SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
RAJA BELADIRI

RAJA BELADIRI

Bab 1 - Mendapatkan Ingatan Kehidupan Sebelumnya

Disebuah daratan yang luas pertempuran besar antara Manusia dan Iblis seperti ganasnya guntur yang menyambar. Sejarah yang panjang pertarungan berlangsung sampai titik kedua belah pihak berada diambang kehancuran.

Salah seorang Pria tak tertandingi maju bersama dengan Pasukan besarnya, dia memiliki banyak gelar pada dirinya dan dikenal sebagai Penguasa Dunia yang gila. Rakyat jelata yang mengembangkan seni beladiri tak tertandingi yang menjadi sosok yang ditakuti oleh Iblis yang bernama Xiao Yan yang telah mencapai level 10.

Dimanapun Xiao Yan maju semuanya berubah menjadi kehancuran besar bagi musuhnya, tumpukan mayat yang menggunung dan darah mengalir seperti aliran sungai. Pedang hitam ditangannya sangat tajam dan menandakan semua pencapaian besarnya.

Kegelapan disisi lain terbentuk dan sorot mata yang merah menunjukan rasa haus darahnya, Raja Iblis menunjukan sosoknya dan berniat bertarung sampai akhir.

Xiao Yan melepaskan jubahnya dan tertawa, "Hahaha... kau akhirnya menunjukan dirimu sendiri sebelum aku datang ke Kastilmu, apakah kau sudah siap untuk mati ?"

"Sebagai seseorang yang dibenci oleh Mana kau dapat mencapai tingkatan ini. Dunia ini sudah berada diambang kehancuran dan itu adalah takdirnya, kau berusaha melawanku sama saja dengan melawan takdir itu sendiri." Raja Iblis mengangkat tangannya dan memadatkan Bola Hitam ditelapak tangannya.

"Persetan dengan takdir." Xiao Yan maju dengan Pedangnya dan serangan mereka berbenturan satu sama lain.

Pertarungan diantara mereka memakan waktu yang sangat lama, sepuluh hari terlewat begitu saja dan Xiao Yan keluar sebagai pemenangnya. Darah mengalir deras dari tubuhnya dan Pedang ditangannya patah, Raja Iblis dipotong menjadi dua bagian olehnya dan menjelang kematiannya dia tersenyum.

Raja Iblis memuntahkan darah dan berkata, "Bagaimana manusia sepertimu dapat menjadi sekuat ini tanpa memiliki Mana sedikitpun ?"

Xiao Yan duduk dan tersenyum, "Yah... tidak masalah memberitahumu lagi pula kau akan segera mati. Aku ini hanya iri kepada bajingan seperti kalian yang dapat menggunakan Mana Alam dengan bebas, setelah usahaku puluhan tahun dalam melakukan penjelajahan akhirnya aku dapat memodifikasi Seni Beladiri dengan gayaku sendiri."

"Jadi begitu... Seni Beladiri... hal yang kami anggap tidak berguna menjadi harta ditanganmu." Kata Raja Iblis dengan senyum yang lebar.

Xiao Yan tidak berpikir demikian dan pada akhirnya tidak ada jalan yang mudah untuknya, faktanya Seni Beladiri yang dia pelajari sama sekali tidak lengkap dan hanya sebagian saja. Menggunakan energi internal didalam tubuh dan memadatkannya menjadi kekuatannya.

Sayangnya dia terlahir dengan kondisi yang mengerikan, sejak dia masih kecil tingkat kecerdasan dirinya diluar rata-rata. Namun sayangnya Mana atau yang bisa disebut dengan energi alam menolaknya dan dia tidak memiliki hak untuk menjadi Kesatria ataupun Penyihir.

Xiao Yan sudah mempelajari segala jenis cara namun pada akhirnya tidak ada yang bisa dia lakukan, walaupun dengan kekuatannya sekarang dia menjadi Raja Manusia tetapi Xiao Yan menginginkan lebih dan penasaran dengan Seni Beladiri Surgawi yang lengkap.

"Hei... bukankah kau terlalu lama hanya untuk meledakan Intimu ?" Xiao Yan tahu rencana Raja Iblis.

"Cough... matamu itu sangat mengerikan karena bisa melihat rencanaku." Raja Iblis memuntahkan darah dari mulutnya.

