Pewaris Pendekar Tanpa Tanding
Kejar...ayo cepat' kejar... jangan biarkan gelandangan itu melarikan diri"
Terdengar teriakan seorang pemuda berusia dua puluh tahunan berlari kencang bersama dua orang temannya, mereka mengejar seorang pemuda berusia 13 tahunan yang berlari ngos-ngosan , dan terlihat memaksakan diri berlari sekencang kencangnya.
" Hei... Jamora berhenti kau!!!"
" Ayo percepat lari kalian, jangan sampai dia masuk ke hutan larangan !!!"
Mendengar teriakkan orang-orang yang mengejarnya, Jamora baru menyadari kalau dia sebenarnya berlari kearah hutan larangan Aek Milas yang terkenal sangat angker dan menyeramkan.
dan sampai saat ini, tidak ada seorang pun yang berani memasukinya.
Mengingat keangkeran hutan larangan Aek Milas, rasa takut muncul dihati Jamora, dia langsung menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah orang yang mengejarnya.
"Ha...ha... akhirnya kau berhenti gelandangan"
Tawa sinis terdengar dari pemimpin orang yang mengejar.
" Jadarat, apa salahku pada kalian? Kenapa kalian ingin menghabisiku?"
Terdengar nada putus asa dalam ucapan Jamora, karena dia menyadari kalau dia tidak akan mampu menghadapi ketiga orang yang mengejarnya.
Dia mengenal ketiganya, mereka adalah tiga tuan muda, putra bangsawan kaya raya di desanya, mereka juga terkenal jagoan, karena mereka bertiga adalah murid dari perguruan Rajawali Sakti, salah satu diantara perguruan silat besar yang ada di kerajaan Sayur Matinggi.
" Ha....ha...kami tentunya tidak perlu alasan untuk menghabisi gelandangan hina seperti dirimu" jawab Jadarat dengan lantang.
" Ya...ya... salahkan saja orang tuamu yang tega meninggalkanmu di desa kami, hingga kau jadi gelandangan hina yang selalu mengganggu mata setiap orang di desa kami "
Sahut salah satu teman Jadarat yang bernama Jarundut
" Kenapa kalian keberatan aku tinggal di desa ini ? Walaupun aku miskin, tapi aku tidak pernah mengganggu atau meminta makan pada kalian"
balas Jamora yang tidak terima mendengar penghinaan mereka padanya
" Sudahlah, untuk apa banyak bacot, kita habisi saja kutu busuk ini, semua orang didesa kita pasti senang mendengar kabar kalau kita bisa menyingkirkan si kutu busuk ini"
teriak pemuda lainnya ya bernama Jajungkar.
" Sungguh kejam kalian, kalian terlalu menghina orang, baiklah aku memang tidak mampu melawan kalian, tapi jangan harap kalian bisa membunuhku, dan ingatlah kalau hari ini aku tidak mati, tunggu saja, kelak aku akan mencari kalian untuk membalaskan kebaikan yang kalian lakukan padaku hari ini "
Setelah selesai berbicara, Jamora membalikkan badannya dan dengan sisa tenaga yang dimilikinya dia berlari kencang kearah hutan larangan Aek Milas.
Seakan Jamora telah putus tekad, bahwa dia lebih baik mati di hutan larangan Aek Milas, daripada mati ditangan ketiga tuan muda yang ingin menghabisinya.
" Kurang ajar cepat tangkap dia, dia harus mati ditangan kita, jangan biarkan dia masuk ke hutan larangan Aek Milas"
Teriak Jadarat yang terlihat tidak rela melihat Jamora yang sudah berlari menjauh kearah hutan larangan Aek Milas.
Namun walaupun dia berteriak meminta kedua temannya untuk mengejar Jamora, ternyata mereka tidak bisa mengejar Jamora, karena Jamora yang berlari kencang sekuat tenaganya, telah memasuki hutan larangan Aek Milas.
