggu pasien dan yang lain nya .
Saat ini di ruang IGD hanya terdapat empat pasien yang sedang di infus dengan kondisi stabil . Jika tetap stabil sampai shift dokter Danu selesai maka penanganan nya akan di lanjutkan oleh dokter Ariana .
Sekitar tiga puluh menit membaca AlQuran , dokter Danu kembali mengecek keadaan pasien - pasien nya . Dokter Danu sengaja belum memindahkan pasien wanita itu ke kamar rawat inap atau mengizinkan pulang seperti pasien lainnya . Karena ia ingin melihat apakah mahkluk itu akan mendatangi nya lagi atau tidak
Tak lama kemudian dokter Ariana pun datang , dan segera menuju ke ruangan medical record tanpa meletakkan tas dan hanya memakai jas putih yang tadi di bawa nya , ia pun menghampiri para suster yang sedang berkumpul di ruang medical record .
Lalu dokter Ariana menghampiri dokter Danu yang masih berdiri di depan pintu ruang dokter sambil menatap satu persatu ke layar yang menampilkan grafik detak jantung .
Tirai bed nya memang sengaja tidak di tutup sampai rapat agar peralatan medis dapat terpantau , tirai bed hanya di tarik sebatas ranjang agar menutupi pasien yang sedang istirahat .
" pagi dok " sapa dokter Ariana sambil tersenyum
" Ohh haaii met pagi juga , dok " jawab dokter Danu ramah
" Oiya , tadi saya sudah baca laporan nya dari suster .. Ada yang mau dokter Danu tambahkan kah ?" tanya dokter Ariana to the point .
" Untuk sementara sesuai laporan saja , dok .
Eehmm , tapi kalau memang nanti memerlukan bantuan saya , jangan sungkan menelpon ya " jawab dokter Danu berbasa basi .
Pihak rumahsakit sudah menyimpan nomor ponsel setiap dokter dan menyusun nya ke dalam sistem komputer sehingga dapat di hubungi oleh perawat mau pun karyawan rumah sakit lainnya jika ada keadaan darurat .
Dokter Ariana pun membalas dengan mengangguk sambil senyum . Lalu ia pun melihat jam tangan nya ,
" Sudah jam enam, dok .. Silahkan kalau mau pulang dan istirahat " ucap dokter Ariana .
" Oke , makasi ya .. Selamat bertugas, dok " lanjut dokter Danu , sambil membuka jas putih nya kemudian menenteng tas kecil dan juga kunci mobil .
Ia lalu berpamitan dengan para suster dan pergi meninggalkan ruangan IGD .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Rumah orangtua dokter Danu berada di kota K , maka ia pun memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen yang tidak jauh dari rumahsakit tempat ia bekerja .
Sesampai nya di apartemen , dokter Danu segera membersihkan diri lalu membuat menu sarapan yang simple yaitu sandwich dan segelas susu hangat .
Ketika ia sedang membuat sarapan , ponsel nya berbunyi ..
Tuut tuuutt ttuuuutt
Dokter Danu pun melihat nama yang tertera di layar ponsel nya .
" Assalamualaikum ummi ku yang cantik .. " sapa dokter Danu dengan sumringah. Sambil mematikan kompor dengan tangan sebelah nya , kemudian mengisi roti nya dengan selembar keju , beberapa iris tomat , beberapa lembar sayuran , selembar daging ham sapi yang sudah di panggang , dan terakhir di beri mayonaise .
Ia tata roti nya pada sebuah piring lalu membawa nya ke meja makan , lalu kembali lagi untuk membawa susu hangat nya yang tadi tergeletak di dekat tempat panggangan daging .
" Waalaikumussalam anak ku .. Gimana kabar anak ummi dan praktek nya ? " tanya suara wanita di seberang telepon .
" Alhamdulilah praktek lancar , um .. Danu juga alhamdulilah sehat . Ummi gimana kabar nya ? " jawab dokter Danu
" Alhamdulilah .. Ummi juga sehat nak , sekarang lagi apa anak ummi ?" lanjut wanita di seberang telepon , yang ternyata ibunda dokter Danu , dan biasa di panggil ummi oleh anak - anak nya .
" Lagi sarapan , um .. Danu baru pulang . Minggu ini Danu dapat shift malam , doakan lancar terus ya umm .
Oiya , abi dan Dania gimana kabar nya , um ?" ucap dokter Danu , lalu meneguk susu nya .
" Alhamdulilah abi dan adik mu sehat .. Usaha abi lancar dan kuliah adik mu juga lancar .
