SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
ㅤ

TELAH PERGI

Aku Giovani Clare, Usia 32 tahun.

aku menikah ketika Usia ku 27tahun, Sekarang aku memiliki 1 orang anak Perempuan berusia 5tahun.

Evana Clare, Matanya bulat dan indah. Pipinya menggemaskan, Giginya yang berbaris seperti jagung, dan rambut ikal seperti Ibunya.

Istriku Lebih tua 7tahun daripada aku.

Aku menikahi Istriku, Tania Zann 6 tahun yang lalu.

Kisah cinta kami begitu rumit.

Keluargaku Menentang hubungan kami, karna Tania hanya karyawan biasa dikantorku, Aku sendiri adalah CEO salah satu perusahaan kosmetik tersohor di kotaku,belum lagi Usia kami terpaut jauh.

tapi kami tetap bersama,dan bertahan dalam hubungan selama 2 tahun berpacaran dan memutuskan menikah.

Aku mencintai dia, aku rela menerobos apapun demi bersamanya.

Tapi Tuhan tidak membiarkan kami bahagia terlalu lama...

Tahun pertama pernikahan kami,semua indah...

Bolehkah aku Menulisnya disini ?

Baiklah...

◇◇◇

"Sayang bangun..."

Tania membelai Rambutku lembut

"Ehm sebentar lagi Sayang, aku mengantuk sekali"

Sahutku pelan

"Baiklah Gio, aku tunggu di meja makan dalam 30 menit"

Tania meninggalkanku menuju dapur

"Shh bagaimana mungkin bisa tidur kalau di ancam begini"

Di meja makan aku duduk bermalas-malasan tapi dengan sabar Tania mengusap rambutku,merapikan nya dan mencium keningku.

Dia lalu menyiapkan Sarapanku, Dia benar-benar sempurna dimataku.

Beberapa Bulan kemudian saat kami sedang Rapat dikantor untuk Launching prodak Kosmetik terbaru di Grup GC Tania Jatuh pingsan secara tiba-tiba.

Aku panik dan membubarkan Rapat segera.

Dirumah sakit Dokter mengatakan Bahwa Tania Hamil 2 minggu.

Aku bahagia sekaligus khawatir, tapi dokter mengatakan bahwa pingsan mendadak bisa terjadi pada awal kehamilan.

Aku menjadi Pria paling bahagia saat itu. Aku punya semuanya. Aku Kaya, Usaha ku sedang berhasil keras, Aku punya istri yang cantik, baik dan sempurna. Dan sebentar lagi aku akan memiliki Anak. Rasanya Aku sudah di puncak Hidupku.

Masa kehamilan nya pun semakin mendekati hari kelahiran. Istriku selalu meminta aku memijit kepalanya. aku berpikir semua ibu hamil akan seperti itu.

Lalu tibalah hari kelahiran Putriku, Istriku beberapa bulan sebelum nya memang sempat pingsan beberapa kali. tapi dokter mengatakan semua baik-baik saja.kandungan nya sehat.

Hari itu persalinan nya sangat lama, aku tidak tau sudah berapa jam berada di rumah sakit.

Dokter mengatakan Istriku terlalu lemah untuk melahirkan secara normal. Aku tentu saja tidak memaksakan.

Akhirnya Istriku melakukan Operasi Bedah Sesar.

Hingga putri keciku lahir.

kudengar suara tangisan nya, akupun ikut menangis, terharu bahagia.

Kami menamainya Evana clare

"Tania, terimakasih sudah melahirkan bayi ini untuk ku"

Ku peluk Tania dan bayiku sambil menangis.

"Gio... Anak ini lahir untuk menemani kamu, Berjanjilah selalu bersamanya.."

Aku tidak menyangka itu adalah kata terakhir yang aku dengar dari Tania.

Ku Dengar dia sedikit meringis, Nafasnya kemudian memburu, tidak lama tangan nya terkulai lemas.

"Dokter ! Dokter ! Istriku kenapa ?! Taniaa !!! Taniaaa !"

Suaraku memenuhi Ruangan di sambut dengan Tangisan Evana.

Seperti nya Evana tau Ibunya telah pergi.

bahkan dia belum sempat mengenal Ibunya.

◇◇◇

Tanah pemakaman ini masih basah, Hujan kemarin mengguyur deras membasahi bumi.

seperti Pelupuk mataku yang tidak pernah kering.

Aku hanya bisa mengenang Wanita yang kumiliki hanya sebentar itu, Entah sampai kapan aku akan kuat hidup tanpa dia.

