SANG DEWA AGUNG 2
Saat Ryu sudah berhasil menghapus keturunan Dewa Racun, Dewa Ilusi, Iblis Utara dan Dewa Kelinci, kini hanya satu tujuannya yang belum tercapai yaitu pergi ke Dunia Tiantang.
Tujuan Ryu pergi ke Dunia Tiantang tidak lain karena ingin menuntut balas kepada Kaisar Langit yang berani mengusik ketenangan keluarganya.
Terlebih pada saat Ryu sedang melakukan perjalanan jauh, para Kultivator yang berada di Dunia Tiantang mencoba untuk menghancurkan Kekaisaran Awan dan ingin membunuh anggota keluarga Klan Liu juga keturunannya.
Itulah yang membuat Ryu semakin geram kepada penghuni Dunia Tiantang yang mencoba menculik Istrinya yang memiliki Tubuh Abadi.
" TUNGGULAH PEMBALASAN DARIKU. KARENA KALIAN YANG MEMULAINYA, MAKA AKU AKAN DATANG KE DUNIA TIANTANG UNTUK MEMBERI PERHITUNGAN KEPADA KALIAN SEMUA." Ryu bicara dengan lantang sambil mengangkat kedua tangannya seakan menentang langit.
Tentu Ryu mengetahui hal itu karena, Dewa Ashura telah memberitahukan kepadanya dimana atas perintah Kaisar Langit, para Dewa tertinggi turun ke Dunia Abadi untuk menculik Istrinya yang memiliki Tubuh Abadi.
Namun Ryu tidak membiarkan hal itu terjadi, sehingga dia sendiri yang akan mendatangi Dunia Tiantang sebelum bawahan Kaisar Langit bertindak lebih jauh kepada keluarganya.
Namun untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, karena Ryu harus menghadapi tantangan dan melewati berbagai Dunia yang lain.
Oleh karena itu, Ryu harus mempersiapkan segalanya sebelum melanjutkan perjalanan ke Dunia Tiantang.
Kini Ryu yang sudah berada di Istana Kristal yang sedang melakukan perbincangan kepada 23 Istrinya, kini memikirkan cara untuk pergi ke Dunia Tiantang.
" Sepertinya ke Dunia yang lain sepertinya bukan hal yang mudah. Karena hanya segelintir Manusia yang bisa kesana." Ucap Huli Yue yang terlihat serius.
" Kalian tidak perlu khawatir... Biar aku yang mencari cara untuk ke Dunia Yuzhou. Lebih baik kalian Berkultivasi lagi untuk mencapai Pendekar Surgawi tahap akhir. Karena kita tidak tau apa yang terjadi nantinya." Ryu mengingatkan kepada Istrinya.
" Tentu saja Gege... Kami juga tidak ingin menyusahkan Gege di dalam perjalanan." Ucap Wang Mingjun.
" Gege... Bukankah kamu pernah mengatakan bahwa Dewi Agung Penguasa Dunia Fana tinggal di Pagoda Jiwa. Bagaimana kabarnya sekarang? Apa Gege sudah menemukan pemilik Tubuh Abadi?" Zhang Qixuan teringat apa yang dikatakan Suami mereka sebelumnya.
" Aku juga belum mengetahui bagaimana keadaannya sekarang. Penguasa Dunia Fana sudah lama tidak keluar dari Pagoda Jiwa. Untuk pemilik Tubuh Abadi hanya tinggal satu lagi." Ucap Ryu.
" Kalau begitu kita ambil Jiu Wei Hu saja! Bukankah dia juga pemilik Tubuh Abadi." Yuwang memberi usul.
" Aku tidak setuju. Bagaimanapun juga Jiu Wei Hu adalah Hewan Kontrak milikku." Huli Yue menolak dengan tegas.
" Haaahh... Aku juga tidak ingin melakukannya. Bagaimanapun juga Jiu Wei Hu sudah banyak membantu kita." Ucap Ryu.
" Aku juga menolak hal itu." Ucap Sheng Zhishu dan yang lain.