" Kurang ajar, , sial...kita tidak akan bisa menghabisi gelandangan busuk itu dengan tangan kita"
terdengar teriakan penuh emosi dari mulut Jadarat melihat Jamora telah menghilang kedalam hutan aek milas.
" Tenanglah Jadarat, dia pasti akan mati didalam hutan "
" Betul , sampai sekarang belum pernah ada orang biasa yang selamat keluar dari hutan larangan Aek Milas "
Kedua teman Jadarat mencoba menghibur Jadarat yang masih kelihatan belum terima, karena tidak bisa menghabisi Jamora dengan tangan mereka.
" Ok, tapi kita harus tetap disini sampai hari gelap, karena dia pasti tidak akan lama didalam hutan, jadi sebentar lagi dia pasti akan keluar"
" Baiklah Kita akan menunggu dia keluar, tapi kalau dia tidak keluar juga sampai malam, berarti dia telah mati didalam hutan "
Mereka terus menunggu Jamora keluar dari hutan larangan Aek Milas, namun ketika hari sudah mulai gelap dan Jamora tidak keluar juga dari dalam hutan, akhirnya mereka sepakat untuk kembali ke desa, karena mereka yakin Jamora pasti telah tewas didalam hutan larangan Aek Milas .
Dengan nafas ngos-ngosan dan wajah yang pucat, Jamora menghentikan larinya ketika dia telah memasuki hutan larangan Aek Milas, dia yakin bahwa ketiga tuan muda yang mengejarnya, pasti tidak akan berani masuk kedalam hutan aek milas.
Jamora menghempaskan tubuhnya yang kelelahan dan duduk bersandar kebatang sebuah pohon besar.
" Sebenarnya apa salahku? Aku juga tidak ingin jadi seperti ini, semua orang mengatakan aku adalah gelandangan karena aku miskin" Jamora mengeluh didalam hati.
" Ayah ibu kalian dimana? Kenapa kalian tega meninggalkanku disini?"
Jamora tertunduk sedih' mengenang nasib buruknya, masih segar didalam ingatan, ketika dia berumur tujuh tahun, bersama kedua orangtuanya mereka singgah ke sebuah rumah yang sangat kumuh di desa Lakkimat tempat dia tinggal saat ini, dan penghuninya adalah seorang kakek sebatang kara bernama kakek Bincar .
Namun alangkah sedihnya hati Jamora ketika dia bangun keesokan paginya, ternyata kedua orang tuanya telah pergi meninggalkannya, dan menurut kakek Bincar, Jamora dititipkan pada kakek Bincar untuk sementara waktu, karena kedua orang tuanya harus segera berangkat ke suatu tempat, dan tidak bisa membawa Jamora bersama mereka.
Sejak saat itu Jamora tinggal bersama kakek Bincar. Sebenarnya Kakek Bincar mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan Jamora juga sangat menyayangi kakek Bincar, Jamora juga telah menganggap kakek Bincar sebagai kakeknya, dan dia juga tahu kalau kakek Bincar sudah menganggapnya sebagai cucunya.
Sebenarnya suatu ketika dia pernah bertanya kepada Kakek Bincar, kemana sebenarnya orang tuanya pergi dan kenapa dia dititipkan pada Kakek Bincar?.
Kakek Bincar hanya mengatakan kalau orang tuanya pergi ke suatu tempat yang sangat jauh, dan karena jamora masih terlalu kecil , akhirnya mereka menitipkan Jamora kepadanya.
Kakek bincar juga mengatakan kalau dia pernah menjadi pelayan di kediaman orang tua Jamora, tapi lima tahun yang lalu dia kembali ke desa Lakkimat, karena dia sudah tua dan tidak layak lagi bekerja di rumah orang tua Jamora.
Namun sial bagi Jamora, dua tahun kemudian ketika dia baru berumur sembilan tahun, kakek Bincar meninggal dunia karena usia tua.
