SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
My Possessive Husband

My Possessive Husband

Marry Me!

When I first met you,

I know that you are the answer..

So, I didn't need to think anything..

I should be marry you!

and Make you to be my wife..

.

.

.

This Story Begins..

“My Possessive Husband”

©ByunRa93_

.

.

.

 

“Ayo kita Menikah..”

 

Gadis itu menatap pria di hadapannya dengan dahi mengernyit heran dan juga pandangan mata yang sedikit terlihat membulat tak percaya. Menikah? Bagaimana pria itu dengan begitu mudah mengatakan satu kata “menikah” dengan tanpa beban. Apa menikah hanya lelucon baginya? Ya Tuhan.. Nara menghela napas panjang saat tatapan tajam dari Taehyun kembali melayang padanya.

“Bagaimana? Kita akan menikah, bukan?” tawarnya singkat yang terkesan datar.

“Apa maksud mu, Tuan Taehyun?”

“Menikah denganku, kau akan mendapatkan seperempat saham HS Coorporation. Itu cukup bukan?”

Nara terdiam. Ia cukup tau akan maksud atasannya ini. Pernikahan yang ia tawarkan tentu saja bukan sebuah pernikahan atas nama cinta ataupun karena ketertarikan diantara dua orang itu. Ini hanya pernikahan demi sebuah status, yang sejujurnya Nara sendiri tak cukup paham akan apa yang sesungguhnya Taehyun inginkan darinya.

 

“Aku benar\-benar tak mengerti dengan apa yang kau inginkan, Han Taehyun\-ssi”

“Sudahlah! Tak perlu berlagak polos. Aku cukup tau dengan keadaanmu. Kau bahkan sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi ibumu bukan? Dan aku menginginkanmu. Kau hanya perlu melakukan semua yang aku inginkan dan sebagai imbalan kau akan mendapat seperempat saham HS Coorporation.”

 

HS Coorpotarion adalah perusahaan terbesar di Korea yang bergerak di bidang Fashion dan interior. Sejauh ini, HS sendiri telah menyumbangkan dua per lima keuntungan bagi pendapatan Negara yang tengah berkembang itu. Dan seperempat saham HS Coorporation mungkin akan setara dengan ratusan milayar won. Atau bahkan Nara harus mulai berfikir untuk menukarnya dengan beberapa rumah mewah di kawasan gangnam dengan sebuah mobil sport keluaran perusahaan Eropa serta beberapa milyar uang di rekeningnya.

Dan benar-benar suatu kebodohan bagi Han Taehyun ketika ia dengan begitu mudahnya memberikan seperempat saham perusahaan yang begitu ia cintai demi seorang bawahannya yang bisa di bilang jauh dari kesan gadis anggun dan berkelas seperti yang selama ini ia sukai. Baiklah Nara memang cantik, bahkan gadis itu mempunyai tubuh yang bagus. Tapi sikapnya jauh dari kata anggun. Ia bahkan hanyalah seorang gadis yang selalu mengenakan Jeans daripada sebuah dress yang selama ini selalu digemari oleh kebanyakan gadis Korea pada umumnya.

 

“Maaf tuan, saya tak mengerti dengan maksud anda. Dan saya rasa waktu istirahat saya telah usai. Saya akan kembali ke ruangan saya. Permisi..” Nara segera menundukkan kepalanya sekilas dan segera berbalik hendak berjalan ke arah pintu keluar.

“Tunggu! Jadi kau lebih memilih untuk bekerja paruh waktu di berbagai tempat ketimbang menerima tawaran untuk menikah denganku?” Ujar Taehyun yang terdengar sedikit miris. Raut wajahnya sedikit berubah. Pandangan matanya seolah menatap Nara dengan begitu sayu.

“N\-Nde?”

“Baiklah akan ku perjelas. Aku membutuhkanmu. Diamlah disisiku. Menikah denganku. Akan ku berikan semua yang kau butuhkan. Aku tak akan memberimu sebuah pilihan. Ini bukan lagi sebuah tawaran karena apapun yang terjadi kau tetap harus menikah denganku.” Tegas Taehyun sambil tersenyum miring.

 

Nara hanya bisa diam. Apa yang bisa ia lakukan? Ia cukup tau akan tabiat atasannya yang selalu semena-mena dan ia akan selalu mendapatkan apa yang dia inginkan. Bukankah memang seperti itu sifat Han Taehyun? Selalu mengandalkan kekuasaan yang ia miliki untuk mendapatkan apapun yang ia inginkan.

