SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
System Pemalas

System Pemalas

prolog

Dinegara ini banyak sekali tabiat orang-orangnya dengan berbai ragam suku budayanya.

Jika melihat jumlahnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau Suku bangsa, lebih tepatnya, Indonesia memiliki 1.340 Suku bangsa di Tanah Air dengan 742 bahasa/dialek.

Namun ada yang berbeda dengan salah satu penduduknya satu ini, panggilannya Kebo! Yap benar!

Semua orang memanggilnya dengan nama yang memang mirip dengan tabiat hewan pemalas dikubangan lumpur persawahan pantura.

Tinggal disebuah gubuk lusuh, sebatang kara dan tidak tahu kejelasan asal usulnya, begitulah masyarakat sekitar menjelaskan keberadaan pemuda berumur 18 tahun dengan rambutnya yang gondrong dan kondisi fisik yang ringkih seperti kurang makan.

Setiap hari tidak ada aktivitas yang dilakukannya, kerjaannya hanya bengong dan sesekali pergi kekamar mandi.

Sudah banyak calon presiden yang dibiarkan mati tenggelam diselokan air olehnya.

Fantasinya terlalu liar dan mimpinya sangat tinggi!

Kebo bercita-cita ingin memiliki kekayaan dengan nol sebanyak 35 biji berderet dibelakangnya!

Namun mimpinya yang setinggi langit itu nampaknya mesti dikubur dalam-dalam jika melihat kemalasannya sepanjang hari.

Kebo yang telah menjadi penghuni daftar tetap penerima bansos kelurahan dan berbagai macam bantuan makan harian gratis yang sedang digalakkan oleh pemerintah sekarang menjadi sangat malas untuk bergerak.

Bansos yang di sunat oleh pihak oknum kelurahan dan hanya diberikan senilai 150.000 setiap bulan kepadanya masih tidak membuat Kebo mati kelaparan.

Kebo sendiri masih berstatus siswa salah satu sekolah negeri yang ada didesanya, meski setiap hari dirinya tertidur didalam kelas dan membuat semua guru pengajar tidak habis fikri, namun disetiap ujian, dirinya selalu mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.

Hasil yang memang sangat berbanding terbalik dengan keadaan si siswa sendiri setiap harinya.

Sebab itulah, tidak ada guru yang menegur dirinya saat Kebo tertidur didalam kelas.

Sementara Kebo bermalas-malasan setiap hari, permasalahan negara ini semakin bertambah, jumlah penduduk yang semakin berkurang akibat angka pernikahan yang semakin turun, membuat banyak sekali masalah didalam masyarakat.

Angka penurunan yang banyak disebabkan karena tingginya angka inflasi dan berkurangnya lapangan pekerjaan membuat rakyatnya enggan untuk menikah.

Belum lagi dengan target menikah yang harus mengumpulkan duit ratusan juta hingga milyaran sebagai syaratnya, membuat banyak golongan pemuda yang lebih memilih untuk hidup melajang.

Tanpa disadari oleh pemerintahnya, para penduduk dinegara ini sudah mulai terkisis akibat pola hidup yang workaholic dan bebas, sebut saja seperti penyakit kelamin, AIDS/HIV, penyakit stroke, penyakit virus lain yang bermutasi dan masih banyak lagi.

Selain masalah penyakit, pancaroba atau perubahan iklim dunia juga sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan disemua negara.

Harga pangan melonjak naik, berdampak bantuan makan gratis dari pemerintah untuk para pelajar seperti Kebo menjadi berkurang nilai gizinya.

Tadinya dengan harga paket 15rb sudah bisa makan nasi, lauk, sayur, buah, kini berubah hanya menjadi nasi dan lauk saja.

“..haisshh..seandainya aku kaya raya! Dan mimpiku memiliki duit dengan nol berderet 35 dibelakangnya tercapai!” gumam Kebo yang terlihat bengong sambil selonjoran tidur miring didepan pintu gubugnya.

Beberapa orang yang melangkah didepan halaman rumah Kebo nampak menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

“..lihatlah! dasar Kebo! Pemalas!”

“..kamu nanti jangan seperti dia ya anakku!”

Berbagai komentar pedas dengan menunjuk kearah posisi Kebo yang sedang tidur selonjoran miring didepan rumahnya keluar dari mulut para tetangganya yang kebetulan lewat depan rumahnya.

Gubug reot yang telah menjadi tempat tinggalnya Kebo selama 18 tahun lamanya, entah tanahnya milik siapa? Yang jelas lokasi gubug sendiri berada disebuah pojokan desa, samping persis tempat pembuangan sampah akhir bagi para warga desa.

Bau menyengat sering kali hinggap dihidung pemuda malas itu, tapi anehnya selama hidup 18 tahun tubuh sang pemuda malas itu seperti memiliki anti bodi yang sangat kuat dan sulit ditembus oleh penyakit-virus dan bakteri.

Kehidupan sehari-hari Kebo tidak bedanya seperti sampah didekat rumahnya, dibuang oleh pemiliknya tanpa ada yang memerhatikannya lagi.

Sesekali Kebo mengisi harinya dengan berjalan mengelilingi desa seperti layaknya orang gila dengan bajunya yang dilepas dan disangkutkan dibahunya! Itu jika tidak dalam jam bersekolah.

Banyak kawan-kawan sekolahnya yang menjauhi Kebo, mulai dari alasan dirinya yang baulah atau takut ketularan malasnya lah, yang jelas macam-macam alasan.

