SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Air Susu Dibalas Air Tuba

Air Susu Dibalas Air Tuba

episode 1 21+

Hari itu tepatnya pada hari sabtu, nampaklah dua orang yang memakai masker berwarna hitam yang menutupi seluruh wajah mereka disertai dengan atribut berwarna senada yang menempel pada tubuh mereka. Dua orang tersebut nampak sedang merencanakan sesuatu yang telah direncanakan dengan matang sebelumnya...

Kedua orang tersebut mengendarai kendaraan roda dua yang berwarna senada dengan kostum mereka... mengendarai dengan brutal dan ugal-ugalan tanpa memedulikan u*patan dan c*cian dari para pengemudi lainnya...

"Heiii!! kurang asam!" kata salah satu pengemudi yang memakai jaket kebesarannya yang berwarna hijau itu...

Kedua pengendara itu hanya menengok sekilas lalu melajukan kembali kendaraan dengan amat kencangnya...

"Bruuum... bruummm... bruuumm" begitulah bunyi dari kendaraan tersebut memecah keramaian di jalanan kota tersebut...

Akhirnya sampailah mereka di tempat tujuan, nampaklah sebuah kotsan berwarna biru langit dengan dinding semi permanen, nampak juga di depan kotsan tersebut terdapat dua buah pohon mangga yang berjejer rapi. Pandangan mereka mengitari ke seantero kotsan tersebut dan nampaknya kotsan tersebut agak sepi karena pintunya tertutup semua, dari kotsan nomor satu hingga nomor sepuluh tersebut, sepertinya para penghuni kotsan sedang tidur siang atau keluar pada week end... entahlah... begitulah pemikiran dua orang tersebut..

"Ayo kita ke sana!" Kata seseorang yang bertubuh lebih tinggi dari teman satunya...

Mereka pun melangkahkan kaki mereka menuju kotsan yang bernomor lima, sembari menggedor dengan keras...

"TOK... TOK... TOK" ketukan pintu berlangsung berulang-ulang membangunkan sang penghuni kotsan tersebut... ia berdiri dengan lemas karena kondisinya yang kurang fit... nampak juga penghuni kamar sebelah terbangun karena gedoran yang amat keras... namun mereka tak keluar karena merasa malas...

"ia sebentar!" Terdengar sahutan dari dalam Iotsan nomor lima tersebut...

"CEPAT BUKA!!!" kata seseorang yang mengetok pintu tersebut berteriak dengan suara yang amat keras..

"ia sebentar napa" jawaban setengah berteriak dari dalam sembari membuka tersebut.. dan wajahnya terkejut dan berubah menjadi pias ketika melihat dua sosok yang terlihat seperti merencanakan sesuatu yang buruk terhadap dirinya...

"deg... deg... deg..." begitulah bunyi irama jantung yang memacu dengan kencang....

kemudian ia berteriak

" TOLOOONG"

lalu sosok yang bertubuh pendek membekap mulut penghuni kotsan nomor lima tersebut...

Penghuni kamar sebelah yang mendengar teriakan suara minta tolong dari kamar sebelah...segera keluar...

"kreeet" terdengar suara pintu terbuka dan tampaklah dua orang perempuan yang terkejut melihat aksi dua orang tersebut...

kedua orang tersebut juga terkejut... melihat kedua gadis tersebut... dan salah satu yang bertubuh tinggi mengeluarkan sesuatu dari sakunya yaitu sebuah benda yang terlipat dan terlihat berwarna perak dan sepertinya sangat t*jam.... lalu mendaratkan ke hadapan mereka...

"apa kalian lihat-lihat? cepat masuk!! atau kalian kami musnah kan dari muka bumi ini... ucapnya dengan nada yang mengandung ancaman... wajah kedua gadis tersebut berubah pias disertai kaki yang gemetaran karena saking takutnya... lalu mereka pun masuk lagi ke dalam kotsan mereka...

kedua orang tersebut langsung mendorong tubuh penghuni kotsan tersebut ke dalam... sesampainya di dalam sosok yang memegang benda terrlipat membuka masker yang menutupi seluruh wajahnya... muka sang penghuni kots tersebut terkejut dengan mata yang setengah terbelalak...

"Bram..." katanya yang tak sanggup menelan salivanya

"hai sayang...." kata Bram sembari memainkan benda di tangannya disertai dengan senyum smirknya...

"Naya... Naya.. aku kan sudah pernah bilang... jangan pernah pergi dari rumahku..!!!. namun kau ternyata tak menghiraukan peringatanku..." kata Bram sambil menaruh pisau di pipi Naya secara bergantian dari sebelah kanan kemudian di sebelah kiri...

