RE: ZERO KARA HAJIMERU ISEKAI SEIKATSU ARC5 BAB
—Semua orang yang terkait dengan kejadiannya akan sama-sama setuju bahwa mereka: tak tahan menontonnya.
“H-hei, kak. Barang bawaannya keliatan berat. Mau dibawain gua yang hebat ini?”
“Garf … tidak, jangan khawatir. Aku semata-mata menawarkan sedikit bantuan, karena tidak enak rasanya terus-terusan dilayani sebagai tamu. Santai saja, Garf.”
“O-oh. Y-yah, ngerti. Bilang aja kalo lu perlu apa-apa, ok?”
Garfiel menggaruk pipi, berdiri tertegun saat Frederica mendorong troli. Frederica sesaat menatapnya, tapi mendadak tersadar dan kembali fokus pada pekerjaannya.
Roda-roda kecil berguling di lantai, suaranya memudar seiring berjalan lebih jauh ke lorong mansion. Garfiel bingung melihat kakaknya yang menjauh.
“… menyebalkan amat.”
Garfiel menggaruk rambut pendek pirangnya, mendesau dan berjalan ke arah berlawanan dari Frederica. Subaru menepuk dahi, melihat percakapan mereka di lorong, datang umbaran-umbaran kekesalan
“Butuh waktu seminggu untuk menenangkan diri dan bicara … tapi mereka masih kelihatan sangat tidak terbiasa.”
Kata Emilia, bersembunyi di tempat yang sama dan tingkahnya seperti Subaru. Laki-laki itu berjongkok sedangkan Emilia memata-matai di atasnya.
Subaru merasakan nafas Emilia kian tak terasa dan alhasil dirinya berdiri sambil memutar pinggul.
“Reuni sedekade … satu dekade tanpa kontak apa pun. Dengar-dengar perpisahan mereka tidak betul-betul baik ketika mendoakan kesuksesan satu sama lain, aku paham kalau itu canggung, tapi ….”
Subaru menyilangkan tangan dan memiringkan kepala. Dia paham, tapi tetap saja mengesalkan. Dongkol. Melihat mereka membuatnya sangat jengkel. Garfiel bersama Frederica perilakunya kayak gini setelah reuni mereka. Selagi bersikap pura-pura ramah saat orang lain ada di sekitar, sejatinya keadaan buruk.
Garfiel barangkali kelihatan emosional dan impulsif, namun rupanya dia aktor piawai kalau dilakukan dengan niat. Dan tak perlu lagi membahas sebaik apa tindak-tanduk Frederica. Mereka tidak merencanakannya, tapi sebagai adik-kakak telah sukses menipu banyak orang beberapa hari ini.
Tapi jelas sekali bagi Subaru yang acapkali mendapati mereka berdua sendirian, kini Emilia pun melihatnya.
“Sepertinya Garfiel berusaha mendekatinya, tetapi Frederica tidak memahaminya. Walaupun telah kembali bersama-sama. Bagaimana bisa?”
“Sulit menikmati reuni mereka mengingat perpisahannya berantakan. Maksudku. Menurut cerita-cerita manga di sini, aku pikir masalahnya ada di Frederica.
Emilia benar—Garfiel sudah terbuka dengan kakaknya. Namun si kakak terlihat kurang menjanjikan. Frederica mungkin merasa bersalah terhadap adiknya yang dia tinggalkan di Sanctuary. Selama itu, Garfiel berlatih keras tuk melindungi hati ceroboh kekanakannya.
Dan itu sepertiga kendala yang mesti dihadapi Subaru. Ya, Frederica turut bertanggung jawab atas sikap Garfiel.
Tapi setelah mengatakannya, Frederica tidak sengaja menghancurkan hidup Garfiel, dan tidak ada yang salah di sini. Sebetulnya misal semua orang salah, maka yang salah adalah Roswaal.
Bukannya Subaru atau orang lain boleh menyalahkan Garfiel atau Frederica.
—Tapi sepertinya mereka merasa sebaliknya. “Wah, kacau, deh ….”
Muaranya adalah Frederica yang punya tanggung jawab kuat. Wanita itu pergi ke dunia luar agar dapat menciptakan rumah bagi orang-orang Sanctuary tatkala penghalangnya rusak. Menanggung beban sangat mulia nan tinggi bagi seorang gadis berusia sekitar sepuluh tahunan. Bisa jadi ambisinya yang membuatnya meninggalkan Garfiel.
Akhirnya Sanctuary hilang, dan apa yang Frederica khawatirkan tejadi. Namun berkat usahanya, ada tempat-tempat yang siap meneria mereka, terpencar-pencar dan hina kaumnya. Demikianlah yang dia banggakan. Tetap saja ia merasa lebih bersalah alih-alih prestasi. Sebab kesadaran akan kesalahannya kelewatan.
“Apa-apaan, kau tidak boleh begitu. Sewaktu kau melakukan hal luar biasa, kau mesti membusungkan dada dengan bangga.”
