I Want You Come Back !!!
indonesia, January 2018
¤ ¤ ¤ ¤
Ä ku bersanda pada pilar besi yang berukuran 2x lingkaran orang dewasa dengan santai ku amati arlogi ku yang menunjukkan pukul 09:50 wib pagi.
Memang aku saat ini sedang menunggu waktu yang terasa amat lamban karena aku sudah menunggu begitu lama namun yang ku sadari aku baru menunggu sekitar 10 menit yang kurasakan seperti seabad. berlebihan memang.
namun itulah ku rasa, karena aku benci menunggu.
Kau ingin tau aku menunggu apa? Baiklah, baiklah akan kujelaskan
Aku menunggu waktu keberangkatanku yang tercantum jelas di boarding pass ku adalah london.
Dan dari pukul 09:00 tepat aku memutuskan untuk berangkat dari rumah menggunakan taksi ku pikir akan macet tapi ternyata dugaan ku meleset jalanan jakarta saat ini seakan merelakan aku untuk pergi dari negri ini guna mencari pengalaman ke negri orang dengan ijasa s1 ku .
Dan disaat sampai betapa bodohnya aku tidak ingat untuk memastikan waktu keberangkatanku yang tepat pada pukul 10:30 wib.
Dengan kesabaran yang aku punya menunggu waktu yang cukup membosankan untungnya aku membawa buku-buku novel kesukaanku dan headset yang bertengger manis di kedua kupingku dengan lagu ed sheeran : perfect, dengan mata yang tak bisa lepas dari buku aku berjalan sambil sesekali mencari tempat duduk nyaman dan saat aku sudah merasa nyaman dengan sofa tunggu yang empuk ku masukan buku yang selesai ku baca dengan hikmat ke dalam koper lalu mengecilkan volume headsetku sambil mengamati berbagai kegiatan orang lain di bandara mengamati kehebohan beberapa orang yang merelakan dengan air mata dan kehebohan semangat untuk pergi ada pun yang terburu-buru.
Dan tiba pada pukul keberangkatan pesawat ku di umumkan entah apa yang akan terjadi nanti di kemudian hari dan inilah langkah terbesar untuk hidupku karena.
“hari kemaren adalah kenangan dari hari ini.
Sementara hari esok adalah impian dari hari ini.
Karena itu perjuangkan waktu sebaik mungkin “
By: khail gibran
Sesampainya ditempat yang dituju gadis berusia 21tahun itu berjalan mencari tempat singgah nya untuk beberapa bulan kedepan dengan bermodal google maps ia menyelusuri beberapa rumah berarsitektur minimalis lalu teringat sesuatu langsung mengambil ponsel dan menelpon seseorang yang seharusnya sejak tadi ia telpon.
Tak berapa lama nada sambung terdengar pada benda tipis persegi tersebut lalu di susul dengan suara seorang wanita dengan logat yang khas dengan bahasanya ia menjawab cepat tanpa perlu bertanya siapa yang menelpon.
“yoboseyo1” ucap suara wanita dengan logat khasnya tanpa canggung sedikit pun untungnya sang penelpon sudah di beritahu asal gadis disebrang sana.
“yoboseyo,kim hera noona2 , introdusing Iam ayudya kusuma” ucap gadis itu gugup dengan suara yang sama dan logat yang khas ia menjawab dengan bahasa indonesia yang terdengar sangat tertatih untuk di ucapkan.
“ohh ya, kau rupanya me ngapa kau baru mengubungiku gadis manis, apa kau tersesat sehingga mengingat ku hem?” ucapnya dengan nada yang kesal lalu terdengar suara-suara percakapan dan lain-lain.
“Iam so sorry Noona, but plise can you help me, right now...”dengan suara menyesal dan terdengar seperti nada lelah wanita di sebrang sana pun tak lagi dengan nada marahnya namun dengan nada terburu-buru ia mengatakan
“oke fine, sekarang kau cari halte bus dan tanyakan pada seseorang dimana kau saat ini, lalu beritau aku agar cepat menjemput mu “ucap wanita di sebrang telpon lalu tak berapa lama hujan pun turun disaat gadis itu sampai di halte terdekat.
*1 yoboseyo adalah dialog pembuka sapaan orang korea saat menelpon
London, january 20xx
Prov
Niken Kusuma kenshon
Hampir setengah jam aku menyusuri beberapa jalan setapak di perumahan minimalis.
lalu teringat dengan seseorang dan memberinya kabar bahwa aku dalam masalah ya memang aku sangat bodoh jika penyakit lupaku kambuh, hey orang lupa tidak pernah salah bukan karena lupa adalah hal yang tidak di sengaja. Itulah teoriku
jangan menyangkal kalo kalian salah dan jangan berbohong jika kalian tak pandai merangkai kata dengan baik, katakanlah kalian lupa karena keteledoran yang kalian perbuat pasti akan di maklumi sesekali dan jangan mengulanginya lagi.
“huft, tadi aku di suruh bertanya ya tapi kesiapa “ucapku pada diri sendiri. Tiba-tiba setitik air mengenai ujung hidung mungilku. Disaat itu pun aku memastikan untuk mengadahkan kepalaku kelangit yang ternyata begitu gelap disaat itulah tetes demi tetes air hujan membasahi bumi di tempatku berada mulai berjatuhan.
Semakin dingin suhu yang kurasa dan semakin deras juga hujan yang ku lihat. Hingga membentuk tirai tanpa ujung yang tebal dapat mengaburkan pandangan untuk jarak jauh.
Aku pun mulai panik dan mengikuti beberapa langkah kaki orang-orang disekelilingku mencari tempat berteduh, sambil ngeutuk kebodohanku sendiri karena lupa membawa payung. tiba-tiba ada seorang yang mengatakan sesuatu dengan logat yang aneh menurutku.