Ummi akan selalu mendoakan kamu dan adik mu juga , kamu jaga diri baik - baik ya .. " jawab Ummi
" Iyaa , makasii umm .. Ummi dan abi juga sehat - sehat di sana ya " jawab dokter Danu sambil mengunyah kembali roti nya .
Kemudian dokter Danu dan ummi pun melanjutkan obrolan nya , termasuk kisah yang di alami nya bersama seorang pasien wanita .
" Danu sudah memberi pagar gaib di tubuh pasien itu , um .. Tapi hanya sekilas saja , tidak terlalu tebal " lanjut dokter Danu
" Hati - hati nak , kemungkinan mahkluk itu akan mengejar mu karena telah menghalangi nya " ucap Ummi dengan nada khawatir .
" Iya , um . Danu juga sudah memperhitungkan itu .. Ummi tidak usah khawatir , Danu sudah siap dengan segala kemungkinan ketika menolong wanita itu .
Hanya saja Danu belum melihat apa yang menyebabkan mahkluk itu menyakiti pasien wanita itu , um " ungkap Danu
" Lantas bagaimana , nak ? Apa cukup kalau menghalau saja agar pasien mu tidak di ganggu lagi ?" tanya ummi kembali
" Ya untuk sementara waktu Danu akan wait and see aja dulu , um .. Kalau mahkluk itu berani mengejarku , baru aku akan melenyapkan nya , um " lanjut Danu
" Baiklah, lakukanlah apa yang menurut mu baik .. Jangan lupa pikirkanlah baik - baik sebelum memutuskan " ucap ummi
" Iya um , insyaa allah Danu akan memikirkan dengan baik sebelum memutuskan .. Sesuai saran ummi " ucap dokter Danu .
" Kalau begitu sekarang kamu lanjutkan sarapan nya , setelah itu istirahatlah .. Sudah semalaman kamu belum tidur " ucap ummi kembali
" Baik um , makasih yaa .. Danu pamit , assalamualaikum ummi ku sayang " ucap dokter Danu
" Waalaikumsalam, anak ku " jawab ummi .
Kliik .. Lalu dokter Danu pun menutup ponsel nya .
Setelah merapikan bekas sarapan nya , ia pun masuk ke kamar untuk tidur dan beristirahat .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Sementara di tempat lain , di sebuah ruangan yang temaram , seorang pria bertelanjang dada , hanya memakai celana hitam komprang dan ikat kepala bermotif batik sedang duduk di lantai , di hadapan nya tengah menyala sebuah dupa yang mengepulkan asap dengan aroma kemenyan yang sangat menyengat .
Mulut nya komat kamit membaca mantra sambil sesekali tangan nya menaburkan bubuk dan juga sejumput kembang . Kembang itu merupakan kembang tujuh rupa yang berwarna warni berserakan mengelilingi tempat dupa .
Tak berapa lama , ia membuka mata nya .. Sorot mata nya di penuhi amarah ,
" Ada yang menolong nya " ucap orang tersebut kepada lelaki muda yang berada di hadapan nya .
" Ooohh jadi dia belum mati juga , mbah ? Kira - kira siapa yang menolong nya , mbah ?" tanya lelaki muda itu dengan nada kecewa namun juga penasaran .
" Dia seorang dokter di rumahsakit itu " jawab lelaki yang di panggil dengan sebutan mbah .
" Ya kaan memang tugas dokter ngobatin, mbah .. Lagian ngapain repot - repot di bawa ke rumahsakit sih , dasar orangtua tolol .. Ehh maksud nya mantan mertua " ralat pemuda itu
" Dia bukan dokter biasa , bodoh .. Namun dia cukup terkenal di kalangan alam gaib karena ilmu nya yang tinggi . Dan dia mampu melihat mahkluk suruhan ku saat sedang mengobati mantan istri mu itu . Bahkan sekarang mahkluk ku sedang terluka " ucap si mbah .
Pemuda itu melongo , tak menyangka ada yang mampu melawan suruhan si mbah .
" Lalu sekarang bagaimana , mbah ? Saya tidak ingin mantan istri saya dapat menjalani hidup dengan baik , apalagi sampai menemukan kebahagiaan nya .. Dia harus mati, mbah " ucap pemuda itu ber api - api .
" Kamu tenang saja , siapkan uang yang banyak .. Karena ini tidak mudah .
" Untuk sementara aku akan menyuruh mahkluk lain untuk mengintai nya dulu sampai menemukan waktu yang tepat untuk menyingkirkan kedua nya " jawab si mbah itu
" Baik , segera saya siapkan .. Kalau begitu saya akan menunggu kabar selanjut nya dari mbah ya " ucap pemuda itu sumringah .