“Mmn. Aku setuju. Dan seandainya kau berpikir telah melakukan kesalahan, minta maaflah. Nanti mereka akan memaafkanmu … aku cuma ingin mereka rukun.”
Garfiel dan Frederica sama-sama menghilang dari lorong.
Emilia melihat tempat keduanya berhadapan, mata ungu menyipit. Subaru menatap dan mengangguk.
“Yea.”
“Baiklah. Kita beri mereka sedikit dorongan agar bisa menyelesaikan permasalahan ini.” “Beri mereka dorongan … maksudmu, buat mereka berbaikan?”
“Yap. Kita punya komplikasi adik-kakak, kakak-adik manusia di sini. Jika suasanya lekat sekali sampai mereka tidak bisa bergerak, bagaimana kalau pihak ketiga menyebabkan keributan sampai mengguncang masalahnya?”
Subaru bertepuk tangan, mengangkat jari sembari membuat proposal.
Emilia mempertimbangkannya sejenak, sebelum mengangguk penuh tekad.
“Kau benar. Mmmmh, keluarga harus dekat. Oke. Ayo lakukan. Berusaha paling terbaik untuk merukunkan mereka.”
“Memangnya masih ada yang ngomong paling terbaik lagi?”
Gumam Subaru tatkala Emilia yang termotivasi mengepalkan tangan. Seraya berpikir: Duh, sudah lama kami tidak melakukan itu.(🧐)
Penangguhan hukuman dari masalah Sanctuary hanya sementara saja, karena dua masalah pasca pemrosessan mengerikan telah menyerang faksi Emilia.
Rencana Roswaal (bagian yang dia pertanggungjawabkan) adalah membakar mansion. Mereka dapat membangunnya kembali, namun mendirikan gedung yang dibakar sampai jadi abu bersih butuh waktu. Nampaknya tidak ada sihir berguna dalam dunia ini yang mampu membentuk kembali benda-benda yang kehilangan fungsinya, atau teknik macam Full Metal Alchemist2 yang mampu mendirikan bangunan dalam sekejap.
Satu-satunya pilihan mereka hanyalah mengontrak kuli bangunan dari desa atau kota terdekat, kemungkinan besar seorang arsitek yang ahli mendesain perkebunan atau vila bangsawan dan membangunnya.
“Akan tetapi~, mansion itu bukan kediaman utamaku … tempat tak mencolok untuk melindungi Emilia-sama dalam Pemilihan Raja. Rencananya memang akan pindah ke kediaman utama setelah Pemilihannya dimulai. Jadi~ masalahnya~ tidak sebesar yang kau perkirakan.”
Itulah yang dikatakan Roswaal ketika mereka mulai mencari-cari tempat pindah.
Rupanya keluarga Mathers punya beberapa mansion, dan mansion utama telah dipersiapkan sebagai basis operasi mereka.
Tak ada yang tinggal di daerah utama kecuali mereka yang mengurus tempat itu.
Kala para pekerja selesai mempersiapkan semuanya untuk menyambut kedatangan sang master, kelompok Subaru akan memindahkan markas besar ke sana.
Tapi sekarang dan kemudian mereka akan tinggal di mana?
“Jangan khawatir, itu pun~ sudah dialamatkan. Beberapa kerabatku punya mansion di tanah yang tak~ jauh dari Sanctuary. Mereka ialah cabang keluarga Mathers. Kita bisa tinggal di sana sebentar. Walau aku menduga banyaknya tamu akan merepotkan mereka.”Kerabat Roswaal adalah ungkapan yang sangat meresahkan, tapi tidak ada yang punya rencana lebih baik.
Setelah mendiskusikannya, para pemain utama faksi Emilia pergi ke mansion si kerabat, sedangkan masyarakat Arlam dan Sanctuary menetap di Desa Arlam. Kemungkinan orang-orang Sanctuary bisa diterima sebagai penduduk Desa Arlam, mereka sengaja diperkenalkan ke desa-desa lain di wilayah Roswaal.
Frederica adalah yang membangun fondasinya, semua itu bisa dianggap pencapaiannya.
Kendati semua warga Sanctuary adalah manusia hewan, ada juga yang blasteran. Tidak seorang pun kelihatan berbeda dari manusia biasa, jadi menyatukannya takkan terlalu sulit.
Meskipun punya adat berbeda karena kurangnya pengetahuan akan dunia luar, masyarakat baik Arlam tentu akan mengajari peraturan dasar tanpa ragu-ragu.
Semuanya kelihatan beres, namun masalah terus saja menumpuk. Meskipun begitu, tidak ada masalah saat ini, karena semua orang berusaha yang terbaik.
Subaru berdoa agar semua masalah ini akan diselesaikan sebelum kejadian sesuatu.
—dia menilai hubungan Garfiel dan Frederica mesti diselesaikan selama periode bahagia nan membosankan ini.🥲
“Lantas rencana besarnya adalah agar Garfiel dan Frederica berteman lagi … seperti yang kita lakukan sekarang, ada saran?”
