SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Honkai Impact : The Rise Herrscher Of Shadow

Honkai Impact : The Rise Herrscher Of Shadow

Chapter 1 - Satu-satunya anak laki-laki di sekolah

Xx, April, 2013

Kota Nagazora, sebuah kota pusat perdagangan yang terletak di Timur Jauh, adalah kota kelas dunia yang mengumpulkan berbagai elit dari seluruh dunia.

Sebagai kota yang sedang berkembang, kota ini juga menjadi tempat perusahaan internasional besar dan tempat penting untuk investasi dan pengembangan konsorsium.

Di dunia di mana energi Honkai menyebar dengan merajalela, sebuah virus khusus diciptakan dari Honkai yang disebut 'HB' yang hanya menyerang pria dan telah membunuh setengah populasi pria di dunia.

Sementara yang selamat terkena penyakit aneh, membuat tubuh mereka lemah dan mudah sakit sehingga membuat populasi pria di dunia ini menjadi langka.

Untungnya, tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia ini sudah sangat tinggi, sehingga mereka dapat membuat teknologi bayi tabung dan Vaksin tanpa efek samping.

Anda dapat menganalogikan bahwa sekitar 100 wanita belum tentu sama dengan 1 pria, sehingga membuat para pria mendapat perlakuan khusus.

Dan sekarang populasi pria perlahan-lahan telah meningkat sekitar 30%, sehingga para peneliti memprediksi sekitar 10 tahun lagi populasi pria akan kembali normal.

__

Di kota Nagazora, di depan gerbang sekolah, ada seorang pemuda tampan dengan rambut hitam berantakan dan mata ungu cerah.

Matanya tampak menatap monumen di samping gerbang sekolah yang bertuliskan [Akademi Tachikawa] sebelum bergumam, "Hmm... Jadi di sinilah aku akan bersekolah?"

Setelah mengatakan itu, ia kemudian berjalan masuk ke dalam sambil menarik sebuah koper hitam di tangannya.

"Untungnya akademi ini memiliki asrama... Aku benar-benar tidak tahan lagi tinggal dengan orang tua sialan itu... " gumam pemuda itu sambil mengingat kakeknya sebelum menghela nafas lega.

Pemuda itu bernama Hanagami Kouro, dia adalah seorang Reinkarnator yang telah hidup di dunia ini selama 13 tahun, usianya sekarang di dunia ini adalah 15 tahun.

Dia adalah seorang yatim piatu karena saat kecil orang tuanya telah meninggal dalam sebuah Bencana (Letusan Kedua).

Karena itu, ia kemudian tinggal bersama paman dan bibinya sebelum akhirnya tinggal bersama kakeknya karena suatu alasan.

Ia berjalan melewati taman sekolah yang terlihat sepi, hal ini tidak mengherankan karena saat ini masih jam pelajaran sehingga sebagian besar siswa masih berada di kelas.

Kouro yang saat itu sedang berjalan tidak mengetahui lokasi asrama siswa laki-laki, sehingga ia melihat sekeliling sebelum akhirnya menemukan seorang siswi yang sedang duduk di bangku taman di bawah pohon yang rimbun.

"Permisi, apakah kamu tahu di mana asrama anak laki-laki? " tanya Kouro dengan sedikit menjauh.

Siswi yang ditanyai Kouro menoleh ke arahnya dan memasang ekspresi terkejut sebelum akhirnya tergagap, "Ka-kamu tinggal jalan lurus ke sana dan belok ke kiri, setelah itu kamu tinggal jalan lurus dan kamu sudah sampai. "

Kouro tidak menghiraukan kegagapan gadis itu, ia hanya menganggukkan kepala dan mengucapkan terima kasih, setelah itu ia berjalan mengikuti arah gadis itu.

Gadis itu menatap punggung Kouro dengan ekspresi kosong sambil bergumam, "Anak laki-laki... Sekolah kami memiliki anak laki-laki... "

Kouro yang sudah berada jauh tidak mendengar gumaman gadis itu, jika tidak... Entah ekspresi apa yang akan dia tunjukkan.