.

.

.

***

.

.

.

I don't really care what you think about..

Like or not, you will be MINE!

And I'll never let you go, cause you are MINE!

.

.

.

 

Langit diatas sana sedang menampakkan warna biru yang perlahan mulai pudar tertutupi semu\-semu cahaya putih sang awan yang indah. Udara di dalam sini tetap terasa hangat walaupun di luar sana angin sedang berhembus dengan begitu kencang.

 

Dari balik pintu besar dengan design klasik berdominan warna putih dan emas yang menghiasi, Kim Nara tengah berjalan perlahan menuju altar. Lengannya yang dingin terus mengapit lengan Jaerim, sang ayah dengan sedikit mencengkeramnya gugup. Matanya terus menatap lurus kedepan, dimana Taehyun tengah menunggunya dengan senyum yang terukir dengan sangat manis. Menambah kesan tampan di raut wajahnya yang teduh.

Perlahan Jaerim mulai menyerahkan tangan anaknya pada Taehyun, memberikan sebuah tanggung jawab penuh atas putrinya yang begitu ia cintai pada seorang laki-laki yang kemarin tiba-tiba datang padanya dan mengatakan ia ingin menikahi putri semata wayangnya.

 

Suasana terasa begitu hening tatkala sang pastur mulai mengucapkan janji suci yang mengikat kedua mempelai dalam suatu jalinan kasih suci sepanjang masa. Baik Taehyun ataupun Nara seolah sedang menikmati ritual itu. memamerkan sederet senyum klise pada ratusan orang yang kini tengah memandang ke arah mereka dengan begitu takjub. Tak jarang para wanita disana menggumam, berbisik akan seberapa beruntungnya Nara yang berhasil memikat hati sang atasan.

“It’s the kissing time..” pastur itu menggumamkan sebuah kalimat kecil yang berhasil membuat jantung Nara sedikit meronta. Nara mengernyitkan dahinya, menatap Taehyun dengan pandangan memohon saat pria itu tengah membuka tudung yang menutupi wajahnya.

“Jangan! Kau tak boleh melakukannya Tae, ku mohon..!” dengusnya

 

Taehyun tersenyum sekilas. Ia mulai mendekatkan wajahnya, dan dalam hitungan detik bibir tipisnya tengah meraup bibir ranum Nara. Perlahan Taehyun mulai melumat bibir istrinya. Bukan ciuman kasar dan menuntut, bukan juga ciuman lembut yang syarat akan cinta. Ini hanya sebuah ciuman yang seolah mengisyaratkan pada gadis itu bahwa mulai detik ini ia tengah resmi menjadi miliknya. Bahkan mulai detik ini Taehyun tengah bebas melakukan apapun padanya. Apapun yang dia inginkan.

Taehyun mulai perlahan melepaskan ciumannya. Sedikit menjauhkan wajahnya dari Nara namun tetap menatap gadis itu dengan sebuah smirk di bibirnya.

 

“Sialan! Ini tak ada dalam perjanjian kita, Taehyun\-ssi!” dengus Nara kesal namun sepersekian detik setelahnya gadis itu justru harus kembali tersenyum klise pada kamera yang tengah mengabadikan moment kebahagiaan mereka.

“Aku sedang berfikir untuk menambahkan beberapa hal dalam perjanjian kita. Termasuk tentang Morning kiss, pelukan mesra dan entahalah mungkin beberapa hal lain..” bisik Taehyun di telinga Nara.

“Brengsek kau!” umpat Nara kesal.

 

Taehyun terkekeh menatap reaksi Nara yang terlihat sama dengan dugaannya. Pria itu menarik pinggang Nara semakin mendekat manakala mata elangnya menatap sosok Jaehyun disana. Ia tersenyum sinis pada laki-laki itu. Ada gurat kemenangan pada tatapan Taehyun.

.

.

.

***

.

.

.

