FRIEND Or LOVER
AIRA AO POV
Perkenalkan namaku Aira Ao. Aku dipanggil Aira. Aku lahir dikeluarga yang biasa namun selalu ada kehangatan diantara kami, tapi itu berakhir ketika ayahku pergi meninggalkan kami dan ibu selalu pergi keluar bekerja dan tidak punya waktu untuk kami, aku selalu bersama adikku Mike.
Didalam kehidupan seperti itu aku masih memiliki seorang sahabat yang paling setia dan selalu ada ketika aku sedang dalam keadaan terpuruk. Dia adalah Lian, ia teman kecilku sekaligus tetanggaku. Aku dan adikku selalu pergi kerumahnya ketika ibuku pergi bekerja.
Lian, dia mempunyai wajah yang sangat tampan, dia idola sekolah kami pada masa SMP. Ia pintar berolahraga, dan juga pintar dalam hal akademik.
Tak jarang aku dan Lian pergi berangkat dan pulang sekolah bersama, karna rumah kami bersebelahan.
Aku sudah lama menyukai Lian dia selalu ada disaat aku membutuhkan seseorang. Dia paling pengertian aku menyukainya, tapi aku sama sekali belum menyampaikannya sampai sekarang, aku tak mau kehilangan orang yang ku sayang lagi.
Hari ini kami adalah salah satu murid SMA Kagoto. Hari ini juga ibuku pergi pagi pagi sekali, entah apa yang ia lakukan dan ia kerjakan aku sama sekali tidak berani mengganggunya.
"Oh kau sudah menunggu dari tadi ya?..." Tanya seseorang laki laki kepadaku yang telah berdiri didepan sebuah rumah yang tepat berada disebelah rumahku sambil memainkan ponselku.
"Oh tidak aku baru saja keluar" jawabku kepada laki laki itu yang tidak lain adalah Lian.
"Ayo kita berangkat sekarang" ucap Lian berjalan mendahuluiku, Kulihat Lian punggung datar Lian yang lebar itu.
"Hei tunggu apa lagi? Nanti kita telat" panggilnya membuyarkan lamunanku.
"Iya iya..." Jawabku dan berlari dan berjalan disebelahnya.
Aku pergi ke sekolah menaiki bus bersama Lian. Hanya butuh beberapa menit kami pun sampai disekolah.
"Apa kita akan sekelas lagi?" Tanyaku. Lian pun membalikkan badannya lalu menjawab
"bagaimana jika tidak sekelas?" Tanyanya kembali padaku.
Aku terdiam berpikir jika aku tidak akan sekelas dengan Lian. Aku tidak pandai bergaul, aku pernah melakukan kesalahan saat SMP tahun lalu dan membuat semua orang dikelas menjauhi. Sejak itu aku tak pernah mencoba mencari teman.
"Sudahlah, lebih baik kita lihat papan pengumuman" ucap Lian dan kamipun berjalan menuju papan pengumuman.
"Ramai sekali..." Ucapku melihat papan pengumuman itu yang ditutupi oleh puluhan siswa.
"Tunggu disini aku akan mencari nama kita" ucap Lian meninggalkanku dan langsung mencoba menerobos kumpulan orang itu.
"Sebaiknya jangan!" Ucapku melarang Lian yang tak dihiraukan sama sekali olehnya.
Brukk!
"sudah kubilang sebaiknya jangan, tapi kau tidak mendengarkan ku sama sekali..." Ucapku menolong Lian yang terjatuh oleh kumpulan orang itu.
"Baiklah... Akan kudengarkan kata katamu itu" jawabnya sambil merapikan seragam dan rambutnya.
Setelah beberapa saat kami menunggu akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Saat kami mencari nama kami, ternyata kami sekelas lagi dan aku senang akan hal itu.
"Lian..." Panggilku saat berjalan menuju kelas.
"Hmm..." Jawab Lian sambil melihat lihat kesana kemari.
"Aku pikir aku akan mencari teman" ucapku menghentikan langkahku, Lian yang sadar aku menghentikan langkahku langsung menoleh kebelakang.
