Rumah Pelangi
Suara musik terdengar dari luar ruangan meski dinding mereka kedap suara. Beberapa penari latar menari dengan gesit dan energik. Kameraman merekam, mengikuti langkah kaki mereka. Kemudian muncul aktor utama dalam tarian itu.
Wajahnya yang tampan, membuat para gadis menatap tanpa berkedip. Keringat yang mengucur di leher dan tubuhnya membuat semakin terlihat seksi.
"Siapa dia? " tanya seorang gadis yang menontonnya lewat streaming.
"Wi Ha Joon, dia terkenal beberapa minggu ini. Ada video gadis desa viral yang membuatnya jadi aktor pencarian teratas meskipun dia bukan pemeran utama" jawab gadis lainnya.
"Videonya lucu, seorang wanita sedang menyanyi di depan anak-anak disabilitas, kemudian selalu salah lirik karena awal katanya sama dengan nama depan Wi Ha Joon. Kekesalannya memuncak sampai dia marah pada Wi Ha Joon karena mengganggu pikirannya" jelas gadis itu.
Mereka semua membuka videonya dan kembali tertawa.
Hyun Jin yang datang dari arah belakang mereka, jelas mendengar semua percakapannya.
Dia langsung berlari ke dalam gedung mencari Wi Ha Joon.
"Dia sedang latihan, jangan ganggu! "
Ucap seseorang dari arah tangga darurat.
"Aku tahu, makanya aku kemari"
Hyun Jin masuk begitu saja ke ruang latihan.
Ha Joon yang sedang latihan menari langsung terdiam melihat ke arahnya.
"Ada apa? " tanya Ha Joon yang kemudian mengusap peluhnya dengan handuk.
"Lihat ini! " ucap Hyun Jin dengan bersemangat.
Dia memperlihatkan sebuah video dengan tag nama Ha Joon di ponselnya. Ha Joon duduk dan melihatnya. Kemudian senyum tersungging di bibirnya.
"Aku tahu video ini, tapi dia siapa, aku tak tahu" ucap Ha Joon.
"Konten kreator amatir, video sebelumnya hanya sebuah video tentang bunga atau memperlihatkan perjalanan liburannya. Tapi tag nama mu sangat banyak peminatnya. Mencapai ratusan ribu tayangan. Dan kamu tahu, itu yang membuat drama mu jadi pencarian nomor satu Korea beberapa hari ini" jelas Hyun Jin.
Mata Ha Joon terbelalak mendengarnya. Dia tak memperhatikan hal itu. Dalam dramanya kali ini dia hanya menjadi pemeran biasa bukan utama.
Kemudian Ha Joon memeriksa ponselnya, benar saja drama yang dia bintangi saat ini sedang naik.
Ha Joon memeriksa profil wanita itu dan mendapati sesuatu. Senyum kembali tersungging di bibirnya.
"Kenapa? " tanya Hyun Jin.
"Cari dia, katakan aku ingin bertemu dengannya" ucap Ha Joon.
"Dia memang manis, tapi itu mungkin hanya efek aplikasi ponsel. Kamu akan menyesal saat bertemu dengannya nanti" ucap Hyun Jin menyeringai.
"Cari saja dulu, dia membuat drama ku naik, aku harus berterima kasih padanya" Ha Joon melempar handuk ke arah Hyun Jin.
Hyun Jin terdiam, dia tak mengerti dengan rencana Ha Joon.
Wi Ha Joon, sudah lama dia menjadi aktor. Beberapa drama yang dibintanginya bertemakan thriller, aksi dan kriminal. Terakhir dia membintangi sebuah film dimana dia menjadi seorang pembunuh berdarah dingin yang mengejar seorang gadis tunawicara.
Keberhasilan Ha Joon menjadi seorang psikopat dalam film itu, membuat banyak wanita menyukainya. Hingga beberapa orang membuat konten tentang dirinya.
Ha Joon berjalan keluar dari ruang latihan dan pergi menuju lokasi syuting.
Hyun Jin managernya, jelas selalu ada di dekatnya, mengikuti dari belakang.
Beberapa wartawan mengajaknya wawancara tentang video viral tentang dirinya.
"Ha Joon si, bagaimana pendapat mu tentang video viral itu" tanya salah seorang wartawan.
Ha Joon berbinar, dia tersenyum kemudian sedikit menunduk.
"Aku suka, aku jadi penasaran dengan konten kreator itu. Bisa sampaikan padanya kalau aku ingin bertemu? " ucap Ha Joon.
Para wartawan tercengang, namun kemudian tertawa menganggap ucapan Ha Joon hanya kelakar saja.
"Kamu ini, bisa saja. Dia hanya kreator digital amatir" ucap salah satu dari mereka.
