SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Pesugihan:Cinta Terlarang

Pesugihan:Cinta Terlarang

bab 1

Pertemuan yang tak terduga

  Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat dan sawah yang menghijau, tinggal seorang gadis bernama Amira. Sejak kecil, Amira selalu hidup sederhana dengan orang tuanya yang bekerja sebagai petani. Mimpinya adalah bisa melanjutkan pendidikan ke kota dan mengubah nasib keluarganya. Namun, keadaan ekonomi yang sulit menghalanginya.

  Suatu sore, saat Amira pulang dari ladang, ia melihat cahaya aneh berkilau di antara pepohonan. Rasa penasaran membawanya mendekati sumber cahaya itu. Saat ia mendekat, ia melihat sebuah batu besar yang berkilau dengan warna-warna yang memukau. Di sekeliling batu, terdapat bunga-bunga aneh yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

  Ketika Amira menyentuh batu itu, sebuah suara lembut tiba-tiba memanggilnya. “Amira, kau telah datang. Aku menunggu kedatanganmu.” Suara itu membuatnya terkejut. Di sekelilingnya tidak ada seorang pun. “Siapa kamu?” tanya Amira, suaranya bergetar.

  “Aku adalah Dewa Cinta dan Keberuntungan. Kau telah terpilih untuk sebuah takdir yang akan mengubah hidupmu selamanya. Namun, setiap pilihan ada konsekuensinya,” jawab suara itu.

  Amira terdiam. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Apakah ini mimpi? Namun, ketertarikan dan harapan mulai tumbuh dalam hatinya. Jika ia bisa mendapatkan keberuntungan, mungkin ia bisa menyelamatkan keluarganya.

  “Jika kau setuju untuk mengikuti petunjukku, aku akan memberimu kesempatan untuk menemukan cinta sejati dan keberuntungan yang kau impikan. Tapi ingat, ada harga yang harus dibayar,” lanjut suara itu.

  Amira merasa gelisah. Dia teringat pada neneknya yang sering bercerita tentang pesugihan, sebuah praktik yang dianggap tabu di desanya. Namun, rasa ingin tahunya mengalahkan ketakutannya. “Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya penuh harap.

  “Datanglah ke tempat ini setiap malam bulan purnama, dan aku akan membimbingmu. Namun, ingatlah bahwa tidak semua cinta adalah berkah. Kau mungkin harus membuat pilihan yang sulit,” jawab suara itu sebelum menghilang.

  Sejak malam itu, Amira tidak bisa tidur. Dia memikirkan kemungkinan yang ditawarkan. Cinta sejati dan keberuntungan, dua hal yang selama ini diidam-idamkannya. Setiap malam ia berdoa, berharap bahwa keputusan yang diambilnya tidak akan menghancurkan hidupnya.

  Malam bulan purnama pun tiba. Amira mengenakan gaun sederhana yang sudah mulai pudar warnanya dan berjalan menuju tempat di mana ia pertama kali menemukan batu itu. Suasana malam dipenuhi dengan suara jangkrik dan aroma tanah basah. Ketika ia tiba, cahaya aneh kembali bersinar, lebih terang daripada sebelumnya.

  “Amira,” suara itu kembali memanggilnya. “Sekarang kau harus memilih. Kau bisa mendapatkan cinta yang kau inginkan, tetapi kau harus memberikan sesuatu yang berharga dari dalam hatimu.”

  Amira berdebar. “Apa yang harus saya berikan?” tanyanya.

  “Cintamu. Namun, cinta itu tidak boleh untuk sembarang orang. Hanya untuk satu orang yang akan muncul di hadapanmu dalam waktu dekat. Apakah kau siap?” Suara itu penuh ketegasan.

  Amira berpikir sejenak. Bagaimana jika cinta yang dimaksud tidak sesuai dengan harapannya? Namun, ketakutan itu segera sirna dengan bayangan masa depan yang lebih baik. “Saya siap,” katanya mantap.

  Setelah itu, sebuah cahaya menyilaukan muncul di hadapannya, dan sosok tampan muncul dari kegelapan. Pria itu memiliki mata tajam dan senyuman yang membuat jantung Amira berdebar. “Nama saya Arga,” ucapnya dengan suara dalam dan menawan.