"apa kau yakin? apa kau tidak..." ucapnya dengan wajah khawatir.
"Tenang saja aku pasti akan mendapatkannya di masa SMAku ini!" Ucapku lalu berjalan melewatinya dan ia hanya terdiam dengan ucapanku.
TBC 🐱
"Aku pikir aku akan mencari teman" ucapku menghentikan langkahku, Lian yang sadar aku menghentikan langkahku langsung menoleh kebelakang.
"apa kau yakin?" Tanyanya padaku dengan wajah sedikit khawatir.
"Tenang saja aku pasti akan mendapatkannya di masa SMAku ini!" Ucapku lalu berjalan melewatinya dan ia hanya terdiam dengan ucapanku.
"Ada apa, ayo kita pergi ke kelas!" Ucapku meyadarkan lamunanya, kamipun pergi kekelas bersama.
"Aku pasti mendapatkannya" gumamku didepan pintu kelas, Lian hanya tersenyum melihatku yang sedikit bersemangat.
Kubuka pintu kelasku itu dan mulai melangkahkan kakiku kedalam kelas. Kulihat beberapa orang perempuan yang sudah berkumpul masing masing dengan teman temannya begitupun dengan yang laki laki.
"Oh, ada Lian! Hei ada Lian!" Ucap seorang laki laki berambut biru dengan mata biru dengan kulit putih serta sifat cerianya menghampiri Lian.
"Kau juga ada disini Alverus?" Tanya Lian.
"Kubilang dari dulu panggil aku Al saja kau ini!" Jawabnya dengan muka sedikit kesal.
"Ini siapamu? Pacar?" Tanya Alverus pada Lian, aku dan Lian pun hanya saling bertatap terkejut.
"Bukan... Dia..." Ucapan Lian terhenti karena melihat aku pergi meninggalkannya, aku juga tidak mau terlibat dengan urusan pertemanannya dia.
Karena ini adalah hari pertama sekolah kami hanya melakukan perkenalan dengan teman sekelas kami hingga para guru.
"Ini sudah tengah hari tapi aku belum juga mendapatkan seorang temanpun" keluhku sambil berjalan menuju kantin diwaktu istirahat.
Sesampai disana kuputuskan untuk membeli sekotak susu dan sebungkus roti isi, lalu kembali kedalam kelas.
Sesampainya dikelas aku hanya melihat Alverus atau si mata biru dengan beberapa temannya. Dan juga beberapa orang perempuan yang sedang makan sambil berbincang bersama.
Aku langsung pergi ke kursi ku dan duduk lalu meminum sekotak susu yang ku beli.
"Hai..." Suara seorang laki laki di sebelahku. Akupun menoleh kearah suara tersebut.
"Oh hai juga" ucapku membalas sapaan.
"Kau yang tadi bersama Lian kan? Aku sudah dijelaskan olehnya, kau teman masa kecilnya. Maafkan aku tadi berkata yang tidak tidak hehehe...." Ucap orang itu.
"Ah... Tidak apa apa" balasku.
"Oh ya aku Alverus Siura. Namaku terlalu rumit untuk di panggil jadi panggil saja aku Al" ucapnya mengenalkan diri.
"Ok. Aku Aira Ao panggil saja Aira" ucapku ikut mengenalkan diri.
"Kau hanya makan ini saja? Kau tidak lapar?" Tanyanya menatap roti isi yang kubeli dan sekotak susu.
"Tidak juga hehehe..." Jawabku menggaruk tengkuk leherku.
"Kau tidak akan sehat jika hanya makan ini" ucapnya menasihatiku dan aku hanya diam melihat matanya yang begitu biru.
"Hei ada apa?" Panggilnya membuyarkan lamunanku.
"Ah tidak apa. Itu... Apa matamu memang sebiru itu?" Pertanyaan itu lolos begitu saja.
"Hahaha... Kau ini benar benar unik. Apa ini mata ini terlihat palsu?" Ucapnya sambil tertawa kecil.
"Tidak" jawabku dan ia malah semakin tertawa.
"Al ayo, apa kau ingin kita tinggal?" Tanya salah satu temannya.