" Hemm , sekarang pulanglah " ucap si mbah tanpa menoleh .
Pemuda itu pun segera pamit dan melangkah keluar ruangan .
Sesampai nya di luar " Hhhh , brengsek .. Bisa - bisa nya menolong perempuan yang ga di kenal , aku harus kasih pelajaran nih dokter sombong ini .
Tapi yang mana .. Kan dokter nya banyak , si mbah ga bilang nama atau apa pun " umpat lelaki itu kesal sambil mengacak rambut nya dengan kasar .
" Aku akan menemukan dokter itu , pastii .. " gumam nya lagi sambil mengepalkan tangannya lalu melangkah meninggalkan rumah si mbah .
###############################
Haaii para readers ter 💓💓💓.. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan🙏🙏😬 Mampir juga ke karya ku yang lain nya ya ✌😁 ada cerpen juga lhoo 😉😉
Terimakasiih 🙏🙏🤗 luv u all 🤗
Dokter Danu terbangun dari tidur nya menjelang zuhur , sudah menjadi kebiasaan nya untuk sholat tepat waktu jika ia tidak sedang menangani pasien . Sebagai anak santri dan juga pernah merantau di negeri orang , dokter Danu menjadi pribadi yang mandiri , disiplin , dan luwes . Saat ini pun ia mengerjakan semua pekerjaan rumah seorang diri .
Setelah sholat dan makan siang, ia melanjutkan dengan mencuci dan menyetrika pakaian nya sendiri . Membersihkan dan merapikan apartemen nya hingga menjelang waktu ashar . Selepas sholat ashar , dokter Danu pergi ke gym yang terdapat di lantai bawah apartemen nya . Ia benar - benar berusaha menjaga kesehatan nya bukan hanya dari makanan , namun juga berusaha untuk bisa olahraga dengan teratur .
Cukup satu jam ia berolahraga , kemudian kembali ke apartemen untuk membersihkan diri dan bersiap ke rumahsakit .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
" Assalamualaikum , selamat sore semua .. " sapa dokter Danu ramah kepada para suster yang sedang berkumpul di ruang medical record .
" Eehh sore dok " ucap para suster itu terkejut , tidak mengira dokter Danu sudah tiba . Sedangkan yang lain melirik ke arah jam dinding .
" Waalaikumsalam , wuah belum jam enam , dok " sahut suster yang lain sambil senyum .
" Iya ga pa pa , boleh saya lihat laporan nya , sus ?" tanya dokter Danu sopan
" Oohh boleh , dok .. Ini medical record yang masuk , dok " ucap seorang suster sambil memberikan setumpuk lembaran nya .
" Terimakasih , sus " ucap dokter Danu sambil menerima dan mulai membaca nya satu persatu . Setelah membaca nya selama kurang lebih lima belas menit , ia memberikan kembali laporan itu kepada seorang suster yang berada di hadapan nya .
" Terimakasih bu ibu , saya ke ruangan dulu ya .. Mariii .. " ucap dokter Danu sambil nyengir , lalu pergi meninggalkan suara - suara protes dari para suster .
" Yaahh dok, saya masih single " ucap salah seorang suster yang tidak terima di ledek dengan sebutan ' ibu ' . Sedangkan yang lain hanya cekikikan saja .
" Baik , bapak ... Dokter " jawab suster yang lain nya, membalas candaan dokter Danu .
Sambil berjalan menuju ruang dokter , ia melihat dokter Ariana sedang berdiri di ujung salah satu bed pasien dengan tirai yang di buka , sedang berbincang . Ia pun melihat ke arah dokter Danu , lalu mengangguk kan kepala nya sambil senyum yang di balas dengan senyuman oleh dokter Danu .
Di dalam ruang dokter , dokter Danu meletakkan tas di salah satu loker . Lalu menggantung jas putih yang tadi ia bawa ke sebuah tiang gantungan yang sudah di sediakan . Ia pun duduk menunggu waktu sholat magrib tiba .
Sekitar lima menit kemudian dokter Ariana pun masuk ,
" Sore dok , masih tiga puluh menit lagi .. Hhehe " jawab dokter Ariana
" Iya ga pa pa , dok .. Mau sholat magrib di sini " jawab dokter Danu sambil senyum
" Gimana hari ini dok , aman kah ?" lanjut dokter Danu
Dokter Ariana menghela nafas sejenak , lalu duduk di hadapan dokter Danu .
" Aman , dok .. Cuma .. " ucapan dokter Ariana terputus .
Dokter Danu menatap dokter Ariana , ia menunggu ia melanjutkan bicara nya . Dokter Ariana yang di tatap intens oleh dokter Danu menjadi semakin gugup dan segera melanjutkan bicara nya .