Sebelum kakek Bincar meninggal dunia, dia hanya mengatakan bahwa orang tuanya kelak pasti akan datang menjemput, jadi sebaiknya Jamora tetap tinggal di desa Lakkimat menunggu kedatangan orang tuanya.
Setelah Kakek Bincar meninggal dunia, Jamora tetap tinggal di rumah peninggalan kakek Bincar, dia terus berharap suatu hari nanti orang tuanya akan datang menjemputnya, dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Jamora bekerja serabutan seperti gelandangan.
Untungnya tubuh Jamora termasuk kategori kekar, dan dia juga memiliki tenaga yang sangat kuat ,sehingga dia mampu untuk bertahan hidup.
Seminggu yang lalu dia mengalami kesialan, seperti biasa dia pergi bekerja kepasar desa Lakkimat, dia bekerja sebagai kuli angkut barang,
disaat dia mengangkut beban yang cukup berat di pundaknya, tanpa sengaja tubuhnya oleng dan menabrak Jadarat dengan teman temannya yang kebetulan ada urusan ke pasar desa Lakkimat ,
Sebenarnya Jamora telah meminta maaf pada mereka , bahkan dia hanya menunduk pasrah, ketika Jadarat bersama teman temannya memukulinya, dan ketika mereka selesai memukulinya Jamora menganggap permasalahan mereka telah selesai.
Namun,hari ini tanpa sengaja mereka bertemu lagi, ketika Jadarat bersama temannya melihat Jamora yang sedang berjalan sendirian timbul niat jahat dihati mereka untuk menghabisi Jamora.
Menyadari niat jahat Jadarat dengan kedua temannya, perasaan Jamora mulai was was sehingga dia memutuskan untuk melarikan diri, namun tanpa disadarinya dia sebenarnya berlari kearah hutan larangan Aek Milas.
" Aku tak bisa lagi kembali ke desa Lakkimat, tapi kemana aku akan pergi? Aku tidak memiliki keluarga, dan jika aku keluar hutan sekarang, Jadarat pasti masih menungguku diluar hutan"
Perut Jamora mulai lapar, karena sejak pagi dia belum makan apapun.
Ah, dimana aku bisa mendapatkan makanan untuk mengisi perutku? "
Jamora mengeluh dalam hatinya, dia memandang ke sekelilingnya, berharap ada buah buahan atau apa saja yang bisa mengganjal perutnya.
Mungkin hari ini adalah hari sialnya karena tidak ada satu pohonpun yang berbuah disekelilingnya.
Tapi karena perutnya yang tidak mampu lagi menahan rasa lapar, Jamora melangkah mencari ketempat lain.
Dan dia tidak menyadari kalau ternyata dia telah melangkah cukup jauh kedalam hutan.
"Aumm......"
"Sial . Kenapa harimau ini muncul,mati aku"
wajah Jamora pucat pasi melihat seekor harimau berdiri seratus meter dari tempatnya.
Ketika dia melihat harimau berjalan kearahnya, Jamora memutuskan untuk berlari.
Dia berlari kearah timur, karena dia melihat disana banyak pohon kecil, dia berharap dia bisa memanjat salah satu pohon untuk menghindari kejaran harimau.
"Aku tidak boleh mati disini"dengan tekad bulat tidak ingin mati ditangan harimau Jamora berlari sekencang-kencangnya ,namun pastinya si harimau tidak akan berhenti dan terus mengejar.
Jamora semakin kalut karena dia tidak yakin bisa menghindari pengejaran harimau yang kelihatan sangat bernafsu untuk menerkamnya, sementara jarak dengan pohon yang ditujunya masih cukup jauh.
" Sial, aku tidak mau mati disantap harimau buas ini, lebih baik aku mati melompat kedalam jurang "
Ucap jamora didalam hatinya ketika dia melihat sebuah jurang yang tidak jauh dari tempatnya.