Kebo sendiri tidak ambil pusing dengan sikap para kawan-kawannya disekolah, baginya tidak dirumah tidak disekolah semuanya sama, yang penting nilai prestasinya paling tinggi diantara kawan-kawannya.

Kalo dipikir-pikir darimana coba si Kebo bisa mendapatkan nilai tinggi dengan latar belakangnya yang bertolak belakang, begitulah pemikiran seisi sekolahan yang dibuat pusing.

Pernah pihak sekolahan mendatangi kediaman Kebo guna memberikan bantuan operasional sekolah, tapi tidak berlangsung lama, semuanya segera pergi lagi, takut terkena penyakit menular akibat bau dan tumpukan sampah yang menggunung disekitar rumah Kebo.

Sejak saat itu, setiap ada pengumuman penerimaan bantuan sekolah, pihak sekolah memberikannya langsung di halaman sekolah tanpa mendatangi rumah Kebo lagi.

Lagi dan lagi Kebo tidak pernah ambil pusing dengan hal itu, yang penting hidupnya bisa makan dan tidur meski seadanya sudah cukup.

Kebo yang otaknya encer, bahkan IQ nya bisa dikatakan sebagai IQ tertinggi didunia bahkan tidak pernah mengeluh, dirinya ya begitulah, lebih memilih untuk bermalas-malasan dan menjauh dari hiruk pikuknya kehidupan.

Kadang lucu, mimpinya ingin punya rekening dengan angka nol berderet 35 biji dibelakang, tapi usahanya nol besar.

Beda Kebo beda juga keluarga lain dipenjuru negara ini atau bahkan didunia.

Mereka memiliki semangat kerja yang luar biasa tinggi, bahkan rekening mereka isinya sudah nol berderet 12 dan 15 bahkan kalau dikurskan ke mata uang negara ini, artinya harta digitalnya sudah trilyunan bahkan ribuan trilyun banyaknya, namun mereka memiliki permasalahan diantara anggota keluarganya.

Sebut saja salah satu pengusaha yang namanya mentereng ‘Wicaksono’, pengusaha sukses dibidang obat-obatan medis atua farmasi itu mesti gigit jari, anaknya yang lumpuh sejak lahir, bahkan ibunya mesti meninggal dunia satu menit setelah melahirkannya terlihat putus asa dengan keadaannya.

Duit berlimpah, bisnis luar biasa suksesnya, tapi kenyataannya mendapat ujian anaknya lumpuh total.

Angelina gabriella nama artis terkenal dunia, karya-karyanya selalu mengisi tangga lagu dunia dan menjadikannya artis muda paling bertalenta diseluruh dunia, tapi sayangnya tubuhnya divonis kanker hati sejak berumur 15 tahun, dan hanya menunggu sisa waktu kurang dari satu bulan lagi sebelum masa akhir hidupnya didunia ini.

Ada juga para wanita-wanita penghibur dunia malam, yang entah disengaja atau tidak, dengan gaya hidupnya yang sangat bebas dalam berganti ganti pasangan setiap malam, membuat tubuhnya mengidap penyakit mematikan dan membuat mereka sadar akan artinya kesehatan diakhir masa hidupnya.

Beragam permasalah dunia yang tentunya wujud dari keseimbangan alam guna mempertemukan satu sama lain.

Sebuah metode kehidupan yang sangat rapi dan terstruktur membuat satu orang dengan orang lainnya saling ketergantungan.

Seandainya kesembuhan itu semudah membalikkan telapak tangan.

Seandainya duit itu sangat mudah untuk didapat.

Seandainya kebahagiaan itu bisa didapat tanpa pengorbanan.

Berbagai macam andai-andai itu nampaknya terngiang diseluruh pikiran umat manusia yang ada didunia.

Sejak kecil Kebo dirawat oleh kakek tua pemulung sampah desa, berbagai pengetahuan diberikan pada Kebo hingga dirinya dewasa.

Kakek tua yang menemukan Kebo di onggokan sampah samping rumahnya waktu dirinya masih bayi dan tidak mengetahui siapa kedua orang tuanya.

Kakek tua yang sudah dianggap sebagai orang tuanya sendiri itu meninggal dunia karena faktor umur.

Untungnya ketika kakeknya masih hidup Kebo sudah dibekali dengan KTP dan kartu keluarga, paling tidak harta yang berupa identitas itu, bisa membuat Kebo mendapatkan bansos gratis dari pemerintah setempat dengan statusnya yang ‘sangat miskin’, berada jauh dibawah garis kemiskinan

Sudah miskin eeh malas lagi! Begitulah si Kebo!

Berbagai uneg-uneg warga sekitar selalu memenuhi warung – warung desa ketika membahas sosok Kebo, uneg-uneg yang terkesan jijik layaknya membicarakan penyakit menular.

Sebenarnya sudah lama warga merasa jengah dengan keberadaan pemuda yang super malas dipojokan tanah desa, tapi mau bagaimanapun, sosok kakek angkat Kebo, adalah sosok paling berjasa bagi desanya, meski diakhir hayatnya perjuangan sang kakek tidak pernah mendapatkan piala dan piagam penghargaan.

Sebut saja salah satunya adalah pengorbanan kakek angkat Kebo yang membebaskan warga desa dari aksi perampokan, jika bukan karena aksi sang kakek yang mengorbankan dirinya untuk melawan gerombolan perampok, mungkin satu desa sudah dibunuh.

Pengorbanan yang harus dibayar dengan lumpuhnya sang kakek disisa hidupnya.