Aku hanya bisa berjanji, menjaga Evana anakku. terus bersamanya, karena dia dilahirkan untuk menemani aku.

Dan dia Telah Pergi.

 

◇◇◇

 

Awal yang baru

Setelah semua berlalu, aku Hanya fokus pada Perusahaanku GC group dan Evana Anakku.

Dan kini Dia sudah berusia 5 tahun.

Aku sering bekerja dan pulang Larut, sehingga bertemu ketika dia sedang tidur saja.

aku merasa bersalah. tapi aku melakukan ini untuk masa depan Evana. ketika dia besar dia tidak perlu bersusah payah lagi.

Selama ini Ibu dan keluarga ku merawatnya dirumah mereka.

Aku juga jadi tinggal dirumah ibuku.

rumah lama ketika aku bersama Tania ku biarkan kosong. Ibuku selalu menyuruhku untuk menjual rumah itu.

aku tidak bisa. terlalu banyak kenangan.

Terlalu banyak kesedihan, terlalu banyak air mata disana.

◇◇◇

Hari ini Aku merayakan Ulang Tahun ku yang ke 33.

"Hahh...Aku sudah Jadi Om-Om sekarang"

kulihat kalender yang ku lingkari sendiri, 16 Juni.

Tak lama kemudian, Sahabatku Leo,Rey dan bertha Datang ke ruangan ku.Membawa beberapa Lilin dan balon serta kue tart yang besar. mereka juga memakai Topi badut.

"Happy birthday Gio...Happy birthday gio...Happy birthday Bossquee "

Ketiga orang itu kompak menyanyikan yel-yel mereka.

aku bangkit dari bangku Kejayaan ku, menghampiri mereka.

"Astaga...kalian ini bener-bener ya,.. tapi tengkyu..."

Sambut ku sambil tertawa.

"Eh tunggu bro sebelum tiup lilin, make a wish dulu dong " sambar Bertha.

dia teman ku yang paling Religi. tapi juga gila.

Aku tersenyum dan menutup mataku, memulai pengharapan ku untuk masa depan.

Aku hanya berharap tidak akan kehilangan orang-orang yang kusayang dan kesehatan untuk mereka semua.

"Horeee... Tiupp lilin nya tiupp lilin nya"

Mereka bernyanyi, dan aku meniup Lilin itu.

Sorenya aku buru-buru pulang, aku ingin segera bertemu Evana. Sahabat-sahabat ku memang mengajak untuk merayakan ulang tahun ku di luar, tapi aku menolak. aku ingin merayakan dengan anak dan keluarga ku lebih dulu.

◇◇◇

"Evana, Ayah pulang..."

Ku lirik Ruang bermain,tapi tidak ada.

Rumah itu benar-benar sepi sekarang. Terlintas dikepala ku,

"Oh jangan-jangan mau bikin surprise nih hmm..."

Ku tunggu tak ada sautan,atau pergerakan.Kubuka semua pintu, berharap menemukan Evana,Siapa pun..

Jantungku mulai tak tenang,aku tidak tau sedang marah,kesal atau khawatir. Tiba-tiba ada suara seperti Sangkakala...

"Apa aku sudah mati...?" Aku bergumam

Dorrr Dorrr Dorrr !!

"Happy birthday Ayah Eva... Happy birthday.. happy birthday..." teriakan Evana dan saudara-saudaraku yang lain.

Jantungku rasanya lemas. Ku kira aku sudah mati.

Aku tidak suka kejutan macam ini.Seakan semua meninggalkanku.

Aku berlari menghampiri Evana, kupeluk Erat-erat sekali.

"Atahhh tcakitt" (ayah sakit) Ujar Evana yang belum jelas berbicara.

Ku tersadar terlalu Haru memeluk nya. Ku usap pipinya.

"Ayah pikir tadi kamu kemana... Ibu,kenapa bikin acara begini ? ngagetin aja !" Celetukku.

"Ibu hanya ikutan ,ini ide nya Liana dan Rendy"

Liana dan rendy segera mangkir dari tatapanku.

"Please ya, ga ada Prank prank lagi. bikin orang cepet tua aja !"

"Yaelah mas, Emang udah tua. Liat evana aja udah gede." sahut Liana membalas ku.

"Udah...ayok kita bikin acara nya. keburu mati lilin nya nih."

kami semua berkumpul dan menuntaskan acara makan malam bersama keluarga.

Aku,Ibu,Liana,rendy dan Evana.

Bahagia, aku harus merasa bahagia karena masih ada mereka disini.

◇◇◇

Terpopuler