Arwah Suketi
Suketi hari ini memanen jagung untuk di jual kepasar, Walau pun tanah nya hanya beberapa meter luas nya. Namun cukup untuk hidup bersama mbok giem sang ibu.
"Si mbok pulang duluan ya su." Pamit mbok giem.
"Iya mbok, Ini bentar lagi juga selesai." Sahut suketi sedikit berteriak.
Jagung sudah di panen dengan jumblah dua ratus biji yang besar nya, Sedang kan yang kecil ada sekitar seratusan.
Biasa nya yang kecil akan di kupas dulu oleh suketi dan dan di masukan kedalam kantong kresek, Satu kantong di beri harga lima ribu.
"Biar mas bantu dek." Untung anak nya pak lurah datang menghampiri suketi.
"Tidak usah mas, Ini udah mau rampung kok." Jawab suketi.
Gadis paling cantik di desa ini banyak yang menggilai nya, Bahkan para bandot tua pun ingin merasakan tubuh suketi.
"Kamu jangan dekat sama arya to dek." Larang untung berwajah masam.
"Dekat gimana? Mas arya sama aku itu cuma ngobrol biasa mas." Jawab suketi menurun kan keranjang dari punggung nya.
Untung sigap membantu suketi yang tampak keberatan, Kini jagung suketi hanya tinggal menunggu mobil untuk di bawa kepasar.
"Nikah yok dek." Ajak untung yang memang mencintai suketi.
"Nikah? Mas pikir itu nikah gampang." Sahut suketi mengelap peluh nya.
"Ya gampang, Nanti aku tinggal bilang saja sama bapak." Ujar untung.
"Kamu tidak tahu kelakuan bapak mu yang sebenar nya mas." Batin suketi mengingat kelakuan buruk pak lurah.
"Kok melamun toh dek?" Untung menarik suketi mendekat.
Kedekatan suketi dan untung banyak yang tidak menyukai nya, Para pemuda iri karena untung berhasil menarik hati kembang desa! Beberapa lagi menyimpul kan jika suketi mau dengan untung karena dia adalah anak kepala desa.
"Aku takut mas kalau nikah sama kamu." Lirih suketi.
"Pasti kamu mau bilang karena aku anak orang kaya sedang kan kamu anak orang miskin." Tebak untung yang hapal dengan ucapan kekasih nya.
"Tuh kamu tahu." Jawab suketi.
"Aku cinta beneran sama kamu loh dek, Banyak pemuda yang ingin merebut mu." Untung kesal sendiri mengingat anak juragan kopi si arya.
"Ya kan tapi aku cinta nya sama kamu." Bujuk suketi.
"Lah kalau cinta kenapa kamu tidak mau nikah sama aku." Desak untung.
"Aku takut orang tua mu ndak setuju mas, Kamu perlu bicara dulu sama pak lurah." Ujar suketi.
"Ya wes kalau gitu, Nanti aku bicarakan sama bapak dulu." Ujar untung.
Pembicaraan mereka pun selesai karena mobil pengangkut jagung sudah datang, Untung pun menaik kan keranjang milik kekasih nya.
"Ini uang nya dek." Ujar pembeli tersenyum ramah.
"Terima kasih ya pakde." Suketi mengambil uang kertas merah dua lembar.
"Ini ada lebihan untuk kamu." Pakde memberi uang lagi kepada suketi.
"Tidak usah pakde." Tolak suketi takut jika sampai terhutang budi.
"Enggak usah takut gadis ayu, Yang penting kalau pakde datang di buat kan kopi saja." Ujar pakde menyeringai genit.
"Ambil nya, Kekasih ku tidak mau uang dari mu." Untung mengembalikan uang yang tadi pakde berikan secara cuma cuma.
Pakde tomo mengambil kembali uang nya dengan kasar, Ia merasa geram dengan untung dan juga suketi yang seolah jual mahal.
"Miskin saja belagu! Awas saja kau sampai dapat di tangan ku." Dendam pakde tomo.