"Ah iya sebentar!" Jawabnya.
"Aku duduk disebelahmu jadi jika kau butuh bantuan panggil saja aku" ucapnya lalu pergi meninggalkanku.
"Tentu saja" jawabku.
"Siapa perempuan itu?" Tanya salah seorang temannya di depan pintu kelas yang masih bisa ku dengar.
"Uhuk..." Aku tersedak rotiku ketika mendengar pertanyaan itu.
Waktu pun berlalu begitu cepat. Ku ambil tasku dan pergi keluar kelas.
"Dimana Lian?" Batinku saat berada diluar kelas.
"Kau mencari siapa?" Ucap seorang laki laki bersender didinding sebelah pintu kelas.
"Apa yang kau lakukan disitu?!" Ucapku kesal melihat Lian yang berdiri mengagetkanku tanpa rasa bersalah.
"Apa ini salahku?" Tanyanya tanpa rasa bersalah.
"Ya itu salahmu!" Jawabku datar.
"Tidak, ini bukan salahku!" Jawabnya membuatku tambah kesal.
"Sudahlah aku ingin pulang sekarang!" Ucapku lalu meninggalkannya sendiri.
"Hei apa kau masih marah?" Tanya Lian di perjalanan pulang.
"Tidak!" Jawabku tetap datar.
"Oh jadi seperti itu, aku ingat kemarin ibu membelikan ku tiga buah roti lapis sosis. Apa sekarang roti sosis sudah dimakan Ryu kucing nakalku atau belum?" Ucapnya merayuku dengan roti lapis sosis kegemaran ku.
"Lapis sosis?" Gumamku membuatnya tertawa kecil.
"Apa kau mau?" Tawarnya padaku.
"Tentu saja mau! Maksudku tidak! Tapi aku mau....yang lapis sosis...." Ucapku mencoba menolak tapi tidak bisa, itu roti kegemaran ku.
"Baiklah baiklah akan ku beri malam ini, jika Ryu tidak memakannya" ucapnya meledekku.
"Apa kau samakan aku dengan Ryu?" Tanyaku.
Kamipun sampai dirumah masing masing, aku pun masuk kedalam rumah.
"Aku sudah pulang" ucapku masuk kedalam rumah yang tidak dijawab oleh siapa siapa.
"Mike?" Panggilku yang tak dibalas olehnya.
"Mike... Jika mau tidur jangan disini, pergi ke kamarmu" ucapku melihat adikku yang sedang tidur disofa depan tv.
"Oh kakak sudah pulang" ucapnya bangun dari tidurnya sambil mengusap pelan matanya.
"Hmm... Aku akan buat makan malam. Kalau kau mau tidur, tidur saja nanti ku bangunkan" ucapku. Diapun meninggalkanku dan pergi ke kamarnya.
Ting! Tong!
"tunggu sebentar!" Ucapku mendengar bel pintu berbunyi.
Akupun membuka pintu rumahku itu, dan berdirilah Lian dengan roti lapis sosis yang sudah ia janjikan.
"Ini rotinya" ucapnya lalu kami masuk kedalam.
"Kau tunggu saja di sofa" ucapku mengambil roti ditangannya dan pergi ke dapur.
"Dimana Mike?" Tanya Lian menyalakan tv.
"Dia dikamarnya" ucapku yang masih fokus dengan masakan ku.
"Apa ibumu masih sering pulang larut?" Tanya fokus memindah mindah Chanel tv.
"Ya begitulah" jawabku.
Setelah itu kami tidak berbincang satu katapun karena aku fokus dengan masakan ku dan Lian fokus dengan tv-nya itu.
"Hahaha" tawa Lian melihat sebuah drama komedi.
"Lian bisa kau bangunkan Mike untuk makan malam" ucapku sambil menata meja makan.
"Hmm" jawabnya lalu pergi menuju kamar Lian.
Setelah beberapa lama Lian dan Mike keluar bersama dan menuju meja makan.
"Tu.. tunggu.. kau tidak pulang? Apa bibi dan paman tidak mencarimu?" Tanyaku pada Lian yang ikut duduk dimeja makan.