Nara berjalan keluar dari kamar mandi hotel itu dengan masih mengenakan kimono handuk di tubuhnya. Ia mulai berjalan menuju almari dinding yang berada tepat di sebelah kanan kamar mandi tanpa menghiraukan Taehyun yang tengah terduduk di atas tempat tidur sambil memperhatikan layar i-pad miliknya tanpa sedikitpun menatap ke arahnya. Nara memasuki almari berukuran lebar dengan suasana cream yang mendominasi. Di liriknya beberapa pakaian yang tergantung disana. Sebenarnya tak banyak pakaian di dalamnya. Hanya satu stel tuxedo hitam milik Taehyun, sebuah baju kerja wanita dan piama berwarna pink yang terlihat begitu mencolok.

 

“Apa kau sedang mengajakku bercanda sekarang? Di dalam almari sebesar ini, hanya ada sepotong baju kerja dan piama yang menggelikan itu? Dimana pakaianku?” tanyanya yang berhasil menyita perhatian Taehyun. Mengalihkan pandangan pria itu dari i\-pad putih miliknya dan kini ia menatap manik mata Nara dingin.

“Tsk, bukankah disana masih ada yang bisa kau pakai? Pakailah pakaian seadanya, kecuali kau ingin tidur dengan menggunakan handuk itu. Semua pakaianmu sudah di letakkan di rumahku..”

 

Nara nampak berdecak kesal. Sepertinya ia harus terus berusaha melatih kesabarannya untuk bisa hidup bersama pria seperti itu. Nara kembali masuk ke dalam almari dinding dan memutuskan mengenakan piama pink dengan design polkadot di tiap sisinya.

 

Nara perlahan keluar dari dalam sana, dan saat itu ia tengah melihat Taehyun tak lagi duduk di atas tempat tidurnya. Pria itu tampak tengah berdiri di balkon dengan sebuah kaleng bir di tangannya.

 

Nara meraih ikat rambut miliknya di atas meja rias. Mengikat rambutnya asal dan kemudian berjalan mendekati Taehyun yang sedang berdiri membelakanginya.

 

“Bir?” Tawar Taehyun sambil menyodorkan sekaleng bir pada Nara.

 

Nara mengambil kaleng bir yang Taehyun berikan. Perlahan ia membuka dan meneguk isi di dalamnya.

“Sebenarnya apa yang menjadi tujuanmu di balik pernikahan ini?” tanya Nara sambil menatapi kaleng bir di tangannya dalam-dalam. Sedang Taehyun terlihat tersenyum kecut.

“Han Jaehyun. Kau mengenalnya?”

“Jaehyun Oppa?”

“Cah, keterlaluan! Kau bahkan tak pernah sekalipun memanggilku oppa dengan nada suara selembut itu. Tapi kau dengan begitu lantang menyebut pria brengsek itu dengan embel-embel oppa?!”

“Kau tidak sedang cemburu bukan, suamiku?” Cibir Nara sambil tersenyum penuh ejekan. Taehyun memutar tubuhnya. Menatap langsung ke arah Nara sambil perlahan mempersempit jarak diantara mereka.

“Kau pikir itu hal yang masuk akal? Ah, tapi biar bagaimana pun kau tetap adalah istriku, jadi wajar bukan jika seorang suami merasa cemburu?” Taehyun membelai sebelah rambut Nara. Bahkan mereka kini tengah berhadapan dengan punggung Nara yang tengah membentur pagar pembatas balkon kamar itu.

“Jangan berbelit-belit!”

“Baiklah, Pria Brengsek itu, Jaehyun. Dia kakak ku. Kakak tiriku!”

“A-Apa?” Nara memekik.

“Bagaimana mungkin Jaehyun oppa adalah kakakmu?”

“Pria Brengsek itu adalah anak dari wanita simpanan Ayahku. Ibu dan Ayahku menikah atas dasar perjodohan. Sebuah pernikahan bisnis yang sengaja diatur untuk menyatukan Han's Group milik ayah ku dan HS coorporation milik Ibu ku. Dan bodohnya laki-laki tua bangka itu sama sekali tak pernah mencintai Ibuku. Dua puluh tahun Ibuku hidup bersamanya, namun ia sama sekali tak pernah mendapatkan cinta laki-laki itu. Dia justru berselingkuh secara terang-terangan di hadapan Ibu. Ibuku yang sudah tak tahan akan hal itu pergi dari rumah, ketika usiaku 6 tahun. Dan tepat saat itu semuanya berubah. Jaehyun, dia benar-benar membuatku terasingkan”

“Terasingkan?”