Kouro yang berjalan selama beberapa menit kemudian kini sudah tiba di depan gerbang Asrama Putra yang diluar dugaannya.

"Ini... Apa aku salah jalan? " gumam Kouro dengan mata yang sedikit membelalak.

Di depannya ada sebuah vila mewah berlantai dua yang dikelilingi oleh pagar tinggi dengan gerbang.

Seorang wanita berkacamata dengan mata hitam lurus dan rambut hitam dengan pakaian formal yang sedikit seksi terlihat berdiri di samping gerbang, dia sepertinya menyadari kehadiran Kouro sebelum bertanya.

"Hanagami Kouro-kun?"

"Ya, itu aku," kata Kouro sambil mendekatinya.

Wanita itu tampak tersenyum saat melihat Kouro, dia menatapnya dari atas ke bawah sebelum mengulurkan tangannya dan berkata, "Namaku Sakayanagi Ako, aku adalah kepala sekolah Akademi Tachikawa. Selamat datang di akademi Tachikawa, Kouro-kun. Aku mendengar banyak hal ttentanmu dari kakekmu. "

"Ahha ha ha... " Kouro tertawa malu tetapi tidak mengambil tangan Ako di depannya.

Melihat hal ini, Ako tidak marah, ia menurunkan tangannya dan melanjutkan, "Tentu saja aku juga mendengar tentang Gynophobia-mu dari kakekmu. "

Ya. Kouro mengidap Gynophobia yang membuatnya takut pada wanita, fobia ini disebabkan oleh seorang wanita yang pernah menculiknya saat masih kecil dan hampir melakukan hal yang tidak terbayangkan olehnya.

Untungnya dengan kecerdasannya sebagai Reinkarnasi dan sedikit keberuntungan, ia dapat melarikan diri dari wanita tersebut sebelum melaporkannya ke polisi.

Tentu saja bukan itu yang membuatnya mengidap phobia itu, melainkan hasil dari akumulasi trauma yang dia dapatkan dari pelatihan kakeknya yang bejat.

Sejak saat itu, Kouro mulai memiliki sedikit rasa takut pada wanita dan rasa takut itu terus berkembang hingga menjadi fobia.

Hidup di dunia di mana populasi pria sangat jarang, tetapi malah mengidap Gynophobia membuat Kouro terlihat sedikit menyedihkan.

Ini juga yang menyebabkan dia tidak memiliki pengalaman berbicara dengan lawan jenis, meskipun para wanita sebenarnya tertarik padanya.

Selain itu, dengan rambut hitamnya yang berantakan dan mata ungu yang tajam, semua gadis yang melihatnya akan merasakan jantung mereka berdegup kencang.

Bahkan Ako yang berada di depan Kouro saat ini, sebenarnya juga tertarik padanya.

Sayangnya karena kurangnya pengalaman Kouro bahkan di kehidupan sebelumnya, ditambah dengan fobianya membuatnya menjadi agak bodoh dan padat terhadap hal-hal yang berbau cinta.

Ako kemudian memberitahunya beberapa hal seperti peraturan sekolah, letak kelasnya dan sebagainya sebelum memberikan kunci kamar asramanya.

"Itu saja, apakah ada yang tidak kamu mengerti?"

Kouro menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa lagi, Kouro-kun~" Ako berkata sebelum pergi.

Kouro melirik kepergiannya sebelum masuk ke dalam Villa yang merupakan Asrama Pria.

Saat dia masuk, ekspresinya sedikit berubah karena di dalamnya ada beberapa tempat yang konstruksinya belum selesai atau bahkan sedikit rapuh.

Untungnya tempat-tempat penting seperti kamar mandi umum atau mesin cuci tidak seperti itu.

"Sepertinya Kepala Sekolah telah menggunakan semua dana sekolah hanya untuk bagian luar Villa .... " gumam Kouro.