Warga desa sendiri seakan telah lupa dengan pengorbanan almarhum kakek Kebo setelahnya.

Rumah gubug kakek angkat Kebo sendiri tidak pernah dimasukkan dalam program bedah rumah atau sejenisnya disisa hidupnya.

Begitulah dunia ini, saat membutuhkan kemudian telah datang bantuan, setelahnya, diabaikan begitu saja.

“..sudah mending dapat bantuan pemerintah gratis!” Kalau para warga bilang.

\=\=

Malam itu keadaan desa sedang ramai, ada pasar malam!

Kebo seperti biasa masih tetap selonjoran miring didepan gubugnya sambil mengipasi tubuhnya yang kegerahan.

“..woii Kebo!! Ada pasar malam itu di lapangan desa! masih saja selonjoran didepan rumah!” ujar salah satu warga yang menegur Kebo.

Kebo sendiri menjawab pertanyaan warga desa dengan memberikan senyuman ringan.

Warga yang hanya mendapatkan senyuman dari Kebo langsung melengos pergi menjauh dari depan rumah Kebo, bukan apa-apa, rumah yang hanya diterangi dengan lampu penerangan minim itu terlihat angker, ditambah lagi kondisi sekitarnya yang berupa tumpukan sampah warga yang menggunung.

Entah disengaja atau tidak, tumpukan sampah yang seharusnya diambil setiap hari itu terlihat dibiarkan saja, kadang satu minggu sekali mobil dump truk pemda setempat mengambilnya, kadang juga pernah sampai satu bulan baru diangkut.

Keramaian lapangan desa malam itu penuh sesak, berbagai wahana permainan juga banyak sekali yang antri memesan tiket permainannya.

“..kebakaraan...kebakaraan...!!” muncul teriakan warga dari arah belakang lapangan desa.

Berbagai reaksi warga langsung tanggap, semuanya mendekat kearah rumah salah satu warga yang mengalami kebakaran.

Lokasi kebakaran sendiri hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari gubug reot milik kakek angkatnya Kebo.

Bahkan beberapa gunungan sampah juga mulai ikut terbakar.

Melihat kepanikan warga, Kebo tidak ada niatan sama sekali untuk membantunya.

Dengan mengibas-ngibaskan bajunya, Kebo seolah-olah ingin menghilangkan hawa gerah disekitarnya.

“..dasar Kebo, rumah warga kebakaran eeeh dia masih saja malas buat bantu-bantu!”

“..iyaa.. lihat saja, sampai rumahnya kebakaran nanti, bakalan kita diemin saja!’

“..halah gubug reot begitu saja, kalo kebakaran ini , gue sukurin daah!!”

Berbagai gunjingan warga terdengar saut-sautan, meski tangan mereka beramai ramai mengambil ember disaluran kali dekat rumah warga yang kebakaran, ada juga yang mengambil air di aliran sungai yang berada persis didepan dan belakang halaman gubug milik Kebo.

“..bodo amat! Kalian dulu sudah dibantu sama kakekku, mana imbalannya? Bahkan kakekku sampai lumpuh kalian diam saja!” batin Kebo melihat warga yang panik berhamburan kesana kemari.

{Ngiung..ngiung..ngiungg}

Suara sirine mobil damkar terdengar mendekat.

Warga berusaha membuka jalan bagi petugas Damkar.

Api yang terlihat sudah menyebar hingga ketumpukan sampah berhasil dipadamkan meski harus menggerakkan 4 unit damkar.

Asap mengepul tinggi menjulang, membuat gerah lingkungan yang ada disekitarnya.

Para warga juga heran, tumpukan sampah yang menggunung dan terbakar itu sama sekali tidak menyulut gubug reot milik kakek angkatnya Kebo.

Hingga petugas damkar selesai dengan kegiatannya, Kebo masih saja bermalas-malasan didepan gubugnya, tidur miring selonjoran.

Sudah berapa kali para warga desa dan pihak petugas damkar mengingatkan Kebo untuk menyelamatkan diri, namun semuanya tidak digubrisnya.

Hingga warga capek sendiri untuk mengingatkan, dan memilih untuk mendiamkannya.

Malam semakin larut, warga desa sudah mulai meninggalkan lokasi kebakaran begitu juga dengan para petugas damkar.

Kini tinggallah Kebo yang masih tidur selonjoran dengan sedikit-dikit menguap menahan kantuk yang terlihat sudah mulai menggelayuti tubuhnya.

Capek? Capek apa coba? Seharian bermalas-malasan!

Jika Kebo memiliki jam dinding, maka aktivitas tidurnya bisa dikatakan dimulai sejak pukul 12:01 dini hari.

Masih dalam posisinya selonjoran Kebo tertidur didepan pintu.

Orang jawa bilang, tidak baik tidur didepan pintu, tapi mau tidur dimana lagi coba?, bangunan gubug reot milik Kebo ini setelah pintu masuk, isinya cuman dapur tak layak dan kamar mandi dengan dinding anyaman bambu setinggi pusarnya yang bak airnya selalu kosong.

Untuk mandi, Kebo selalu mengandalkan aliran air sungai di belakang rumahnya yang lumayan jernih, sebab lokasi gubug Kebo berada dilembah gunung pedesaan.

Bersyukur kakeknya adalah orang yang melek dengan peraturan, dimana urusan MCK dipisahkan dengan kamar mandi satu-satunya yang tidak pernah dipakainya ketika beranjak dewasa.

