Menantu Sampah Seorang Millionaire
Siapa yang tidak mengenal Naya Tungga Dewi yang bisa dipanggil Naya, seorang wanita muda yang saat ini menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan BOF (Beauty of Fashion), perusahaan yang dulunya dikelolah oleh ayah Naya, Harun Wicaksana yang bergerak di bidang food saat ini berubah menjadi perusahaan Fashion, yang menangani banyak rancangan busana terbaik di negaranya.
Banyak event yang sukses BOF selenggarakan untuk memamerkan karya-karya desainer pemula bahkan sampai yang memiliki banyak pengalaman dibidang perancangan, semuanya berada dalam naungan perusahaan yang dipimpin oleh Naya. Tak jarang BOF melakukan kerja sama dengan banyak perusahaan di luar negeri dan akhirnya perusahaan tersebut berubah saat Naya yang mengambil alih dan menjabat sebagai CEO-nya.
Naya sukses membangun banyak anak cabang perusahaannya di berbagai daerah dan di beberapa negara lainnya. Kekayaan Naya pun kini masuk daftar sepuluh besar orang terkaya di Asia karena kegigihannya untuk mencapai kesuksesan. Perusahaan yang dulu dipimpin oleh ayahnya berhasil Naya kembangkan menjadi perusahan kelima terbesar di Negaranya.
Di usia Naya saat ini telah hampir memasuki tiga puluh tahun, tentunya status Naya sudah menikah.
Tiga tahun yang lalu Naya masih ingin menikmati dirinya menjadi seorang wanita karir dan ingin lebih meningkatkan skillnya di bidang fashion, karena Naya juga sangat menyukai belajar banyak hal yang baru, tapi saat usia Naya memasuki masa matang untuk membangun rumah tangga, lingkungan Naya mulai berubah tidak aman.
Banyaknya perjodohan yang dilakukan keluarga Naya membuat waktu Naya tersita habis. Setiap akhir pekan di waktu Naya harus menghabiskan liburnya untuk istirahat berubah menjadi waktu untuk saling mengenal dengan orang yang baru karena perintah kedua orang tuanya.
Restaurant Akira Back...
Wanita dengan gaun selutut, memperlihatkan sebagian bahunya yang mulus, warna gaun yang kontras dengan kulit Naya, membuatnya terlihat begitu memukau, tidak lupa aura kepimpinan berada disana. Naya kemudian duduk dengan tatapan dingin di hadapan lelaki yang kesekian kalinya akan dijodohkan dengan Naya.
"Kamu mau makan apa?" tanya Zeyn
"Terserah," timpal Naya cuek.
"Baiklah, Seared Halibut, Spring Chicken & Foie Roulade, minumnya seperti biasa," jelas Zeyn kepada pelayan tersebut.
"Apa dia menganggap aku babi makan sebanyak itu?!" batin Naya.
"Namaku Zeyn, aku lulusan University of Oxford sampai jenjang Magister, aku punya beberapa perusahaan dan aku seorang CEO, hanya saja perusahaanku tidak berada di negara ini, tapi di Negeri Jiran sana."
"Cerewet sekali!!" batin Naya.
"Bagaimana denganmu?!"
"Aku tidak suka basa-basi, to the point saja, apa kau menerima perjodohan ini?!" timpal Naya dengan datar.
"Kenapa tidak, aku rasa kita cocok."
"Kita baru bertemu beberapa menit yang lalu, kita belum membahas banyak hal, kesimpulan macam apa yang kau gunakan?!"
"Simpel, kamu cantik, aku tampan, kamu kaya, aku kaya, kamu CEO Perusahaan, aku juga."
Mendengar itu Naya sangat ingin melempar pisau di kepalanya karena geram.
"Bagaimana?" tanya Zeyn kembali.
"Aku baru tahu University of Oxford bisa menghasilkan alumni sepertimu."
"Maksud kamu?!"
Naya melirik jam tangan merk Daniel Wellington yang bertengger di pergelangan tangannya, kemudian menyunggingkan senyum devil untuk membuat Zeyn insecure seketika.
"Aku tidak akan menerima perjodohan ini, kamu bukan tipeku, permisi" Ucap Naya kemudian meninggalkan Zeyn yang masih bingung berada di tempatnya.
"Dasar wanita sombong, kita lihat pria macam apa yang termasuk tipemu!" gumam Zeyn dengan mengusap wajahnya kasar.
