SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
SESUATU YANG TERTUNDA

SESUATU YANG TERTUNDA

01. Mencari jati diri

Jaka Pambudi.

Seorang anak tunggal dari keluarga kaya di kota Z.

Dia adalah seorang pemuda yang berambisi, merubah kehidupannya yang miskin, karena keadaan, dengan tekad dan keyakinan.

Berasal dari keluarga berada di kota Z. Orangtuanya meninggal, dalam kecelakaan mobil 6 tahun silam, mobil yang dikendarai orangtuanya masuk jurang dan meledak.

Peristiwa ini terjadi sewaktu Jaka masih sekolah kelas 3 SMP di kota X, dan dia tinggal di asrama sekolah.

Kejadian kecelakaan itu dirahasiakan pihak sekolah dengan alasan,

Jaka adalah siswa pintar dan berprestasi.

Jaka selalu juara 1 umum di sekolah dan juara umum se-kota madya.

Jaka mengetahui bahwa orangtuanya meninggal dalam kecelakaan, pada saat acara pengambilan ijazah dan perpisahan sekolahnya.

Saat itu Jaka bingung, kenapa semua orang tua dan wali murid teman-temannya datang ke acara itu.

Hanya orang tuanya yang tidak hadir pada acara perpisahan sekolah.

Jaka bersikeras pamit dengan pihak sekolah untuk pulang ke kota Z.

Akhirnya Jaka pun dipanggil Kepsek ke ruangannya.

Pak Karyo pun menjelaskan kalau orangtuanya sudah meninggal dunia, karena kecelakaan maut. Dan Pak Karyo pun memperlihatkan surat kabar yang memberitakan tentang kematian tragis, seorang pengusaha yang bernama Setyo Adjie Pambudi dan istrinya Safira Putri Guntoro dan sopirnya, yang mobilnya masuk ke jurang dan meledak.

Jaka pun menangis 😭😭 ketika mendengar dan membaca surat kabar itu. Dia pun melampiaskan emosi dan kekesalannya di ruangan itu.

Singkat cerita, Kepsek meminta maaf kepada Jaka. Pak Karyo melakukan semua itu agar Jaka bisa menamatkan sekolah dengan nilai tertinggi dan terbaik. Dan, karena Pak Karyo juga merasakan kejanggalan dalam berita kecelakaan maut itu, karena dia mendapatkan surat kaleng, agar merahasiakan dari Jaka tentang kejadian itu.

Pak Karyo pun memberikan ijazah, buku raport, dan buku tabungan Jaka disekolah, serta dua amplop berisi uang tabungannya dan uang tambahan dari sekolah sebagai hadiah, dan permintaan maaf dari pihak sekolah karena sudah merahasiakan kematian orang tuanya.

Jaka pun pulang ke kota Z, dengan di antar mobil yang sudah disiapkan pihak sekolah.

Hari-harinya dilewati dengan kegiatan yang sama. Dia hanya melamun dan melamun, saat lapar dia keluar beli nasi bungkus. Lalu pulang ke bedeng kontrakannya di belakang pasar pagi.

1 tahun telah berlalu semenjak tragedi kecelakaan orangtuanya.

Jaka menjadi dewasa sebelum waktunya.

Pada suatu saat dia keluar kontrakannya, dia bingung mau ngapain, untuk mendapatkan uang tambahan. Akhirnya dia nongkrong di samping warteg ditengah pasar pagi.

Tiba-tiba ada seorang Ibu memanggilnya.

"Nak, sini Nak!"

"Saya Bu, ada apa Bu?" tanya Jaka ramah.

"Tolong bantuin Ibu, bawa barang belanjaan ini ke mobil pickup itu Nak! disana ada suami saya pak Marsan, bilang aja kamu disuruh Bu Zubaidah." Jawab Bu Idah.

"Iya Bu," kata Jaka sopan, sambil mengangkut barang belanjaan Bu idah.

Setelah sampai dimobil yang ditentukan Jaka bertanya pada seorang laki-laki.

"Bapak, Pak Marsan ya?" tanya Jaka.

"Iya saya Pak Marsan, ada apa Nak?" tanyanya.

"Saya disuruh bu Zubaidah, antar semua barang ini ke mobil Bapak," kata Jaka.

"Gitu ya, sini Nak, taruh barangnya di atas ini aja dulu, ini ongkosnya!" kata Pak Marsan, sambil memberikan uang Rp25.000.-

"Terimakasih Pak," balas Jaka.

