Transmigrasi Dengan Sistem
Almeda Tina Dewi Asmara nama yang indah tapi tak seindah kisah hidupnya ia adalah anak yatim piatu orangtuanya telah meninggalkannya di usia 15 tahun , di masa sma nya ia harus hidup tanpa orang tua hanya dengan pamannya .
sebenarnya dia sudah biasa mandiri hingga tidak terlalu merasa berat tanpa orang tua hidupnya yang biasanya saja membuat ia jarang memiliki kegiatan membuat ia dijuluki anak yang malas .
padahal dia bukan pemalas tapi memang sendari dulu dia tidak dijinkan oleh ibunya untuk kemana-mana setelah pulang sekolah sehingga kebiasaan itu terbawa saat dewasa.
pertemannya hanya sebatas di sekolah tidak ada yang lain .
Diumur yang 15 tahun ini dia menduduki kelas 1 sma . Almeda bersekolah di Sma 1 kebun Jati jauh dari rumahnya yang ada di Desa Jeruk Bulat.
...**************...
Seorang gadis cantik keluar dari angkutan umum dengan rambut yang di kuncit satu dia memasuki sekolahnya, hari ini hari pertamanya sekolah setelah 7 hari orang tuanya meninggal .
Dia adalah Almeda Tina Dewi Asmara biasa di panggil Almeda.
Saat memasuki kelas salah satu temanya memanggilnya.
"Almeda .."
"Al ..."
"woy Al....."
"Apasi si Wilo pagi-pagi dah teriak muluk gak capek apa."ucap Almeda pada Wilona teman sebangkunya .
"iss lu tau gak si Al kemaren pas lu gak masuk gua tu punyeng gara-gara ada ulangan matematika biasanya kan gua nyontek lu, terpaksa deh gua ngasal jawabnya."ucap wilona dengan wajah sedihnya
wilona bicara panjang kali lebar tapi Almeda langsung masuk kealas dan duduk di bangkunya di urutan ke dua bagian kiri barisan ketiga dari depan katanya si itu tempat paling enak buat dengerin guru sambil tidur.
"iss lu denger gak si gua ngomong dari tadi diem muluk. kenapa gan lu masih sedih karna orang tua kau dah meninggal ya, udah jangan sedih lagi setiap umur nggak ada yang tau kau harus sabar gua yakin kau pasti kuat."ucap wilona
"gimana wil aku pusing banget ,kamu tau ngga wil ngg ada orang tua tu ngg enak banget apa-apa harus sendiri dulu tu aku pas pulang sekolah gitu ada ibuku yang nunggu aku sambil duduk di depan pintu,terus nanya udah makan belum gitu .
Sekarang ngg ada yang nungguin aku pulang lagi."ucap Almeda dengan mata berkaca-kaca.
"sabar ya gan."ucap wilona sambil meluk
Beberapa saat kemudian guru masuk kelas dan pelajaran dimulai ,sekitar 2 jam mereka mendengar bel berbunyi menandakan waktu istirahat.
Dikantin dua sejoli itu sedang mengantri membeli makanan untuk dibawa ke kelas wilona membeli cilung dan pop mie dengan es tehnya sedangkan almeda yang kurang nafsu makan hanya membeli batagor dengan es teh saja.
setelah mengantri yang cukup panjang akhirnya mereka mendapatkan makanan yang mereka mau
dan kembali ke kelas.
Di kelas mereka duduk selonjoran di lantai bagian belakang mereka makan dengan cepat karna waktu istrirahat hanya 5 menit saja setelah makan mereka pun duduk kembali kebangku masing-masing .
tak lama waktu bel berbunyi tet tet ....
Jam pelajaran pun berlalu tak terasa jam pulang pun berbunyi, saat pulang seperti biasanya dua sejoli itu Almeda dan wilona pulang bersama menaiki angkutan umum hanya beda desa saja .
Di dalam angkutan Almeda hanya diam saja wilona yang tau itu pun paham bahwa sahabatnya sedang bersedih pun berusaha untuk menghiburnya tapi hanya di balas senyuman oleh Almeda,hingga angkutan pun sampai di desa Almeda .
"wilo aku duluan ya."ucap Almeda
"iya Al semangat ya Al."ucap wilona sambil menepuk tangan Almeda
Sesampainya di rumah suasana sepi tidak ada omelan ibunya atau ajakan makan, Almeda yang melihatnya hanya bisa mengelah nafas saja kemudia ganti baju setelah ganti baju ia kedapur untuk masak.
Almeda yang sudah dia ajari masak pun berkutat dengan bahan dapur hingga jadilah masakanya.
... nasi liwet...
...Ayam goreng lalapan...
...Jus jeruk peras...