Setiap Iblis pasti memiliki inti didalam tubuhnya dan tergantung dengan kekuatannya itu dapat menciptakan ledakan yang besar. Xiao Yan sengaja tidak menghancurkannya dan ini membuat Raja Iblis sedikit penasaran,

"Kalian para Iblis terkenal sangat licik dan itu sudah biasa bagiku. Aku bertarung karena itu adalah sebuah kesenangan, dunia ini sudah tidak membutuhkan kita dan dengan kekuatanku saat ini mustahil bagiku menahan ledakan Intimu. Raja Manusia mati mengorbankan dirinya untuk membunuh Raja Iblis, cerita seperti itu bukankah sangat keren." Xiao Yan duduk dan tersenyum dengan santai.

"Hahaha.... kegilaanmu memang sangat luar biasa, sebuah kehormatan besar karena bisa bersaing denganmu." Raja Iblis tertawa dengan keras dan Inti Iblisnya meledak.

Xiao Yan tidak bergerak sedikitpun dari pusat ledakan dan tubuhnya perlahan menjadi abu bersama dengan Raja Iblis. Dengan kehidupan seperti ini dia sedikit kecewa karena tidak bisa mempelajari mana, namun dikenang sebagai Raja Manusia juga tidaklah buruk untuknya.

Bumi tahun 2500 lebih dari 300 tahun lamanya struktur Bumi sudah berubah total, banyaknya Dimensi Pararel mulai berdekatan satu sama lain dan Gate mulai muncul. Banyak Monster Abbys yang muncul dari dalam Gate dan membuat kehancuran diberbagai tempat.

Alat Modern dan banyaknya Seniman Beladiri yang tak terhitung jumlahnya mati dalam mempertahankan umat Manusia. Evolusi mulai berkembang diantara manusia dan setiap orang yang sudah berumur 17 tahun mereka akan menerima Job Hunter yang diukur melalui bakat.

Hujan yang lebat mengguyur Kota Beihan dan disebuah rumah kecil seorang Pria bangun dari tempat tidurnya sambil menatap cermin. Wajahnya yang babak belur dan rasa sakitnya terasa sangat jelas.

"Aku terlahir kembali." Xiao Yan melihat kearah cermin dengan penuh ketidak percayaan.

Xiao Yan melihat sekelilingnya dan melihat Pria yang tidur dilantai dengan selimut tipis, Pria itu tidak lain adalah Adiknya Xiao Xuan dan mereka merupakan seorang yatim piatu. Orang tua mereka meninggal karena serangan Monster Abbys dan mereka menjalani hidup sambil bahu membahu.

"Aku ingat sekarang... aku dipukuli beberapa preman dan berakhir seperti ini. Penampilanku sama sekali tidak berubah dan hanya saja tubuh ini belum terlatih sama sekali." Xiao Yan memejamkan matanya dan tersenyum.

Walaupun tipis dia dapat merasakan mana yang terkumpul didalam tubuhnya, ini adalah kesempatan yang sangat langka melihat kehidupan dimasa lalu dia sama sekali tidak dapat menggunakannya. Jika ini adalah kelahiran kembali maka dia harus berterimakasih untuk itu, dengan ini dia bisa mempraktekan Seni Beladiri Surgawi versi lengkap.

Xiao Yan mengelus rambut adiknya dan bergumam, "Kau sudah banyak menderita dan sekarang biarkan aku yang mengurus semuanya, Kakakmu ini akan menjadi orang yang bisa diandalkan dimasa depan.".

Kondisi sekarang terlihat sangat mengerikan karena hidup dalam kemiskinan, dia dan adiknya harus berkerja paruh waktu selama sekolah. Bahkan untuk makan daging saja itu sudah merupakan kemewahan terbesar untuk mereka.

Xiao Yan tidak bisa membiarkan situasi ini terus berlanjut, jika dia ingin kuat maka perlu banyak hal yang akan dia butuhkan nantinya. Adapun Monster Abbys diluar sana itu tidak menakutkan sama sekali baginya, dia sudah membantai banyak Ras dan tangannya dilumuri oleh darah.

Memiliki Keluarga seperti Xiao Xuan ini adalah hal baru baginya, untuk sekarang dia akan berjuang untuk hidup yang layak. Karena itulah dia akan mengulang pelatihannya dan tujuan utamanya sekarang adalah satu hal yaitu membungkam semua orang yang sudah meremehkannya, sudah waktunya burung kecil membentangkan sayapnya dan belajar untuk terbang tinggi dilangit yang luas.