Malam semakin larut, kabut dingin juga sudah mulai turun menyelimuti pedesaan yang beberapa jam yang lalu dibuat heboh dengan adanya kebakaran.

Kebo terlihat sudah terlelap dalam mimpinya.

Tanpa Kebo sadari, dilangit muncul sinar layaknya meteor yang terbakar, lama kelamaan sinar itu semakin mendekat kearah gubug reot Kebo.

Warga desa sendiri seperti terkena hipnotis dalam momen itu, sebab tidak ada satupun yang mengetahui keberadaan sinar yang langsung menghantam dahi Kebo.

{bammmm}

Suara hantaman yang membuat Kebo sampai terbangun kaget karena terlempar hingga nyungsep didalam saluran air belakang rumahnya.

Kebo terlihat kebingungan sebab bangunan gubug reotnya kini sudah tidak lagi ada, tersisa puing-puing reruntuhan seolah-olah gubugnya habis kena garukan satpol PP.

“..haisssshh...!! kenapa bisa begini!” keluh kesah Kebo yang terlihat bingung dengan keadaan gubug reotnya.

[ding..]

[system malas terinstall pada tubuh tuan rumah!]

“..APAA!!” Kebo kaget bukan main mendengar suara didalam isi kepalanya.

Dalam beberapa detik Kebo masih bingung dengan pemberitahuan yang tiba-tiba terdengar didalam dirinya.

[karena system datang dan langsung mengikat tuan rumah, sebagai bentuk hadiah, system memberikan kemampuan pengobatan jari dewa dan penglihatan mata super pada tuan rumah]

{bbzzzzttt}

Seketika tubuh Kebo seperti tersengat arus listrik ribuan volt namun tidak membuatnya mati.

Tubuh Kebo berguling-guling ditanah dalam beberapa puluh menit mirip cacing kepanasan.

[dingg...hadiah sudah berhasil terinstal dalam tubuh tuan rumah]

Kebo yang terlihat sudah terbebas dari rasa sakit akibat sengatan listrik ribuaan volt kini mulai berusaha tersadar dan menguasai keadaan.

“..waduh, gubug kakek hancur!! Bagaimana ini?”

Disaat dirinya masih merenungi kondisi gubug kakek angkatnya, muncul hologram didepannya.

[system malas...]

Hologram yang memberikan petunjuk jikalau dalam tubuh Kebo saat ini sudah berdiam sebuah entitas tertinggi alam semesta yang sifatnya mengikat, Kebo dilarang untuk memberitahukan keberadaan entitas tertinggi itu kepada siapapun, Kebo bisa melihat statistik tubuhnya dengan cara mengucapkan kata ‘status’.

“..hemmm...status”

[ding...]

nama : tn. Kebo

level : manusia biasa

kepandaian : 1000 (max)

kekuatan : 20

ketampanan : 20

kekayaan : -

ruang penyimpanan galaksi: kosong

keahlian : mata super, pengobatan jari dewa.

isi saldo rekening : -

tugas : menjadikan isi saldo rekening menjadi angka desiliun!

cara kerja :

Setiap peningkatan angka nol 3 digit, system akan memberikan hadiah luar biasa bagi tuan rumah!

“..apa-apaan ini!” Kebo membaca semua isi tulisan dalam hologram dengan mengernyitkan dahinya.

Dirinya yang malas bekerja terlihat ogah – ogahan ketika melihat isi dalam statusnya.

“..tem..apa-apaan ini!!”

[tuan rumah harus bisa memenuhi segala tugas yang diberikan oleh system, tenggat waktu tugas system akan meningkat secara otomatis dimulai dari waktu seminggu untuk mendapatkan angka nol 3 digit diawal]

[selamat bertugas tuan rumah, system tidur dulu! Ingat setiap kegagalan, tuan rumah akan mendapatkan hukuman setruman listrik jutaan volt dalam kurun waktu seharian]

“..diih, apa-apan ini!” Kebo kembali dibuat bingung dengan keputusan sepihak yang dibuat oleh system yang ada didalam tubuhnya.

“..udah datang tidak pakai undangan, main mengikatkan diri, sekarang ngasih tugas suruh cari kekayaan! Hadeeeww!”

Kebo berpikir kembali, apakah ini karena dirinya yang telah bermimpi terlalu tinggi, ingin punya kekayaan isi saldo rekening 35 digit nolnya berderet dibelakang, makanya langit langsung mengirimkan jawabannya.

“..baiklah, mau bagaimana lagi! Sekarang mandi dulu disungai, setelah itu dipikirkan lagi!” gumam Kebo yang langsung mencari aliran sungai bersih dibelakang rumahnya dekat pematang sawah guna mandi pagi.

Untung saja pakaian dan beberapa harta bendanya dilemari masih bisa diselamatkan, semuanya dimasukkan kedalam ruang penyimpanan galaksi miliknya.

{byuuurrr}

Kebo yang sudah melepaskan seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya kini terlihat menceburkan diri didalam aliran air sungai yang lumayan jernih dengan kedalaman hampir 2 meter.

Sudah menjadi kebiasaan Kebo, dirinya selalu mandi sebelum fajar menyingsing, alasannya sederhana, dirinya tidak ingin diganggu warga.

Dengan menggunakan batu kali dan sabun mandi, Kebo mengosok seluruh tubuhnya secara merata, sebuah konsep turun temurun yang diberikan oleh mendiang kakeknya semasa hidup.