" Ahhhhh....." Teriakan putus asa terdengar dari mulut Jamora ketika dia melompat kedalam jurang.
Tubuhnya melayang seperti layangan putus, jurangnya kelihatan sangat dalam bahkan tidak terlihat dasarnya.
namun,ketika dia hampir pingsan, tiba-tiba keinginan hidupnya kembali muncul, dia melihat sebuah pohon besar menggantung di dinding tebing jurang tempat dia jatuh.
"Braakk..."
Tubuh Jamora terhempas kearah pohon
" Aduhhh.."
Jamora menjerit keras, rasa sakit terasa disekujur tubuhnya, beberapa tulangnya patah dan hampir seluruh badannya penuh luka akibat bertabrakan dengan batang pohon, tapi Jamora mencoba untuk tetap sadar dan memeluk erat batang pohon agar tidak terjatuh kedalam jurang.
" Ah, syukurlah aku masih selamat, tapi perutku sangat lapar karena dari pagi aku belum makan , aduh badanku sakit semua, apakah aku akan mati disini?"
Jamora mencoba memeluk erat pohon tempat dia terjatuh dengan kedua tangannya, saat dia memeluk batang pohon, tangannya menyentuh beberapa buah sebesar apel, karena Jamora sangat lapar , dia memetik dua buah dan langsung memasukkan kedalam mulutnya.
Namun ketika kedua buah tersebut telah masuk kedalam perutnya dan dia ingin memetik buah lainnya..
" Akh...."
Teriakan kesakitan melonglong keluar dari mulutnya.
Rasa sakit terus mendera dan hampir saja Jamora tidak mampu menahannya, dia terus menjerit kesakitan hingga sepuluh menit kemudian siksaan yang dirasakannya perlahan menghilang, bahkan sebagai gantinya muncul rasa nyaman disekujur tubuhnya.
Keberuntungannya terus berlanjut karena semua luka dan patah tulang yang tadinya sangat menyakitkan perlahan mulai pulih
" Ha...ha....aku tidak jadi mati, terima kasih Tuhan..."
Dengan penuh sukacita seakan baru menang lotere Jamora tertawa bahagia..
Menyadari kalau luka-lukanya telah sembuh, Jamora menggerakkan badannya untuk duduk bersila diatas pohon, dia mencoba menenangkan hatinya yang begitu bahagia karena telah lolos dari kematian.
Setelah dia merasa bahwa hatinya sudah tenang dia mulai membuka matanya, namun ketika Jamora membuka matanya, tanpa sengaja dia melihat ada tulisan dikulit batang pohon , karena penasaran Jamora mulai membaca tulisan tersebut.
" Siapapun yang membaca tulisan ini, berarti dia berjodoh dengan warisanku, untuk memperoleh warisanku pergilah kedalam goa"
Jamora melihat kearah tebing mencari goa yang dimaksud dalam tulisan.
Dan akhirnya Jamora melihat ada sebuah goa di dinding tebing, dan ternyata pintu goa adalah tempat akar pohon yang didudukinya saat ini.
" Peninggalan apa ya? Mudahan- mudahan peninggalannya adalah hemas dan permata"
Yang terpikir oleh Jamora hanya emas dan barang berharga lainnya. Karena hidupnya sangat miskin, sehingga dia sering bermimpi suatu saat dia bisa memiliki kekayaan yang berlimpah, seperti para bangsawan yang hidup mewah di desa Lakkimat.
Jamora sangat bersemangat membayangkan harta Karun yang akan diperolehnya dari dalam goa, sehingga dia langsung merangkak kearah goa.
Setelah sampai di pintu goa, dia berdiri dan berjalan perlahan memasuki goa, dia harus berhati-hati karena dia takut didalam goa mungkin saja ada binatang buas yang mengancam keselamatannya.