  Amira terpesona. Ia merasa seperti telah mengenal Arga seumur hidupnya, meskipun ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Mereka berbincang, tertawa, dan merasakan kedekatan yang tak terduga. Dalam sekejap, Amira merasa bahwa ia telah menemukan cinta sejatinya.

  Namun, saat malam semakin larut, peringatan dari suara itu kembali terlintas di pikirannya. Dia harus memberikan cintanya, tetapi adakah cinta yang tulus di antara mereka? Bagaimana jika Arga hanya datang sebagai bagian dari takdir yang telah ditentukan?

  Malam berlalu dan mereka terus bertemu setiap bulan purnama. Semakin dekat Amira dan Arga, semakin besar pula rasa cintanya. Namun, Amira merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Arga kadang menghilang tanpa penjelasan, dan ketika kembali, selalu ada keraguan dalam tatapan matanya.

  Suatu malam, saat Amira menunggu di tempat mereka biasa bertemu, ia melihat Arga datang dengan wajah cemas. “Ada sesuatu yang harus kau tahu,” katanya, suaranya bergetar.

  “Ada apa?” tanya Amira, hatinya berdebar.

  “Aku bukan hanya pria biasa. Aku terikat oleh sebuah janji yang membuatku tidak bisa sepenuhnya bersamamu,” Arga menjelaskan.

  Amira merasa dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Apa maksudmu? Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?” air mata mulai mengalir di pipinya.

  “Aku terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari kita. Ini semua berkaitan dengan pilihanmu dan takdir yang telah ditetapkan,” jawab Arga dengan nada sedih.

  Amira bingung. “Apakah cinta kita tidak berarti? Apakah semua ini hanya permainan?” tanyanya.

  Arga terdiam, dan Amira merasakan hatinya hancur. Ketika ia menatap matanya, ia melihat kebimbangan dan ketidakberdayaan. Di sinilah dia, di tengah pilihan yang sulit, antara mengejar cinta yang mungkin tidak akan pernah bisa dimilikinya atau melepaskannya demi masa depan yang lebih baik.

  “Mungkin kita tidak bisa bersama,” Amira berkata pelan, berusaha menahan rasa sakitnya. “Tapi aku akan mencari cara untuk mengubah nasibku tanpa mengorbankan cinta yang tidak pasti.”

  Dengan itu, Amira berbalik dan meninggalkan Arga di malam yang kelam. Dia tahu bahwa pertemuan mereka bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang yang akan membawa mereka pada takdir yang penuh misteri dan pilihan yang sulit.

  Malam itu, Amira berjalan pulang dengan hati yang berat. Dia merasakan beban yang tidak bisa dijelaskan, antara cinta yang terlarang dan impian yang belum terwujud. Dalam kegelapan, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menemukan jalan yang benar, meskipun jalan itu mungkin dipenuhi dengan rasa sakit dan keraguan. Dia tidak akan membiarkan takdir menentukan hidupnya tanpa perjuangan.

  Kembali di rumah, Amira duduk di teras, memandangi bintang-bintang yang berkelap-kelip. Dalam pikirannya, dia merencanakan langkah selanjutnya. Dia harus mempelajari lebih banyak tentang kekuatan yang mengikat Arga dan bagaimana dia bisa memisahkan diri dari takdir yang mengekangnya.

  Akhirnya, Amira bertekad untuk mencari tahu lebih banyak tentang pesugihan dan cinta terlarang yang telah membawanya pada Arga. Dalam pencariannya, ia akan menghadapi banyak rintangan, menemukan kebenaran tentang cinta, dan mungkin juga menyingkap misteri yang telah lama tersembunyi di balik desanya.

  Begitulah, langkah pertama menuju perjalanan yang penuh cinta, kesedihan, dan pilihan yang rumit dimulai. Amira tahu bahwa dia tidak bisa kembali lagi. Dia telah terjerat dalam jalinan takdir yang tidak bisa dipisahkan, dan apa pun yang terjadi, dia harus menghadapi konsekuensi dari pilihannya.

  Dengan tekad yang membara, Amira siap untuk memasuki dunia yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, sebuah dunia di mana cinta dan keberuntungan saling bertautan, dan di mana takdir bisa berubah dengan sekejap.

bab 2

Jejak yang hilang

 Amira terbangun di pagi hari dengan perasaan campur aduk. Setiap kali ia teringat tentang Arga, hatinya bergetar antara harapan dan keraguan. Ia tahu bahwa untuk mendapatkan kembali kendali atas hidupnya, ia harus menemukan jawaban tentang apa yang mengikat mereka. Dengan semangat baru, ia memutuskan untuk mengunjungi neneknya, seorang wanita yang dikenal bijaksana dan sering berbagi cerita tentang masa lalu.