...Aneka gorengan ...
Setelah memasak Almeda mandi dan berganti baju biar nanti pas makan gak bau acem.sesudahnya Almeda makan ia kekamarnya untuk tidur .
...Bersambung ...
hai semua maaf ya ceritanya kurang seru soalnya autor baru nulis novel , tapi tunggu bab selanjutnya ya semoga suka jangan lupa like , komen dan apa ya hehe jangan lupa dukunganya ya.
Dimalam hari seorang gadis masih asik dengan dunia mimpinya tidak tau saja dia sedang terjadi keributan diluar hingga .
Piyar...
piyar...
gedebuk ....
suara pecahan kaca hingga suara terikan orang-orang sekitar yang membuatnya bangun.
"Hua.. suara apa itu kenapa berisik sekali apakah ada maling tapi perasaan udah ku kunci pintunya deh ."ucap Almeda dengan suara seraknya
Almeda langsung keluar kamar sambil dengan mata menyipit nya karna habis bangun tidur nyawanya belum ke kumpul.
Terdengar suara teriakan sumpah serapah hingga saling baku hantam di ruang tamunya ,ternyata pamannya yang bernama paman Udin dan paman Kentus sedang adu mulut serta tak tanggung-tanggung pak Rt dan pak Rw mendapatkan lemparan kemoceng dikarenakan melerai mereka berdua hingga salah satu warga melaporkan ke polisi dikarenakan tidak ada yang mau mengalah .
Almeda yang melihatnya pun mendekat untuk melerai pamannya,tapi ibu-ibu yang disana mencoba untuk menahannya takutnya Almeda yang akan kena lemparan atau pukulan salah satu pamannya.
"Buk...sebenarnya ada apa ya paman saya berantem hingga sampai segitunya ? .
Karna tidak pernah saya melihat paman sampai seperti itu ada masalah apa sebenarnya ."ucap Almeda dengan suara yang hampir menangis .
"Owalah ...saya juga ndak tau nak Al ".ucap Ibu yang berbaju kuning.
Tak lama polisi datang kedua pamannya dibawa untuk dimintai keterangan Almeda yang melihat pamanya dibawa pun mengkuti juga bersama dengan pak Rt dan pak Rw.
Sesampainya di Kantor polisi ,pak polisi pun menanyai sebab kenapa mereka bertengkar hingga membuat keresahan warga .
"Saudara Bapak Udin dan Saudara Bapak Kentus apa yang menyebabkan kalian berkelahi hingga meresahkan warga?"ucap Pak polisi dengan wajah tegasnya
"Mohon maaf pak bukan maksud saya untuk bertengkar ataupun membuat kerusuhan tapi ini dikarenakan bapak Kentus lah yang membuat gaduh di rumah saya ."ucap paman Udin dengan menahan kekesalannya .
"Maaf pak itu bukan salah saya .Saya hanya ingin mengambil hak saya,dia saja yang membuat saya marah dengan perkataannya bahwa warisan itu milik tiga orang padahal dulu orang tua kami mengatan bahwah rumah di bagian depan itu bagian saya".ucap paman Kentus
"Dari mana kamu bisa mengatakan itu sertifikat itu masih atas nama tiga orang aku ,kamu dan almarhum mbak Mulin ibu dari Almeda yang artinya bukan kamu saja yang memilikinya".ucap paman Udin dengan ketusnya.
"Aku tidak perduli Mas itu milikku!kau dan dia tidak berhak karna itu milikku paham,Mana sertifikatnya berikan padaku.Kau dan Mbak Mulin memang serakah."ucap paman Kentus
"Apa kau bilang.. Heh Tus aku selama ini dengan mbak mu yang merawat semua tanah serta rumah itu dan aku juga yang membayar pajaknya,kau waktu itu ku minta uang untuk bayar pajak saja tidak mau malah aku dan mbak mu berhutang padamu karna aku dan mbak mu tak punya uang waktu itu ,tapi apa kau malah memarahi kami dan mengatakan tidak butuh warisan itu."ucap paman Udin dengan marahnya.
"Tapi itu semua milikku mas ".ucap paman Kentus dengan marah
"Iya aku tau itu milikmu tapi itu bukan milikmu semua masih ada hak kami aku dan mbak mu,kami yang merawat membayar pajak dan mengurus sertifikat kau mana pernah peduli, rumah tanpa di sertifikati dulu akan di ambil oleh saudara ayah.
Kau sendiri tau berapa harga membayar sertifikat dulu 1juta kau saja tidak mau urunan kau bilang tidak mau, lalu pajak mulai zaman ayah meninggal sampai sekarang pernah kau ikut membantu membayar pajak ? ".ucap paman Udin
"Aku tidak perduli kembalikan milikku ! dasar orang serakah tidak tau di untung ."ucap paman Kentus dengan marahnya
tak lama setelah itu tiba-tiba paman Udin pun pingsan pihak polisi dan yang lainya pun panik .