"Tidak, aku serius. Aku ingin bertemu dengan dia" jawab Ha Joon jelas dengan riang.
Dia meninggalkan wartawan yang terheran. Lambaian tangannya pun dibalas lemah oleh para wartawan itu.
"Kau serius dengan ini? " tanya Hyun Jin yang sedang menyetir.
"Aku akan melakukannya. Akan aku jelaskan selesai syuting" ucap Ha Joon.
#
Di tempat lain.
Tepatnya kota lain, Busan. Seorang wanita berlari sambil berteriak memanggil nama Da Mi.
"Daa miiii....... ! "
Kim Da Mi menoleh. Dari kejauhan dia lihat Yu Na, adiknya berlari dengan mengacungkan ponselnya.
"Ada apa dengannya? " gumam Da Mi.
Yu Na terengah, dia terlalu lelah untuk langsung mengatakan apa yang hendak dia katakan.
"Aku..... "
"Kamu....... "
"Dia.... "
"Aku, kamu dan siapa? Ada apa? " tanya Da Mi sambil bekerja di kebunnya.
Yu Na mengatur nafasnya. Dia berusaha mengendalikan diri untuk bisa tenang menjelaskan apa yang terjadi.
"Ini, lihatlah! "
Yu Na memberikan ponselnya. Da Mi melap tangannya yang kotor ke bajunya. Dia meraih ponsel Yu Na dan menonton videonya.
Matanya menyempit kemudian menatap Yu Na.
"Dia pasti bergurau" ucap Da Mi tak perduli.
Dia memberikan ponselnya pada Yu Na.
"Hei.... kamu tidak bisa bilang bergurau jika sudah muncul di televisi" ucap Yu Na.
Da Mi terdiam, dia menatap sawi putih di hadapannya.
"Tapi untuk apa? Aku hanya petani sawi putih" jawab Da Mi yang kemudian kembali bekerja.
Yu Na kesal tak bisa membuat Da Mi bersemangat tentang hal ini.
#
Saat pulang berkebun, Da Mi terkejut melihat beberapa orang berkumpul di depan rumahnya.
Seseorang berbalik dan melihatnya.
"Itu dia! " serunya.
Da Mi terkejut, dia hendak berbalik dan melarikan diri.
Para wartawan itu bersemangat berbalik dan mengejar Da Mi.
"TUNGGUUU! "
Teriak Yu Na dari arah rumah.
Semua orang berbalik, Da Mi pun berhenti melangkah dan berbalik.
Melihat situasi itu, Da Mi berpikir dan melihat pintu pagar samping rumahnya. Dia pergi perlahan dan akhirnya masuk ke rumahnya.
Yu Na terlihat sedang menjelaskan sesuatu pada para wartawan. Da Mi menghela nafas dan melihat ponselnya.
Sebuah pesan datang dan membuatnya terheran.
\= Aku ingin bertemu, aku tertarik dengan investasi rumah perlindungan untuk anak-anak disabilitas yang kau canangkan di video sebelumnya. Ku harap kau datang, aku menunggu \=
Da Mi baru mengerti mengapa aktor tampan itu mau bertemu dengannya. Dia keluar dan berdiri di hadapan para wartawan.
Yu Na terkejut, para wartawan hening, namun saling berbisik.
"Dia cantik" ucap salah seorang dari mereka.
Da Mi maju selangkah dan mulai bicara.
"Aku akan menemuinya, tapi aku belum bisa menentukan waktunya. Aku harus memanen semua sawi ku terlebih dahulu" ucapnya.
Yu Na menganga tak percaya.
Semua kamera merekamnya. Tak hanya di situ, mereka juga merekam kebun milik Da Mi.
Ha Joon menonton videonya, dia tersenyum lagi melihat kamera mengarah ke wajah Da Mi yang tengah bicara.
"Iya, dia manis. Kita lihat apa yang bisa terjadi Ha Joon" ucapnya seraya tersenyum.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>
Da Mi bangun pagi sekali, entah kenapa dia menjadi sangat semangat saat seseorang peduli tentang rencanya membuat Rumah Pelangi.
Senyumnya tersungging, dia meregangkan ototnya menghadap ke jendela yang telah dia buka. Pemandangan ladangnya membuat dia kembali tersenyum.
Da Mi bersiap untuk memulai hari ini dengan ceria.
"Pagi Da Mi!" Sapa beberapa petani yang bekerja untungnya.
"Pagi....! " senyum Da Mi membuat mereka terheran.
"Ayoo, kita selesaikan ini semua lebih cepat! " Da Mi bersemangat.