 Di rumah nenek, Amira duduk di teras sambil menikmati secangkir teh herbal. “Nek, ada yang ingin Amira bicarakan,” kata Amira, mengumpulkan keberanian. Neneknya menatapnya dengan penuh perhatian.

 “Ada apa, sayang?” tanya neneknya.

 “Amira merasa terikat pada seseorang, tapi ada banyak hal yang tidak jelas. Amira ingin tahu tentang pesugihan dan cinta terlarang,” ungkapnya.

 Neneknya terdiam sejenak, seolah merenungkan kata-katanya. “Pesugihan adalah hal yang berbahaya, Amira. Banyak yang mengabaikan konsekuensinya. Terkadang, cinta sejati bisa terjebak dalam jalinan takdir yang sulit dipahami.”

 Amira mendengarkan dengan seksama. “Tapi nek, bagaimana jika itu satu-satunya cara untuk menemukan kebahagiaan? Aku ingin tahu lebih banyak,” kata Amira dengan penuh semangat.

 “Nah, jika kau benar-benar ingin tahu, kau harus hati-hati. Tidak semua yang bersinar adalah emas. Cinta dan kekuatan seringkali berjalan berdampingan, tapi keduanya bisa menghancurkan jika tidak dipahami dengan baik,” jawab neneknya, menatap Amira dalam-dalam.

 Mendengar nasihat nenek, Amira merasa semakin bingung, tetapi dia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya. Ia memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang praktik pesugihan yang pernah diceritakan neneknya. Setelah berbincang lebih lanjut, neneknya memberikan petunjuk tentang seorang pria tua yang tinggal di pinggiran desa, seorang penjaga ilmu kuno.

 “Dia mungkin bisa membantumu,” kata neneknya. “Tapi ingat, Amira, tidak semua pengetahuan itu baik. Bersiaplah untuk apa pun yang akan kau temui.”

 Dengan tekad yang semakin menguat, Amira beranjak menuju rumah pria tua tersebut. Dalam perjalanan, ia merasakan hawa aneh di sekelilingnya. Pepohonan seolah berbisik, mengingatkan akan pilihan-pilihan yang harus diambil. Saat tiba di rumah pria tua itu, suasana terasa mencekam. Rumahnya kecil dan dikelilingi tanaman merambat, memberikan kesan misterius.

 Ketika Amira mengetuk pintu, seorang pria berambut putih dan berwajah keriput membukanya. “Selamat datang, Amira. Aku sudah menunggu kedatanganmu,” katanya dengan suara yang dalam dan tenang.

 “Bagaimana kau tahu namaku?” Amira bertanya, sedikit terkejut.

 “Ilmu ini membawaku kepada banyak hal, termasuk dirimu. Masuklah, kita perlu berbicara,” pria itu menjawab sambil melangkah mundur, mengizinkannya masuk.

 Di dalam rumah, suasana terasa dingin dan dipenuhi aroma rempah-rempah. Pria itu duduk di kursi kayu tua dan mempersilakan Amira duduk di hadapannya. “Kau mencari jawaban tentang cinta terlarang dan pesugihan, bukan?” tanyanya.

 Amira mengangguk, tidak yakin bagaimana menjelaskan kekhawatirannya. “Aku terikat pada seseorang yang mungkin tidak bisa kumiliki. Aku ingin tahu lebih banyak tentang kekuatan yang mengikatku padanya.”

 Pria tua itu menghela napas. “Cinta memang kuat, tetapi jika dicampur dengan kekuatan gaib, hasilnya bisa tak terduga. Apa yang kau cari bukanlah hal yang mudah,” katanya.

 “Apa yang harus aku lakukan?” tanya Amira, berusaha menunjukkan keteguhan hatinya.

 “Pertama, kau harus mengetahui bahwa cinta sejati tidak selalu datang dengan mudah. Jika kau memilih untuk melanjutkan, kau harus siap menghadapi konsekuensi dari keputusanmu,” jawab pria itu, matanya menatap tajam ke arah Amira.

