SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Ukhti Pilihan Mafia

Ukhti Pilihan Mafia

Minta Tolong

Hosh..

Hosh..

Hosh..

" Nak.. Ini ada sejumlah uang yang ingin bapak setorkan nak, cepetan nak !! "

" mohon mengantri ya pak.. "

Doorr..

Doorr..

Doorr..

" aaaahhhhh.... "

Terdengar bunyi suara pistol mengudara yang sangat dekat dengan tempat kerja Habibah. Banyak orang yang berteriak histeris saat mendengar suara pistol yang di ledakkan.

" ada apa ini?? "

" Nak.. Jangan diperdulikan !! Tolong ambil uang ini, simpan uangnya, bapak mohon tolong bapak nak !! "

Melihat raut wajah memohon pak tua, mau tidak mau habibah menolongnya dan mengambil uang yang pak tua sodorkan dan menyimpan di tempat yang cuma habibah tau seorang saja.

PRAANNGG !!!

" aaahhhh.... "

Habibah menengadah dan melihat kalau kaca jendela telah dirusak seseorang.

" astaghfirullah.. Ada apa ini?? "

Habibah berdiri dari tempat duduknya dan akan berjalan ke depan untuk memastikan siapa yang sudah berani merusak properti tempat kerjanya.

" Nak bapak pergi dulu, "

Pak tua itu pamit pergi lewat pintu belakang perusahaan perbankan syariah tempat Habibah bekerja. Berlalunya pak tua pergi, datang beberapa orang masuk ke dalam ruangan kerja Habibah.

" mana orang itu?? "

Tanya salah satu orang berbadan besar yang maju ke depan meja kerja Habibah.

" Anda datang-datang merusak semuanya dan bertanya seseorang?? Hei bung.. Disini banyak orang yang datang, siapa yang Anda maksud?! "

Walaupun mereka menggenggam pistol di masing-masing tangannya. Tapi Habibah tak gentar maju ke depan untuk menjawab pertanyaan mereka.

" jangan banyak ngomong !! Dimana diaaa.... "

Bentak orang berbadan besar dan mencengkram kedua bahu Habibah sampai badan kecil Habibah terangkat ke atas.

" Turunkan !! "

Terdengar suara berat seseorang yang muncul dari belakang orang-orang yang berbadan besar.

" baik bos.. "

Akhirnya orang berbadan besar itu menurunkan badan Habibah.

" ssstt... "

Habibah mendesis kesakitan karena kedua bahunya diremas paksa oleh orang berbadan besar yang tak tau siapa mereka.

" ckk.. Hanya seorang permen yang terbungkus, berani sekali menyembunyikan seorang sampah !! "

Perkataan yang datar namun sangat sakit terdengar di telinga Habibah.

" dimana dia?? "

" siapa yang Anda maksud?? "

" dimana dia?? "

" dia siapa?? Dan siapa yang Anda cari?? "

" ckk.. "

Rey membuang nafasnya kasar, dia tidak sesabar itu. Lalu mendekat dan mengikis jarak diantara dia dan Habibah yang membuat Rey melihat mata indah Habibah dari dekat.

" pria tua yang baru saja masuk !! Dimana dia?? "

Rey mengulang pertanyaan-nya dan menekan setiap katanya agar Habibah mengingat.

" Dia sudah keluar 20 menit yang lalu "

" Shiitt... "

" cari dia sekarang jugaaa !!!! "

Mendengar jawaban dari Habibah, kini Rey seperti orang kesetanan dan memerintahkan semua orang berbadan besar yang berjumlah 4 orang untuk mencari keberadaan pria tua.

" bawa dia !! "

" baik bos.. "

Tanpa basa-basi, kedua lengan Habibah di pegang oleh kedua orang berbadan besar dan membawa paksa Habibah.

" hey... Apa kau gila.. Lepaskaann.. Lepaskan aku !! "

Sekuat tenaga Habibah memberontak, namun tak juga di dengar oleh Rey yang berjalan lebih dulu di depan Habibah.

Habibah di masukkan ke mobil yang berbeda dari mobil Rey, kemudian kedua mobil itu melaju ke mansion Rey yang ada di tengah kota Surabaya.

•••••

Di dalam mansion Rey,,

" lepaskaann.. Lepaskan akuuu.. Jangan sentuh akuuuu... "

Habibah masih terus berteriak pada Rey di depannya. Yang membuat darah Rey mendidih. Dan teriakan Habibah sukses membuat seluruh penghuni mansion keluar untuk melihat siapa yang sudah berani berteriak di kediaman mereka.