" Shu'er, Chie'er, Yue'er, He'er, Jiang'er, Shi'er, Wang'er... Bukankah kalian pernah tinggal di Benua Tengah ini, Apa kalian ingin bertemu dengan orang tua yang telah menjaga kalian saat Jiwa kalian menyatu pada tubuh anak mereka?" Ryu bertanya kepada ketujuh Istrinya.
" Haaahh... Aku hampir saja lupa. Biar bagaimanapun mereka sudah aku anggap sebagai orang tuaku." Sheng Zhishu menghela napas.
" Aku juga berpikir seperti itu. Mereka pasti bersedih karena kehilangan Putri mereka secara tiba-tiba." Ucap Xin Chie.
" Gege... Kami sebelumnya tinggal di suatu Kekaisaran, yaitu Kekaisaran Kabut Awan. Aku yakin mereka akan mencariku." Sheng Zhishu menunduk lesu.
" Bukan hanya Shu'shu... Kami juga." Xin Chie dan yang lain ikut bersuara.
" Tidak masalah kita akan pergi ke Kekaisaran Kabut Awan. Dengan begitu mereka tidak akan bersedih lagi." Ucap Ryu.
" Sekarang Aku ingin mengeluarkan Pagoda Jiwa ke Dunia Quzhu. Aku harap kalian juga bisa menggunakannya." Lanjut Ryu seraya meninggalkan Istana Kristal yang diikuti 23 Istrinya.
Saat berada di halaman Istana Kristal, mereka menuju bagian kiri Istana lalu dengan kekuatan pikirannya Ryu mengeluarkan Pagoda Jiwa yang terlihat menjulang tinggi hampir mencapai Awan yang ada di Dunia Quzhu itu.
Setelah Pagoda Jiwa itu muncul di hadapan mereka, Ryu meminta kepada Istrinya untuk menyerap pengetahuan yang ada di Pagoda Jiwa tersebut.
Namun Sheng Zhishu dan yang lain menolak secara halus, karena mereka lebih memilih untuk meningkatkan Kultivasi hingga mencapai Pendekar Surgawi tahap akhir terlebih dulu sebelum masuk ke Pagoda Jiwa.
" Gege... Dimana Penguasa Dunia Fana tinggalnya?" Ucap Xin Chie sambil menatap ke arah Pagoda Jiwa tersebut.
Mendengar ucapan dari Xin Chie, Ryu dan Istrinya yang lain langsung menoleh ke arah Pagoda Jiwa, karena Istrinya ingin melihat sendiri wujud dari Shen Weida.
" Penguasa... Apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu tidak pernah muncul lagi?" Ryu memandang Pagoda Jiwa dimana tempat Shen Weida tinggal.
Setelah menunggu cukup lama, Shen Weida masih belum muncul bahkan menyapa Ryu melalui pesan jiwa juga tidak ada.
" Ini aneh... Mengapa Penguasa masih belum keluar?" Ryu bergumam sambil memperhatikan Pagoda Jiwa tersebut.
" Gege... Apa yang terjadi padanya? Apa jiwanya sudah menghilang?" Tanya Huli Yue.
Mereka pun berdiam sejenak sambil menunggu dan berharap agar Shen Weida bisa muncul.
Waktu terus berlalu, Ryu dan 23 Istrinya dengan sabar menunggu kedatangan Shen Weida. Namun lagi-lagi dia tidak mendapatkan jawaban apapun.
" Penguasa... Aku sudah menemukan 11 pemilik Tubuh Abadi untukmu!" Ryu berteriak keras berharap Shen Weida bisa mendengarnya.
" Anak Muda... Jiwaku sudah tidak kuat lagi. Aku tidak mampu keluar dari tempat ini, Tolong antarkan Tubuh Abadi itu kesini." Terdengar suara lirih dari Shen Weida.
" Tapi Penguasa... Kekuatanku masih belum mampu mencapai lantai 17." Ryu merasa hal itu sangat mustahil untuk dilakukan.
" Hanya itu cara satu-satunya." Terdengar kembali suara yang sangat lemah.
" Gege... Cepat bantu Dewi Agung!" Sheng Zhishu dan yang lain juga terlihat khawatir.
Entah apa dalam pikiran dari mereka yang begitu peduli terhadap Shen Weida.