Setelah dia masuk 10 meter kedalam goa, Jamora berhenti melangkah, karena dia melihat sebuah ruangan yang cukup luas, dan di bagian belakang juga ada sebuah ruangan, yang bentuknya mirip dengan kamar tidur.
Jamora melihat diitengah ruangan ada sebuah batu berwarna hitam yang cukup besar, diatas batu ada sebuah kerangka dengan posisi duduk bersila, dan dihadapannya ada sebuah kotak berwarna hitam.
Jamora bersimpuh bersujud kearah tengkorak yang ada dihadapannya
" Saya permisi akan mengambil kotak peninggalan kakek, seperti yang kakek tulis dikulit pohon, dan sebagai balasannya saya berjanji akan menguburkan jenazah kakek" ucap Jamora sambil bersujud tiga kali sebagai sopan santun dan rasa terimakasih atas harta karun yang diwariskan kepadanya.
Di saat dia bersujud matanya melihat ada tulisan di atas lantai, jantungnya serasa mau meledak ketika dia telah selesai membacanya.
" Untungnya kau bukanlah orang yang serakah, karena kotak yang ada di hadapanmu sebenarnya telah diolesi racun yang sangat mematikan, sedangkan warisanku tidak ada didalam kotak itu, karena aku telah memasukkan semua warisanku kedalam cincin yang ada di jariku. Karena kau bukan orang yang serakah kau boleh mengambilnya, dan kuharap kau akan mempergunakannya untuk menegakkan kebenaran dan jadilah legenda seperti diriku, dan karena kau yang akan mewarisi warisanku , maka kau adalah murid sekaligus penerusku, penerus dari seorang legenda yang sangat terkenal dimasaku, hingga orang-orang menjulukiku Pendekar Tanpa Tanding.
Namun sebelum kau mewarisi warisanku, kau harus bersumpah dan akan disaksikan oleh langit dan bumi, bahwa kau akan meneruskan tugasku untuk menjaga umat manusia dari kehancuran.
Setelah kau bersumpah teteskan darahmu kecincinku. Kemudian pusatkan pikiranmu untuk melihat dan mengambil warisanku dari dalam cincin.
Namun syaratnya kau harus memiliki tenaga dalam jika ingin melakukannya, dan jika kau tidak memiliki tenaga dalam, duduk bersilalah dihadapanku, dan sentuhlah tangan kananku "
Wajah Jamora pucat pasi membayangkan bahaya keracunan yang akan merenggut nyawanya, jika dia langsung membuka kotak hitam itu
Sejujurnya didalam hatinya Dia sangat ingin membuka kotak itu, namun sebagai orang yang tahu sopan santun dan adat istiadat, Jamora berniat melakukannya setelah permisi terlebih dahulu kepada kerangka yang dia yakini sebagai pemiliknya.
Setelah merenung mempertimbangkan apakah dia akan menjadi murid dan sekaligus pewaris dari Pendekar Tanpa Tanding atau tidak, akhirnya Jamora memutuskan untuk melakukan sumpah seperti pesan yang disampaikan oleh Pendekar Tanpa Tanding yang akan menjadi gurunya.
" Saya Jamora bersumpah disaksikan oleh langit dan bumi, saya bersedia menjadi murid dan sekaligus penerus dari guru Pendekar Tanpa Tanding, dan saya berjanji akan mempergunakan ilmu yang diwariskan guru kepadaku untuk menjaga umat manusia dari kehancuran dan apabila saya melanggarnya yang saya bersedia dihukum oleh langit"
Ketika Jamora selesai mengucapkan sumpahnya, terlihat langit mendadak gelap gulita, dan terdengar suara guntur bersahutan, seakan langit akan menjadi saksi dari sumpah yang diucapkannya.
Hati Jamora berdegup kencang melihat kejadian ini.
Setelah guntur berhenti bergemuruh dan langit kembali cerah, Jamora berjalan kehadapan kerangka gurunya
Jamora kembali bersujud dihadapan kerangka gurunya, karena dia tahu adab seseorang yang ingin belajar pada seorang guru.