Paman Udin di bawa kerumah sakit,sampai dirumah sakit paman Udin langsung di bawa ke ruang UGD.
Di ruang itu Almeda menangis karna ia takut terjadi apa-apa dengan pamannya karna selama orang tuanya meninggal paman Udin lah yang merawatnya .
orang tuanya dari pihak ibu hanya memiliki 2 saudara yaitu paman Udin dan paman Kentus sedangkan dari ayahnya dia tidak punya karna ayahnya anak tunggal serta kakek dan nenek dari orang tuanya sudah meninggal .
Tak lama setelah itu dokter pun keluar dengan wajah yang sedih kemudia dia bertanya apakah ada keluarga dari bapak Udin .
Almeda pun segera bertanya tentang keadaan pamanya .
"Mohon maaf saya sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi tuhan berkehendak lain bapak Udin sudah meninggal dunia terkena serangan jantung ."ucap dokter
"Apa.... nggak dok pasti anda salah cepat periksa kembali paman saya! hiks.. paman saya masih hidup dok dia baik-baik saja pasti ".ucap Almeda sambil menarik jas dokter tersebut.
"Maaf mbak kami sudah berusaha semaksimal mungkin,kami akan mengurus surat kematiannya ."ucap dokter
Setelah dokter pergi Almeda pun masuk.
Lututnya lemas melihat pamannya terbujur kaku tertutup kain putih.
Almeda berusaha berdiri dia membuka kain putih yang menutupi kepala pamanya ia menangis sejadi-jadinya .
"Hiks... paman Al sama siapa klau paman tidak ada orang tua Al juga pergi paman jangan tinggalkan Al paman, Hiks paman..jangan pergi bangun paman ."ucap Almeda sambil sesegukan
"Permisi mbak bapak Udinnya akan dibawa keruang mayat,mbaknya bisa mengurus berkas-berkas kematian bapak Udin ".ucap perawat sambil menepuk bahu Almeda untuk menguatkan .
Tak lama kemudian surat kematian sudah ada ditangan Almeda di bantu oleh pak Rt dan pak Rw yang sudah membantu mengurusnya dikarenakan kasihan terhadap Almeda .
jenazah pamannya langsung di bawa dengan ambulan menuju kerumahnya di temani pak Rt dan pak Rw di dalam ambulan Almeda menangis dia masih belum ikhlas menerima semua ini .kehilangan orangtua serta kehilangan paman yang sudah merawatnya di berfikir ia masih ada tempat untuk ia berkeluh kesah walaupun tanpa orang tua .
Tapi nyatanya dia harus hidup sendiri mulai sekarang ia tak yakin bahwa pamanya Kentus akan mau menerimanya karna dia tau pamannya memiliki banyak anak dan pastinya ia tak akan diterima selain banyak anak pamannya juga tak menyukainya dilihat dari di kantor polisi ia di pandang dengan sinis tak hanya itu pamannya tadi juga tak mau ikut mengantar paman Udin ke rumah sakit .
Setelah beberapa menit berlalu mobil jenazah memasuki desa para warga yang sudah mendapat kapar dari pak Rt dan pak Rw pun sudah ada di depan rumah Almeda .
Disana para warga berbondong- bondong membatu membawa jenazah ke dalam rumah sebelumnya para warga sudah membersikan rumah Almeda yang kontor akibat pecahan kaca .
Pada malam hari itu juga jenazah di kebumikan dikarenakan jam masih menunjukan pukul 7 malam.
Almeda yang melihat pamanya nya di masukan ke dalam tanah pun hanya bisa menatapnya nanar di dalam hatinya berdoa agar pamanya tenang di sisi tuhan dan di berikan tempat yang indah serta di ampuni dosa-dosanya.
Setelah pemakaman selesai Almeda pun pulang para ibu-ibu pun berpamitan sambil memberi semangat untuk Almeda .
Almeda yang memasuki rumah pun mersakan kesepian yang mendalam sekarang ia sebatang kara tak tau lagi harus kepada siapa ia bersandar dan berkeluh kesah hingga dia menutup pintu rumah nya dan masuk kedalam kamarnya.
disana Almeda merenung apakah ia bisa tetap sekolah ,sampai tak terasa matanya tertutup ia tertidur membawa beban rasa kehilangan yang teramat dalam .
... ...
...Bersambung...
Hai semua terimakasih sudah membaca semoga kalian menyukainya dan jangan lupa like ,komen dan apa ya hehe dan mohon dukunganya .