Itulah awal mula Jaka menjadi kuli panggul dadakan, dan mulai berani menawarkan jasanya secara langsung.

Pagi ini.

Ditempat biasa Jaka mangkal,

Jaka melihat seorang Ibu-ibu yang membawa banyak barang, dengan tertatih karena kelelahan.

Barang yang dibawanya terlalu banyak.

Ada rasa kasihan terbersit dihatinya, keinginan kuat untuk menolong Ibu itu.

"Sini Bu, ku bantu bawa barangnya." Ucap Jaka.

"Tidak usah, jangan-jangan kau berniat merampas barang-barang ku!" kata Ibu itu, dengan marah, setelah melihat penampilan Jaka yang lusuh.

"Ibu, kalau Ibu tidak mau ku bantu, ya sudah jangan asal nuduh seperti itu! lihat disana ada pos Polisi, sama saja aku cari penyakit, kalau merampas barang bawaan mu disini! Lagian kan, Ibu bisa teriak! dan polisi-polisi itu pasti akan mengejar, dan menangkap ku!" ucap Jaka kesal.

Ibu itu terlihat berpikir, kayak orang bengong.

"Sudahlah Bu, kalau nggak mau ditolong!" ucap Jaka, sambil beranjak pergi dari tempat itu.

Ibu itu pun menyadari kesalahannya.

"Tunggu nak!" teriak Ibu itu.

Sehingga membuat semua orang, disekitar tempat itu menoleh ke arah mereka berdua.

Jaka pun menghentikan langkahnya.

"Ada apalagi Bu! tadi Ibu menuduh ku, dan sekarang Ibu teriak-teriak! apakah Ibu ingin menjebak ku?" tanya Jaka, dengan sopan walaupun agak emosi.

"Baiklah Nak, tolong bawakan barang-barang ini, ke mobil di samping pos Polisi itu, siapa namamu nak?" tanyanya.

"Jaka Bu," sahut Jaka.

"Maafkan kata-kata Ibu barusan Nak, Ibu lagi kesal dengan anak Ibu dimobil itu, ditelpon berkali-kali nggak diangkat-angkat! Padahal, dari rumah sudah diomongin, bantu Ibu bawa barang belanjaan ke mobil!" ucap Ibu itu

"Baiklah Bu, kita sudahi saja ke salah-pahaman ini, anggap saja tidak pernah terjadi." jawab Jaka.

Setelah sampai dimobil, Ibu itu menggedor kaca depan mobil. Tak lama dari itu pintu mobil pun terbuka, keluarlah sosok gadis cantik sambil tangannya kucek-kucek mata karena baru bangun tidur.

"Rena! pantas, Mama telpon nggak diangkat, ternyata kau tidur di mobil. Sana cepat buka bagasi mobil! kata Ibu itu kesal.

"Maaf Mama, aku ketiduran," ceplos Rena, sambil membuka bagasi.

Jaka pun memasukkan barang-barang belanjaan yang dibawanya, ke dalam bagasi.

"Ini untuk nak Jaka,"ucap Ibu itu, sambil memberikan, 2 lembar uang Rp50.000.

Setelah mendengar nama Jaka, disebut Mamanya, Rena pun, mulai memperhatikan Jaka.

"Sepertinya aku mengenal orang ini," gumam Rena.

"Nggak usah Bu, lagian itu kebanyakan,"kata Jaka.

"Mas! kamu Jaka Pambudi kan?" Ceplos Rena, sambil terus menatap Jaka dengan penasaran.

Rena pernah tertarik dengan kebaikan Jaka, waktu ditolong Sang Kakak kelas sewaktu masih SMP.

"Kamu kenal aku?" ucap Jaka.

"Ya iyalah Mas Jaka! aku kan pernah ditolong Mas." jawab Rena.

"Waktu aku dipalak anak-anak nakal, didekat terminal angkot. Mas Jaka jago banget berantemnya sampai 4 anak yang malak aku babak belur. Lagian aku kan Adik kelas mu waktu SMP." ucap Rena semangat.

"Oh, jadi yang nolongin kamu dulu, Nak Jaka ya Ren?" tanya Ibunya.

"Iya Bu, Mas Jaka ini yang nolongin aku dulu," ceplos Rena.

Jaka hanya berdiri diam, mendengarkan pembicaraan mereka.

"Terimakasih Nak Jaka sudah nolongin anak Ibu, sekali lagi Ibu minta maaf karena sudah berkata kasar dengan Nak Jaka tadi. Ini buat Nak Jaka, tolong diterima ya." ucap Ibu itu.