Yah... penghuni kamar kotsan nomor lima itu adalah Naya dan Bram adalah suaminya... dan seseorang lagi adalah Frend sahabat Bram yang sama gi*anya seperti Bram...

"kenapa aku meninggalkan rumahku... karena aku ke sini untuk kerja... sementara aku di rumahmu... aku malu sama orang tuamu... kita sudah menikah... sementara kau tidak bekerja dan hanya minum-minum bersama teman gi*amu ini..." kata Naya yang mulai tersulut emosi...

"hei kenapa kau bawa-bawa aku?!" kata Frend yg ikutan emosi...

"memang betul...."

"DIAAA..AAM" Belum selesai Naya menyelesaikan kata-katanya.... sudah di sela oleh Bram.....

"ayo pulang!" kata Bram mengajak Naya untuk pulang...sembari menarik tangan Naya untuk mengajaknya pulang...

"TIDAK MAUUU!!!" kekeh Naya

akhirnya perang mulut pun terjadi... disertai dengan benda-benda yang dihempaskan dengan keras... Ke mana Frend...? dia bertugas di luar mengamati jika ada orang yang datang karena mendengar percek-cokan mereka yang berniat untuk melerai.. nampak anteng-anteng saja mungkin karena week end... orang-orang pada liburan... sementara dua gadis di kamar sebelah nampak meringkuk di balik selimut dengan tubuh gemetaran disertai keringat dingin yang bercucuran...

Tiba-tiba...

"shraaash..." noda merah dan berbau anyir itu mengalir dari dada Naya...

"sayang... inilah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan kata-kataku" kata Bram dengan bibir menyungging sembari menjilat darah yang ada di benda berwarna perak tersebut... sembari memandangi wajah isterinya yang menahan sakit dengan mata melihat ke arah Bram yang mengisyaratkan bahwa ia tak menduga kalau Bram bisa melakukan itu pada dirinya yang tengah mengandung tiga bulan... lalu...

"shrash... shrash..." noda merah itu mengalir dari perut sebelah kiri dan kanan dan termuncrat menghiasi dinding-dinding yang menjadi saksi bisu akibat tindakan yang tak bermoral dari suami Naya... akibat ungkapan cinta dari benda perak yang menembus ke perut Naya... dan

"ukhu" Naya mengeluarkan benda berwarna merah dari mulutnya lalu terkulai lemas di lantai dengan benda merah mengalir deras dari tubuh Naya....

seketika Bram tersadar sembari menangis sejadi-jadinya dan merontah-rontah menyebut-nyebut nama isterinya...

"NAYA... NAYAA... NAYAAA... maafkan aku sayang.... maafkan aku.... kalau kau mendengarkan kata-kataku hal ini tidak terjadi..." ucapnya sesenggukan sembari memeluk tubuh isterinya yang telah menghadap kepada Sang Pemilik kehidupan...

Mendengar teriakan Bram dari dalam... Frend terburu-buru masuk ke dalam... ia terkejut melihat pemandangan di depannya... lalu mendekat ke arah mereka kemudian memegang pergelangan tangan Naya sembari menggeleng pelan menandakan Naya sudah tiada...

Frend pun menghela nafas sembari berkata:

"Naya sudah tiada... ayo kita bereskan ini!" sembari menarik tangan Bram

"aku tidak mau pergi... aku ingin di sini bersama Naya..." kata Bram sembari terisak-isak...

"eh man... kalau kita tetap ada di sini... yang ada polisi menangkap kita... ayo beres-beres... kemudian cabut" kata Frend sembari menyemangati Bram dengan memukul bahunya secara pelan...

akhirnya... mereka beres-beres lalu meninggalkan tersebut... dengan perasaan yang berkecamuk..

"brumm... brummm... brummm" terdengar sayup-sayup suara kendaraan roda dua yang menjauh dari bilik kotsan yang di huni dua gadis tersebut...

setelah dipastikan aman, mereka pun menuju ke bilik sebelah....

"astaghfirullaahal 'adziim..." sahut mereka bersamaan sembari menutup mulut mereka dengan mata yang terbelalak melihat pemandangan di depan mereka...

bagaimanakag nasib jasadnya Naya..?. apakah Bram dan Frend tertangkap? saksikan episode selanjutnya ya guys...

😊😊😊 bersambung😊😊😊

mohon dukungannya ya say... ini adalah karya pertamaku...jangan lupa like dan komen ya say... salam kenal dan sayang untuk kalian... mmmuach... 😘😘😘😘 assalaamu alaikum

episode 2 21+

Pov Naya

mohon dukungannya ya😊😊😊

sejak kemarin badanku tak terasa enak.... jadi hari ini aku memilih tidak masuk kerja di butik Muslimah... Alhamdulillah... pemilik tempat kerjaku mengizinkan untuk istirahat hari ini... mungkin karena bawaan bayi kali ya sampai badanku pada sakit semua... tempat kerjaku itu libur hanya pada saat hari ahad saja...