" Itu dok , pasien yang semalam muntah darah .. Kan sudah saya rujuk ke rawat inap dengan dokter spesialis penyakit dalam , agar dapat di lanjutkan observasi nya dan mendapat tindakan yang lebih tepat .
Barusan saya di informasikan sama dokter spesialis penyakit dalam nya kalau hasil observasi dan tes lab nya sudah keluar , semua nya sehat dan normal .
Aku sama dokter spesialis nya juga jadi bingung , kenapa bisa seperti itu .. Kita sama - sama baru pertama kali menangani pasien yang ga tau penyebab nya apa , mungkin belum kali ya , dok .. Hehe .. " ucap dokter Ariana ke dokter Danu sambil terkekeh .
Dokter Danu hanya angguk - angguk menyimak cerita dokter Ariana , kemudian dokter Ariana pun melanjutkan kembali ..
" Nah ,akhir nya sama dokter spesialis di sarankan untuk pemulihan di rumah , nanti di beri vitamin untuk stamina nya .
Tapi keluarga nya menolak , ingin pemulihan anak nya di sini dulu . Karena mereka khawatir kalau tiba - tiba muntah darah itu terjadi lagi .
Selain itu dokter spesialis juga menyampaikan bahwa tidak ada tanda keracunan baik dalam darah mau pun pencernaan nya .
Dan satu lagi dok , keluarga pasien meminta untuk ketemu dokter Danu " ucap dokter Ariana mengakhiri bicara nya dengan menatap heran ke dokter Danu .
" Oya ? Untuk apa ketemu saya ?" tanya dokter Danu yang tak kalah heran .
" Mungkin mau berterimakasih sama dokter , karena yang saya dengar dari suster di lantai tiga , keluarga nya senang sekali ketika pasien tersebut berhenti muntah darah saat pertama kali di tangani oleh dokter IGD .. Bahkan sampai hari ini sudah tidak muntah lagi " jawab dokter Ariana .
" Oohh begitu , ya sudah nanti saya temui di sela - sela pasien IGD , ada di ruangan mana , dok ?" tanya dokter Danu kembali .
" Melati 302 , dok .. Nama pasien nya ny. Herdanti " jawab dokter Ariana
" Oohh oke , makasii info nya ya dok .
Oiya , apa saya boleh minta tolong dokter Ariana untuk menunggu saya sampai saya selesai sholat magrib ? Tapi nanti dokter pulang nya jadi lebih dari jam enam .. Mungkin sekitar sepuluh menit an kelebihan nya , dok " ucap dokter Danu
" Oohh iya ga pa pa dok , santai aja sholat nya .. Jangankan lewat sepuluh menit , lewat satu jam juga pernah kalau pasien lagi banyak di IGD .. Hehhe .." jawab dokter Ariana mantap
" Siiplah , makasiih banyak ya dok " sahut dokter Danu sambil memberikan dua jempol ke dokter Ariana .
Mereka berdua pun melanjutkan obrolan nya hingga adzan magrib berkumandang dari ponsel dokter Danu .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Sementara itu di kamar 302 , nyonya Herdanti merasa kedinginan .. Tubuh nya menggigil .
" Pak, tolong ac nya di kecilkan lagi " pinta nyonya Herdanti dengan suara lirih
" Tapi ini sudah mati ac nya , nak .. Tadi sudah di kecilkan sama ibu mu , tapi sepuluh menit yang lalu bapak matikan dulu sebab hawa nya agak kurang enak ,tumben dingin nya sampe bikin merinding .. " jawab pak Nur sambil merapatkan jaket nya yang sedang di pakai nya .
Tiba - tiba istri pak Nur berbisik ke suami nya ,
" Pak , kok bau ya .. Bapak nyium ndak ? Ndak enak banget ini bau nya , ibu jadi mual " ucap nya
" Engga bu , coba tanya Danti " bisik pak Nur
Istri nya pun mengangguk dan segera menghampiri anak nya yang terbaring lemah ,
" Nak , kamu mau ke kamar mandi ndak ? Hayu ibu temani kalau mau .. " ucap bu Nur sambil menahan mual .
" Engga bu .. Ibu nyium bau ga ? Bau nya busuk banget , bu .. Danti mual banget jadi nya ini " ucap Danti
Bu nur dan suami nya pun saling menatap , mereka bingung .. Yang mencium hanya Danti dan ibu nya . Bu Nur pun tidak tahu harus jawab apa , ia menatap suami nya meminta bantuan . Pak Nur yang mengerti maksud dari tatapan istri nya segera memutar otak mencari alasan .