Bab 2 - Sarang Preman

Xiao Xuan mencium bau wangi dan bangun dari tidurnya, didepannya sudah ada makanan yang sudah disiapkan oleh Kakaknya dan walaupun hanya mie instan dan umbi-umbian itu sudah cukup menggugah selera makannya.

"Apa yang kau lakukan Kakak ?" Xiao Xuan sangat terkejut melihat Kakaknya yang berlatih.

"Aku sudah sehat dan abaikan saja aku... makanlah dan ikutlah berlatih bersamaku setelahnya." Xiao Yan melakukan push up sejak pagi dengan beban batu yang ada diatas punggungnya.

Xiao Xuan memakan makanannya dan sekilas dia merasa jika Kakaknya sudah berubah, mata yang sebelumnya tenang dan penuh ketabahan sekarang memiliki sorot keberanian. Kemungkinan insiden terakhir kali membuatnya terguncang dan ingin melakukan balas dendam.

"Jika aku tidak salah kau memiliki Job seorang Penyihir, elemen apa yang dapat kau kuasai ?" Tanya Xiao Yan dengan penasaran.

"Ugh... menurut data aku memiliki afinitas yang tinggi dengan Api. Tapi aku tidak bisa memvisualisasikannya karena Manaku hanya berjumlah 50. Aku tidak berbakat dalam hal ini dan Jobnya tidak sesuai, aku pikir aku harus menyerah kepada mimpiku." Kata Xiao Xuan sambil tersenyum.

Xiao Yan tersenyum dan tidak memiliki komentar apapun, walaupun ingatannya sangat berantakan sekarang namun dia tahu benar sifat adiknya. Bakatnya mungkin tidak terlalu bagus tapi bukan berati Xiao Yan tidak punya solusi untuknya, Adiknya memiliki hati yang lembut dan itu bertolak belakang dengannya.

"Lalu jika suatu saat kau menjadi Penyihir yang hebat, apa yang ingin kau lakukan ?" Tanya Xiao Yan dengan santai.

"Menjadi kaya dan membangun sebuah panti asuhan sekaligus menolong orang dengan membunuh Monster Abbys." Jawab Xiao Xuan dengan tegas dan walaupun hari itu tidak akan pernah datang kepadanya.

Xiao Yan berdiri dan mengelap keringatnya, dia mengambil sebuah kertas dan pulpen dengan cepat menuliskan sebuah metode. Setelah mendengar hal ini dia tidak bisa mengabaikannya, seseorang pasti akan tumbuh dewasa nantinya dan sudah waktunya bagi Xiao Xuan untuk menemukan jalannya sendiri.

Xiao Yan memberikannya dan berkata, "Ini adalah metode pernafasan mana elemen api yang aku dapatkan dari Guruku. Beliau mengatakan jika metode ini tidak boleh disebar luaskan atau dia akan membunuhku."

"Lalu kenapa Kakak memberikannya kepadaku ?" Xiao Xuan enggan menerimanya dan tidak suka jika nyawa Kakaknya dipertaruhkan.

"Tidak ada pilihan lain karena kau adalah Adikku... kau sudah mendapatkan metode yang bagus dan aku harus pergi bekerja. Jika kau ingin mewujudkan mimpimu maka kau harus bekerja keras, jangan sia-siakan kesempatan ini." Xiao Yan pergi ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi bekerja.

Xiao Xuan terlihat sedikit ragu dan bermeditasi sebentar, tubuhnya diselimuti oleh api dan setiap nafasnya sangat panas. Dadanya perlahan mulai sesak dan dia buru-buru menghentikannya, hanya dalam beberapa menit dia merasakan jumlah Mana miliknya meningkat pesat.

Xiao Yan keluar dan memakai memakai jaketnya, "Aku lupa memberitahumu... jangan lakukan latihan itu didalam rumah jika nanti terjadi kecelakaan dan kau lepas kontrol kita akan kehilangan rumah. Akan sangat efektif jika kau berlatih didekat api !"

"Maksud Kakak aku harus menyalakan lilin dan berlatih didekatnya begitu ?" Tanya Xiao Xuan dengan penuh semangat.

"Ugh... maksudku kau harus memanfaatkan hawa panas secara langsung. Ambil contoh seperti ini... jika kau berlatih didekat kawah Gunung berapi maka udara panas pastinya sangat terasa." Xiao Yan menjelaskannya dengan singkat dan pamit pergi.