“Ini hal pertama yang kau katakan padaku setelah memasuki ruangan? Menganggu kedamaianku adalah kejahatan berat yang mesti dibayar, Barusu.”
Ucap Ram tanpa emosi, duduk dan memelototi Subaru.
Wajahnya senantiasa tanpa ekspresi, namun dikarenakan hubungan Subaru dengan Ram, dia jadi tahu ada badai emosi yang berputar-putar di matanya. Ahli menerjemah emosi Ram, Subaru merasa saat ini dia tidak senang.
Aku tahu kau sering menatapku seperti itu, tapi bukan berarti kau tidak senang berinteraksi denganku? Apa kau tidak lelah ribut setiap hari?”
“Tentu saja rileks. Aku melakukannya hanya sama orang menjengkelkan atau tak berguna.” “Begitu, baiklah … bentar.”
Subaru mengerutkan alis di depan Ram yang menyiratkan bahwa dirinya termasuk ke dalam dua faktor. Ram mendengus terhadap reaksi Subaru sebelum menutup buku di tangannya.
Ram berdiri dari kursi dan menawarkannya kepada Emilia yang berdiri di samping Subaru. “Ini, Emilia-sama.”
“Terima kasih. Tapi tidak apa-apa. Aku tahu memang melelahkan jika kelamaan tinggal, jadi akan cepat-cepat diselesaikan.”
“Mengerti. Maka saya akan senang hati mengambilnya.”’
“Jadi kau tidak memberikannya padaku. Duh, mbak, kau juga tidak bercanda.”
Subaru mengangkat bahu ketika Ram duduk di kursi. Tapi sesuatu yang dikatakan Subaru membuat alis Ram mengkerut sedikit.
Pasti bereaksi terhadap panggilan mbak. “Rem-san masih sama seperti sebelumnya.” “… benar. Hari ini lagi dia tidur lelap sekali sampai kau tidak tahu dia masih hidup atau tidak.”
Emilia prihatin, dan jawaban Ram sedikit lirih. Di tempat tidur sebelah kursi Ram, tertidur seorang gadis.
Rambut biru pendek dan wajah identik Ram. Gaun biru muda menyelimutinya, ukuran dadanya ketika mendorong selimut hingga naik turun adalah satu-satunya perbedaan antara dia dan Ram.
Jelas saja, gadis ini adalah Rem. Dia tetap tertidur setelah mansion kebakaran dan relokasi mereka. Sampai menghilangkan penyebabnya, bisa jadi Rem tidur selamanya.
“Apa kau merasa belum menerimanya?”
“Sudah kubilang. Aku tak sekeras kepala ini dan tidak percaya segalanya walau belum berbicara dengannya. Sekalipun pandanganku terlalu persuasif dan sulit ditampik.”
Emosi kompleks tergambar di mata Ram, Subaru mengerutkan kening.
Paras Ram yang melihat tidurnya Rem terlihat amat melankolis menurut Subaru, karena dia tahu hubungan mereka. Yang tua menyayangi yang lebih muda, dan yang lebih muda menghormati yang tua.
Hubungan Rem-Ram adalah persis gambaran cinta indah kekeluargaan.
Selagi Rem tidur, ingatan Ram tak mengingat nama ataupun eksistensi adik perempuan tercinta.
Subaru tahu ini akan terjadi, dia sudah mengantisipasinya, tetapi tetap saja membuatnya sedih. Walaupun begitu—
“Bisa dibilang rumit, tapi kau setiap hari mendatanginya.”
“Aku pun bertanya-tanya. Jujur saja, aku juga tidak tahu sedang melakukan apa. Tapi menenangkan saja rasanya bersama gadis yang kau panggil adikku …. Tidak, bagian diriku gelisah, tapi.”
“Gelisah?”
“Lantaran melihat wajahku sendiri belum cukup. Kala melihatnya tertidur, serasa sesuatu bergerak dalam hati. Seakan-akan tengah mengejar kabut, sesuatu yang tentunya takkan ditangkap tanganku.”
Ram menyentuh dada. Subaru diam-diam menelan ludah.
Semua orang di dunia kecuali Subaru telah melupakan Rem—kendati begitu, dia ibarat duri dalam kerabat darah satu-satunya, Ram.
Sang kakak tidak tahu nama duri itu, tetapi seandainya itu sesuatu yang Rem tinggalkan untuk kakak perempuan tersayangnya, maka itu lebih dari cukup sebagai petunjuk.
“Bebas kau tanya aku dia seperti apa atau waktu-waktu yang kita habiskan.” “—sebaiknya tidak.”
Semua orang di dunia kecuali Subaru telah melupakan Rem—kendati begitu, dia ibarat duri dalam kerabat darah satu-satunya, Ram.
Sang kakak tidak tahu nama duri itu, tetapi seandainya itu sesuatu yang Rem tinggalkan untuk kakak perempuan tersayangnya, maka itu lebih dari cukup sebagai petunjuk.
“Bebas kau tanya aku dia seperti apa atau waktu-waktu yang kita habiskan.” “—sebaiknya tidak.”
**)) bersambung....((**