" Bapak ga nyium nak , mungkin ada saluran yang mampet dari kamar mandi atau luar sana , terbawa ke sini bau nya .. Kamu tutup hidung pake tissu aja ya nak " ucap pak Nur.
Nyonya Herdanti pun mengangguk , pak Nur segera memberikan tissu basah dengan aroma chamomile kepada anak dan istri nya .
Beberapa menit setelah menutup hidung nya dengan tissu pemberian bapak nya , lampu di kamar 302 berkedip - kedip .. Lalu meredup ..kemudian mati .
Aura mistis begitu terasa bagi nyonya Herdanti , tubuh nya yang dari tadi sudah merinding sampai menggigil kini bertambah mencekam . Ia tidak dapat melihat apa pun , bahkan ia tidak tahu di mana posisi kedua orangtua nya berada dalam kamar itu . Karena kini kamar nya menjadi sangat gelap dan pekat . Tidak ada setitik cahaya pun yang masuk .
Begitu hening , senyap dan menakutkan ..
Dalam kebingungan Danti berusaha menggapai tombol darurat yang terhubung ke ruang suster , namun ia tidak dapat menemukan nya . Ia pun menggapai kembali ke samping kanan dan kiri nya mencoba mencari sesuatu yang dapat ia jadikan pegangan , tapi tidak ada apa pun . Kemudian ia menarik bantal yang sedang di pakai nya , lalu ia lemparkan ke sebelah nya , berharap mengenai salah satu orangtua nya . Tapi ia tidak mendengar suara kedua orangtua nya .
Ketika Danti mencoba memaksakan bibir nya untuk memanggil bapak nya, tiba - tiba .. Dari arah depan , Danti melihat ada sesuatu yang besar berwarna merah menyala ..Awal nya ia mengira itu lampu, tapi lambat laun semakin dekat warna merah itu ternyata bukan lampu .. Melainkan sepasang mata merah , semerah darah . Nyonya Herdanti mengerjapkan mata nya berulang kali berharap ini hanya mimpi , namun ternyata tidak . Semua nya tidak berubah saat ia membuka mata nya kembali .
Tenggorokkan nya tercekat , lidah nya semakin kaku .. Sepasang mata merah itu semakin membesar seolah ingin melahap diri nya . Menatap tajam , tak berkedip memperlihat kan urat - urat di bola mata nya yang berwarna hijau kekuningan seperti anak ular yang melintang .
Tubuh nya seperti kehilangan tulang , lemas tak dapat di gerakan .. Begitu pun lidah nya yang kelu tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun , keringat bercucuran membasahi tubuh nya yang menggigil gemetar . Ingin sekali ia berteriak memanggil kedua orangtua nya , namun tidak bisa .. Semakin sepasang mata merah itu mendekati nya , airmata nyonya Herdanti pun mulai mengalir . Ia begitu takut dengan sosok yang ada di hadapan nya kini ..
" Kemanakah bapak dan ibu ? , tidak kah mereka lihat sosok ini .. Tolong Danti , pak .. Bu , Danti takut " batin nyonya Herdanti menangis .
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Malam terus merangkak , malam ini dokter Danu bersyukur yang masuk IGD tidak sebanyak kemarin .
" Berarti banyak yang sehat " pikir nya senang .
Sekitar jam sepuluh malam , ia merasakan hawa aneh , bukan hawa negatif yang biasa ia temui jika berada di rumah sakit .
Karena memang di rumahsakit banyak terkumpul hawa - hawa negatif dari mahkluk - mahkluk gaib yang berseliweran . Selama mereka tidak menganggu , maka dokter Danu pun diam saja .
Ia merasakan sesuatu akan terjadi ,
" Sus , saya ke lantai tiga dulu , kalau ada apa - apa call aja ya " ucap dokter Danu kepada suster yang mendampingi nya .
Malam ini dan seterus nya dokter danu akan di dampingi oleh tim suster yang berbeda , karena mereka juga harus pergantian shift . Untuk jadwal saat ini ada suster Mila , suster Dina dan beberapa perawat pria .
" Baik, dok " jawab suster Mila .
Dokter Danu segera meninggalkan ruang IGD , menuju ke lantai tiga tempat nyonya Herdanti di rawat . Sepanjang jalan ia merasakan aura gelap dan sangat pekat .
Dokter Danu segera membaca beberapa ayat dari surah AlBaqarah di tambah beberapa amalan yang di bekali dari abah sambil menyiapkan batin nya untuk mengantisipasi serangan dadakan , mengingat sudah ada musuh dari dunia gaib yang mengingin kan kematian nya .