“Dia dan Ibunya sedang berusaha menguasai segala yang ada. Bahkan rumah pun terasa seperti neraka bagiku. Aku ingin pergi, aku ingin berlari meninggalkan semua. Tapi tidak! Aku tak mungkin membiarkan mereka menguasai HS Coorporation. Karena itu bukan milik mereka! Itu milik Ibuku! Ibuku bersusah payah membangun dan membesarkannya. Dan karena itu, aku akan tetap mempertahankannya!”

Nara menatap Taehyun yang kini tengah menunduk dalam. Di peluknya tubuh pria itu sejenak. Entah seperti ada sebuah dorongan dalam diri Nara untuk melakukannya. Rasa iba mungkin..

 

“Kau sedang merayuku? Atau kau sedang berusaha membawaku ke ranjang, hum?” ujar Taehyun sinis dengan sebuah senyum tipis di bibirnya. Nara dengan segera melepaskan lengannya dari pinggang pria itu. Ia segera menarik tubuhnya menjauh dan mengendus kesal.

“Dengarkan aku baik\-baik. Ini adalah tugas utamamu sebagai istriku, Nara. Aku tau pria itu tertarik padamu. Tugasmu adalah membuatnya jatuh cinta padamu. Buat dia hanya menatapmu..”

“tertaik padaku? Lelucon macam apa lagi ini, Tae! Apa tujuanmu sebenarnya!”

“Kalau bukan ketertarikan, lalu apa kau punya istilah lain untuk menggambarkan seorang Jaehyun? Dia bukan tipe orang yang akan tiap hari membuang waktunya untuk duduk di sebuah café sambil memandangi seorang gadis, kalau dia tak tertarik akan pada gadis itu. dan kau harus membuatnya jatuh cinta. Membuatnya mengalihkan fokusnya terhadap perusahaan dan membiarkaanku lebih leluasa untuk menguasai Han's Group di bawah kendali HS Coorporation..”

“BRENGSEK!” umpat Nara. “Jadi kau memanfaatkanku untuk membalaskan semua dendam mu itu! Kau ingin merebut kendali Han's Group dibawah HS Coorporation dengan menggunakan ku sebagai pengalih perhatian? Kau pikir aku gadis macam apa!! Aku tak akan melakukannya!”

“Tidak, Nara! Bukan aku yang merebutnya! Dari awal itu semua milikku. Dialah yang merebutnya. Dan ini bukan hanya tentang perusahaan. Ini adalah tentang perasaan sakit yang selama bertahun\-tahun ku rasakan. Kau tau bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling kau cintai? Bahkan aku sama sekali tak pernah memandang wajah Ibuku sejak kecil. Wanita biadab itu membuat Ibu pergi dari rumah. Aku hanya ingin ia merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang ia cintai..” Taehyun memejamkan matanya sekilas saat rasa miris itu membuatnya nampak lemah, tapi sedetik kemudian ia kembali dengan wajah datar khasnya.

 

Ia berjalan masuk ke kamar, dengan Nara yang masih mengekor di belakangnya. Gadis itu membiarkan balkon itu kosong dan menutupnya rapat-rapat. Nara menatap Taehyun yang tengah berbaring di atas tempat tidur itu dengan pandangan kesal.

“Apa yang kau lakukan dengan berdiri disana? Tidurlah!” hardik Taehyun. Nara masih berdiri disana. Tangan gadis itu mengepal menahan seluruh kekesalan yang kini tengah sampai di ubun.

“Tidurlah! Kalau kau tengah khawatir aku akan menyentuhmu, bisa ku pastikan hal itu tak akan terjadi. Tidurlah, sebelum aku berubah pikiran dan bisa ku pastikan kau akan kehilangan kegadisanmu ketika kau bangun nanti!” Taehyun menyeringai tajam.

“SIALAN KAU!” lagi, Nara mengumpat untuk kesekian kalinya, sebelum akhirnya ia merebahkan tubuhnya disamping Taehyun. Nara menarik selumut itu hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya dan berbalik membelakangi Taehyun kesal.

.

.

.

_To Be Continue_

.

.

.

with love,

Byunra93_ 💕

Morning Kiss

He is such a crazy boy I ever meet..

.

.

.

"My Possessive Husband"

©Byunra93_

.

.

.

Han's Group – Gangnam [South Korea]

11.00 A.M

.

.