Setelah puas mandi dan membersihkan diri, Kebo segera keluar dari dalam cekungan sungai dan kembali menuju reruntuhan gubug reotnya.

“..hahahaha...sukuriiin!!!”

“..mamam itu gubug!!”

“..pusing-pusing lah si Kebo!!”

“..makanya kalo ada warga kesusahan ditolong! Jangan bermalas-malasan saja, sekarang rasain gubug reotmu hancur!!”

Saat matahari sudah menunjukkan kemerahan dibagian ujung timur, para warga yang melihat Kebo menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal didepan reruntuhan gubugnya terlihat tertawa puas.

Berbagai kata-kata mutiara dilontarkan oleh para warga yang merasa sangat puas, seolah alam menjawab keinginan para warga semalam.

Kebo tidak ambil pusing, setelah dirasa cukup untuk mengorek hal-hal yang dirasa penting, selanjutnya Kebo berjalan menyusuri jalan setapak menuju kesekolahnya.

“..masalah rumah gampang, paling tidur dipos ronda nanti malam!” gumam pelan Kebo sambil melangkahkan kaki menuju sekolahannya.

hadiah pertama

“..selamat pagi pak!” sapa Kebo pada petugas penjaga sekolahnya.

Kebo ini adalah satu-satunya siswa yang selalu rajin datang lebih awal disekolahnya, bahkan satu jam sebelumnya, dia sudah masuk kedalam kelasnya, bukan tanpa alasan, Kebo tentunya bermaksud untuk menyelesaikan rutinitas bersih-bersihnya lebih dulu.

Dengan memanfaatkan WC sekolah, Kebo terlihat nongkrong dengan sangat santai mengeluarkan semua beban dalam tubuhnya.

Racun dalam bentuk gelondongan berwarna tajam itupun dikeluarkan olehnya tanpa ada halangan.

Setelah puas dengan acara MCK pagi hari, Kebo kembali masuk kedalam kelasnya, Kebo yang sudah terbiasa dengan yang namanya lapar lebih memilih untuk tertidur pulas dibangkunya.

{teng..teng..tengg}

Suara lonceng sekolah tanda masukpun terdengar nyaring.

Kawan-kawan sekelas yang melihatnya masih tertidur seperti biasa tidak ada yang berniat untuk membangunkannya.

Menit berganti jam, sesi pertama kelas sudah selesai, dan Kebo masih saja tertidur didalam kelas.

Sementara para siswa yang lain beristirahat dengan pergi ke kantin sekolah ataupun pergi ke perpustakaan sekolah, Kebo masih memilih untuk bermalas-malasan didalam kelasnya.

“..Kebo! kamu dipanggil kepala sekolah!” salah satu kawan sekelasnya berteriak didekatnya.

Tubuhnya kebo terlihat mulai direntangkan sejenak guna melepaskan beban hidup yang dirasa sangat berat.

“..diih! dasar pemalas!!”

“..untung pinter, kalo tidak mungkin sudah ditendang dari sekolah!!”

Berbagai cibiran kawan sekelasnya mengiringi Kebo yang mulai meninggalkan ruangan kelasnya menuju ruang kepala sekolah.

{tok..tok..tok}

“..masuuk!!” kepala sekolah yang sudah berada didalam ruangannya langsung memerintahkan tamunya untuk masuk.

“..permisi, bapak memanggil saya!” tanya Kebo memandang kearah kepala sekolah yang terlihat memegangi tengkuk lehernya.

“..masuk Kebo!! duduk” kata kepala sekolah.

Kebo yang mendengar perintah kepala sekolah dengan sopan dan santun duduk dikursi tamu yang ada didepan persis meja kepala sekolah.

Kepala sekolah kemudian memberikan beberapa penjelasan, intinya, dikarenakan program pemerintah terkait dana bantuan operasional sekolah yang mepet, beasiswa bulanan Kebo akan diputus mulai bulan ini, jadi Kebo diharuskan untuk membayar iuran seperti siswa yang lain kedepannya.

Kebo yang mendengarkan semua penjelasan dari kepala sekolahnya terlihat tenang, bukan tidak tahu watak dari kepala sekolahnya yang suka mengkorupsi dana bantuan sekolah, namun Kebo lebih memilih tenang tanpa terpengaruh, lebih lagi dengan adanya system yang ada didalam tubuhnya, Kebo yakin, dirinya hanya setingkat lagi menuju kesuksesan duniawinya.

“..Kebo!!” kepala sekolah setengah berteriak padanya.

“..eh..iya pak!”

“..kamu ini melamun jorok ya! Dengar engga semua penjelasan dari saya?!”

“..sini kamu tandatangani semua kolom ini!” ujar kepala sekolah menyodorkan sebuah berkas yang berisi namanya tapi tidak diketahui keperluannya untuk apa.

Kebo disuruh untuk tandatangan sebanyak 12 kali dengan kolom yang berbeda.

“..aktif” Kebo berbicara pelan untuk mengaktifkan mata supernya.

Dengan sangat jelas, Kebo bisa membaca file dikertas yang ada dibawahnya, sebuah informasi yang mengatakan dengan jelas jikalau Kebo berhak menerima bantuan operasional sekolah sebesar 350rb setiap bulannya sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada siswa tidak mampu dengan status terpintar disekolah.

“..lihat saja orang tua serakah! Aku kerjai kamu!” gumam Kebo dengan senyuman jahatnya tanpa bisa dilihat oleh kepala sekolahnya.

Kepala sekolah dengan nama Endang, S.pd itu itu terlihat tersenyum puas ketika melihat tandatangan Kebo sudah memenuhi semua kolom.