" Hhmmm.... Sebenarnya cara untuk menyelamatkan Dewi Agung. Aku akan membagikan ragaku kepadanya. Hanya saja Dewi Agung harus menyerap energi 'Yang' Matahari." Jinying bicara dengan santai sambil menciptakan kembarannya.
" Ying'ying... Apa maksudmu? Tanya Yuwang.
Begitupun Sheng Zhishu dan yang lain langsung menatap ke arah Jinying. Dalam pemikiran mereka Ryu akan melakukan hubungan intim kepada Dewi Agung.
" Apa itu salah? Lagi pula aku dan Xuan'xuan kekurangan satu tim. Jadi tidak ada salahnya." Jinying yang masih terlihat santai.
Suasana pun menjadi hening dimana mereka sambil mencerna apa yang dikatakan Jinying. Dalam hati Sheng Zhishu dan yang lain begitu peduli kepada Shen Weida, namun bukan berarti menjadikan Shen Weida sebagai Istri Ryu juga.
" Apa yang kalian tunggu? Cepat lakukan Teknik Pembelah Raga kalian juga!." Jinying bersuara dengan keras membuyarkan pikiran Ryu dan yang lain.
" Baik." Sheng Zhishu seakan menuruti apa yang diperintah oleh Jinying.
Dengan sekejap Sheng Zhishu dan yang lain menciptakan kembaran mereka masing-masing.
Seketika Jinying mengeluarkan sebuah Bola Hitam, lalu menggabungkan kembaran mereka hingga menyatu dengan Bola Hitam tersebut.
" Gege... Berikan ini kepada Dewi Agung! Dengan begitu dia bisa diselamatkan." Jinying memberikan Bola Hitam tersebut kepada Ryu.
" Baiklah... Aku akan mencobanya." Ryu mengambil Bola Hitam tersebut langsung melompat ke Pagoda Jiwa hingga mencapai lantai 10.
Ryu pun melangkahkan kakinya menuju lantai 11 Pagoda Jiwa lalu mengambil tempat untuk duduk bersila.
Seketika cahaya berwarna putih yang ada di ruangan tersebut langsung masuk ke tubuh Ryu.
Ryu pun mulai berkonsentrasi untuk mengumpulkan energi tersebut hingga secara perlahan cahaya tersebut masuk ke dalam tubuhnya.
Saat selesai menyerap energi dari ruangan tersebut, Ryu berhasil menyerap sebuah Teknik Boneka Bernyawa.
Teknik Boneka Bernyawa itu sendiri jauh lebih kuat dari Teknik Patung Tanah yang pernah Ryu pelajari dari Kitab leluhur Kerajaan Pasir Putih.
Setelah berhasil menguasai Teknik Boneka Bernyawa, Ryu kembali membuka mata lalu naik ke tingkat berikutnya.
Saat berada di lantai 12 Pagoda Jiwa, Ryu kembali mengambil tempat untuk duduk bersila lalu menyerap pengetahuan yang ada di ruangan tersebut.
Cahaya berwarna putih pun langsung masuk dengan lembut ke dalam tubuh Ryu tanpa mengalami guncangan sedikit pun.
Dalam hati Ryu sendiri merasa heran, bagaimana mungkin dia bisa menaiki tangga itu dengan mudah.
Tanpa banyak berpikir Ryu langsung menyerap cahaya tersebut hingga menemukan sebuah pengetahuan tentang membuat Pil Darah.
Di dalam pikirannya Ryu mempelajari pengetahuan Alkemis itu hingga memakan waktu yang cukup lama Ryu kembali membuka mata.
Dengan wajah senyum kemenangan, Ryu kembali melanjutkan langkahnya menuju lantai 13 Pagoda Jiwa.
Tanpa mengalami kendala apapun Ryu juga berhasil menyerap semua informasi yang ada di Pagoda Jiwa hingga sampai ke lantai 16.
Di lantai 13 Ryu berhasil mempelajari Formasi Penjara Abadi, lantai 14 berhasil mempelajari Teknik Pelahap Raga Bintang, lantai 15 berhasil mempelajari Teknik Pelahap Jiwa Bintang, lantai 16 mempelajari pengetahuan Penempa Ilahi.