Han Taehyun, pria itu tengah duduk di kursi ruangan direktur yang merupakan bagian terpenting dari HS Coorporation yang kini tengah berada di bawah kendalinya. Sedari tadi tangannya terus membuka satu persatu lembar dokumen yang berada di depannya. Matanya terlihat begitu serius menatapi tiap deret barisan tulisan yang ada disana, sebelum akhirnya membubuhkan tanda tangannya pada bagian bawah dokumen. Ia kemudian beralih mengambil sebuah map lain berwarna hitam untuk di periksa. Air wajahnya masih menatapi berkas-berkas itu dengan begitu hati-hati.

“Kau datang? Ku pikir kau akan menikmati masa\-masa awal pernikahanmu dan memutuskan untuk berbulan madu. Hahaha..” sindir Baekki setengah mengejek.

“Kalau kau datang hanya untuk menggodaku, keluarlah! Aku sedang sibuk..” jawab Taehyun sinis.

“Rapat divisi kita satu jam lagi..” celetuk Baekki mengingatkan, yang langsung mendapat sebuah anggukan singkat dari Taehyun.

“Bagaimana pernikahanmu? Harus ku akui istrimu sangat cantik, Tae.”

“Rambut Panjang, tubuh tinggi dan langsing. Aku tau dia tipe idealmu bukan? Tapi kalau saja kau tau dia cukup mengerikan.” Taehyun masih tak mengalihkan pandangannya dari berkas\-berkas yang menumpuk di mejanya.

“Jadi, sekarang kau sedang menyatakan kalau kau takut terhadapnya? Takut terjebak dan mencintainya?”

“Yak, omong kosong apa lagi itu! kalau kau punya banyak waktu sebaiknya kau siapkan berkas\-berkas untuk akuisisi proyek Jeju dari tangan Jaehyun!”

‘Brakk..!’

Pintu ruangan itu terbuka dengan sedikit paksa dan kasar. Nara berdiri diambangnya dengan tangan yang mengepal erat. High heelsnya mengetuk keras lantai ruangan Taehyun.

Dengan susah payah gadis itu berusaha menyeimbangkan langkahnya di atas High heels dan dress selutut yang sebenarnya sama sekali tak akan ia gunakan, jika ia tak sedang mengingat status barunya sebagai seorang istri Taehyun, sang direktur HS Coorporation.

“Kau tak punya tangan untuk mengetuk pintu?” sindir Taehyun.

“Apa yang kau lakukan padaku, Tae? Kau memecatku?” Pekik Nara tajam. Tentu bukan hal berlebihan bagi Nara untuk marah. Bayangkan saja, ketika tiba tadi ia sudah mendapati ruangannya yang kosong dan barang\-barangnya tegah di kemas dalam sebuah kardus besar.

“Kau lupa akan statusmu, Nara. Kau adalah istri ku! Wanitaku! Dan apa kau pikir itu adalah sesuatu yang masuk akal ketika Han Taehyun, direktur HS Coorporation membiarkan istrinya jadi pegawai part time bagian design. Itu sangat konyol. Sebaiknya kau fokus pada tugas utama mu. Jaehyun, dialah pekerjaanmu yang sesungguhnya..”

Rahang Nara mengeras. Ia cukup kesal dengan hal ini.

“Kembalilah ke Rumah. Kita bicarakan nanti..” imbuh Taehyun.

Tanpa peduli hal lain Nara segera berbalik, kembali mengentakkan ujung high heelsnya yang merepotkan itu dengan lantai marmer ruangan Taehyun yang luas. Di bantingnya pintu kayu itu dengan keras dan sesaat kemudian tubuhnya telah benar-benar menghilang.

“Kau sedikit keterlaluan, Tae.” Tegur Baekki yang mulai mengomentari kelakuan semena\-mena sahabatnya. Entahlah, saat itu air wajah Taehyun nampak sulit di artikan. Ia terlihat berdecak dan kemudian berdiri sambil mengenakan tuxedonya yang sedari tadi ia letakkan di balik punggung kursi singahsananya.

“Hari ini gantikan aku memimpin rapat devisi. Aku harus mengurus sesuatu..” titah Taehyun yang sudah berhambur keluar.

.

.

***

.

.

Nara terus menghentakkan kakinya jauh lebih cepat saat turun dari mobil mewah Taehyun yang memang tengah terparkir pada halaman rumah megah bercorak clasik yang merupakan istana besar keluarga Han. Taehyun terlihat mengejar gadis itu dari belakang, tapi tak sedikitpun Nara hiraukan. Dengan setengah berlari, Nara menaiki anak tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua rumah ini.