“..kita berfoto sebentar Kebo sebagai bukti, kamu sudah bertanda tangan!” kata kepala sekolah dengan mengarahkan kamera bagian depan hapenya kearah keduanya.

{ceklik}

Kamera bagian depan milik kepala sekolah sudah berhasil mengabadikan momen mereka berdua berswa foto.

{ctass}

“..aduhh!!” kepala sekolah meringis kesakitan seperti digigit semut ulat bulunya.

“..rasakan! lihat saja sebentar lagi kamu akan mangisi nasib malangmu pak Endang Korup!!” batin Kebo berbicara.

Adalah Kebo yang sudah menjentikkan udara bertekanan tinggi kearah titik akupuntur ulat bulu milik si kepala sekolah, sebuah kemampuan jari dewa yang dimilikinya, hasil pemberian system luknut yang main mengikat dengan dirinya.

“..ya sudah! Sana kamu sudah boleh kembali ke kelas!” kepala sekolah terlihat mengusir Kebo dengan sedikit meringis kesakitan sambil garuk-garuk selangkangan celana dinasnya.

“..anu maaf bapak! Kebetulan saya ini kan punya ilmu kebatinan pemberian kakek saya sebelum meninggal kemarin, mungkin setiap 3 menit kedepan, bapak akan selalu pergi kekamar mandi untuk buang air kecil! Kelihatannya bapak ada yang menggerjai itu! Jangan dianggap remeh!” kata Kebo didepan pintu ruangan tanpa menolehkan wajah.

“..eh!!” kepala sekolah langsung tertegun sebentar.

“..apa iya? Perasaan engga ada itu aku penyakit macam itu!” batin kepala sekolah berbicara.

“..ada-ada saja kamu Kebo! Sudah-sudah! Sana pergi!” usir kepala sekolah kembali.

{krieet}

Kebo membuka pintu ruangan dari arah dalam,

“..saya bisa menyembuhkannya, tapi ongkosnya 3jt dan cash!” kata Kebo sambil menyeringai jahat tanpa bisa diketahui oleh kepala sekolahnya.

{brakkk}

Pintu ruangan kepala sekolah langsung ditutup setelah Kebo berbicara terkait nominal.

“..dasar bocah gemblung!” kepala sekolah belum merasakan keanehan dalam tubuhnya.

Kebo yang sudah kembali masuk kedalam kelasnya lebih memilih untuk tidur kembali, pelajaran yang diberikan oleh gurunya memang sangat monoton dan menjemukan.

Dirinya pernah mengajukan ujian kelulusan lebih awal, tapi kepala sekolah menolaknya, tentunya jika Kebo lebih cepat lulus yang ada atm berjalannya akan segera lenyap.

Tidak ingin atm berjalannya cepat hilang, kepala sekolah selalu menolak usul para guru-guru untuk segera meluluskan Kebo lebih cepat.

Hasilnya yaa seperti yang terlihat, Kebo diberi kebebasan oleh para guru-guru mata pelajaran untuk tidur dikelas, asal tidak mengganggu aktivitas siswa yang lain.

Menit berganti jam, diruangan kepala sekolah, terlihat bapak Endang S,pd mulai kehilangan banyak cairan, terhitung setiap 3 menit dirinya mesti pergi kekamar mandi dan tubuhnya mengeluarkan cairan kencing yang tidak sedikit.

“..hah..hah..Gila..sudah berapa puluh kali aku mondar-mandir kamar mandi! Bener-benar menyebalkan” ujarnya pelan tanpa bisa didengar orang lain.

“..aku harus memanggil Kebo, kelihatannya omongannya benar! tapi 3jt!” pikirannya berkecamuk.

“..baru juga dapat 3,5jtan eeh sudah harus ngeluarin 3jt! Yang benar saja!” kepala sekolah terlihat pusing kepala.

Sifat kikirnya terlihat lebih dominan dibandingkan memikirkan kesehatannya, sebab itulah selama dua jam lebih dirinya lebih memilih untuk menahan keinginannya untuk memanggil Kebo kembali.

{tenggg..tenggg..tenggg}

Suara bel sekolah berbunyi panjang, tanda kegiatan belajar mengajar disekolah sudah usai.

“..Kebo!!” kepala sekolah memanggil pemuda yang terlihat kurus ceking seperti jarang makan sedang berjalan keluar dari kelasnya.

Kebo yang paham jikalau kepala sekolah sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya, hanya tertawa dalam hati.

“..bapak memanggil saya?” Kebo memasang wajah polosnya didepan kepala sekolah.

“..ayok masuk dulu!” tingkah kepala sekolah seperti orang yang sedang menahan kencing.

“..duduk..kamu duduk dulu!!” kepala sekolah langsung berlari menuju kamar mandi sekolah yang dikhususkan untuk para guru.

Didalam ruangan Kebo terlihat masih memasang wajah polosnya, sebab banyak kamera CCTV disana.

“..rejeki 3jt, hehehe” dalam hati Kebo sudah berpikir akan menerima duit 3 jt.

{ceklek}

Pintu ruangan terbuka dari arah luar, terlihat wajah murung kepala sekolah masuk kedalam ruangan.

“..Kebo, apa benar kamu bisa menyembuhkan penyakit saya?”

“..bisa!! tapi bapak sudah tahu kan biayanya!” tanya Kebo balik.