Dia hanya menggelengkan kepalanya sebelum berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

__

Kouro memasuki kamarnya yang cukup besar, ada tempat tidur polos yang empuk, lemari besar yang berisi seragam sekolahnya dan kamar mandi yang memiliki perabotan yang lengkap, sayangnya tidak ada dapur, bahkan tidak ada kulkas atau microwave.

Di atas tempat tidur juga terdapat seragam sekolahnya yang berwarna biru-hitam dengan celana panjang berwarna krem yang terlipat rapi.

"Yah... Setidaknya tempat ini lebih baik daripada tinggal di hutan. " gumamnya.

Dia meletakkan semua barang bawaannya, dan 30 menit kemudian.

Dia terlihat meletakkan sebuah foto berbingkai di laci di samping tempat tidurnya.

Foto itu menunjukkan seorang pria yang memiliki penampilan yang mirip dengan Kouro, namun terlihat 10 tahun lebih tua darinya dan seorang wanita berkulit putih dengan rambut perak dan mata perak.

Mereka adalah ayah dan ibu Kouro yang telah meninggal dunia.

Kouro menatap foto itu untuk waktu yang lama sebelum melihat ke arah jendela yang memantulkan cahaya matahari.

'Hanya tersisa setengah tahun lagi sebelum Letusan Ketiga terjadi. ' pikirnya dengan ekspresi serius.

Kouro mengulurkan tangannya seolah-olah ingin menangkap sinar matahari dan berkata dengan tekad bulat, "Ayah... Ibu... Kakek... Aku bersumpah... Bahwa aku pasti akan menyelamatkan dunia ini."

__

Keesokan harinya, di pagi hari.

Di dalam sekolah, Kouro, yang mengenakan seragam sekolah, terlihat berjalan di koridor menuju ruang kelas dengan papan nama kelas bertuliskan [A-1] di atas pintu masuk.

Kouro menatap papan kelas sebelum mengetuk pintu.

Suara seorang guru wanita kemudian terdengar dari dalam ruangan, "Ah? Sepertinya murid pindahan sudah datang. Silakan masuk!"

Kouro kemudian menggeser pintu dan masuk ke dalam kelas, ia berdiri di samping guru wanita muda yang terlihat cukup cantik, tentu saja dengan sedikit menjaga jarak.

"Ara~ Sepertinya murid pindahan kita ternyata anak yang tampan. " kata guru wanita itu sambil tersenyum.

Kouro memandang murid-murid di depannya yang akan menjadi teman sekelasnya, tentu saja mereka semua perempuan.

"Kamu boleh memperkenalkan diri sekarang. " kata sang guru.

Kouro yang gugup menelan ludahnya sebelum menuliskan namanya di papan tulis.

"Namaku Hanagami Kouro, hobiku melukis dan bermain alat musik, senang bertemu dengan kalian semua." Dia berkata sedikit lambat saat dia menyadari tatapan 30 teman sekelasnya yang menatapnya seperti mangsa empuk.

Bahkan guru di sebelahnya tampak menjilat bibirnya sambil menatapnya dengan tatapan aneh yang membuatnya merinding.

"Senang bertemu denganmu Hanagami-kun~ Kuharap kalian rukun dengannya. Oh, kamu bisa duduk di sana, Hanagami-kun~" kata guru itu sambil menunjuk ke arah tempat duduk yang berada di tengah-tengah para siswi.

Melihat hal itu, Kouro dengan wajah tegang, terdiam sejenak, ia melirik ke arah jendela di sampingnya yang terbuka, ia ingin berjaga-jaga kalau-kalau terjadi sesuatu.

Dia bisa langsung tanpa ragu melompat keluar melalui jendela.

".... " Kouro menelan ludahnya sekali lagi dan perlahan berjalan menuju tempat duduknya sambil menghindari tatapan mereka semua.

'Terkutuklah kau, Kakek!' Kouro tanpa sadar mengutuk kakeknya karena ini adalah satu-satunya hal yang dapat mengalihkan pikirannya dan membuatnya sedikit tenang.

"Oke! Mari kita lanjutkan pelajarannya. " kata sang guru dengan senyum penuh semangat.