Tidak hanya itu, banyak para pemegang saham yang juga berlomba-lomba untuk menjadikan Naya sebagai menantu bahkan ada yang ingin menjadikannya istri, membuat Naya harus mengambil keputusan untuk segera menikah, tapi dengan syarat lelaki tersebut adalah pilihan Naya sendiri.
Awalnya keluarga Naya setuju tapi setelah mengetahui calon suami Naya, mereka sangat menentang pernikahan tersebut.
“Ma, Naya hanya ingin menikah jika bersama Bayu, selain itu I don’t care, aku tidak akan pernah menikah,” ancam Naya.
“Naya, apa kamu kena pelet lelaki gembel itu?!! Apa yang bisa kau banggakan selain wajahnya?”
“Ma, aku harap mama setuju, Naya tidak ingin berdebat.”
“Naya, mama tidak sudi memiliki menantu yang bobot bebetnya tidak jelas, dan lihat dia sekali lagi, dia tidak memiliki masa depan Naya,” ucap mama Naya dengan geram.
“Ma, sudahlah, keputusan Naya sudah bulat, mama setuju atau tidak setuju, Naya akan melangsungkan pernikahan seminggu lagi, aku harap mama datang,” ucap Naya tegas.
Naya berjalan ke ruang tamu yang di sana ada seorang lelaki yang tengah duduk sendiri menunggu Naya dan ibunya sedang berdiskusi di ruangan lain.
Tak…
Tak…
Tak…
Langkah Naya terdengar dengan menggunakan heels di dalam ruang tamu bergaya Eropa Klasik itu. Naya tersenyum melihat Bayu masih duduk santai menunggunya, tanpa suguhan minuman atau sapaan oleh pihak keluarga lainnya.
“Bayu, ayo kita pergi.”
“Tapi aku belum menyapa keluargamu Nay.”
“Its okay, tidak masalah.”
Akhirnya Bayu dan Naya meninggalkan kediaman orang tua Naya dan menuju tempat Passion Jewelry toko emas dan berlian termahal yang berada di Negara tersebut untuk memesan sebuah cincin pernikahan mereka.
Pertemuan Bayu dan Naya pun tergolong singkat. Mereka hanya bertemu dan mengenal selama sebulan. Awalnya Bayu adalah karyawan baru di perusahaan Naya. Dia sebagai seorang tenaga teknis.
Saat rapat tengah berlangsung tiba-tiba ruangan rapat menjadi gelap, bukan karena ada kesalahan pada listrik perusahaan besar tersebut tapi karena ada yang menyabotase pusat listrik saat beberapa orang manager akan mempresentasikan laporan keuangan mereka, Bayu bersama team yang lain dengan cekatan mengembalikan daya listrik di ruangan tersebut.
Di keadaan lainnya, Naya tanpa sengaja selalu melihat Bayu membantu rekan yang lain sedang lembur dan Naya juga telah menyelidiki bahwa Bayu tidak hanya bekerja sebagai karyawan sebagai tenaga teknis di perusahaannya tapi dia juga bekerja saat malam sebagai ojek online, dan setiap akhir pekannya menjadi seorang bartender di sebuah Club malam.
Naya tahu bahwa lelaki yang bersamanya saat itu adalah lelaki yang gigih dan bertanggung jawab. Bayu pun termasuk salah satu karyawan yang terkenal di kalangan para karyawan wanita lainnya.
Bayu cukup terkenal bukan karena kebaikan dan kegigihannya saja tapi Bayu pun memiliki tubuh yang sedikit atletis berwajah timur berkulit putih.
Terkadang banyak yang ragu jika Bayu hanya lulusan Sekolah Menengah Atas dan bekerja sebagai tenaga teknisi di perusahaan, harusnya Bayu menjadi kandidat model untuk majalah pria, sayangnya perusahaan tempat Bayu bekerja berada di bidang Fashion wanita.
Flashback...
“Nama kamu Bayu putra?” tanya Naya.
“Iya Bu.”
“Aku lihat datamu, kamu yatim piatu dan lulusan SMA.”
“Benar, ada apa yaa bu? Apakah saya membuat pelanggaran?”
“Hmm, baiklah. Aku tidak suka basa-basi.”
Naya kemudian menyodorkan Map ke hadapan Bayu dan menyuruhnya membaca isi Map tersebut.