"Iya Bu, nggak apa-apa, dan terimakasih banyak," jawab Jaka.

"Mas Jaka ada nomor HP?" tanya Rena semangat.

Rena tidak menyadari, bahwa Mamanya memperhatikannya.

"Nggak ada Ren, HP ku hilang," jawab Jaka berbohong.

Padahal HP-nya dijual seminggu yang lalu. Karena ada kebutuhan mendesak.

"Kapan-kapan Nak Jaka main kerumah Ibu ya? rumah Ibu dijalan Melati no 8, Komplek Perumahan Gajah Putih." kata Ibu.

"Jangan nggak mampir ya Mas," ceplos Rena malu-malu.

"Iya Rena, Bu terimakasih ya untuk kebaikannya." jawab Jaka, sambil beranjak meninggalkan tempat itu.

Waktu pun berlalu.

"Alhamdulillah, rejekiku lumayan hari ini," gumam Jaka. Setelah sampai di kontrakannya menjelang Maghrib.

Tak lupa Jaka mampir di warung nasi dalam perjalanan pulang tadi.

Tahun pun berganti tahun, tak terasa sudah 4 tahun Jaka hidup sendiri, dan jadi kuli angkut barang.

Hari ini, setelah menjalani pekerjaannya sebagai kuli angkut.

jaka pun bergegas pulang ke kontrakan.

Dia memasuki kamarnya, dan melihat 4 buah celengan yang agak besar.

Yang sudah diisi selama 4 tahun.

Jaka selalu menyisihkan rejeki hariannya sebagai kuli angkut, ke dalam celengan yang berbentuk tokoh pewayangan Semar.

Akhir bulan ini dia berniat memecahkan celengannya, sebagai modal untuk usaha.

Jaka bergegas mandi, dan melakukan aktifitas lain dirumah, lalu istirahat.

Karena keesokan harinya, dia harus bekerja mencari rezeki untuk merubah nasibnya.

Tak terasa sudah memasuki awal bulan Agustus, dan Jaka pun membuka celengan Semar nya.

"Alhamdulillah, tenyata tabungan ku lumayan juga, 4 celengan dibongkar, berjumlah Rp11400000." Gumamnya.

Dia berniat membeli motor, berserta perlengkapan untuk ngojek, dan membeli HP android murah, serta membuat SIM.

Awalnya dia membuat SIM dulu, lalu ke showroom motor Honda, setelah mengurus, dan menandatangani, serta menyerahkan persyaratan kredit.

Jaka pun mendapatkan motor baru hari itu juga.

Dia membeli HP android serta perlengkapan ngojek, sesuai peraturan pemerintah untuk mengendarai motor.

Setelah semua keperluan sudah didapatnya, Jaka pun mendownload aplikasi Gojek dan mendaftar.

Di pagi yang cerah ini.

Jaka keluar dari kontrakan nya mengendarai motor.

"Alhamdulillah, pelanggan pertama nih," gumam Jaka.

Dia pun pergi ke lokasi penjemputan yang ada di aplikasi Gojek.

Setelah tiba, dia melihat Bapak- bapak yang sedang bingung, Jaka pun melihat HP-nya dan bertanya.

"Anda Pak Harto kan?"

"Iya saya Pak Harto," jawab Bapak itu.

"Ini helmnya Pak, saya Jaka yang jemput Bapak dari aplikasi Gojek, Bapak mo ke bandara kan?" tanya Jaka ramah.

"Iya Nak Jaka, tapi saya butuh cepat. Karena pesawat saya berangkat 1 jam lagi, bisa nggak sampai bandara dalam waktu 30 menit dari sini?" tanya Pak Harto.

"Saya usahakan Pak, 30 menit sampai di bandara, karena jalannya agak macet jam segini Pak," jawab Jaka ramah.

"Ayoo brangkat," kata Pak Harto.

"Iya Pak, pegangan Pak," jawab Jaka.

Dengan lincahnya Jaka menggeber motor barunya dan sampai di bandara dalam waktu 23 menit.

Pak Harto membuka helm dan dompet lalu memberikan 2 lembar uang Rp 50.000.- ke Jaka.

"Ini Nak Jaka, terimakasih ya," ucap pak Harto.

"Uangnya lebih Pak," balas Jaka.

"Ya sudah ambil aja, itu tip buat kamu. Terimakasih ya," jawab Pak Harto.

"Oh iya, saya minta nomer HP Nak Jaka," sambung Pak Harto.