Mendengar hal ini, para siswi yang tadinya menatapnya kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah sang guru.

Meski begitu setelah beberapa menit, beberapa gadis kemudian berbisik pelan satu sama lain sambil diam-diam menatap Kouro yang terlihat tegang.

Kouro saat ini berada dalam kondisi yang sangat tegang, lebih tegang daripada 'tegang' saat akan mempresentasikan sesuatu di kelas.

"Hei, Kouro-kun terlihat sangat tampan ya? Jantungku berdegup kencang saat melihat wajahnya... " bisik seorang gadis di sebelah Kouro kepada gadis lain.

"Benarkah? Aku juga seperti itu... Hmm... Hei... Bagaimana kalau kita melakukan 'itu' padanya? "

Wajah tegang Kouro berkedut sedikit, ia melirik kedua gadis yang saling berbisik secara sembunyi-sembunyi sebelum mengalihkan perhatiannya kembali.

Apakah dunia ini benar-benar hanya memiliki sedikit pria sehingga para gadis menjadi kejam terhadap pria?

Sebagai seorang pria lajang dan sebagai seorang pria tampan, dia kemungkinan besar akan dikejar oleh banyak gadis dan bahkan mungkin menjadi alat kawin berkualitas premium.

Setelah berpikir seperti ini, Kouro merasa sedikit takut akan masa depan.

Mungkin... Sebelum menyelamatkan dunia...

Dia harus menyelamatkan dirinya sendiri terlebih dahulu?

Chapter 2 - System?

Ketika Kouro berpikir apakah dia harus berhenti sekolah dan menetap di pegunungan, dia tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan kemudian menghapus pikiran konyol itu.

Bukankah dia sudah bertekad untuk menyelamatkan dunia?

Dia tentu saja bukan seseorang yang mengendurkan tekadnya hanya karena beberapa hambatan.

Apalagi bukankah ini adalah kesempatan emas baginya untuk menyembuhkan phobia ini?

Dengan pola pikir optimis, pikirannya yang berantakan mulai tenang bahkan telah selangkah menapakkan kakinya menuju kehebatan.

Mata Kouro langsung terbakar api tekad, membuat ekspresinya menjadi serius seperti giga chad membuat beberapa murid langsung memerah.

_______

Beberapa hari berlalu.

Kehidupannya sebagai siswa SMA biasa mulai terlihat, meskipun yang membedakannya adalah semua teman-temanya adalah gadis.

Dengan pola pikir positif, Kouro memberitahukan phobianya kepada teman sekelasnya secara terbuka.

Dia tidak merasa malu tentang hal ini, lagi pula hal buruk apa yang dapat dilakukan oleh siswa SMA?

Dan seperti yang Kouro pikirkan, gadis-gadis yang mengetahui dia memiliki Phobia takut terhadap perempuan memberanikan diri untuk membantu Kouro menghilangkan phobia tersebut.

Walaupun sebetulnya niat mereka tidak murni, lagi pula jika Kouro tidak memiliki phobia itu lagi bukankah itu artinya dia tidak akan menolak berpacaran?

Apalagi jika Kouro nanti berterima kasih kepada mereka karena telah membantunya sembuh dari phobia itu... Mungkin mereka dapat mencoba untuk mengaku kepadanya?

Tentu saja Kouro tidak tahu niat mereka yang sebenarnya.

Dia saat ini merasa terharu dengan antusiasme mereka dalam membantunya, lihatlah mata penuh bintang itu, mereka benar-benar gadis-gadis yang baik hati.

Seperti yang Kouro duga, dibandingkan dengan wanita dewasa diluar sana yang stress dan frustrasi ingin merasakan kenikmatan s*ks, gadis-gadis muda adalah yang terbaik!

Yah... Mungkin Kouro akan menarik kembali perkataannya jika dia tahu pikiran mereka sebenarnya.