Nara menghentikan langkahnya ketika kini tubuhnya berpapasan dengan Jaehyun yang tengah berdiri di depannya. Laki-laki itu terlihat tengah membenarkan letak dasinya sambil berniat turun ke lantai dasar. Sejenak, keduanya saling menatap dalam diam sebelum Taehyun tiba-tiba datang dan menarik lengan Nara kasar ke arah kamar mereka.

Nara terlihat sedikit melawan. Meronta sambil meringis kesakitan akan cengkeraman tangan Taehyun yang melilitnya dengan begitu erat. Sebuah pemandangan yang mampu membuat raut wajah Jaehyun memerah. Ia terus menatapi punggung kedua orang itu sampai benar-benar menghilang di balik pintu kamar yang membentur keras.

“Lepaskan!” jerit Nara sambil berusaha mengibaskan lengan Taehyun yang terus mencengkeramnya.

“Kau gila, Tae!! Aku membencimu!!” ucap Nara penuh penekanan di setiap katanya.

“Itu terlihat lebih alamiah. Aku justru akan takut jika kau mengatakan kau mencintaiku!” ejeknya. Taehyun melepaskan tautan tangannya dan membiarkan Nara duduk di pinggiran tempat tidurnya. Taehyun membuka laci nakasnya, mengambil sebuah map berwarna kuning dan melihat sekilas isinya. Memastikan bahwa itu memang benar\-benar berkas yang di butuhkan. Ia berjalan mendekati gadis itu. Duduk disampingnya dan mengulurkan map itu pada Nara.

“Apa ini?” tanya Nara yang terdenngar sinis. Tak ada jawaban dari Taehyun, hingga akhirnya gadis itu dengan sangat terpaksa mengambil map kuning dari tangan Taehyun untuk kemudian ia buka. Nara mengerjapkan matanya bingung.

“Ku dengar kau begitu menginginkannya. Baekki bilang kau cukup berbakat dalam bidang design, hanya saja kau sama sekali belum memiliki sertifikat di bidang itu. Jadi, daripada membiarkanmu menjadi pegawai part time, akan lebih baik jika kau lanjutkan kuliahmu. Tak perlu ke kantor, hanya belajarlah dengan giat. Jadilah designer yang hebat dan bekerja untuk HS coorporation.”

Nara menatap Taehyun dengan mata berbinar. Sungguh, ia tak pernah tau pria itu memikirkan jauh akan dirinya. Nara pikir Taehyun tak akan pernah peduli padanya. Tapi nyatanya Taehyun tau apa yang dia inginkan. Taehyun benar-benar tau akan apa impian gadis itu.

Kuliah jurusan design dan kemudian menjadi seorang designer, itu adalah satu-satunya impian Nara. tapi kondisi ekonomi keluarganya yang begitu buruk lah yang membuat impiannya harus kandas. Tanpa di duga, kini impiannya perlahan mulai bisa ia sentuh. Melalui pria ini, melalui sentuhan tangan seorang Han Taehyun.

“J-jangan salah paham. Itu hanya salah satu fasilitas yang ku berikan untukmu. Jangan sampai melupakan tugas utamamu!” ucap Taehyun yang mulai salah tingkah saat menyadari sorot mata Nara yang kini menatapnya dengan berbinar.

“T\-terima kasih..” ucap Nara pada akhirnya. Manik mata mereka saling bertemu intens. Membuat suasana hening yang ada menjadi sedikit canggung.

“Ah, mengenai point tambahan dalam perjanjian kita. Hari ini kau belum memberiku Morning Kiss, Nara!” tukas Taehyun sambil menarik pinggang gadis itu untuk mendekat. Sebelah tangannya ia gunakan untuk meraup wajah cantik Nara dalam genggamannya. Dan bibir tipisnya mulai melahap bibir ranum itu dengan sedikit kasar.

Tak ada pemberontakan yang Nara lakukan. Ia cukup sadar akan perjanjian yang tengah mereka sepakati. Nara mulai melingkarkan lengannya pada leher jenjang Taehyun. Namun, tiba-tiba pria itu melepas pangutannya. Menjauhkan sedikit wajahnya dan tersenyum tipis saat menatapi wajah Nara.