Hari ini kerjaanku hanya berbaring saja... karena tubuhku lemah sekali... padahal pakaian lagi pada menumpuk... aku pun mau makan... hanya bisa pesan online... Tadi aku hanya pesan bubur ayam langgananku melalui media online... padahal jaraknya tidak begitu jauh dari kotsan ini... hanya butuh sekitar lima belas menit berjalan kaki sampai di sana...

Akupun ketiduran sampai tengah hari... tiba-tiba sayup-sayup aku mendengar suara motor berhenti di depan kotsanku... ah mungkin pacar dari gadis yang tinggal di sebelah kotsanku... aku pun melanjutkan lagi tidurku lagi...

Selang beberapa menit... aku mendengar seperti suara langkah kaki yang bergerak mendekati kamarku... mereka berhenti sejenak... lalu terdengar ketukan pintu yang teramat kencang... rasanya seperti akan memecahkan pintu terbuat dari kayu yang sudah nampak lapuk... maklumlah kotsan dengan harga yang terjangkau... deg... sontak aku kaget dengan degup jantung yang beradu cepat seperti genderang mau perang... karena aku sudah terlelap dalam dunia mimpi...

Gedoran di pintu itu semakin kencang... seperti debt colektor yang menagih hutang kepada penghutang yang tidak membayar...

lalu ku menyahut

"ia sebentar..." sembari membereskan tempat tidur yang berantakan dan mengukat rambutku seperti ekor kuda...

"siapa sih tidak sabaran amat?" gerutuku pelan dengan memanyunkan bibirku saking kesalnya...

"CEPAT BUKAA" teriak orang itu seperti suara guntur yang memecah sunyinya kegelapan malam...

"kok suara orang itu seperti tidak asing?... kaya kenal" tanyaku pada diri sendiri..

karena rasa penasaran pada sosok yang berteriak itu... aku mengintip di jendela yang sudah kusam di makan usia... nampak beberapa bagian sudah pada retak...

nampaklah dengan jelas dua orang berpakaian serba hitam dari ujung kaki hingga ujung kepala... hanya menyisahkan mata yang terlihat seperti akan memuntahkan amarah yang tersimpan ...

Aku berada dalam kebimbangan... antara membuka pintu tersebut atau tidak... namun gedoran pintu itu makin bertambah kencang... memecah keheningan di suasana siang hari yang terik... namun karena mengkhawatirkan pintu itu akan jebol... karena aku tak ada untuk memerbaikinya yang bertepatan tanggal tua... akhirnya aku memutuskan membuka pintu itu... dengan rencana begitu pintu terbuka aku langsung berteriak meminta tolong... aku pun membuka pintu itu dan...

"TOLOOOONG"... Akupun berteriak dengan sekuat tenagaku...

Nampak salah satu berperawakan agak pendek sekilas terlihat khawatir dengan kepalanya celingukan ke kanan dan ke kiri... sepertinya dia ketakutan kalau-kalau ada warga setempat yang mendengar teriakanku... ia langsung sigap membekap mulutku dengan tangannya dengan ekspresi ketakutannya...

Mungkin karena mendengar teriakanku meminta tolong... penghuni kamar sebelah yang diisi olehkedua gadis kakak beradik yang bernama Shila dan sally itu keluar... mungkin ingin bermaksud menolongku... karena mereka tahu dari kemarin badanku tidak fit...

Terlihat mereka membuka pintu dan seketika mereka terkejut melihatku dengan mulut terbekap tangan orang itu... nampak seseorang yang berperawakan tinggi... dari postur tubuhnya dia terlihat seperti sosok suamiku... menoleh ke mereka... lalu mengeluarkan sebilah benda perak yang terlipat dari sakunya... lalu mengarahkan kepada kedua bersaudara itu dengan kata-kata yang mengandung anc*man...

"apa kalian lihat-lihat? CEPAT MASUUK!!... Atau kalian akan kami musnahkan kalian dari muka bumi ini..."

Shila dan Sally pun langsung masuk ke kamar mereka dengan perasaan takut... mereka melihatku sekilas... seperti merasa khawatir jika meninggalkanku... aku mengangguk kepada mereka bahwa aku tidak apa-apa... kemudian aku di dorong masuk ke dalam oleh orang yang membekap mulutku... lalu diikuti oleh sesosok yang berperawakan tinggi itu... terlihat dia menutup pintu dan membuka masker yang menutup wajahnya dengan senyuman yang menyeringai... betapa terkejutnya aku ketika dia membuka maskernya... dia adalah suamiku... senyuman yang dia tampakkan itu... adalah...

aku tahu senyuman itu... dia pasti akan bertindak kasar padaku seperti biasa...