__

Setelah kelas selesai, sebelum kembali ke asrama, Kouro dipanggil ke ruang kepala sekolah, dan kepala sekolah yang cantik itu memberitahukan bahwa sekolah memberinya kuota untuk magang di Massive Electric Co.Ltd selama satu tahun.

Massive Electric (ME) Industries adalah perusahaan teknologi terkenal di dunia.

ME Industries terutama meneliti dan mengembangkan senjata konvensional, peralatan informasi dan peralatan komunikasi.

1 dari setiap 10 perangkat elektronik di dunia dilengkapi dengan chip elektronik yang diproduksi oleh perusahaan ME.

Selama peserta magang di perusahaan tidak melakukan kesalahan besar dan bekerja secara normal di akhir pekan, kuota magang untuk orang biasa ini hampir mewakili kualifikasi masa depan untuk bergabung dengan perusahaan.

Tentu saja, ini akan sangat berharga.

Rencana Kouro untuk bersekolah di sini memang untuk magang di perusahaan ME, tetapi bukankah ini terlalu mudah untuk didapatkan!?

Memikirkan hal ini, Kouro dengan penasaran bertanya kepada kepala sekolah mengapa dia diberikan hal itu.

"Karena kamu seorang pria, terutama kamu adalahpria yang tampan!"

Jawaban kepala sekolah yang lugas dan sederhana membuat Kouro terdiam.

'Ada baiknya juga menjadi tampan.'

Sebenarnya, akademi Tachikawa sangat peduli dengan Kouro, karena dia adalah satu-satunya anak laki-laki di sekolah yang meningkatkan nilai akreditasi sekolah dia juga memiliki nilai yang bagus dan tentu saja, karena dia tampan, menjadi tampan itu memang sebuah dosa.

Setelah mendengar berita itu, murid-murid yang lain tidak mengajukan keberatan ..

Sejak dulu, karena penyakit HB, populasi pria mulai berkurang dengan cepat.

Pertama, bayi laki-laki yang baru lahir meninggal karena berbagai alasan.

Kemudian anak-anak dan laki-laki dewasa, yang terjangkit HB kebugaran fisiknya tidak lebih baik dari bayi yang baru lahir.

Oleh karena itu, laki-laki dewasa yang sehat dan bugar dirawat dan diperebutkan karena kelangkaannya, yang membuat semua lapisan masyarakat memberikan perlakuan istimewa kepada mereka.

Pada saat yang sama ketika sejumlah besar wanita tidak dapat menemukan pasangan, mereka menjadi tidak berdaya atau bersemangat untuk melihat jenis kelamin yang sama.

Dengan bantuan berbagai teknologi seperti teknologi bayi tabung, manusia dengan cerdik menghindari masalah populasi pria, dan karena itu pria tidak akan diperebutkan lagi.

Kecuali jika pria tersebut sangat tampan, itu lain cerita.

Tentu saja, hal ini tidak lagi menjadi masalah bagi Kouro.

Pada saat menerima kuota magang, semua rencana yang telah dipersiapkan Kouro telah selesai dengan modal ketampanannya, dan dia menatap kosong pada surat undangan yang mewakili kuota magang perusahaan ME di tangannya.

Mengapa Kouro ingin magang di perusahaan ME? Karena di perusahaan itu ada beberapa informasi, pengetahuan, dan yang paling penting, senjata untuk melawan honkai.

Di kota ini, ia tidak bisa membeli senjata khusus untuk melawan honkai meskipun ia memiliki uang karena senjata tersebut biasanya dibuat khusus untuk para Valkyrie dan pasukan khusus lainnya.

Jadi satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mencuri.

Tentu saja sebenarnya ada beberapa cara lain yang lebih aman, tetapi itu hanya bisa ia lakukan jika dia cukup kuat atau bahkan membutuhkan waktu yang lama.

Kouro tahu 6 bulan lagi kota ini akan menjadi kota mati jadi gunakan saja kesempatan ini dengan maksimal.

Kouro memilih perusahaan ME karena ia mengetahuinya dari ingatan kehidupan sebelumnya.