"Walau pun miskin aku tidak jual diri seperti anak mu." Balas suketi.
Anak pakde tomo yang bernama sari juga cantik namun kalah oleh suketi, Namun karena pergaulan yang bebas. Sari menjual tubuh nya demi pundi pundi rupiah yang di tawar kan oleh bandot tua di desa rawa jinten.
...****************...
"Bapak tidak masalah jika kau memang ingin menikah cepat, Tapi pilih lah gadis lain." Ujar pak lurah keberatan.
"Kenapa dengan suketi pak, Dia cantik dan juga baik hati." Ujar untung.
"Namun dia miskin! Tidak masalah jika kau hanya mencicipi tubuh nya saja, Tapi jangan sampai menikah." Tolak pak lurah.
"Hanya karena miskin jadi bapak menolak dia, Tapi bapak malah menyuruh ku berbuat hal dosa." Geram untung.
Pak lurah menghembus kan asap rokok nya dengan santai, Terbayang di mata nya wajah cantik dan juga body aduhai milik suketi.
"Kita ini sama sama lelaki biar pun anak dan bapak, Kita kan bisa gantian memakai kembang desa itu." Seringai pak lurah membuat darah untung mendidih.
"Bapak gelap mata karena nafsu! Aku ingin suketi menjadi istriku." Sentak untung sangat marah dan meninggal kan pak lurah.
"Bisa bisa nya si untung malah mau menjadi kan dia istri, Lah aku terus gimana kalau pengen terus." Gumam pak lurah.
Pak lurah tidak mau suketi jadi menantu nya bukan hanya karena gadis itu miskin, Namun karena dia juga naksir berat pada kekasih putra nya.
"Aku harus merasakan suketi lebih dulu, Tapi gadis itu selalu jual mahal!" Geram pak lurah.
Sementara di tempat lain suketi sedang sholat dan baru saja usai, Gadis ini tidak senang karena menjadi cantik seperti ini.
Sepanjang hari siang dan malam, Suketi selalu takut dan juga was was jika ada yang gelap mata dan memperkosa nya.
"Sudah selesai nak?" Tanya mbok giem.
"Sudah mbok, Mbok lagi buat apa?" Tanya suketi melihat mbok giem yang sibuk di dapur.
"Buat bakwan jagung kesukaan mu." Jawab mbok giem.
"Hhmm wangi tenan mbok." Puji suketi bersorak.
Mereka hanya hidup berdua karena ayah suketi sudah lama meninggal karena kecelakaan, Yang menabrak ia lah juga pak lurah.
Namun karena di bilang tidak sengaja, Maka semua nya menjadi damai. Mbok giem juga dulu kembang desa rawa jinten, Karena hal itu juga lah penyebab suami nya meninggal.
"Mas untung ngajak aku nikah mbok." Lapor suketi.
"Ya jangan mau dulu kalau dia belum dapat restu dari pak lurah." Jawab mbok giem.
"Menurut mbok, Apa pak lurah akan setuju dengan ku?" Tanya suketi.
"Menurut mbok tentu saja tidak! Dia tidak akan mau punya menantu miskin." Jawab mbok giem.
Suketi terdiam mendengar jawaban si mbok nya, Padahal selama ini dia tahu kalau pemuda yang mendekati nya memang tidak ada yang serius karena dia miskin.
"Mas untung itu beneran cinta enggak sama aku mbok?" Tanya suketi sambil mengunyah bakwan.
"Malah jadi malapetaka jika untung memang serius dengan mu nduk! Pak lurah tidak akan tinggal diam." Sahut mbok giem.
"Resiko jadi orang miskin ya mbok." Ujar suketi tersenyum getir.
Mbok giem juga tersenyum mendengar ucapan putri nya, Cantik saja tidak cukup. Malah kecantikan kadang membawa bahaya.