Dia dan para pegawainya, panen sawi putih dan menyimpannya di gudang. Setengah hari saja Da Mi melakukannya. Dia hendak membuat proposal untuk Rumah Pelangi nya.
Sampai di rumah, Da Mi langsung menelpon Kang Mirae, putri dari bibi nya Kim Ha Ni. Sebenarnya teman dari ibunya, tapi sudah seperti keluarga sendiri.
"Ya! " jawab Mirae yang baru bangun tidur.
"Yang benar saja, kau belum bangun? " teriakan Ha Ni terdengar oleh Da Mi.
"Bibi menjadi alarm mu atau telpon ku? " tanya Da Mi.
"Kalian berdua selalu mengganggu ku" Mirae menutup kepalanya dengan selimut.
"Kau harus bertanggungjawab" ucap Da Mi.
"Kenapa? " tanya Mirae.
"Kau memberikan nomor telpon ku pada aktor itu, kau harus bertanggungjawab membantu ku masuk ke YESS" ucap Da Mi.
"Dia benar-benar ingin bertemu dengan mu? " Mirae membuka selimutnya, terkejut dengan kabar itu. .
"Hmmm, dia mengirim pesan dan ingin segera menemui ku" jawab Da Mi.
Mirae tertegun, mengingat bagaimana Ha Joon menyapanya dan meminta tolong padanya untuk mencari tahu tentang Da Mi dan nomor telponnya. Dia tahu Mirae berteman dengannya di sosial media.
"Kapan kau akan datang? " Mirae bangun meraih handuknya.
"Mungkin seminggu lagi, aku masih harus panen berberapa petak ladang lagi" jawab Da Mi.
"Baiklah, aku akan membantu mu masuk ke YESS. Tapi berjanjilah kau juga akan membujuknya untuk datang ke acara ku" Mirae membuat kesepakatan.
"Hei, aku bahkan harus membuat dan menunjukkan proposal Rumah Pelangi padanya, kau meminta ku untuk membujuknya juga" Da Mi mengeluh.
"Lakukan saja, dia akan menuruti semua permintaan mu" Mirae yakin.
Ha Ni memperhatikannya dengan mengerutkan dahi.
"Da Mi akan datang? " Ha Ni senang.
"Diam ma, aku sedang bicara dengannya" Mirae mengabaikannya.
Tapi Ha Ni tak bisa mengalah, dia mengambil ponselnya dan langsung bicara pada Da Mi.
"Da Mi ahh! " seru Ha Ni.
Mirae kesal, dia hendak mengambil kembali ponselnya, tapi Ha Ni menahan wajahnya dengan tangan. Dengan isyarat, Ha Ni menyuruh Mirae untuk pergi mandi terlebih dahulu.
"Ya, bi, aku di sini" jawab Da Mi.
"Kau akan tinggal di Seoul untuk beberapa minggu kan? Tinggal bersama ku ya, aku rindu masakan mu" ujar Ha Ni.
"Bii.... yang benar saja, aku dibujuk tinggal di sana karena masakan ku saja? " Da Mi mengeluh.
"Hahaha, tapi benar sayang, aku benar-benar merindukan mu" Ha Ni tertawa.
"Yu Na akan ikut dengan ku, apa tidak akan menyusahkan kalian? Bukankah Yu Ri juga sudah kembali dari Australia? " Da Mi merasa akan merepotkannya.
"Tidak apa-apa, mereka akan tidur di sofa dan kalian tidur di kamar mereka" ucap Ha Ni.
Yu Ri yang baru pulang bekerja, melirik mendengar ucapan ibunya.
"Ma....! " Yu Ri mengeluh.
"Datang lebih cepat, bawakan kimchi juga ya! " Ha Ni meminta janji.
"Baik bi, tunggu aku ya! " Da Mi menutup telponnya.
#
Yu Na baru pulang dari tempatnya bekerja.
"Aku sudah mengundurkan diri" ucap Yu Na senang.
"Apa? " Da Mi terkejut.
Menyusul Dong Ju datang setelahnya.
"Hmm, dia mengundurkan diri" Dong Ju duduk karena lelah.
"Kau tidak perlu mengundurkan diri, cukup izin satu minggu saja" keluh Da Mi.
"Tidak, kita akan tinggal lama di Seoul, aku akan mencari pekerjaan di sana" ucap Yu Na yakin.
Da Mi dan Dong Ju saling menatap.
#
Ha Joon menonton video pernyataan Da Mi lagi. Dia tersenyum, senang akhirnya akan bertemu dengan nya.
"Cantik juga" ucap Michael, temannya tiba-tiba ada di belakangnya.
Ha Joon menoleh, kemudian memperhatikan wajah Da Mi dalam video.