" Bang Rey.. Siapa dia?? "

Tanya seorang wanita yang notabennya adalah adik kandung Rey yang bernama Ria.

CTAKK..

Rey menyalakan rokoknya lalu membuang asapnya ke sembarang arah. Menyesapi setiap rasa rokok yang dihisapnya tanpa memperdulikan pertanyaan dari adik kandungnya itu.

Habibah masih saja di pegang oleh kedua lelaki berbadan besar di samping Rey, yang menunggu perintah selanjutnya.

" Rey.. "

Satu panggilan yang mampu membuat Rey menoleh dan berdiri dari duduknya,

" mamaahh... Bang Rey mah, Ria tanya malah gak dijawab ! " rengek Ria penuh mengadu.

" masuk Ria !! "

Bukannya pembelaan yang Ria dapatkan, melainkan pengusiran dari mamahnya. Ria memanyunkan bibirnya dan berdecak sebal pada mamah dan abangnya, kemudian berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya.

Tap..

Tap..

Tap..

Mamah Rita berjalan mendekat ke arah Habibah yang masih terus menggerakkan tubuhnya berharap bisa terlepas dari cengkraman kedua orang berbadan besar.

Kemudian Mamah Rita melihat mata Habibah dan tersenyum penuh arti.

" Siapa dia Rey?? "

Tanya Mamah Rita langsung pada anak sulungnya yang sedari tadi hanya diam sambil merokok.

" dia yang bisa membawa pak tua itu pulang kembali mah.. " jawab Rey sopan.

" hmm.. Baiklah. Idah.. Kita punya tamu.. "

Teriak Mamah Rita, yang kemudian membuat seorang maid berlari ke arahnya.

" iya Nyonya.. "

" siapkan kamar dan baju ganti.. Hmm sepertinya lebih tertutup, dan sangat tertutup !! "

" baik Nyonya.. "

Mamah Rita melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia merasa senang dan bahagia, terpancar dari raut wajahnya yang langsung memberikan kamar pada Habibah.

" ma..maaf Nyonya.. Saya ingin pulang ! "

Habibah memberanikan diri untuk berbicara di depan Mamah Rita, yang langsung mendapat tatapan tajam dari Rey.

Rey hendak melangkah, namun diurungkan niatnya karena tangan Mamah Rita meminta untuk Rey tetap diam di tempatnya.

" sayang.. Kamu tidak bisa keluar dari sini, maafkan Mamah tidak bisa bantu. "

Hanya kata itu yang keluar dari mulut Mamah Rita, dan kemudian berlalu meninggalkan Habibah ditempatnya.

Habibah melihat kepergian Mamah Rita yang naik ke lantai atas dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Harapan satu-satunya Habibah adalah meminta tolong dilepaskan oleh Mamah Rita, karena sepertinya laki-laki yang membawa Habibah kesini sangat patuh dan menghormati Mamah Rita.

Terbukti dengan semua perkataan dan tindakan dari Mamah Rita yang selalu di turuti oleh Rey tanpa adanya perlawanan.

" Den.. Kamar sudah siap, dan pakaiannya sedang menuju ke sini. "

Idah datang melaporkan tugasnya telah selesai pada Rey, tadinya ingin melapor pada Mamah Rita, namun sekarang adanya hanya Rey di ruang keluarga. Rey menganggukan kepalanya, dan kemudian Idah berlalu pergi meninggalkan Rey dan kedua orang yang masih memegang Habibah agar tidak kabur.

" masukkan dia ke kamar !! "

" siap bos.. "

Akhirnya Rey meminta kedua orangnya untuk membawa Habibah masuk ke dalam kamar yang sudah di sediakan.

" tidak.. Tidak.. Aku tidak maauuu.. Aku mau pulang aku mohon.. Aku mohon tuaaann.. "

Teriakan Habibah tidak di perdulikan Rey, hingga suaranya menjauh tak terdengar lagi.

" masukk.. "

Kedua orang badan besar itu mendorong paksa tubuh Habibah ke dalam kamar.

BRAKK.. KLEK !!

Dan mengunci Habibah di dalam kamar, kini Habibah hanya bisa menangisi nasibnya seorang diri di dalam kamar yang lumayan besar, dan terdapat kamar mandi di dalamnya. Lengkap dengan semua perabotan mandi dan perlengkapan make up.

" uhuk..uhukk..uhukk... Abi.. Umiii... "

Calon Menantu

" masukk.. "

Kedua orang badan besar itu mendorong paksa tubuh Habibah ke dalam kamar.