Pagi hari mbok giem di kaget kan dengan kedatangan pak lurah yang secara tiba tiba, Tidak biasa nya orang kaya mau datang mampir kegubuk nya.
"Apa kabar nya mbak yu?" Tanya pak lurah tersenyum ramah.
"Baik pak lurah." Jawab mbok giem.
"Jangan sungkan begitu, Saya datang karena ada yang perlu di bicarakan dengan suketi. Dan itu tentu nya hal baik." Ucap pak lurah.
Mbok giem lega karena pak lurah menyebut ini hal baik, Jujur saja ia takut jika pak lurah sampai marah besar karena hubungan suketi dan untung.
"Suketi nya ada di dalam pak, Biar saya panggil kan dulu." Ujar mbok giem.
"Silah kan mbak yu." Jawab pak lurah.
Suketi mendekat karena melihat si mbok nya yang tergopoh gopoh, Dari tadi ia mendengar suara pak lurah.
"Kenapa pak lurah datang mbok?" Tanya suketi.
"Kata nya ada yang mau di bicara kan sama mu su, Sana kamu keluar." Suruh mbok giem.
"Suketi takut mbok." Lirih suketi.
"Ndak marah kok dia su, Kamu yang baik yang kalau ngomong." Nasihat mbok giem.
Akhir nya suketi keluar dari rumah menemui pak lurah yang menunggu di teras, Sedikit takut ia duduk di hadapan ayah untung.
"Saya mau beli bawang dulu kewarung ya pak lurah, Silah kan ngobrol sama suketi." Pamit mbok giem tidak ingin mengganggu pembicaraan mereka.
"Ini ambil lah untuk tambahan beli bawang." Pak lurah memberikan uang lima puluh ribu.
"Tidak usah pak, Saya punya uang." Tolak mbok giem.
Saat pak lurah akan berdiri untuk memaksa nya mengambil uang tersebut, Mbok giem bergegas pergi dan menatap putri nya sekilas.
"Si mbok mu sejak dulu memang begitu." Ujar pak lurah.
"Kamu punya uang pak hasil dari jual jagung." Jawab suketi pelan.
"Banyak panen mu ya?" Tanya pak lurah.
"Tidak juga pak, Namun cukup lah untuk makan." Jawab suketi apa ada nya.
Pak lurah menatap belahan dada suketi yang nampak padat, Ia menelan air liur nya yang hampir jatuh.
"Saya sudah tahu hubungan mu dengan untung! Apa kau sungguh mencintai nya?" Tanya pak lurah.
"Iya pak."
"Saya bukan nya tidak merestui hubungan kamu sama untung, Namun anak saya itu belum bekerja suketi." Jelas pak lurah pindah duduk di samping suketi.
Suketi yang di dekati pun menjadi was was, Bukan nya tidak tahu jika pak lurah adalah lelaki ****** juga.
"Mas untung bilang kalau dia mau bekerja apa saja saat nanti kami sudah menikah." Ujar suketi.
"Waah anak itu manis sekali mulut nya! Akan lebih baik jika kamu mencari pria yang sudah bekerja dan berpangkat su, Seperti saya misal nya." Ujar pak lurah mengelus rambut suketi.
"Maksud bapak apa?!" Suketi mundur.
"Kamu itu cantik sekali suketi, Sayang jika hanya mendapat suami seperti untung." Ucap pak lurah.
"Mas untung mencintai saya dengan tulus pak." Ujar suketi.
"Saya juga bisa mencintai kamu, Bahkan saya akan sangat mencintai kamu." Pak lurah tiba tiba berdiri mendekap suketi.
"Lepas kan saya pak!" Teriak suketi ketakutan.
"Hussh jangan berisik, Aduhh empuk nya." Gumam pak lurah.
Plaak.
Suketi menampar pak lurah ketika lelaki tua itu ingin mendusal dada nya, Bahkan untung sang kekasih pun tidak pernah melakukan hal itu.
"Cih! Kau masih belagak ternyata!" Geram pak lurah.