“..iya ini aku langsung transfer kerekeningmu 3jt bapak malas ambil cash!” kata kepala sekolah langsung mengambil hapenya dan memainkan aplikasi mobil bankingnya.

{cringgg}

“..nih lihat, rekening yang biasa kamu pakai untuk nerima dana BOS sudah terisi 3jt, sekarang segera kamu sembuhkan saya!”

Kebo yang melihat isi pemberitahuan mobile banking dari hape kepala sekolah langsung tersenyum puas.

“..tolong bapak berdiri didekat saya! Pengobatan saya ini lain pak, langsung kepusat sakitnya! Bapak kencing terus kan, oleh karena itu saya harus menyentil ulat bulu bapak langsung! Jadi tahan ya pak rasa sakitnya!” kata Kebo dengan senyuman jahilnya.

“..APAA!!! apa tidak ada cara lain Kebo?” tanya kepala sekolah yang langsung menutupi bagian sleangkangannya.

“..terserah bapak sih, sebab cara itu yang paling mujarab untuk menyembuhkan penyakit bapak! Bapak mau sehat engga?!” tanya Kebo pada kepala sekolahnya yang terlihat mulai merasakan ingin kencing lagi.

“..ya sudah-ya sudah mau bagaimana lagi!” kata kepala sekolah pasrah.

{ctungggg!!}

Kebo langsung saja menyentil ulat bulu milik kepala sekolahnya dengan kencang.

“..wadooowwww” kepala sekolah yang tidak siap menerima sentilan dari Kebo langsung saja terjatuh menahan rasa sakit yang terasa hingga keatas kepalanya.

Sebuah konsep pengobatan yang langsung tepat sasaran tentunya, gangguan saluran kencingnya langsung lancar, perasaan yang tadinya ingin kencing kini langsung hilang begitu saja berganti dengan sebuah rasa aneh yang merasuki diri kepala sekolah.

“..bapak harus segera pulang ke rumah, ulat bulu bapak kini sudah berubah menjadi pentungan hansip, dan dia bakalan terus tegak sampai 3 hari 3 malam! Bapak mesti bersyukur itu!!” kata Kebo.

“..eh..” kepala sekolah langsung sadar dengan perkataan Kebo.

Ulat bulu yang tadinya tertidur pulas kini terlihat mulai menggembung dan membuat pemiliknya seperti kuda liar dalam masa kawin.

“..bapak pergi dulu!! Jangan lupa tutup pintunya!!”

{brakkkk}

Dengan gerak cepat kepala sekolah langsung berlari menuju motor kebanggaannya, dengan menarik gass poll kepala sekolah melajukan motornya menuju tempat pilihannya, yang jelas bukan kerumah istri sahnya.

“..dasar kepala sekolah luknut!”

[ding...system mendapati tuan rumah telah berhasil memperoleh tambahan isi rekening sebesar 3.000.000]

[system memberikan hadiah show case berisi minuman dingin yang lengkap!]

[selamat buat tuan rumah!!]

“..lah show case? Rumah saja engga ada, ini dikasih show case! Dasar system aneh!” kata Kebo merutuki nasibnya sendiri.

Show case yang diberikan oleh system sendiri sangatlah istimewa, didalamnya berisi minuman dingin yang merupakan ramuan penyembuh dari berbagai macam penyakit dunia saat ini.

[tringg]

nama : tn. Kebo

level : manusia biasa

kepandaian : 1000 (max)

kekuatan : 20

ketampanan : 20

kekayaan : -

ruang penyimpanan galaksi : showcase berisi ramuan, set pakaian tuan rumah, kartu identitas tuan rumah.

keahlian : mata super, pengobatan jari dewa.

isi saldo rekening : 3.000.000

tugas : menjadikan isi saldo rekening menjadi angka 1.000.000.000[milyar/desiliun]

waktu tenggat : 2 minggu lagi

cara kerja :

setiap peningkatan angka nol 3 digit system akan memberikan hadiah luar biasa bagi tuan rumah!

Selamat bekerja keras tuan rumah!!

***

Melihat hologram didepannya Kebo menjadi tidak semangat.

“..masih panjang jalan untuk menyelesaikan tugasnya!” kata Kebo saat melihat angka 1 dengan nol berderet sembilan dibelakangnya.

[tempo waktu selanjutnya adalah dua minggu! Selamat berjuang tuan rumah!]

“..APAAA!! system gila!! Dua minggu untuk mengumpulkan angka milyaran, yang bener saja!!” Kebo memprotes keras sistemnya, tapi seberapapun protes yang dilayangkan oleh Kebo, system terlihat diam tidak bersuara.

“..dasar system penjajah! Percuma juga aku memprotesnya!” gerugutuk Kebo pada dirinya sendiri.

“..lebih baik sekarang aku mencari tukang untuk membenahi rumah kakekku!” kata Kebo mulai melangkahkan kakinya menuju toko bangunan terbesar didesanya.

Pemilik toko yang merupakan suku keturunan mata sipit terlihat memegangi kipas bermotif huruf mandarin ditangan kirinya.

Dengan kaos singlet serta topi khas tiongkok, pemilik toko menyipitkan matanya yang sudah sipit.

“..mau beli apa?” sapa pemilik toko yang kebetulan masih sepi

“..koh, saya mau betulin rumah saya! Bisa?” tanya Kebo dengan polos.

Pemilik toko bangunan yang paham siapa Kebo terlihat memandang remeh.