Sesampai nya di lantai tiga , ia melihat aeorang dokter dan beberapa suster keluar dari kamar 302 .
Dokter Danu segera menghampiri nya, setelah dekat ternyata ia mengenali dokter tersebut karena sempat berkenalan di hari pertama datang kerumahsakit ini .
" Selamat malam dokter Firman " sapa dokter Danu sambil menganggukkan kepala nya
" Malam, lhoo dokter Danu ?" jawab dokter Firman setelah menolehkan kepala nya ke arah dokter Danu
" Iya dok .. Sedang kunjungan pasien dok ?" tanya dokter Danu berbasa - basi .
" Iya , ini pasien terakhir sih ..
Oiya suster , kalian duluan saja .. Nanti saya menyusul " ucap dokter Firman , lalu menatap ke dokter Danu kembali .
" Lagi sibuk ga , dok ? Mau ngobrol sebentar " pinta dokter Firman
Dokter Danu sebenarnya ingin bilang sibuk tapi ia tidak enak menolak dokter Firman , apalagi kesibukkan nya cuma karena mau menemui keluarga pasien nyonya Herdanti . Sebenar nya kalau kemaleman , ia kuatir menganggu istirahat pasien dan keluarga nya, di tambah lagi hawa negatif nya semakin terasa kuat .
" Engga, belum sibuk kok .. Mau ngobrol di mana , dok ? " ucap dokter Danu
" Di sana aja yuuk " tunjuk nya ke deretan kursi yang kosong .
" Boleh " jawab dokter Danu
Saat menuju ke kursi itu pun dokter Danu membuka obrolan .
" Apa ada yang gawat ,dok ?" pancing dokter Danu
" Hmm , gimana ya .. Mengenai pasien yang di kamar 302 , nyonya Herdanti .. Kebetulan saya yang menangani nya " ucap dokter Firman yang terlihat sambil berfikir .
" Oohh , lalu dok ?" tanya dokter Danu kembali.
Mereka duduk bersebelahan saling menghadap ,
" Begini dok , memang saya tidak melihat langsung kondisi awal saat nyonya Herdanti pertama kali masuk IGD . Tapi dari hasil medical record dan juga jawaban suster Reni pada saat saya bertemu dan sempat saya tanyakan , hasil analisa saya seperti nya muntah darah nya itu bukan skala ringan atau sedang , melainkan sudah masuk ke skala berat .
Dan sepengalaman saya kalau pasien sampai muntah darah hebat pasti ada sesuatu yang tidak normal pada organ dalam tubuh nya .
Info dari keluarga pasien juga kata nya , itu sudah terjadi selama berhari - hari walau pun tidak terus menerus , hanya dari jam dua belas malam hingga menjelang jam empat pagi . Selain itu kondisi pasien hanya merasakan sakit kepala dan nyeri dada sepanjang hari .
Yang membuat saya heran, dok .. Ini berbeda dengan pasien nyonya Herdanti , hasil lab nya semua bagus dan normal ... Bahkan saat ini kondisi nya sudah mulai bisa makan dan minum , tidak muntah lagi .
Hanya saja barusan ketika saya kunjungan di dalam , saya melihat pasien ini mulai gelisah , ketika saya tanya apa ada yang sakit atau kurang nyaman , ia tidak menjawab , hanya menggeleng .
Akhirnya saya meresepkan obat penenang agar ia dapat tidur dan istirahat total malam ini .
Saya pikir mungkin ada sesuatu yang membuat nya tertekan .
Atau dokter Danu punya analisa lain , mengingat dokter Danu melihat kondisi pasien ini sejak awal masuk IGD ? " tanya dokter Firman kembali .
Dokter Danu belum menjawab , ia nampak masih berpikir setelah menyimak pembicaraan dokter Firman .
Melihat dokter Danu masih berpikir, dokter Firman pun melanjutkan kembali bicara nya ,
" Ahh iyaa , tadi juga ibu nya pasien bilang kalau Danti sedang mual karena mencium bau busuk di dalam kamar 302 . Saat saya di dalam sih saya tidak mencium nya ya begitu pun dengan para suster .
Tapi saya tetap perintahkan suster untuk memanggil petugas kebersihan rumahsakit untuk mengecek apakah ada sesuatu yang menimbulkan bau tersebut . Dan apabila masih bau , saya minta pasien di pindahkan ke kamar lain demi kenyamanan nya "
" Ini memang bukan penyakit biasa , jadi tidak akan terdeteksi oleh medis . Tapi bagaimana aku menjelaskan nya pada dokter Firman atau dokter lainnya " benak dokter Danu
" Dok .. Dokter Danu .." suara dokter Firman membuyarkan lamunan dokter Danu .