Terlebih lagi, sudah ada berita beberapa bulan yang lalu pemimpin perusahaan ME yaitu Raiden Ryoma ditangkap karena masalah penipuan ekonomi.

Saat murid-murid lain di kelas bersorak-sorai karena Kouro mendapatkan kualifikasi magang di perusahaan ME.

Kouro juga membalas sorak-sorai mereka dengan senyuman senang.

Kemudian ketika dia sedang memikirkan bagaimana cara menyimpan senjata yang akan dia curi di asrama, tiba-tiba di hadapan matanya suatu teks virtual berwarna biru muda muncul di depannya.

[Persyaratan telah terpenuhi, buka kunci fungsi sistem...]

Melihat jari emasnya akhirnya datang setelah 15 tahun membuat Kouro berteriak kegirangan bahkan sampai tanpa sadar memeluk gadis di dekatnya.

Phobia Kouro telah lama mulai mereda dengan bantuan teman-teman sekelasnya, karena itu dia berhutang budi dengan mereka.

Kouro segera sadar bahwa tindakannya tidak sopan jadi dia langsung melepaskannya.

"Ah?! Maafkan aku, aku terlalu senang tadi..." ucap Kouro sambil dengan ekspresi penuh minta maaf.

"Ah? Tidak masalah, aku tidak keberatan."

Ucap Gadis yang dipeluk oleh Kouro tadi dengan ekspresi tenang, meskipun terlihat hidungnya mimisan.

Gadis ini memiliki paras yang lumayan dengan rambut hitam pendek dan aset yang berkembang untuk gadis seusianya.

"Eh? Tapi kamu mimisan--"

"Tidak apa-apa, tidak perlu khawatir. "

Meskipun dia mengatakan hal ini, pikirannya saat ini dipenuhi oleh dada Kouro yang keras dan aroma laki-lakinya yang membuat gadis itu pusing.

Para gadis lainnya yang melihat ini menatap gadis berambut hitam itu dengan mata berbahaya.

"Yah... Baiklah, jika kamu bilang begitu." ucap Kouro dengan tidak yakin.

Setelah itu mereka kembali duduk di kursi mereka masing-masing dan melanjutkan pelajaran.

Untungnya Kouro yakin bahwa tidak ada seorang pun yang melihat prompt teks virtual di depannya, dia tidak menyentuh sistemnya dan menarik napas dalam-dalam.

Entah bagaimana perasaannya tiba-tiba diberi jari emas setelah hidup selama 15 tahun tanpa mengandalkannya.

Saat itu, Kouro hanya bisa menunggu dengan tenang.

Ia berencana untuk fokus pada sistem hari ini setelah kembali ke asrama, bahkan karena takut kalau-kalau perintah teks yang dilihatnya hanyalah halusinasi.

Kouro tidak pernah menutup pesan teks itu.

Setelah memperhatikan prompt teks untuk waktu yang lama, Kouro merasakan sedikit sakit kepala, tetapi ia menahannya.

Jika Kouro meminta izin sekarang alih-alih diizinkan pulang lebih awal, dia yakin bahwa kepala sekolah yang terlalu peduli padanya akan secara pribadi membawanya ke rumah sakit dan itu akan memakan waktu lebih lama daripada menunggu pulang sekolah, jadi dia hanya bisa tenang dan diam.

Menunggu sekitar 1 jam, selain pusing, Kouro juga sampai pada kesimpulan bahwa sistemnya tidak memiliki kecerdasan, jika tidak, tidak mungkin dalam waktu yang lama tidak ada petunjuk lain.

Dengan kata lain, ada banyak hal yang perlu dia jelajahi sendiri, seolah-olah sistemnya tidak langsung muncul setelah dia direinkarnasikan, tetapi muncul saat dia magang di perusahaan ME seolah-olah menentukan kondisi pemicu.

_________

Hampir segera setelah bel berbunyi, Kouro berdiri dari tempat duduknya dan dengan bijaksana tapi tegas menolak undangan dari para gadis untuk makan malam dengannya.