“what an idiot, “ucap seseorang pria disebelah kananku dengan aksen aneh ditelingaku namun ku hiraukan karena tak baik berbicara dengan orang asing di negri orang.
Lalu ia mengatakan sesuatu kembali dengan logat khasnya.
“huft ... why don’t you bring your umbrella on a day like this?”ucap pria tinggi dan tegap disampingku walau pun bahasa inggrisnya lancar namun wajah yang khas orang blasteran indo dan arab. Mungkin usianya sama denganku dua puluhan.
Ia menggunakan topi hitam berlebel Nike yang menutupi sebagian wajahnya namun posisi kami yang terlalu dekat karena di halte ini terlalu ramai membuatku bisa melihat wajah indo yang sempurna itu dengan hidung mancung seperti orang arab umumnya bibir tipis merah muda yang mulai pucat, tulang rahang yang sempurna serta mata bergradasi biru safir yang menatapku tajam dibalik kacamata minus tipis berbingkai kotak hitam selayaknya mahasiswa london umumnya ia pun mengenakan jaket biru gelap dengan garis putih di setiap sisi pinggir jaket ber-cappuchone itu, celana jeans hitam berpotongan trendi dan sneakers putuh. semua pakaian nya ku rasa brand ternama apa lagi jam tangan pria berwarna putih mewah yang melingkar di pergelangan tangannya entah brand apa.
“hey!“ucapnya membuatku tersentak disaat melihat penampilannya. Sementara ia malah tersenyum kecil yang ku baru tau ia memiliki lekungan kecil di kedua pipinya membuat bertambah tampan dan manis tanpa sadar aku terpanah.
“you ask me ?”ucapku yang asal
“so Im thinking yeah... Iam ask you and I want talking to you ?”ucapnya tanpa memalingkan pandangan dariku yang membuatku gugup setengah mati dengan tatapan tajamnya. Ku usahankan agar tak terlihat gugup.
“ well, look who’s talking to me about umbrella and where’s your umbrella, stranger?” ucaku pedas karena ia yang entah dari mana bertanya seolah kenal padaku dasar aneh.
“oh me, sorry aku terlalu malas membawa payung hari ini,”ucapnya dengan diiringi tawa renyahnya.
“same me to” ucapku malas
“ohh good , oke you give me five then”! pria itu melebarkan senyumannya dengan semangat memberikan telapak tangannya di depan wajahku tanpa berfikir bagaimana situasi saat ini. Selama beberapa detik dengan diam ku perhatikan ia sambil melipat tangan di depan dada bersikap menantang.
Namun ia malah mengambil tanganku untuk bertos ria dan tersenym manis sambil menatapku beberapa saat lalu bicara lagi entah sadar atau tidak tangannya masih menggengam perggelangan tanganku yang mulai dingin .
“wait , don’t go an away .... oke “ucapnya pegi sesaat tak berapalama ia kembali lagi dengan payung di tangannya lalu dia membuka payung tersebut dan memayungkanku tanpa kata ia tersenyum.
Tiba-tiba ponselku berdering dengan nada lagu ed-sheeran : perfect
Mengalun lembut memecahkan ketegangan diantara aku dan sang pria asing ini, tanpa pikir panjang ku lihat siapa yang menelponku saat ini .
“wah gawat!! ”ucapku panik karena nama yang tertera dilayar ponselku adalah nama kim hera yang seharus nya aku mengabarinya sedari tadi tentang keberadaanku dan dengan panik aku menoleh ke sebelah kiriku yang masih ditempati oleh pria asing berwajah, yang sialnya tampan itu.
dia menatapku dengan tatapan seolah menyelidki siapa gerangan sang penelpon yang sudi mengganggu debat kami tadi.
Tanpa abcd aku langsung tanyakan sesuatu yang mungkin ia tau
“maaf, apakah kau tau daerah dan nama jalan apa ini?”ucapku ia langsung menunjuk papan petunjuk jalur pemberhentian bus yang berada di halte lalu ku sampaikan ke pada kim hera dimana aku berada.
Tak ku sadari tiba-tiba hp ku sudah berpindah tangan hingga membuatku terkejut dan berteriak cukup keras untungnya halte sudah tinggal aku dan pria asing itu memang hujan telah berhenti sekitar 15 menit yang lalu jadi tak ada alasan untuk berlama-lama di halte kecuali menunggu bis yang sudah hilir mudik setiap 10 menit sekali.
“hey!!!!, kembalikan hp ku “ucapku sambil berusaha mengambil hpku yang berada di genggaman tangan besarnya itu, entah apa yang ia lakukan terhadap hpku tp setelah itu ia mengangkat tinggi-tinggi hpku.
Dan inilah yang ku benci usahaku hanya akan membuat aku semakin terlihat bodoh coba saja kau bayangkan aku yang tingginya hanya 158 sedangkan dia yang tinggi nya bekisar 180an mempermainkan aku dengan mengangkat benda tipis kebanggaan ku setinggi mungkin sampai pria itu berjinjit.
Kerena kesal aku tarik kerah jaketnya langsung ku ambil hpku disaat dia shok dengan tenagaku hahahahahahaha, makannya jangan remehkan aku.
Tak lama berselang kesunyian pun membuat kami berdua menjadi canggung dan saat bus tingkat berwarna merah darah ia pun meninggalkanku lalu masuk kedalam bus tanpa berkata apapun namun wajahnya tersenyum dengan tampan saat dibalik jendela transparan bus. Dan tak lama kim hera pun datang kami pun meinggalkan halte bersama.
¤ ¤ ¤ ¤