"Bram..." kataku dengan bibir gemetaran dan keringat dingin mengucur sendiri tanpa pamit... aku ketakutan... aku sangat takut... dari mana dia tahu kalau aku berada di sini...

"hai sayang" katanya sangat halus sembari memainkan benda lipat di tangannya...

"Naya... Nayaa....aku kan sudah pernah bilang jangan pernah pergi dari rumahku..!! namun kau tidak menghiraukan peringatanku... katanya sembari melihatku dengan tatapan tajam dengan memainkan benda perak ke pipiku secara bergantian...

"kenapa aku meninggalkan rumahmu?!... karena di sini aku untuk kerja...!! sementara aku di rumahmu... aku malu sama orang tuamu... kita sudah menikah... sementara kau tidak bekerja dan kau hanya minum-minum dengan teman gi*amu ini...!! kataku dengan penuh tekanan sembari melirik ke Frend... kenapa aku bisa tahu... karena dia sudah membuka maskernya dari tadi...

"heii... kenapa kau bawa-bawa aku??!" tanya Frenfd dengan emosi...

"memang betul..." belum selesai omonganku mas Bram sudah memotong ucapanku dengan bentakan

"DIAAA...AAM"...

akupun terdiam... Frend keluar raut wajahnya seperti tidak suka dengan bentakan Bram...

"Ayo pulang..." katanya sembari memegang tanganku untuk pulang bersamanya...

"TIDAAAK... MAUU!!" aku tetap bersikeras untuk tidak mau pergi....

akhirnya kamipun perang mulut disertai dengan hempasan benda-benda yang berada di sekitar menjadi pecah berantakan mengiringi pertengkaran kami... kami sama-sama tidak ada yang mau mengalah... tetap memertahankan pendapat kami masing-masing...

Lalu...

"shrassh..." seperti suara kulit yang terkoyak yang mengeluarkan cairan merah dari dalamnya mengenai pakaianku... ia mengalir tanpa henti... aku memandangnya sekilas... aku tidak menyangka dia akan melakukan itu... melukai diriku yang merupakan isterinya... aku tersenyum mengingat pengorbananku padanya... mengorbankan segalanya bahkan sampai rela meninggalkan orang tuaku hanya demi dirinya... orang yang sangat kucintai sampai saat ini... walaupun sudah sering ia menyakiti fisikku...

"sayang... inilah akibatnya kalau kamu tidak mendengar omonganku"... lalu ia menghujam tubuhku berkali-berkali dengan benda perak itu ...

"shrassh... shrassh... shrassh..." hingga cairan merah dalam tubuhku itu berceceran ke mana-mana dan sebagiannya menempel di dinding dengan indahnya... ternyata cairan merah itu mengalir dari peritku yang ditumbuhi buah hatiku dengan sosok laki-laki yang dinamakan suami itu... Aku memegang perutku sembari mengelusnya pelan...

"anakku... anakku..." lirihku dengan pandangan yang mulai mengabur dan "ukhu" aku memuntahkan cairan pekat dan anyir itu... aku memandang mas Bram sekilas lalu tubuhku ambruk ke lantai dengan rasa sakit yang amat sangat menjalar di hatiku mengalahkan rasa sakit sobekan pada tubuhku ...

"maafkan ibu nak... ibu tidak bisa menjagamu dengan baik... maafkanlah ayahmu... dia tak tahu kau berada dalam sini... di perut bunda... tapi jangan khawatir kita akan melangkah bersama... nak... jangan pernah membenci ayahmu... kita do'akan dari sana... semoga ayahmu tidak seperti itu lagi... pak... Bu... maafkan Naya... maafkan Naya yang tidak mendengarkan nasehat kalian... bahkan kalian melakukan itu untuk kebaikanku... jangan bersedih... aku tidak sendiri... ada anakku yang menemaniku..." kataku sembari mengelus perutku... kupandang sekilas wajah mas Bram... nampak ia terlihat dengan sorot mata yang sulit diartikan...

"mas selamat tinggal... aku tetap mencintaimu mas... jangan menyesal... aku yang gagal mengarahkanmu ke jalan yang benar... selamat tinggal mas... i love you" mataku mulai redup dan sudah tak terlihat apa-apa lagi... aku seperti tertidur bahkan sobekan tubuhku tak terasa sakit lagi...

(aku nulis ini sambil nangis lo..😢😢😭)...

🤗bersambung🤗