“Maaf Bu, saya tidak mengerti,” ucap Bayu.
“Pernikahan kontrak? Siapa yang akan menikah dan apa hubungannya dengan saya?” tanya Bayu kembali dengan kebingungan.
“Duduklah terlebih dahulu, aku akan menjelaskannya,” timpal Naya.
Bayu kemudian duduk di hadapan Naya yang saat itu sedang duduk dengan menampilkan aura ketegasan di wajah Naya yang dingin.
“Aku mengajakmu melakukan pernikahan kontrak,” ucap Naya Tegas.
“Denganku?!” tanya Bayu dengan Syok.
“Iya, aku memilihmu karena aku tahu kau bisa dipercaya,” jelas Naya.
“Bagaimana bisa ibu menilai itu, saya baru bekerja sebulan di perusahaan Bu Naya," timpal Bayu.
“Feelingku tidak pernah salah, jadi silahkan baca aturannya,” jawab Naya.
“Saya belum menyetujuinya.”
“Dan aku tidak suka penolakan,” tegas Naya.
Bayu menghembuskan nafasnya berat dan membaca beberapa poin yang berada di dalam lembaran tersebut.
“Batas waktu pernikahan kontrak ditentukan oleh pihak pertama?” tanya Bayu dengan sedikit tidak percaya pada poin tersebut.
“Iya, aku yang berhak menentukan kapan kita bercerai,” jelas Naya.
“Tidak boleh menyentuh dan harus mengikuti segala aturan.”
“Iya, karena aku tak suka dibantah."
“Apa keuntungan yang bisa saya dapatkan saat pernikahan kontrak ini saya setujui?" tanya Bayu.
“Aku akan memberi black card milikku, terserah kau mau apakan, dan ingat jangan main wanita saat masih berstatus suamiku.”
“Mengapa anda ingin melakukan pernikahan kontrak seperti ini, wanita sukses seperti anda tidak akan sulit menemukan calon suami."
“Itu benar, dan aku memilihmu, alasan lainnya nanti kau akan tahu sendiri, cepat tanda tangan.”
Bayu terdiam beberapa menit dan akhirnya setuju melakukan pernikahan tersebut, semua proses berjalan begitu cepat, seminggu mereka intens memperlihatkan hubungan pasangan pada umumnya, memaksakan keadaan untuk normal di hadapan umum walaupun ada sedikit rasa canggung.
Gosip sudah beredar cepat, banyak yang menyayangkan seorang CEO perusahaan menjalin hubungan dengan karyawan rendah di perusahaannya, tapi Naya tidak peduli. Naya bersyukur dengan pemberitaan itu membuat lelaki yang mengejarnya menjauh karena mereka tidak ingin disamakan oleh Bayu yang levelnya lebih rendah dibanding mereka.
“Kalau aku mengejarnya, orang lain akan membandingkanku dengan lelaki rendahan itu, tidak mungkin” ucap salah satu CEO dari perusahan besar lainnya
“Aku penasaran bagaimana wanita yang tidak tahu berkata manis itu menjalin hubungan."
“Dia akan tamat dengan menikahi lelaki miskin, hartanya akan dikuras habis ha ha ha."
Perbincangan beberapa anak konglomerat yang sedang santap siang di sebuah restauran, para fans Naya.
Keluarga Naya yang mengetahui itu pun tidak ada yang memberikan restu, Naya adalah anak pertama dan cucu pertama Brahmaraksa yang terkenal bebet bobotnya berkelas. Tapi itu tidak mengubah apapun untuk Naya, dia tetap pada pendiriannya.
Setahun pertama pernikahan mereka, Bayu dan Naya terlihat selalu mesra saat berada di hadapan publik untuk menutupi kontrak yang mereka jalani. Tapi saat berada di dalam rumah, mereka tidur secara terpisah dan mereka hanya bicara seperlunya saja.
Bayu setelah menikah pun berhenti dari pekerjaannya dan dia lebih banyak waktu di rumah atas perintah Naya yang tidak ingin ada masalah untuk Bayu di tempat kerjanya, sedangkan Naya sendiri masih sibuk seperti biasanya, tidak ada yang berubah.
Tak jarang, Mama, adik, sepupu, ayah, semua keluarga Naya datang berkunjung dengan alasan silaturahmi di hadapan Naya, tapi sikap mereka berubah menjadi intimidasi untuk Bayu saat Naya tengah berada di perusahaan.