Setelah berhasil mempelajari semua pengetahuan tersebut, Ryu langsung menuju ke lantai 17 dimana tempat paling puncak Pagoda Jiwa dan tempat tinggal Shen Weida.
Saat Ryu berada di puncak Pagoda Jiwa, terlihat Roh Shen Weida mulai memudar dalam keadaan tidak berdaya.
" Penguasa." Ryu Ryu berlari ke arah Shen Weida yang juga menatapnya.
" Anak Muda... Akhirnya kamu datang juga." Shen Weida tersenyum sambil menatap ke arah Ryu.
" Penguasa... Aku sudah mengumpulkan 11 Tubuh Abadi. Tapi aku masih belum menemukan satu lagi." Ryu mengeluarkan 11 jasad pemilik Tubuh Abadi.
Melihat hal itu Shen Weida hanya tersenyum, meskipun kondisinya sudah lemah.
" Mungkin tidak lama lagi aku tidak memanggilmu Anak Muda lagi. Begitupun sebaliknya." Shen Weida tersenyum penuh makna.
" Maksud Penguasa?" Ryu merasa heran sedikit mengerutkan kening.
" Aku sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Istrimu. Jadi kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan Penguasa lagi. Entah ini baik atau tidak, aku akan menjadi bagian dari keluarga kalian. dengan kekuatanku sekarang, mungkin akulah yang sangat lemah dari kalian semua." Ucap Shen Weida.
Mendengar ucapan tersebut, Ryu menjadi serba salah sambil memikirkan cara untuk mengatasi masalah tersebut.
Shen Weida memahami situasinya sekarang. Mungkin dulu dia sebagai Penguasa Dunia Fana, namun sekarang dia tidak lebih seperti orang biasa.
" Anak Muda... Berikan padaku Bola Hitam itu!" Ucap Shen Weida.
Ryu pun memberikan Bola Hitam tersebut kepada Shen Weida, lalu mengambil jarak agar tidak menggangu konsentrasi Shen Weida.
" Anak Muda... Mungkin ini kata terakhir dariku. Setelah mengalami proses kelahiran kembali, aku akan memanggilmu Gege, ataupun Suami." Shen Weida tersenyum pahit.
Namun disisi lain Shen Weida begitu tertarik kepada Ryu. Hanya saja dia tidak bisa membayangkan bahwa sosok yang tercipta dengan sendirinya saat Dunia diciptakan bisa menjadi Manusia.
Setelah mengambil Bola Hitam tersebut, Shen Weida langsung membentuk cahaya keemasan lalu menyerap 11 jasad Tubuh Abadi tersebut.
Cahaya itupun langsung masuk ke dalam Bola Hitam hingga secara perlahan Bola Hitam semakin membesar setinggi pinggang Manusia Dewasa.
Di dalam Bola Hitam, terlihat samar-samar cahaya keemasan yang sangat kuat sehingga Ryu berinisiatif untuk menciptakan Pelindung Yin-Yang Kura-kura mengelilingi Bola Hitam.
' Anak Muda... Sekarang aku butuh bantuanmu.' Terdengar pesan jiwa dari Shen Weida yang bersamaan dengan keluarnya sebuah cahaya yang membawa Ryu masuk ke dalam Bola Hitam.
Saat Ryu berada di Bola Hitam, terlihat sebuah dimensi lain seukuran kamar kecil yang dihiasi cahaya keemasan mengelilingi tempat tersebut.
Di dalam ruangan sempit tersebut kini Ryu dan Shen Weida duduk saling berhadapan dimana Shen Weida terlihat tidak memakai benang sedikitpun.
Melihat hal itu, Ryu langsung membuang muka karena tidak ingin dikuasai oleh situasi tersebut.
" Gege... Mungkin itu sebutan yang cocok untukmu setelah aku terlahir kembali." Suara lembut dari Shen Weida.
" Penguasa... Maafkan aku." Ryu begitu menghormati sosok yang ada di depannya sekarang.
Mendengar ucapan dari Ryu, Shen Weida hanya tersenyum sambil mengusap pipi Ryu dengan lembut.
" Setelah dipikir lagi, mungkin ada kebahagiaan tersendiri jika terlahir sebagai makhluk hidup. Jadi kamu tidak perlu merasa bersalah." Ucap Shen Weida.