BRAKK.. KLEK !!

Dan mengunci Habibah di dalam kamar, kini Habibah hanya bisa menangisi nasibnya seorang diri di dalam kamar yang lumayan besar, dan terdapat kamar mandi di dalamnya. Lengkap dengan semua perabotan mandi dan perlengkapan make up.

" uhuk..uhukk..uhukk... Abi.. Umiii... "

Habibah duduk di depan pintu, tubuhnya merosot dan meringkuk sambil terisak menangis sendirian. Yang dirinya ingat hanya kedua orang tuanya saja saat ini.

" Astaghfirullah.. Aku gak boleh gini, "

Habibah teringat pada rabnya dan berdiri untuk mengambil wudhu, dan sholat meminta pertolongan pada rabnya.

Disaat Habibah sedang melaksanakan ibadah sholatnya, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kamar Habibah.

CEKLEK..

" masyallah.. Calon mantu sholat, gak salah pilih ! "

Melihat Habibah sedang melaksanakan ibadah sholatnya, Mamah Rita menutup pintu kamarnya kembali, sebelumnya meletakkan penampan nasi dan lauk ke atas nakas.

Klek..

Kemudian Mamah Rita kembali menutup dan mengunci kamar Habibah sesuai dengan permintaan Rey.

Flashback On

" mamah mau kemana?? "

Rey memergoki Mamah Rita membawa nampan berisi nasi dan lauk menuju ke kamar yang ada Habibah di dalamnya.

" mau kasih ini.. "

Mamah Rita menunjukkan nampannya, dan walaupun Rey sudah melihatnya namun Rey berpura-pura untuk melihat kembali.

" untuk siapa mah?? "

" ya untuk siapa lagi Rey.. Ya untuk wanita yang kau bawa pulang. Kasian dia Rey, dia juga butuh makan, pasti dia syok karena tiba-tiba dibawa ke mansion. "

Jelas Mamah Rita, yang membuat Rey menghela nafasnya. Dan mengangguk menyetujui Mamah Rita membawakan makanan untuk Habibah.

Saat akan melangkahkan kakinya, Rey berbicara membuat Mamah Rita kembali menoleh kebelakang.

" mah.. Kalau udah kunci pintunya lagi, aku akan melepaskan dia kalau aku sudah ketemu pak tua itu "

" iya Rey... " teriak Mamah Rita

Kemudian Mamah Rita membalikkan badannya dan berjalan menuju kamar tempat Habibah di kurung.

" ckk.. Anak ituuu, kalau ada keinginan pasti harus di dapetin. Lagian salah dia sendiri, kenapa harus bawa kabur uangnya, sudah bagus di bayarin semua hutangnya, " gumam Mamah Rita.

Flashback Off

Ceklek..

Ceklek..

Rey memeriksa pistolnya di ruangan pistol yang ada di dalam kamarnya. Hanya dirinya yang tau ruangan itu, semua orang tidak tau kalau ada ruangan pistol di kamarnya. Termasuk Mamah Rita, Rey sengaja menyembunyikannya agar semua pistol yang Rey rakit sendiri tidak bocor pada pihak musuh.

Kalau sampai bocor, kemungkinan ruangan pistol yang ada di kamarnya bisa jadi incaran empuk para musuhnya.

Rey melihat alarm menyala merah di ruangan pistolnya, tandanya ada seseorang yang datang mengetuk pintu kamarnya.

Rey meletakkan pistolnya kembali ke lemari kacanya dan kemudian keluar dari ruangan pistolnya.

" Rey.. Rey.. "

Terdengar suara teriakan mamahnya dari luar pintu kamarnya.

Klek..

Rey membuka pintu kamarnya.

" ada apa mah?! "

Mamah Rita nyelonong masuk ke dalam kamar Rey, dan kemudian sambil mengernyit dahinya heran, Rey menutup pintunya kembali.

Klek..

" Rey.. Tadi mamah kasih makanan sama wanita itu, dan saat mamah buka pintu kamarnya, dia lagi sholat Rey.. " kata Mamah Rita sangat antusias bercerita.

Rey berjalan ke nakasnya dan mengambil air mineral yang sudah disediakan oleh maid di mansionnya. Rey menenggak sampai habis air mineral itu.

" terus emangnya kenapa mah?? "

" Rey.. Ini pertanda bagus Rey, dia calon mantu yang datang dari Tuhan untuk kamu. "

" pfftt... "

Rey menyemburkan air mineralnya saat sedang meminum kembali airnya.