"Iya Pak, terimakasih," jawab Jaka sambil memberikan nomer HPnya.

Bapak itu pun pergi dengan terburu-buru meninggalkan Jaka.

Jaka pun beranjak pergi dari tempat itu.

Tak lama berselang HP-nya berbunyi lagi, Jaka langsung melihat HP-nya, dan beralih ke titik penjemputan.

"Alhamdulillah, dapat pelanggan lagi," gumam Jaka.

Setelah sampai di titik penjemputan Jaka melihat seorang wanita, dia pun bertanya dengan sopan.

"Dengan Mbak Tami ya?" ucap Jaka.

"Iya Mas." Jawab Tami.

"Ini Mbak helmnya," balas Jaka.

"Nggak usah ngebut ya Mas Jaka, nyantai aja. Saya nggak terburu-buru kok," ucap Tami.

"Oke Mbak Tami, sesuai request," balas Jaka, sambil melajukan motornya, ke Jalan Melati no 8, komplek perumahan Gajah Putih.

"Jaka sempat tertegun sejenak setelah melihat alamat tujuan. Sepertinya aku pernah mendengar alamat ini," gumam Jaka.

Setelah 45 menit dan sampai di tujuan, Tami turun menyerahkan helm dan mengeluarkan selembar uang 100rb.

"Ini Mas Jaka ongkosnya."

"Oh iya Mbak Tami, ini kembaliannya," balas Jaka dengan sopan.

"Nggak usah Mas, anggap saja tip buat Mas Jaka, karena sudah membuat pelanggan puas," kata Tami.

Ada sosok gadis yang memperhatikan mereka berdua, dengan rasa penasaran dari teras rumah besar itu.

Terdengar suara teriakan.

"Mas Jaka!" Sapa Rena.

"Lho Dik. Kamu kenal sama Mas Jaka?" tanya Tami.

"Iya Mbak, Mas Jaka ini yang pernah nolongin aku dulu waktu SMP, Waktu aku dipalak anak-anak nakal." Balas Rena.

"Ya sudah kalo gitu, ajak mampir dulu, Mbak masuk dulu ya," ucap Tami.

"Mas Jaka mampir dulu yuk," ceplos Rena semangat.

"Harus mampir ya?" tanya Jaka asal.

"Ya iyalah Mas Jaka! kan sudah ditawari mampir sama Ibu, tapi nggak kesini-sini. Ayo masuk! sekalian motornya di bawa ke dalam halaman aja Mas," jawab Rena, panjang kali lebar.

Tami memperhatikan interaksi keduanya, terutama Adik sepupunya. Ada senyuman diwajahnya melihat tingkah Rena.

Jaka pun memarkirkan motornya didepan pintu garasi. Lalu masuk ke dalam rumah.

"Masuk Mas, duduk dulu. Mas Jaka mau minum apa?" sambung Rena.

"Iya Rena terimakasih, nggak usah repot-repot Ren, yang ada aja keluarin semua." Ucap Jaka berseloroh sambil tersenyum.

"Mas Jaka bisa aja," balas Rena sopan.

Tami keluar dari kamarnya.

"Mbak Tami ini, Mbaknya Rena?" tanya Jaka.

"Iya saya Mbak sepupunya Rena, Ibuku Mbaknya Tante Mirna," balas Tami.

Tak lama kemudian Rena pun datang membawa nampan.

"Ini Mas, tak keluarin semua sesuai request nya," kata Rena sambil tersenyum manis.

"Maaf Rena, tadi aku cuma becanda. Banyak banget suguhannya," balas Jaka.

"Biasa aja Mas, nggak usah malu-malu gitu," ceplos Tami.

"Ayoo Mas, suguhannya di minum dan dimakan," ucap Rena mempersilahkan dengan ramah.

Mereka pun mengobrol, membicarakan tentang masa lalu.

Sekalian Rena mencari informasi tentang Jaka secara langsung dan bertukar nomor HP.

Akhirnya, Jaka pun pamit

"Terimakasih ya," ucap Jaka.

"Iya Mas, sama-sama," balas Tami.

"Sering-seringlah mampir Mas, kalo ada order deket sini, hati-hati dijalan Mas," kata Rena.

"Iya, insya Allah lain kali mampir lagi," jawab Jaka, sambil berjalan menuju motornya lalu pulang.

02. Grogi

Setelah Jaka pulang, di rumah terjadi kegaduhan, gara-gara Tami ngerjain Adik sepupunya.