 Amira merasa tertekan oleh beratnya kata-kata itu. “Apa yang akan terjadi padaku dan Arga jika aku melanjutkan ini?”

 “Jika kau berani, kau akan menemukan jalan. Tapi ingat, tidak semua cinta adalah berkah. Ada yang harus kau bayar,” ujarnya. “Satu-satunya cara untuk mengubah takdirmu adalah dengan menemukan akar dari cinta yang terlarang ini.”

 Berkali-kali Amira merenungkan apa yang diungkapkan pria tua itu. Akhirnya, dia bertanya, “Bagaimana cara menemukan akar dari cinta ini?”

 Pria tua itu menjawab, “Kau harus pergi ke tempat di mana kau pertama kali merasakan panggilan itu. Di sana, kau akan menemukan petunjuk yang mengarahkanmu pada kebenaran.”

 Amira merasa jantungnya berdegup kencang. Dia tahu tempat itu, lokasi di hutan tempat ia menemukan batu bercahaya. Dengan keputusan yang bulat, ia berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu. “Aku akan pergi ke sana,” katanya, tekad mengalir dalam dirinya.

 Sesampainya di rumah, Amira tidak bisa menunggu untuk malam tiba. Ia bersiap-siap dengan hati berdebar, mengenakan pakaian sederhana yang membuatnya merasa kuat. Ketika bulan purnama mulai muncul, ia berjalan menuju hutan dengan rasa semangat dan ketakutan yang membara.

 Setibanya di tempat itu, suasana terasa magis. Batu yang ia temukan sebelumnya kini berkilau lebih terang, seolah menyambutnya kembali. Amira mendekati batu dan memejamkan matanya, berdoa agar bisa menemukan jawaban yang ia cari.

 “Aku di sini untuk mencari kebenaran,” katanya pelan. “Tunjukkan padaku apa yang harus aku lakukan.”

 Tiba-tiba, cahaya terang menyelimuti sekelilingnya, dan sosok yang sama muncul, Dewa Cinta dan Keberuntungan. “Amira, kau kembali. Apakah kau siap menghadapi kebenaran?” tanyanya, suaranya menggema dalam benaknya.

 “Saya siap,” jawab Amira, meskipun rasa takut menyelimuti hatinya.

 “Cinta yang kau cari memiliki akar yang dalam. Jika kau ingin tahu lebih jauh, kau harus menjelajahi tempat-tempat yang tersembunyi. Setiap langkahmu akan membawamu lebih dekat pada jawaban, tetapi ingat, ada risiko yang harus kau hadapi,” Dewa itu menjelaskan.

 “Risiko apa?” Amira bertanya, suara dan hatinya bergetar.

 “Cinta bisa membebaskan, tetapi juga bisa mengikatmu. Jika kau menemukan kebenaran, kau mungkin harus memilih antara cinta dan impianmu,” jawab Dewa itu dengan nada serius.

 Amira merasa terjebak dalam dilema. “Apa yang harus saya lakukan untuk mengubah takdir ini?”

 “Temukan jati dirimu. Cari tahu apa yang sebenarnya kau inginkan. Jika kau bersedia berjuang, kau mungkin bisa membebaskan dirimu dari belenggu yang mengikat,” Dewa itu menyuruhnya.

 Amira mengangguk, meskipun ketakutan merayap dalam dirinya. Dia tahu bahwa perjalanan ini akan menjadi ujian terberat dalam hidupnya. Ia bertekad untuk menemukan akar dari cinta terlarang ini, apa pun yang harus dia hadapi.

 Setelah pertemuan itu, Amira merasakan semangat yang baru dalam dirinya. Dia harus menjelajahi hutan dan menemukan tempat-tempat tersembunyi yang bisa membawanya pada kebenaran. Dengan harapan dan tekad yang membara, ia melangkah ke dalam kegelapan malam, siap untuk menghadapi segala kemungkinan demi cinta dan keberuntungan yang diimpikannya.

 Dia tidak tahu betapa sulitnya perjalanan itu akan menjadi, tetapi satu hal yang pasti: Amira tidak akan mundur. Dia akan menemukan jalan menuju kebahagiaan, bahkan jika itu berarti harus berhadapan dengan kegelapan yang selama ini mengintainya.

 Gimana para pembaca apakah seru ceritanya jika seru masih banyak bab terbaru OK