" Eh iya , bau busuk kata nya , dok ? " tanya dokter Danu , ia mulai curiga .
" Iya , ada - ada saja ya .. Rumahsakit sebesar ini , bisa - bisa nya bau busuk " jawab dokter Firman sambil geleng - geleng kepala seperti tidak percaya .
Dokter Danu berusaha menutupi ke curigaan nya di hadapan dokter Firman , ia pun mengalihkan pembicaraan ,
" Ohh iya , mengenai pertanyaan dokter Firman tadi .. Kalau menurut saya gimana kalau menunggu satu atau dua hari kedepan .
Kalau nanti hasil observasi dokter Firman masih menemui nyonya itu gelisah atau gejala lainnya , baru di rujuk ke psikiater dok . Maaf ini hanya saran aja dok , keputusan nya tetap di tangan dokter Firman " ucap dokter Danu , ia hanya menjawab seperlu nya . Karena ia tidak tahu bagaimana menjelaskan tentang keberadaan iblis merah yang telah menyiksa nyonya Herdanti saat pertama kali masuk IGD .
Sebenar nya dokter Danu merasa ada yang tidak beres maka nya ia ingin menemui pasien ini lagi , namun langkah nya saat ini tertahan oleh dokter Firman . Dan ia berharap iblis merah itu tidak lagi menganggu nyonya Herdanti , sehingga nyonya Herdanti dapat tertolong dan tidak perlu ke psikiater .
Dokter Firman pun mengangguk tanda setuju ,
" Baiklah, kalau begitu saya coba observasi lagi selama dua hari ke depan .. Semoga saja membaik . Terimakasih saran nya, dok .. Maaf saya jadi menahan dokter di sini " jawab dokter Firman merasa tak enak hati sekaligus senang karena bisa sharing .
" Aahhh jangan sungkan dok , panggil Danu saja .. Biar lebih enak , hehe " ucap dokter Danu
" Ohh begitu , boleh lah .. Kalau begitu panggil Firman saja ya , biar saya merasa seumuran .. Bikin awet muda , hehe " dokter Firman tak mau kalah , karena sebenar nya usia nya terpaut sekitar lima atau enam tahun di atas dokter Danu .
" Okee siipp , kecuali depan pasien atau atasan ya .. " jawab dokter danu sambil nyengir
Mereka pun tertawa pelan berdua , setelah bertukar nomer ponsel , mereka pun berpisah . Masing - masing melanjutkan kegiatan nya .
Dokter Danu melihat jam yang berada di pergelangan tangan nya , jarum panjang jam sudah berada di angka sebelas namun jarum pendek nya masih di angka sembilan . Ia melangkah kan kaki menuju 302 , semakin dekat hawa nya sudah semakin negatif .
Tok tok tok .. Dokter Danu mengetuk pelan pintu kamar 302 .
" Assalamualaikum .. Selamat malam pak , bu .. " sapa dokter Danu sambil membuka pintu , di sana terdapat sepasang orangtua sedang duduk di sofa tak jauh dari ranjang pasien nyonya Herdanti . Mereka langsung menengok dan tersenyum sumringah .
Sekilas dokter Danu melihat ada bayangan hitam melintas menembus jendela yang tertutupi horden . Ia juga merasakan suhu di ruangan itu menjadi sangat dingin , dan ia tahu kalau ini bukan dingin dari pendingin ruangan .
" Oohh dokter , mari silahkan masuk " sapa pria paruh baya
" Terimakasih pak .. Kenalkan , saya dokter Danu . Dokter IGD yang kemarin malam kita bertemu " ucap dokter Danu sambil menyalami pria yang berada di hadapan nya .
" Ooh iyaa , terimakasih banyak atas pertolongan nya dok . Dan terimakasih sudah menyempatkan datang memenuhi permintaan kami . Saya Nurdianto , ayah nya Danti . Panggil pak Nur aja, dok " jawab pak Nur ramah dan sopan .
" Baik pak Nur " jawab dokter Danu sambil senyum
Lalu ia juga menyapa istri pak Nur dan menyalami nya .
" Bagaimana kabar nyonya Herdanti , pak ?" tanya dokter Danu
" Ahh itu ya .." pak Nur terlihat bingung
Dokter Danu tidak mau menyela , ia diam saja menunggu pak Nur melanjutkan bicara nya .
" Alhamdulilah di sini anak saya bisa berhenti muntah darah nya . Sebenar nya sudah lebih dari seminggu Danti seperti ini , entah kenapa .. Dan ini rumah sakit ketiga yang menangani Danti .