"Adik! Mbak perhatikan sejak kedatangan mas Jaka tadi, kamu mulai error dan agak nggak waras." Ucap Tami 🤔🤔

"Maksud Mbak! Aku gila gitu," balas Rena sewot.

"Mbak kan nggak bilang kamu gila Dik. Kamu sendiri yang ngomong kayak gitu, jangan-jangan ada yang lagi jatuh cinta nih," goda Tami.😀😀

"Mbak Tami iihh.😚😚 Nggak kayak gitu kok Mbak," sahut Rena.

"Beneran niih? Nggak mau ngaku. Atau nggak mau beneran? Kalo Adik nggak mau, ya udah buat Mbak aja ya?" goda Tami lagi.

"Mbak Tami mulai jahil ya! Udah mulai godain Rena lagi. Awas ya!" kata Rena, sambil melempar bantal sofa.

Disaat aksi lempar-lemparan terjadi, Mama masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum. Apa-apaan sih ini? Mbak, Adek, udah pada gede masih main lempar-lemparan bantal." Ucap Mama.

Wa alaikumussalam warahmatullah," jawab Rena dan Tami bareng.

"Mbak jahil Ma! Penyakit jahilnya kambuh lagi, dari tadi godain Rena terus," ucap Rena manja.

"Abisnya Ma. Adik tuh, ditanya bener-bener jawabannya asal! Jadi ya, Mbak godain aja sekalian," balas Tami.

"Emangnya pada ngomongin soal apa?" tanya Mama penasaran.

"Rahasia Ma," kata Rena sambil melirik ke Mbaknya, dan pergi ke kamarnya.

"Mbak!🤫🤫🤫

Awas ya!" sambung Rena.

😆😆😆 Tami ngakak.

"Hush! Nggak baik, cewek ketawa kayak gitu, emang ada apa Mbak?" tanya Mama penasaran.

"Mbak nggak bisa kasih tau Ma, tanya Adik aja? Nanti Adik marahan ke Mbak," ceplos Tami.

Tak lama Pak Hadi Sang Papa masuk, setelah memarkirkan mobil ke garasi.

"Ada apa sih tadi? Kok rame banget dirumah, Papa kira ada pasar malam." Ucap Papa.

"Ini Pa,tadi Mbak godain Adik sampe muka Adik merah, kayak kepiting rebus. Trus pas Mama tanya ada apa? Malahan kabur, masuk ke kamar," jawab Mama.

Papa melihat sekelilingnya, dan melihat ke arah meja tamu.

"Jangan-jangan tadi ada tamu cowok kesini ya Mbak?" tanya Papa.

🤫🤫🤫Tami kasih kode ke Papa.

"Adik! Adik!" panggil Papa.

Pintu kamar terbuka dan Rena pun keluar kearah Papanya.

"Ada apa Pa?" tanya Rena.

"Tadi tamunya siapa Adik? Cowok ya?" goda Papa.

"Papa! Papa tau dari mana?" Rena pun melotot, ke arah Mbaknya.

"Tuh. Liat dimeja!" kata Papa sambil menunjuk ke arah meja tamu.

"Ada bekas segelas kopi, dan banyak temen-temen nya. Nggak biasanya kan? Setau Papa, temen-temen cewek Adik, kalo main kerumah ini, gak ada yang ngopi," kata Papa.

"Iya Pa, maaf," ucap Rena sambil menundukkan kepalanya.

"Papa nggak marah kok. Pacar Adik ya? Tapi lain kali ajak kesini, trus kenalin ke Papa, Mama ya," goda Papa.

"Papa salah, belom Pa, belom jadi pacar. Itu tadi tukang ojek dari aplikasi Gojek. Namanya mas Jaka Pambudi, nganter Mbak pulang dari tempat kerja. Nggak taunya Adik kenal." sahut Rena.

"Mangkanya diajak masuk bertamu kerumah dan disuguhi Adik sebanyak ini. Ceritanya gini Pa. Adik kan nawarin mau minum apa mas Jaka? Mas jaka nya nyeplos aja, nggak usah repot-repot Ren, yang ada aja keluarin semua. Gitu ceritanya Pa," jawab Tami.

"Jaka Pambudi? Pambudi?" gumam Papa.

"Belum ketemu aja, Papa udah suka gayanya yang ceplas-ceplos, biasanya orang jujur itu." Balas Papa.

"Adik, itu Jaka yang dulu pernah bantuin Mama bawa barang ke mobil, yang kamu ketiduran itu kan?" tanya Mama.