Asrama tempat Kouro tinggal berada di luar akademi Tachikawa.

Berjalan cepat ke asrama, ketika Kouro datang ke sekolahnya yang dulu, butuh waktu lebih dari sepuluh menit, sekarang hanya butuh waktu delapan menit untuk kembali ke asrama.

Jika bukan karena perhatian dan ajakan orang-orang di sekitarnya, Kouro bahkan akan langsung berlari kembali, setelah sampai di asrama ia langsung membaca fungsi sistem, fungsi sistem tersebut memiliki 4 fungsi, yaitu Status, Inventory, Mall, dan Quest.

__

Status :

Name : Hanagami Kouro

Level: 1

Job : Tidak ada

Title : Tidak ada

HP: 200/200

SP: 20/20

Kelelahan: 0

(5 Rata-rata orang dewasa)

Strength : 8

Agility : 8

Vitality : 10

Sense : 8

Intelligence : 10

Honkai : 5

Points : 0

__

Catatan: Strength \= seperti namanya, berfokus pada kekuatan dan lainnya.

Kelincahan \= kecepatan, keseimbangan, kecepatan reaksi, dll.

Vitalitas \= jumlah vitalitas, kecepatan pemulihan, ketahanan terhadap berbagai racun dan penyakit, dll.

Sense \= peningkatan panca indera, intuisi, prediksi, dan lain-lain.

Kecerdasan \= kemampuan mengingat, kemampuan belajar, kemampuan mengolah ingatan, kemampuan mengendalikan emosi, kemampuan mengendalikan tubuh, dan lain-lain.

Honkai: jumlah energi honkai, kemampuan mengendalikan energi honkai, dan lain-lain.

__

(penguasaan dari pemula > menengah > mahir > master > grandmaster > orang suci > transenden)

Keterampilan:

Combat :

Penguasaan senjata (Mahir), Seni bela diri (Mahir)

Commons :

Memasak (Menengah), Parkour (Mahir),

penguasaan mekanik (menengah), Berkuda (pemula), berenang (mahir), akting (mahir), bernyanyi (mahir), melukis (mahir),

Logistics :

Bertahan hidup (Menengah), Stealth (Pemula), Learning (Mahir)

__

Kemampuan:

Pasif:

Unknown lv Max

Iron bodylv 1

Active:

Sprint lv 1

__

Kouro telah berlatih fisik sejak usia dini.

Sejak menyadari bahwa ia berada di dunia honkai impact 3, selain melatih fisik, Kouro juga mempelajari pengetahuan tentang berbagai hal seperti biologi, kimia, fisika, matematika, dan lain sebagainya, ia bahkan belajar menggunakan berbagai macam senjata, yang membuat kouro menjadi sekuat ini.

Tetapi dia tahu dia hanya luar biasa sebagai manusia biasa, jika dia ingin menyelamatkan dunia, dia harus melampaui manusia, monster dan mungkin 'dewa' hanya untuk dapat kualifikasi sebagai penyelamat.

__

Kouro kemudian menoleh menatap layar Quest.

[Quest harian]

Persiapan untuk menjadi lebih kuat:

Push-up 0/100

Sit-up 0/100

Curl-up 0/100

Squat 0/100

Run 0/10 Km

Dari tampilannya, sistem ini memungkinkan Kouro menjadi lebih kuat dengan naik level atau dengan melakukan misi, seperti video game.

Di dunia ini, Kouro tidak percaya bahwa dia dapat selamat dari Erupsi hanya karena dia adalah seorang laki-laki.

Malahan sampai batas tertentu, honkai lebih berbahaya bagi pria, jika tidak, tidak akan ada begitu sedikit pria di dunia ini.

Kouro tidak ingin di dunia ini menjadi orang biasa.

Bagaimanapun, sebagai orang yang bereinkarnasi, dia juga memiliki kebanggaan tersendiri.

Bahkan Kouro berpikir dengan kekuatan sistem, dia bisa menjadi jauh lebih kuat, bahkan mungkin melampaui mereka yang disebut "Herrscher".