Mendengar ucapan dari Shen Weida, Ryu menjadi serba salah. Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya kini terlihat jelas.
" Jujur... Aku sangat tertarik dengan Penguasa. Hanya saja aku merasa tidak pantas. Status kita terlampau jauh." Ryu menghela napas mengakui perasaannya.
Saat pertama kali melihat wujud dari Shen Weida, Ryu sangat mengagumi sosok tersebut. Namun Ryu menyingkirkan perasaannya sendiri karena perbedaan tersebut, apalagi ditambah dengan keberadaan 23 Istrinya.
Mendengar ucapan dari Ryu, Shen Weida kembali tersenyum sambil menatap ke arah Ryu penuh kebahagiaan.
" Aku sudah mendengarnya sendiri. Jadi untuk apa kamu masih ragu? Aku tau kamu memiliki 23 Istri, tapi aku tidak mempermasalahkan hal itu. Lagi pula mereka sepertinya tidak keberatan." Ucap Shen Weida.
" Aku akan menunggu proses kelahiran itu." Ryu memberanikan diri untuk memegang tangan Shen Weida.
" Mmmm... Tunggulah aku! Aku harap kamu memberikan nama yang baru untukku. Tapi aku ingin nama depanku dari Klan Liu juga." Ucap Shen Weida seraya memeluk tubuh Ryu.
" Bagaimana dengan nama Liu Jiang Yu? Karena tatapan matamu seperti pedang, namun bercahaya seperti Bulan." Tanya Ryu.
" Mmmm... Aku sangat menyukainya." Shen Weida sangat senang.
" Kalau begitu, mulai sekarang aku akan memanggilmu Liu Jiang Yu. Atau Yu'er." Ryu yang tidak bisa menahan perasaannya juga memeluk tubuh wanita itu dengan lembut.
" Tapi sekarang aku butuh bantuanmu! Aku membutuhkan Energi 'Yang' Matahari milikmu. Setelah itu aku juga membutuhkan Sumberdaya sebanyak mungkin agar mempercepat proses kelahiran." Ucap Shen Weida yang sekarang dengan nama Liu Jiang Yu.
Di dalam ruang itupun Ryu dan Liu Jiang Yu menikmati kebersamaan mereka dimana Ryu menyalurkan Energi Yang miliknya kepada Liu Jiang Yu.
Setelah melakukan penyatuan antara kedua insan tersebut dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, Ryu keluar dari Bola Hitam lalu mengambil semua Sumberdaya yang ada di Dunia Quzhu dan memasukkan ke Bola Hitam.
Sambil menunggu proses kelahiran tersebut, Ryu kembali duduk bersila untuk menyerap pengetahuan yang ada di lantai 17 Pagoda Jiwa.
Di puncak Pagoda Jiwa, Ryu mempelajari Teknik Menggeser Alam dimana membutuhkan waktu yang sangat lama.
*******
Teknik Boneka Bernyawa adalah sebuah teknik yang menciptakan sebuah patung yang bisa dimasukkan Roh ke dalam Patung tersebut sehingga bisa bergerak dengan bebas seperti makhluk hidup yang lain.
Pil Darah adalah sebuah teknik yang bisa menggabungkan darah murni dari berbagai macam Ras dan jauh lebih kuat dari Pil penggabungan darah yang pernah Ryu pelajari saat berada di Dunia Fana.
Formasi Penjara Abadi adalah sebuah teknik yang menciptakan Penjara yang bisa menyerap energi dari korban.
Teknik Pelahap Raga Bintang adalah Teknik yang bisa memperkuat fisik hingga tidak terbatas dari berbagai macam Inti Roh.
Teknik Pelahap Jiwa Bintang adalah Teknik yang memperkuat Jiwa hingga tidak terbatas dari Jiwa seseorang Kultivator.
Pengetahuan Penempa Ilahi adalah mempelajari tentang cara membuat Senjata Roh tingkat Surgawi keatas bahkan menciptakan sebuah Artefak.
Teknik Menggeser Alam adalah sebuah teknik yang hanya bisa digunakan ketika seorang Kultivator sudah mencapai puncaknya dimana dia bisa menempatkan Dunia sesuka hatinya.