"Iya Ma, mas Jaka yang itu," jawab Rena.

"Mama kenal sama calon pacar Rena?" tanya Papa.

"Papa!" ceplos Rena malu dan mukanya merah lagi.

"Kenal cuma dari cerita Adik tempo hari Pa, yang pernah nolongin Adik, waktu dipalak anak-anak nakal waktu masih kelas 1 SMP. Mama tau, karena Jaka pernah nolongin Mama bawa barang belanjaan ke mobil. Kayaknya anaknya jujur dan pekerja keras Pa," sahut Mama.

"Papa jadi makin penasaran sama Jaka Pambudi ini. Adik! Kapan-kapan ajak calon pacarmu kerumah ya? Papa mau ketemu," kata Papa.

"Iiihhh Papa, Adik belom jadian Pa, jadi mas Jaka bukan pacar Adik," jawab Rena sewot.

"Ya sudah kalo Adik nggak mau, mas Jaka buat Mbak aja ya?" tanya Tami dengan nada menggoda.

"Mbak, mulai lagi nih," sahut Rena sewot.

"Udah-udah nggak usah ribut lagi, beresin tuh meja tamunya berdua," ucap Mama melerai keributan antara Tami dan Rena.

"Siaaap Ma!" jawab keduanya bersamaan, sambil bergegas membereskan meja tamu.

"Nah gitu dong, kompak. Ini baru anak Mama dan Papa," sahut Papa.

Begitulah keharmonisan yang terjadi dikeluarga Pak Hadi.

Tami sudah dianggap anak kandung dan bagian dari keluarga. Papa dan Mama tak pernah membeda-bedakan Tami dan Rena.

Jaka beraktivitas seperti biasa dirumahnya. Hari ini, dia berencana membuka tabungan di Bank ZA.

Jaka ingin buat kartu ATM, serta mengaktifkan Mobile Banking di HP androidnya.

Untuk memudahkan penarikan dan pembayaran cicilan motornya.

Dia pergi ke bank ZA, membawa persyaratan yang dibutuhkan.

Trus mengisi formulir, dan menyerahkan ke teller Bank, lalu memberikan tanda tangan, serta sidik jari, dan menyerahkan uang tabungan awalnya sebesar Rp3.000.000.-.

Akhirnya, semua urusannya selesai.

Jaka meletakkan kartu ATM dengan menyisakan uang Rp250.000.-, di dompetnya dan buku tabungan di tas pinggangnya.

Tak lama kemudian, HP Jaka berbunyi tanda ada order masuk.

Dia membuka order dan langsung menuju titik penjemputan di aplikasi.

Setelah sampai dia bertanya pada seorang laki-laki yang ada disana.

"Apakah Anda Pak Dodi, yang pesan Gojek Pak?" tanyanya dengan sopan.

"Iya saya Pak Dodi," kata laki-laki itu.

"Ini Pak helm nya, silahkan dipakai," ucap Jaka.

Mereka pun melanjutkan ketitik tujuan yang ada di aplikasi.

Setelah sampai, Pak Dodi turun melepas helm dan memberikan ongkos sambil mengucapkan.

"Terimakasih Mas Jaka untuk pelayanannya." kata Pak Dodi.

"Sama-sama Pak," balas Jaka sambil tersenyum. Lalu beranjak pergi dari tempat itu, ke arah SPBU terdekat.

Sampailah Jaka di SPBU, dia mematikan mesin dan membuka tutup tangki BBM.

"Berapa liter Mas?" tanya Mbak petugas.

"Full tank Mbak," jawab Jaka.

"Dari nol ya Mas," sahut Mbaknya.

"Bosen Mbak! Intruksinya kayak gitu terus," balas Jaka.

"Ganti dong Mbak! Sekali-sekali kayak gini. Dari hati ya Mas, sambil tersenyum manis, dan nunjukin nomor HP Mbaknya." Goda Jaka.

Si Mbak petugas tersenyum lalu tersipu malu.😚😚

Pengisian BBM selesai.

Jaka memberi uang Rp60.000,-, trus beranjak menjauh.

"Kembaliannya Mas Rp2000.-." ceplos Mbak petugas.

"Untuk Mbaknya beli permen aja, biar tambah manis," sahut Jaka 🙏🙏

"Terimakasih Mbak," sambung Jaka.

"Moduus Mas nya?" kata seorang Ibu, yang menunggu giliran sambil tersenyum.