" ihh.. Kamu kok gitu sih responnya, "

" lagian mamah ada-ada saja, siapa yang calon mantu?? Si bungkus permen itu bukan tipe Rey mah ! " kekeh Rey.

" gak Rey.. Itu tipe mamah banget, dan cocok buat kamu Rey. "

Tanpa ingin berdebat lebih lanjut sama Mamahnya, Rey memilih untuk mendengarkan saja semua perkataan Mamah Rita. Tidak mungkin Rey meminta Mamah Rita untuk keluar dari kamarnya bukan.

•••••

Di dalam kamar Habibah,,

Setelah sholat, Habibah melipat mukenahnya. Entah kebetulan apa memang kamar yang Habibah tempati sempat di tempati orang, karena semuanya seperti telah di siapkan. Ada mukenah perempuan, dan ada make up branded seperti make up Habibah di rumahnya.

" apa orang itu sudah menikah?? Kenapa disini seperti kamar seorang perempuan?? "

" aahh... Bibahh.. Kamu ada-ada saja !! Mana mungkin orang kasar seperti dia ada yang mau sih "

" eh astaghfirullah.. Habibah gak boleh ngomong gitu. "

Habibah terus berbicara sendiri, pikiran yang terlintas di pikirannya membuat Habibah terus over thingking.

Klek..

Pintu kamar Habibah terbuka, Habibah menoleh ke pintu dan ternyata yang datang adalah Mamah Rita.

" Assalamualaikum.. "

" walaikumsalam.. " Jawab Habibah dengan suara yang halus dan lembut.

" boleh Mamah masuk? "

" silahkan.. "

Habibah menjawabnya dengan canggung, karena sudah di bolehkan, Mamah Rita masuk ke dalam kamar Habibah yang kemudian kembali mengunci pintu kamarnya.

" tadi mamah bawakan makanan ini untuk kamu, silahkan di makan. " senyum Mamah Rita lebar dan ramah.

Habibah mengangguk, dan kebetulan perutnya memang terasa lapar. Jadi Habibah langsung mamakannya dengan sangat lahap. Mamah Rita terus melihat cara makan Habibah yang disembunyikan oleh cadarnya.

" emm.. Maaf sayang, Mamah menyela kamu makan. Tapi apakah tidak bisa cadarmu di buka dulu? Sepertinya kamu kesusahan makannya. "

Melihat Habibah makan dengan tidak nyaman membuat Mamah Rita geram dan mengomentari cara makan Habibah. Lalu Habibah terdiam dan menatap wajah Mamah Rita.

" tenang saja.. Tidak ada pria yang berani masuk ke kamar ini tanpa persetujuan mamah, termasuk anak mamah Rey !! "

" iya.. " jawab Habibah canggung.

" gak perlu canggung gitu sayang... Panggil saja mamah "

" buka saja cadarmu sayang.. Agar kamu bisa makan lebih leluasa. "

Mendengar permintaan dari Mamah Rita, dan memang di kamar hanya ada dirinya dan Mamah Rita saja. Yang akhirnya Habibah membuka cadarnya dan menampilkan wajah ayunya yang cerah dan bersinar tanpa polesan make up.

" masyalaahhh... Cantik sekali kamu sayang.. "

Pujian terlontar dari mulut Mamah Rita, yang melihat secara langsung wajah Habibah tanpa cadar. Mendengar pujian itu, pipi Habibah merah merona tersipu malu.

" ah.. Lanjutkan makannya sayang.. " pinta Mamah Rita.

Lagi lagi Habibah hanya mengangguk, lalu makan kembali hidangan yang sudah di siapkan Mamah Rita.

Setelah menyelesaikan makanannya, Habibah mengambil minuman yang juga sudah disediakan.

GLEK..

GLEK..

GLEK..

Mamah Rita terus menerus menatap Habibah dengan wajah tersenyumnya.

" cantik sekali anak ini " puji Mamah Rita dalam hatinya.

Wajah cantik berbentuk oval dengan pipi chubby merah merona, kulit putih seputih susu, hidung mancung, bibir tipis yang merah tanpa lipstik, mata yang indah dengan retina mata berwarna coklat.

" sempurnanya.. "

Mamah Rita menyelidik melihat seluruh wajah cantik Habibah yang tidak memakai cadar saat sedang menegak minumannya.

" apakah kamu tidak gerah? Tidak kau buka penutup kepalanya?? "

" ini namanya hijab mah.. " Habibah tersenyum dan menjelaskan.

Terpopuler