Kami berterimakasih sekali sama dokter Danu .. Sejak penanganan di IGD sampai hari ini Danti sudah lebih baik .
Hanya sekitar dua jam ini seperti nya ada yang di rasa .. Tapi Danti tidak mengatakan nya, hanya meringis dan bergerak bolak balik ke kanan dan kiri dengan gelisah . Mata nya pun tetap terpejam .
Kecuali tadi , ia sempat bilang dingin . Padahal ac sudah saya matikan . Di tambah lagi kata nya mual karena mencium bau busuk , ya kebetulan istri ku juga mencium nya , hanya saya saja yang tidak , dok " ucap nya
Dokter Danu masih diam menyimak pembicaraan pak Nur ,
Setelah menghela nafas , pak Nur melanjutkan cerita nya kembali ..
" Hasil lab dan pemeriksaan semua baik , sehat dan normal .. Saya sama ibu nya Danti jadi bingung .
Apa iya anak saya ini terkena gejala sakit jiwa , dok ? Sehingga akan di rujuk ke psikolog atau psikiater " ucap pak Nur dengan nada sedih
" Kalau boleh tahu pak , maaf sebelum nya .. Apakah nyonya Danti sedang ada masalah ? Di tempat kerja mungkin , hingga membuat nya terlalu stres " pancing Danu , sambil ia tetap menunggu kemunculan mahkluk itu lagi .
Sebenar nya dokter Danu sudah mendapat kilasan saat bersalaman dengan pak Nur , ia hanya ingin agar pak Nur bercerita langsung .
" Begini dok .. Kalau stres dari tempat kerja sih engga dok , karena Danti hanya ibu tumahtangga saat ini . Tapi ... Maaf , Danti baru saja bercerai dengan suami nya sebulan ini , dan pihak mantan suami nya tidak rela hak asuh anak - anak jatuh ke Danti selaku ibu kandung nya .
Mantan suami juga mempersulit pembagian harta gono gini , tapi Danti ikhlas tidak mendapat harta asal anak - anak bersama nya . Dan tidak lagi mengganggu kehidupan dia dan anak - anak nya kelak .
Kasihan Danti , sekarang malah sakit seperti ini .. Saya khawatir dengan keselamatan Danti dan juga cucu - cucu saya di rumah .
Kini Danti harus menghadapi mantan suami nya yang berusaha memperebutkan hak asuh anak di pengadilan " ucap pak Nur menjelaskan .
" Ohh , mohon maaf pak , kalau pertanyaan saya membuat bapak jadi membuka permasalahan keluarga .. Semoga cucu - cucu bapak sehat dan aman saja di rumah " ucap dokter Danu
" Ahh tidak apa - apa, dok .. Saya minta maaf jadi curhat dan sekali lagi kami berterima kasih kepada dokter Danu dan juga dokter Firman yang sudah membantu kesembuhan Danti " ucap pak Nur sambil sedikit menunduk , merasa malu karena telah curhat .
" Sama - sama , pak .
Mengenai psikolog atau psikiater , itu tidak harus pasien dengan gangguan jiwa , pak .
Terkadang karena tekanan yang terlalu berat dan tidak bisa bercerita karena satu dan lain hal menyebabkan berbagai penyakit psikologis seperti susah tidur , kehilangan selera makan , kesehatan yang tiba - tiba menurun dengan drastis , keinginan untuk mengakhiri hidup dan masih banyak lagi .
Hal demikian membutuhkan penanganan psikolog atau psikiater , karena seorang psikolog atau dokter psikiater memiliki ilmu yang dapat memahami apa yang di alami dan secara perlahan dapat membuat pasien bercerita atau berbagi apa yang selama ini membebani nya . Apabila memang di haruskan melakukan terapi dan pengobatan, maka dokter psikiater dapat memberikan obat yang dapat membuat pasien lambat laun akan kembali kuat dan sehat secara psikis . Dan tentu nya dukungan keluarga sangat di harapkan . Keluarga akan di minta untuk lebih sabar dalam mendampingi dan tidak merasa lelah untuk memberi motivasi " ucap dokter Danu menjelaskan panjang lebar
Pak Nur dan istri nya pun mengangguk - angguk mendengar penjelasan dokter Danu , seperti nya mereka sudah paham dan tidak lagi menganggap anak nya sakit jiwa .
Ketika pak Nur dan dokter Danu sedang berbincang , tiba - tiba nyonya Herdanti menjerit . Mata nya melotot di sertai tubuh nya yang mengejang .
Dokter Danu melihat bayangan hitam menerobos tubuh nyonya Herdanti dengan sangat cepat , lalu melesat keluar dan menghilang di balik horden kamar rumahsakit .