Setelah selesai melakukannya, karena dia tidak memiliki tenaga dalam maka dia menyentuh tangan gurunya namun ...
" Akhh.....sakit"
Jeritan keluar dari mulut Jamora, dia terlihat sangat menderita, dia merasakan ada sesuatu yang memasuki tubuhnya dan sangat menyakitkan seperti tertusuk ribuan jarum.
Lebih dari lima belas menit Jamora merasakan rasa sakitnya namun dia tetap menahannya., beberapa saat kemudian dia merasa kalau rasa sakitnya perlahan berkurang, dan akhirnya berhenti dan digantikan rasa nyaman yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya.
Jamora merasa ada sesuatu yang memasuki tubuhnya, dan secara perlahan berkumpul dibawah pusarnya dan akhirnya terdengar ledakan kecil yang berasal dari bawah pusarnya dan ledakannya bukan hanya sekali, tetapi terus meledak dan akhirnya berhenti setelah terdengar empat kali ledakan.
Setelah menunggu beberapa saat dan tidak terdengar lagi ada ledakan, Jamora membuka matanya.
Timbul rasa penasaran dihati Jamora ledakan apa sebenarnya itu, dia menutup matanya mencoba merasakannyaa
Jamora sangat terkejut, ketika dia merasakan tenaganya serasa sangat kuat, seakan memberontak ingin keluar dari tubuhnya.
karena dia tidak bisa menahannya lagi, akhirnya Jamora memutuskan untuk menghentakkan tangannya kearah dinding goa
"Duaarrr....."
Ledakan keras di dinding goa terdengar ketika pukulan tenaga dalam Jamora menghantam dinding goa, bahkan terlihat lubang yang cukup besar, kurang lebih seluas satu meter persegi, akibat Pukulan tersebut membuat Jamora ternganga seakan tidak percaya.
" Ha.....!!, apakah aku memang sekuat ini?"
Merasa kurang yakin, Jamora kembali melayangkan pukulannya kesisi lain goa
"Duaaaarr...."
Kembali terdengar suara keras menghantam dinding goa seperti sebelumnya, dan tentunya hal ini meyakinkan Jamora bahwa pukulan sebelumnya memang nyata
" Ha...ha... akhirnya aku jadi pendekar....ha...ha.. sejak saat ini aku bukan lagi pecundang yang dihina oleh setiap orang"
Jamora melompat kegirangan melihat kenyataan, bahwa dia sekarang telah memiliki kekuatan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Tapi karena terlalu bersemangat dia tidak menyadari, dia melompat mempergunakan tenaga dalamnya, sehingga kepalanya membentur atap goa.
" Aduh.. "
Jamora mengusap kepalanya yang membentur atap goa, namun dia tersenyum gembira, karena walaupun terasa sakit
kepalanya tidak terluka.
" Hebat... aku bukan hanya memiliki tenaga yang kuat, aku juga bisa melompat tinggi bahkan kepalaku tidak terluka, padahal sudah menghantam atap goa"
Karena senangnya Jamora kembali duduk dihadapan gurunya dan bersujud membenturkan kepalanya ke lantai
" Terima kasih atas warisanmu guru, dan ijinkanlah murid mengambil cincin peninggalanmu"
Dengan sangat hati-hati seakan takut tangan gurunya yang tinggal kerangka akan rusak atau patah, Jamora mengambil cincin yang ada di jari manis gurunya dengan perlahan.
Setelah cincinnya berada ditangannya, Jamora memasukkan cincin tersebut ke jari manisnya.
Setelah berada di jari manisnya, Jamora sangat ingin mengetahui apa sebenarnya yang ada didalam cincin gurunya .
Jamora hampir pingsan ketika dia melihat cincinnya memiliki ruangan yang sangat luas hampir seluas lapangan sepakbola.