“Cukup menarik..” gumam Taehyun singkat. Ia berdiri memunggungi Nara yang nampak kikuk.

“Benarkan penampilanmu. Sudah saatnya makan siang..”

Taehyun terlihat membuka pintu kamar mereka dan berjalan turun ke ruang makan dimana ayah, Ibu tirinya, serta Jaehyun tengah berkumpul. Sedang Nara masih membenarkan rambutnya yang terlihat sedikit lusuh, sambil menatapi pantulan dirinya di cermin meja rias kamarnya.

Ia memegangi Bibirnya yang nampak merah akibat ciuman yang baru saja terjadi. Sejenak, Nara tersenyum miring.

“Menggelikan..!” gumamnya.

.

.

***

.

.

Suasana hening mulai terdengar dari anak tangga dimana Nara tengah berjalan dengan perlahan. Yang bisa ia dengar saat ini, hanyalah suara tumbukan antara sendok dan garpu. Ia sedikit menghembuskan nafas gugup dari bibirnya. Biar bagaimanapun ini kali pertama baginya untuk ikut dalam acara makan bersama dengan keluarga Han yang terkenal begitu berkelas. Nara mengayuhkan kakinya gugup menghampiri Taehyun yang tengah duduk di tengah keluarganya dalam diam.

“Nara, kemarilah..” sambut Eun Hee ramah. Sedang Taehyun membalas tatapan ibu tirinya itu dengan pandangan dinginnya yang kemudian beralih untuk mengulurkan tangannya pada istrinya.

Nara meraih uluran tangan Taehyun padanya. Ia menundukkan kepalanya, memberi hormat pada Tuan Han sebelum dirinya duduk di sebelah Taehyun. Tempat duduk Nara kini berhadapan langsung dengan Jaehyun yang tengah menatapnya sendu. Seperti ada luka di dalam tatapan pria tampan bermarga Han itu. Hening, semua kembali diam untuk sesaat.

“Kalian baik\-baik saja?” tanya Jaehyun yang berhasil membuat seluruh kepala di hadapannya mendongak dan saling menatap bingung.

“Bukan apa-apa. Aku hanya khawatir, karena kurasa tadi aku melihat kalian bertengkar..” lanjutnya.

“Kau terlalu perhatian..” jawab Taehyun santai sambil tersenyum sinis.

“Itu tak seperti yang kau pikirkan. Pertengkaran apa?” Kini tatapan Taehyun berlabuh ke arah mata Jaehyun tajam.

“Aku hanya sedang menyuruhnya untuk tinggal dirumah, tapi ia tetap bersikeras untuk pergi bekerja. Kau cukup tau bukan bagaimana keras kepala istriku ini..”

“Bukankah lebih baik memberinya kebebasan untuk memilih?” tandas Jaehyun.

“Tentu saja tidak. Dia seorang istri sekarang. hidupnya bukan hanya miliknya. Bukan begitu, Nara?” Taehyun menatap Nara yang berada di sampingnya dengan alis yang sedikit ia naikkan.

"Ya?”

“Yang ku tau, Nara tak suka di kekang..”

“Sepertinya kau sangat mengenal istriku, Hyung..” sindir Taehyun yang berhasil membungkam mulut Jaehyun rapat.

“Taehyun-ah..” ujar Nara mencoba menghentikan pertarungan sengit kedua kakak beradik itu.

“Ya, sayang?” Taehyun dengan sengaja memeluk tubuh istrinya sambil menyentuh pipi Nara seolah dengan sengaja memancing luapan emosi dari kakak nya.

“Lepaskan tanganmu!” bisik Nara risih.

“Tentu saja tidak! Kau istriku Nara..” Taehyun mengecup pipi gadis itu tanpa sungkan.

“Tae!!” dengus Nara kesal.

“Apa? Kau menyukainya?” goda Taehyun sambil mencubit daun hidung Nara penuh senyum.

“Gila!!” umpatnya lirih.

"Terus saja mengataiku gila. Karena suatu saat nanti, kau akan jatuh cinta pada si gila ini, Nara.." Taehyun hanya tersenyum simpul dalam ucapannya.

.

.

.

_To Be Continue_

.

.

.

Author's Note:

Maaf alurnya masih belum terlihat jelas, Tunggu aja bab selanjutnya yah..

Semoga masih berkenan buat baca..

Dan terimkasih sudah singgah..

.

.

.

with love,

Byunra93_ 💕