Jaka langsung kabur ke arah warung nasi disebelah SPBU. Disaat mau turun dari motor HP-nya berdering tertera nama Rena cayang dilayar.

Jaka langsung menerima telpon itu.

"Halo Rena, ada apa Ren?" tanyanya.

"Halo Mas. Mas Jaka dimana sekarang?" sahut Rena.

"Aku baru ngisi BBM di SPBU dekat Kampus Z, yang terkenal dan populer itu loh." Sambung Jaka.

"Tolong jemput aku Mas, didepan kampus itu. Aku tunggu ya Mas." Sahut Rena.

"Ya udah tunggu, aku kesana sekarang." ceplos Jaka, sambil mematikan telpon dan beranjak pergi.

Setibanya didepan kampus, Jaka melihat Rena melambaikan tangan kearah nya. Dia lalu berhenti di dekat Rena.

"Yuk Mas kita jalan aja. Lagian aku nggak ada jam kuliah lagi hari ini," ucap Rena.

"Emangnya mau kemana Rena?" tanya Jaka, sambil membuka HP-nya dan menonaktifkan aplikasi Gojek nya.

"Terserah Mas Jaka aja, aku ngikut." Jawab Rena.

Akhirnya Jaka mengarahkan motornya ke taman kota.

Lalu parkir didepan kedai sate dan gule.

"Ayoo Rena masuk, lapar aku," ucap Jaka.

"Kamu makan apa Ren?" sambung Jaka.

"Terserah Mas aja." Sahut Rena

"Pak, sate kambing, bumbu kecap 2 porsi

pake lontong. Minumnya, jus pokat 2 + gule kambingnya 1 porsi aja." Pesan Jaka.

"Oke Mas, ditunggu ya," kata Bapak penjual sate

Sekitar 15 menit. Satu persatu pesanan diantar kemeja.

"Silahkan Mas." kata Bapak penjual sate ramah.

"Terimakasih Pak," sahut Jaka.

"Ayo dimakan Rena. Kamu kenapa sih? Kok, hari ini agak aneh. Nggak kayak biasanya, rame?" tanya Jaka, sambil memakan sate kambing lontong, dan gulenya.

"Iya Mas," sahut Rena, sambil memakan sate kambing, lalu memasukkan kuah gule, ke lontongnya.

"Mas Jaka!" ucap Rena.

"Eehmm," sahut Jaka.

"Boleh nggak aku jujur soal perasaan aku ke Mas Jaka?" tanya Rena.

"Eehmm," sahut Jaka lagi.

"Mass!" sahut Rena kesal.

"Iya ngomong aja sayang," sahut Jaka.

"Emangnya kamu mo ngomong apa Ren? Ngomong aja," sahut Jaka gregetan🤨🤨🤔🤔

"Sebenarnya aku,suka sama kamu Mas." Sahut Rena. 😚😚😚

"Kamu serius Rena?" tanya Jaka yang penasaran, 🤔🤔 sambil sok jaim.😎

"Jadi hari ini kamu nembak aku Rena?" sambung Jaka.😉😉

"Yaa, nggak gitu sih Mas.😒😒 Aku ngarep banget Mas Jaka nerima aku, dan kita jadian hari ini," sahut Rena. 😚😚😚🙃

"Yaa, itu namanya kamu nembak aku sayang." Goda Jaka.

"Kalo gitu, berarti dengan terpaksa aku harus nerima kamu," sambung Jaka.

"Aku nggak mau kalo Mas Jaka terpaksa!" balas Rena😭😭

"Aku terpaksa karena kamu nembak aku duluan Rena. Coba kalau aku yang nembak duluan," sahut Jaka.

"Maksudnya Mas?"🤔🤔balas Rena.

"Sebenarnya aku naksir kamu sudah lama.Tapi, setelah mampir kerumah mu waktu itu, aku jadi down, dan nggak pede dengan keadaan ku. Serta nggak pede, untuk terus terang, menyatakan perasaan ku padamu sayang." Jawab Jaka polos, campur gombal dikit.

"Berarti hari ini kita jadian kan Mas?" tanya Rena.

"Iyaa, Rena sayang," gombal Jaka.

😮😮😍😍😘😘 Rena langsung beranjak dari tempat duduknya, dan langsung memeluk Jaka dalam tangis bahagianya. "Terimakasih Mas, udah mau nerima aku," rengek Rena.

🎉🎉🎉🌃🌃🌃 tepuk tangan bergema di kedai sate.

"So sweet banget. Aku jadi pengen," kata para jomblowati yang hadir.