"Aku ingin menantang mu, jika kamu bisa membuatnya memberikan segalanya padamu, aku akan memberikan Lamborghini merah ku padamu" ucap Michael dengan membuat tanda kutip dengan dua jarinya.
Ha Joon menoleh.
"Apa maksud tanda jari itu?" tanya Ha Joon.
"Jangan pura-pura polos, itu.... sampai satu ranjang" jawab Michael.
"Heii, jangan bersikap seperti itu, dia gadis desa" Ha Joon tak suka sikap Michael.
"Aku tahu. Aku kenal dia, dia cucu seorang militer yang cukup berwibawa. Aku tahu karena pernah ke sana bersama kakek ku, ya itu dia, Kim Da Mi, cucu dari Kim Seok Jin" jelas Michael sembari duduk bertumpang kaki.
"Kau mengenalnya? " Ha Joon tak yakin.
"Hanya tahu, tidak terlalu kenal" Michael pun merasa tak yakin.
"Dia kaya dengan ladang, tapi sederhana. Mungkin Kim Seok Jin sudah meninggal. Sudah lama sejak itu aku tak kesana" lanjut Michael terlihat menyibukkan diri dengan ponselnya.
Ha Joon tak bergeming, dia tergiur dengan Lamborghini milik temannya itu, kemudian dia hanya menatap Da Mi dalam ponselnya.
#
"Kamu serius akan menemuinya? " tanya Dong Ju.
Da Mi yang sedang memasak hanya mengangguk sambil mencicipi masakannya.
"Apa tak berbahaya? Untuk apa aktor tampan seperti dia ingin menemui mu? " Dong Ju ragu.
"Dia ingin membantu ku mewujudkan rumah pelangi" jawab Da Mi.
Dong Ju terperanjat.
"Benarkah? " dia tak percaya.
"Hmmm, dia mengirim pesan dan mengatakan itu. Tentu saja itu sangat aku terima permintaannya itu" jelas Da Mi senang ada juga yang memperhatikan hal yang sama dengannya.
"Kamu harus berterima kasih pada ku eonni! " ucap Yu Na.
Da Mi dan Dong Ju menatapnya.
"Karena aku merekam kejadian itu, kau jadi terkenal sekarang" ucap Yu Na bangga.
Da Mi menyeringai.
"Ya, ya terimakasih banyak Yu Na ku sayang" ucap Da Mi.
"Hei, bagaimana jika aktor itu hanya mempermainkannya? Kau mau bertanggungjawab? " Dong Ju menunjuk Yu Na.
"Hei tetangga! Apa yang kau lakukan di sini, pulang sana. Nanti ibu mu marah jika tahu kau ada di rumah kami. Kau mau dia menghina eonni lagi? " Yu Na tak menjawab ucapannya, malah mengusir Dong Ju.
Da Mi menatap Dong Ju yang kesal dengan ucapan Yu Na.
Teringat beberapa kali memang ibunya selalu melarang Dong Ju bergaul dengannya. Entah apa alasannya, tapi Da Mi tetap menjadi teman Dong Ju.
"Baik, aku pergi. Tapi kabari aku jika kamu pergi ke Seoul" ucap Dong Ju.
Da Mi tersenyum kemudian mengangguk.
Dong Ju pergi setelah memakan roti dan sup jamur yang Da Mi buat.
Yu Na menepis tangannya, namun Dong Ju berhasil mengambil satu roti lainnya dan pergi.
"Dasar! " Yu Na kesal.
"Makan! " Da Mi menyuruh Yu Na duduk.
"Kau akan bawa kimchi untuk Wi Ha Joon? " tanya Yu Na sambil makan.
Da Mi terdiam, dia malah memikirkan tentang rumah pelangi impiannya.
"Eeoonni! " Yu Na melambaikan tangan di depan wajah Da Mi.
"Hmmm? " Da Mi hanya menatap.
"Kau akan bawa kimchi untuk aktor tampan itu? " tanya Yu Na lagi dengan sedikit kesal kali ini.
"Bawa saja, di lemari es banyak kimchi yang belum kau makan" jawab Da Mi.
"Heii, kamu harus membuatnya khusus. Buat dengan resep yang paling enak" ucap Yu Na.
Da Mi menggigit bibirnya, tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa atas sikap Yu Na yang sangat mengistimewakan Wi Ha Joon.
"Baiklah, baiklah. Aku akan buat. Tapi kamu harus membantuku panen kali ini" ucap Da Mi.
"Siap bos! " Yu Na memberi hormat padanya.
Da Mi tersenyum. Melihat adiknya sangat bersemangat, dia jadi tak ingin membuatnya sedih jika tahu sebenarnya dia tak begitu suka pergi ke Seoul.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>