"Biar pun saja miskin, Namun saya tidak akan menjual diri." Tegas suketi.
Pak lurah menyeringai iblis, Ia bertepuk tangan dua kali. Tak lama datang lima orang yang suketi kenal semua nya.
Ada pakde tomo juga di sana, Jelas sudah bahwa para bandot tua ini ingin melakukan hal buruk pada suketi.
"Padahal aku ingin menjadikan mu istri suketi, Tapi karena kamu menolak. Terpaksa mereka juga akan mencicipi mu." Seringai pak lurah.
"Jangan mendekat! Toloooong, Tolongg saya." Teriak suketi.
Pak lurah cepat membekap mulut suketi dengan kain yang sudah ia siap kan, Pria yang berjumbalah enam orang itu segera memegangi suketi dan memasukan nya kedalam mobil.
Hingga mereka tiba di sebuah hutan yang agak terpencil dari kampung warga, Ada juga pondok yang tegak di sana.
"Waah akhir nya ular ku bisa masuk kedalam goa nya." Ujar pakde tomo tidak sabar.
"Jangan sembrono kau ya! Kalian boleh memakai nya setelah aku puas." Hardik pak lurah.
"Iya pak." Angguk mereka barengan.
Suketi yang pingsan belum tahu nasib apa yang akan ia alami, Pak lurah membaring kan gadis cantik ini di ranjang kayu yang tampak sudah usang.
Tangan suketi segera di ikat serta kaki nya di buka lebar lalu di ikat, Setelah semua nya siap. Pak lurah menyuruh lima orang itu menunggu di luar.
"Hmmm cantik nya gadis ini." Pak lurah sangat kagum dengan wajah suketi.
Tangan pak lurah mengelus pipi suketi yang putih dan turun keleher, Tak lama tangan itu masuk kedalam kemben dan membuat adonan dengan kasar.
"Ooh ini toh rasa nya semangka mu." Gumam pak lurah meraup nya seperti bocah.
Tak lama mata suketi berkedip kedip tanda ia segera bangun, Saat sadar ia ingin langsung duduk. Namun terhalang karena tangan nya di ikat.
"Apa ini gusti." Kaget suketi terjingkat karena merasa kan hangat di dada nya.
"Ooh udah bangun gadis ku ini, Tanda nya udah siap." Ujar pak lurah bangkit.
"Tolong lepas kan saya pak lurah, Saya janji tidak akan berhubungan dengan mas untung lagi." Hiba suketi menangis ketakutan.
"Ya sayang toh saya udah susah bawa kamu kesini kok mau di lepas kan." Jawab pak lurah santai membuka pakaian nya.
Pak lurah juga mengambil pil berwarna biru dari dalam botol, Ia menelan nya dengan air putih dan kembali mendekati suketi.
"Tidak! Jangan pak lurah." Teriak suketi melihat pak lurah yang sudah polos.
"Suutt, Nanti enak kok sayang." Bujuk pak lurah menarik rok yang suketi pakai.
"Tidaakk jangan perkosa saya!" Jerit suketi meronta ronta ingin lepas.
Sreekk.
Kemben suketi di robek hingga terlihat lah gunung mancung yang mencuat indah, Pak lurah langsung meraup nya dengan ganas.
"Saya mohon jangan lakukan ini pak! Lepas kan saya!!" Teriak suketi.
"Uuhh banyak juga rumput nya." Gumam pak lurah tidak meperdulikan suketi.
"Kasihani saya pak lurah, Jangan rusak masa depan saya." Pinta suketi dengan suara serak karena lelah berteriak.
Bandot tua ini tidak peduli dengan ucapan suketi, Kepala nya sudah di kuasai oleh nafsu setan yang menyesat kan.
"Aarrkkhh enak nya!"
Bersamaan dengan jeritan pak lurah yang di landa kenikmatan, Suketi juga berteriak keras. Gadis ini kesakitan karena ini yang pertama untuk nya.