Ruangan cincin juga terbagi atas beberapa ruangan, Jamora melihat ada ruangan perpustakaan disebelah kiri, kemudian disebelah kanan Jamora melihat ada tumpukan emas permata dan benda berharga lainnya, disebelah ruang perpustakaan Jamora melihat ada rak berisi obat-obatan dan berbagai jenis senjata.
Selain beberapa ruangan tersebu
Jamora juga meliat ada ruangan tamu yang berisi meja dan kursi tamu, namun matanya berhenti memeriksa isi cincin, ketika dia melihat sebuah kitab tua yang bentuknya sangat usang, kitab tersebut terletak diatas meja yang berada di ruang tamu.
Karena merasa penasaran, Jamora mengambilnya, kemudian membuka halaman pertama dan mulai membacanya
" Kitab inilah adalah kumpulan ilmu silat terbaik yang pernah kumiliki dan yang membesarkan namaku, jurus-jurus dalam kitab ini kunamakan jurus tanpa tanding. Namun siapapun yang berjodoh mempelajari ilmu silatku ini, dia harus mengetahui bahwa ilmu silat yang ada didalam kitab ini tidak boleh dipelajari sekaligus.
Untuk tahap pertama yang bisa dipelajari hanya bab 1 dan bab 2 , sisanya dapat dipelajari ketika pondasi dari jurus pertama dan kedua sudah kokoh melalui pertarungan langsung dan tenaga dalamnya telah mencapai tahap raja bumi . Kemudian bab empat hanya bisa dipelajari oleh orang yang memiliki tenaga dalam raja langit dan Raja semesta, bab kelima hanya dapat dipelajari oleh orang yang sudah memiliki tahap tenaga dalam kasar bumi, kaisar langit dan kaisar semesta, bab keenam dapat dipelajari yang kekuatan tenaga dalamnya sudah ditahap penguasa yaitu tahap penguasa bumi, penguasa langit dan tahap penguasa semesta sedangkan bab ketujuh hanya bisa dipelajari ketika kekuatan tenaga dalam telah berada di tahap legenda "
Jamora kelihatan bingung setelah selesai membacanya, karena dia tidak mengerti semua tahapan tenaga dalam yang ditulis oleh gurunya.
Namun dia mengabaikannya dan memutuskan dia akan mempelajarinya dengan bertahap seiring berjalannya waktu.
Jamora membuka halaman selanjutnya, disana tertulis bab. 1. Jurus tenaga dalam alam semesta, dijelaskan bahwa jurus ini adalah teknik mempelajari ilmu-ilmu tenaga dalam yang merupakan pondasi awal jika ingin mempelajari semua ilmu silat tanda tanding, dan juga dijelaskan dengan menguasai ilmu ini maka akan dapat meningkatkan tenaga dalam yang mempelajarinya walaupun dibutuhkan faktor eksternal seperti obat yang bisa meningkatkan tenaga dalam seseorang atau benda lain yang memiliki unsur yang bisa membantu untuk meningkatkan tenaga dalam.
Kemudian dijelaskan juga bahwa selama sebulan penuh harus melakukan semedi duduk diatas batu hitam yang terletak dikamar gurunya dan setiap hari sebelum melakukan semedi harus makan buah pohon yang diluar goa satu per hari.
Setelah 30 hari maka akan memiliki tenaga dalam tahap pembentukan tubuh tingkat sembilan, tahap pembentukan tubuh adalah tahap pertama tenaga dalam seorang pendekar tahap kedua adalah kekuatan ahli, tahap ketiga adalah raja bumi dan seterusnya.
Dan setiap tahap terdiri dari sembilan tingkat dan sebelum memasuki tahap selanjutnya harus melewati tingkat puncak dari setiap tahap.
Setelah selesai membaca bab pertama Jamora tidak melanjutkan bab selanjunya dan dia memasukkan kitab warisan gurunya kedalam cincinnya penyimpanannya.