“..elu orang kalo ada duit satu juta saja sekarang, uwe bantu kerjakan sekarang juga dan semua materialnya permanen dijamin cepat dan paten! Kalo engga sana pergi, bikin toko uwe sepi malahan yang ada!” kata pemilik toko dengan logat tiongkoknya.

“..serius koh!”

“..heummm!!”

“..nih!” Kebo segera mengulurkan kartu bank miliknya.

“..eh!! “ pemilik toko kaget luar biasa!

“..bagaimana dia bisa punya duit sejuta! Hayooo..amsyoooong..ini maaah!” batin pemilik toko yang merasa dirugikan dengan omongannya sendiri.

“..tutik, kamu gesek lah! Awas saja kalo ga ada duitnya!” perintah pemilik toko pada pegawainya bagian kasir.

{tringgg}

Transaksi sukses!!

Kertas printer keluar berisikan penarikan dana kerekening toko melalui mesin EDC yang sukses.

“..haiyaaa...lugiii uwee...!!” pemilik toko langsung nangis guling-guling.

“..jangan lupa ya koh, sekarang uwe tunggu!!” Kebo dengan gaya nyengirnya mengolok-olok pemilik toko yang memandang rendah dirinya.

“..udin-tarna-supri, kalian datang kerumahnya, bangun kembali itu rumahnya Kebo seperti semula! Kasih matrial yang diujung sana! Haiyaaa...lugiii uwee...!” pemilik toko yang niatnya merendahkan Kebo jadi menderita kerugian yang lumayan banyak.

Begitulah manusia, suka menilai buku dari sampulnya saja.

Kebo bersiul riang gembira pulang menuju reruntuhan gubug reot milik kakeknya.

Sementara dibelakangnya dua truk berisi material bahan bangunan untuk membangun kembali rumahnya terlihat sudah mengikutinya.

“..waah lihatlah si Kebo, kelihatannya dia punya duit banyak buat betulin rumahnya!”

“..sombong banged dia! Lihat saja lagaknya, pakai acara siul-siul lagi!”

Berbagai omongan warga desa yang kebetulan nongkrong di warung dan dilewati Kebo terdengar saling menghujat, Kebo sendiri tidak ambil pusing dengan omongan warga desanya.

Sebelum sampai lokasi, Kebo menyempatkan diri untuk membeli nasi bungkus dengan lauk rendang dan ayam goreng yang menjadi keinginannya sejak lama, tidak lupa dirinya membeli beberapa bungkus rokok dan minuman dingin buat para tukang yang akan bekerja membangun rumahnya.

Gubrang...

Gubrang...

Gubrang...

Suara palu dan alat-alat kerja konstruksi terdengar riuh dilokasi reruntuhan gubug milik kakek Kebo, sementara para tukang bekerja, Kebo terlihat berteduh sambil makan nasi bungkus istimewanya dibawah pohon rindang.

Kecanggihan teknologi jaman sekarang, membuat rumah sederhana dengan tanpa mengindahkan unsur adanya dinding-atap-pintu-jendela, bisa dikerjakan dalam kurun waktu 4 jam saja.

Kebo memberikan bonus masing-masing seratus ribu pada setiap tukang yang bekerja keras.

“..haiisshh, habis lagi duitku!” keluh Kebo yang terlihat selonjoran dilantai rumahnya.

Meski hanya beralaskan tikar seadanya, paling tidak bangunan rumah Kebo lebih nyaman daripada gubug reot miliknya kemarin-kemarin.

“..sebaiknya aku keluarkan show case yang menjadi hadiahku dari system!” kata Kebo sambil tangannya mengorek-ngorek hologram yang hanya bisa dilihat oleh dirinya saja.

{busshhhh}

Muncul sebuah mesin pendingin lengkap dengan isi dan label harga didalamnya, showcase itu sangat canggih, bahkan layar didepannya terpampang jelas siluet seluruh detail produk ramuan yang dijualnya.

Kebo membaca cara kerja Showcase vending mesin canggih yang tidak memerlukan adanya listrik didepannya.

“...GILA!!! satu ramuan 10juta paling murah, dan satu orang hanya boleh membeli satu macam ramuan dalam satu hari!!” Kebo langsung heran dengan penjelasan yang diberikan oleh layar monitor showcase vending mesinnya.

Adalah ramuan penyembuh penyakit stroke, ramuan penyembuh diabetes stadium berat, ramuan penyembuh leukimia, ramuan penyembuh segala macam kanker, tumor, bahkan ramuan untuk mengobati AIDS/HIV dan penyakit kelamin juga tersedia lengkap didalam showcase miliknya.

Harga termurah adalah 10jt itupun untuk ramuan penyembuh syaraf kejepit dan masalah laki-laki, sebuah harga yang lumayan murah jika dibandingkan dengan pengobatan yang memerlukan tindakan operasi rumah sakit.

“..darimana system ini datang, hadiahnya terlalu luar biasa!” gumam Kebo pada dirinya sendiri.

Setelah puas mempelajari semua produk yang dijual dalam isi showcase vending mesinnya, Kebo memilih untuk kembali bermalas-malasan.

Berita tentang Kebo yang rumahnya sudah diperbaiki, dan didepan rumahnya kini terdapat showcase berisi ramuan penyembuh penyakit yang mustahil untuk disembuhkan dengan menggunakan ilmu medis saat ini, telah membuat satu desa menjadi heboh.

Ada berbagai pola pikir yang berkembang diwarga desa, ada yang pro ada juga yang kontra dengan berbagai alasan.

Begitulah kehidupan, akan selalu ada yang suka dan tidak suka.

Terpopuler