Semua yang ada disitu merasa terharu, dan turut berbahagia melihat kejadian tembak-menembak barusan.

Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam serangan yang terjadi sesaat yang lalu. 🤔🤔🤔

"Terimakasih semuanya yang sudah turut berbahagia dalam kejadian ini. Silahkan dilanjutkan lagi aktivitas makan dan minum nya, karena kami mau pamit pulang." Sahut Jaka.

Jaka dan Rena langsung menuju kasir melakukan pembayaran.

"Terimakasih Mas dan Mbaknya, yang sudi mampir ke kedai sate ini." kata Mbak kasir.

"Sama-sama Mbak," sahut Jaka.

Jaka pun keluar dari kedai sate dan gule, Rena mengikutinya dari belakang menuju motornya.

"Mas! Papa mau ketemu sama Mas," ceplos Rena, ketika mereka tiba di parkiran motor.

"Emangnya ada apa sayang? Kok Papa kamu mau ketemu sama aku," goda Jaka.

"Itu Mas. Papa bilang mau ngobrol sama calon mantunya," sahut Rena grogi. 😚😚

"Waaw keren! Jadian belom 1 jam, udah di ajak ketemuan dan ngobrol sama calon mertua," ceplos Jaka sambil menutupi dirinya yang agak grogi🙃😟

"Yuk. Sekalian aja aku nganter kamu pulang," sambung Jaka.

Mereka bergegas menggunakan helm masing-masing dan melanjutkan perjalanan.

Akhirnya mereka pun sampai di tujuan dan memarkirkan motor didepan garasi.

"Mama, Papa ada pasangan baru nih! Baru liat lagi berduaan," goda Tami yang kebetulan sedang menyiram bunga.

Kebetulan Papa, Mama lagi ngobrol di kursi teras depan rumah.

"Mbak! Apaan sih!" ceplos Rena tersipu, dan Jaka pun terlihat salah tingkah.

"Siapa Ma?" tanya Papa.

"Itu Pa, yang namanya Nak Jaka," sahut Mama.

"Adek, ajakin masuk tamunya dong," ucap Papa.

"Ayoo Mas Jaka, udah disuruh Papa masuk tuh," ajak Rena.

"Iya Rena," kata Jaka sambil menarik nafas dalam-dalam, karena grogi.

"Assalamu'alaikum," ucap Jaka.

"Wa alaikumussalam warahmatullah," sahut Papa dan Mama Rena bersamaan.

Mereka pun bersalaman.

"Silahkan duduk Nak. Ini ya Dik yang namanya Jaka, yang calon mantu Papa dan Mama?" goda Papa.

Membuat Jaka Terdiam dan bertambah grogi.

Dan membuat sang Mama tersenyum.

"Papa!" ceplos Rena tersipu.😚😚

"Papa sih, tuh kan, Nak Jaka jadi grogi," sahut Mama.

"Biasa aja Nak Jaka. Jangan grogi!

Dirumah ini, emang biasa kayak gini." Ucap Papa sambil tersenyum.

"Ii_yaa Pak," sahut Jaka grogi.

"Nak Jaka mau minum apa?" tanya Mama.

"Ap_aa aa_jaaa Bu," jawab Jaka, sambil menarik nafas dalam-dalam.

"Biasa aja, nak Jaka! Jangan panik kayak gitu," ucap Papa sambil tersenyum, karena pernah mengalami hal yang sama waktu muda.

"Adik, tolong buatin kayak yang kamu ceritakan tempo hari." Goda Mama.

"Buatin apaan Ma?" sahut Rena penasaran. 🤔🤔

"Itu lhoo Dik! Yang cerita Adik waktu itu! Nggak usah repot-repot Rena, yang ada aja keluarin semua," goda Mama, sambil ngeliatin Jaka yang tampak tersipu malu.😓😓

"Hahaha, iyaa Ma," sambil tersenyum dan menggoda Jaka.😋😋😉

"Paa_raaah niih keluarga. Aku dikerjain terus dari tadi, sampe bingung mau ngapain," gumam Jaka.😓🙃

"Nak Jaka nyantai aja dong, jangan malu-malu kayak gitu," tegur Papa.

"Biar lebih nyaman, dan santai, Nak Jaka panggil kami Papa, dan Mama aja ya? Samain kayak Adik, dan kami manggil Nak jaka, Mas aja ya?" ucap Papa.

"Iya Pak. Ehh. Papa," sahut Jaka grogi.