“Bayuuuuuu….” teriak Mama Melani, mama Naya.
“Iya Ma….”.
“Jangan panggil aku Mama, aku jijik mendengarnya."
Mendengar itu, Bayu hanya terdiam dan mendengus.
"Bersihkan rumput yang berada di taman bunga Naya, aku tidak suka liat ada rumput liar sedikit pun, dan aku tidak suka orang lain yang kerja, harus kamu!"
"Kan ada mang Dadang Ma."
"Apa?! Ulangi sekali lagi?!!! Pinter kamu yaa, maunya cuma numpang jadi benalu, jangan limpahin ke mang Dadang, itu tugas kamu sebagai suami untuk rawat tanaman kesukaan istri, karena kamu ngga ada kerjaan, kamu cuma jadi sampah di sini!"
"Baik Ma" timpal Bayu dengan menahan amarahnya.
“Setelah itu jemput Arana di sekolahnya dan setelah itu kamu juga ke bandara jemput Tomi ponakanku, dia baru tiba dari LA," perintah Melani kembali.
Bayu segera ke taman bunga untuk membersihkan beberapa rumput liar yang sebenarnya tidak akan ber efek pada tanaman bunga Naya, setelah itu Bayu segera ke garasi kemudian melajukan BMW hitam untuk menjemput Arana di sekolahnya.
......................
Siswa-siswi tengah tertawa cekikikan di depan sekolah, salah satunya dari mereka adalah Arana bersama teman-temannya,
“Ehh eh eh diam, ssttttt liat di sana ada cowok ganteng."
“Mana… mana… mana…??”
Pandangan Arana pun ikut tertuju pada apa yang diliat oleh teman-temannya itu, Arana terperangah untuk pertama kalinya Bayu menjemput Arana di sekolahnya.
“Hmm, ganteng apaan, biasa aja kok, udah yaa aku duluan."
“Ha? Biasa aja? Ganteng gitu dibilang biasa aja."
“Hey kamu mau kemana sih, mobil jemputan kamu belum dateng."
“Itu jemputan aku,” sambil menunjuk arah Bayu.
“Dia sopir kamu atau…..”
“Iya, dia sopir baru di rumahku, sudah dulu yaa aku pulang."
Arana sangat malu memperkenalkan Bayu sebagai kakak iparnya karena baginya ketenaran karena kekayaan adalah yang nomor satu dari segalanya terlepas dari wajah yang tampan, “Apa kata orang kalau mereka tau aku punya kakak ipar yang tidak berguna seperti dia, taunya cuma rebahan di rumah, sedangkan kakakku bekerja keras,"Batin Arana
Arana berjalan mendekati Bayu kemudian melempar tasnya ke Bayu dan masuk kedalam mobil jok belakang, Bayu benar diperlakukan layaknya sopir pribadi padahal nyatanya Bayu adalah kakak ipar Arana.
“Kenapa kamu sih yang jemput aku, aduh aku malu sama temen-temen punya kakak ipar kere kayak kamu, si beban keluarga,” ucap Arana sinis.
Bayu hanya diam mendengar omelan anak sekolah itu.
"Nyetirnya hati-hati, entar mobilnya lecet kamu bisa beli? Bisa ganti? Paling kamu nyusahin kak Naya lagi."
Mungkin karena sudah terbiasa mendengar hinaan dari keluarga Naya membuat Bayu menjadi manusia yang bermasa bodoh dan tidak ingin peduli, walaupun sesekali Bayu menahan amarahnya, merasa tidak terima, itu wajar karena dia juga manusia yang memiliki hati, terlepas dia seorang lelaki.
......................
“Tante, I am cominggg...,” teriak Tomi.
“Mama……” teriak Arana.
“Hai sayang, kalian berdua udah datang….”
“Ma, kenapa sih nyuruh dia jemput Arana, kan Rana malu Ma sama temen-temen kalau ketahuan."
“Sudahlah, biarin. Supaya dia punya kerjaan dikit."
“Tante makin cantik aja,” ucap Tomi.
“Hmm kamu mulai lagi gombalin tante, cantik dari mananya? Liat nih muka tante penuh tanda penuaan karena mikirin sepupu kamu yang pinter diurusan bisnis tapi bodoh milih suami!"
Tomi hanya membalas dengan senyuman, ocehan melani.