Xiao Xuan tidak menyangka jika Kakaknya memiliki metode semacam ini, teori ini belum pernah dijelaskan oleh para Ahli namun semuanya masih terbilang sangat masuk akal. Xiao Xuan akan memberikan yang terbaik untuk memenuhi impiannya dan dimasa depan dialah yang akan membantu Kakaknya.

Kakaknya tidak memiliki Job yang cocok dan tidak bisa menjadi seorang Hunter. Karena itulah dia akan bekerja keras agar dimasa depan Kakaknya bisa hidup dengan layak.

Xiao Yan berjalan dengan santai sambil melihat pemandangan kota, namun tujuannya kali ini bukan ketempat pekerjaannya dan setelah beberapa waktu dia sampai disebuah bangunan kosong. Didalam sana terjadi sedikit kebisingan dan dia masuk kedalam dengan santai. Didalam ada empat orang preman yang sedang berjudi, melihat kedatangan pengunjung membuat mereka sedikit geli.

"Yo... Bocah ini datang kemari lagi... apakah kau ingin dipukuli sama seperti sebelumnya ?" Tanya Preman itu yang berjalan kearah Xiao Yan.

Preman itu memegang kepala Xiao Yan dan terlihat meremehkannya. Xiao Yan tersenyum dan berkata, "Kau orang pertama yang berani memegang kepalaku !"

Xiao Yan mencengkram tangan besar itu dan menggunakan sedikit tenaga dalam, pria besar itu berteriak kesakitan dan ketiga rekannya mengambil pisau dipinggang mereka.

"Argh... bajingan ini aku akan membunuhmu." Teriak Pria besar yang terlihat kesakitan.

"Menarik." Xiao Yan menggunakan kekuatannya dan memutar tangan Pria besar itu hingga patah.

*Krak.*

Suara lengan yang patah dan teriakan kesakitan terdengar sangat kencang, Pria besar itu berlutut ditanah sambil menangis dan ketiga temannya saling memandang satu sama lain dengan penuh keraguan. Bocah yang mereka pukuli dua hari yang lalu sekarang kembali dengan kegilaannya, dia bahkan tidak ragu mematahkan lengan orang lain seolah dia tidak peduli dengan kehidupannya.

"Bocah.... lebih baik kau melepaskannya jika tidak ini tidak akan berakhir baik-baik saja !" Salah satu dari mereka mencoba mengancam Xiao Yan sambil menodongkan pisaunya.

"Pisau itu bukan mainan untuk anak-anak nakal seperti kalian." Xiao Yan berlari kearah mereka dan melompat.

Lututnya menghantam tepat wajah salah satu dari mereka dan darah keluar dari hidungnya, tubuhnya terlempar hingga mengenai meja dan Xiao Yan terlihat menggila. Dua pisau itu bergerak menuju kepalanya dan Xiao Yan menghindarinya dengan sangat mudah.

Baginya pertarungan dengan Raja Iblis itu masih seperti kemarin, walaupun tubuhnya tidak terlalu kuat namun kontrol energi dalam dan insting bertarungnya tidak hilang. Secara reflek Xiao Yan dapat menghindari serangan dan jika dia terkena pukulan dari orang-orang amatir ini maka lebih baik dia mengubur dirinya sendiri didalam tanah.

Xiao Yan menangkap kedua pergelangan tangan mereka dan memperkuat kuda-kudanya, dia mengangkat mereka berdua dan membantingnya ketanah dengan sangat keras.

"Sudah cukup main-mainnya... kalian bebas memilih ingin kematian seperti apa. Menguliti kalian, memotong kepala atau memotong tubuh kalian kecil-kecil dan memberikan kepada anjing untuk dimakan." Xiao Yan mengambil pisau mereka dan duduk dikursi.

Pria dengan lengan yang patah sangat ketakutan dan berlari menuju pintu keluar, namun sebelum dia pergi pisau terbang kearahnya dan menancap dibagian belakang kepalanya. Darah berceceran ditanah dan Xiao Yan membunuhnya tanpa sedikitpun rasa bersalah.

"Jika kalian menganggap perkataanku sebagai omong kosong maka itu akan menjadi masalah besar. Kalian bisa mencoba lari tapi apakah kalian lebih cepat dari lemparan pisauku atau tidak itu akan menjadi takdir." Xiao Yan memainkan pisau ditangannya.