SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Sistemku Membocorkan Suara Hatiku

Sistemku Membocorkan Suara Hatiku

1. Kamu terlambat, Sistem ....

Kevin ..., dia adalah seorang siswa SMA biasa.

Penampilan rata-rata, keahlian rata-rata, tinggi rata-rata, dengan wajah yang rata-rata.

Secara keseluruhan, dia adalah orang yang tidak mencolok, semua hal tentang dirinya adalah rata-rata. Dan jika dia pergi ke keramaian, maka wajahnya bisa dengan cepat dilupakan orang lain.

Hanya saja, satu hal yang menarik dari dirinya mungkin adalah fakta bahwa dia bukan berasal dari dunia ini.

Ya, memang sulit dipercaya, tapi begitulah adanya.

"Mie instan lagi, 'kah ...."

Kevin menghela nafas saat dia melihat satu bungkus mie instan yang ada di tangannya.

Dia saat ini ada di sebuah Minimarket yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Dia cukup sering, atau lebih tepatnya dia sangat sering pergi ke minimarket ini, apa lagi untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Dua bulan ..., aku hanya makan mie instan selama dua bulan terakhir." Kevin bergumam pelan, "Aku penasaran kapan ajalku akan tiba jika aku meneruskan kebiasaan ini untuk kedepannya ...."

Meski dia mengatakan itu, tapi senyuman masam di wajahnya tidak bisa berbohong.

Karena alasan keuangan, Kevin hanya bisa makan mie instan setiap hari selama dua bulan terakhir. Kedua orang tuanya hidup sederhana, dan lebih condong menuju kemiskinan.

Hal itu diperparah dengan kedua orang tuanya yang tewas karena kecelakaan. Dengan begitu, Kevin berakhir hidup sebatang kara; tidak ada orang tua, tidak ada saudara, tidak ada kerabat, bahkan dia tidak memiliki teman.

Kevin hanya bisa mengandalkan uang yang dia dapat dari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Hanya saja, semua itu masih tidak cukup.

Biaya sekolah, tagihan air dan listrik, belum lagi kebutuhan primer dan sekunder lainnya, semua itu tidak bisa tercukupi hanya dengan mengandalkan uang yang dia dapat dari pekerjaan paruh waktu.

"Hah ..., apa boleh buat ...."

Sambil menghela nafas lelah, Kevin memutuskan untuk mengambil satu bungkus mie instan dari rak, dan pergi ke kasir untuk membayarnya.

Hanya saja ....

{Ding! Selamat karena anda telah mendapatkan Sistem Keluhan!}

{Selama anda mengeluhkan sesuatu yang terjadi di dalam hati, anda berkesempatan untuk mendapatkan satu hadiah yang akan diberikan secara acak!}

{Hadiah yang diberikan tentu saja bisa berupa; kemampuan, uang, aset, atau hal yang lainnya!}

{Sebagai informasi, tidak semua keluhan anda akan menghasilkan hadiah, hal itu tergantung bagaimana anda mengeluh dan keberuntungan.}

"...." Kevin terdiam.

Dia hendak membayar mie instan yang dia beli. Tapi, tiba-tiba sebuah layar transparan muncul di depan wajahnya, dan suara virtual, yang sepertinya berasal dari seorang wanita terdengar di telinganya.

Sistem? Keluhan? Apa ini benar-benar terjadi?

Tanpa sadar, Kevin tersenyum kecil. Akhirnya, setelah menunggu beberapa waktu, kemampuan cheat-nya muncul juga!

Sebagai seorang transmigran dari dunia lain, Kevin tentunya sangat akrab dengan sesuatu yang disebut 'Sistem' ini. Lagi pula, ada banyak dari Novel yang dia baca di kehidupannya yang sebelumnya memiliki tema 'Sistem' ini.

Dan sepertinya, dia juga mendapatkan satu yang serupa.

Hanya saja ....

"Sistem Keluhan ...?"

Kevin memegang dagunya dengan bingung.

Sebagai seorang yang telah hidup sendirian selama hampir 3 bulan lamanya, Kevin telah mengalami banyak hal yang membuatnya ingin mengeluh setiap hari.

Hanya saja, dia tahu mengeluh bukanlah solusi dari masalahnya, dan mengeluh tidak akan membuat masalahnya selesai.

Jadi, alih-alih mengeluh, yang Kevin lakukan hanya diam dan menggertakkan giginya, menahan semua keluhan di dalam dirinya apalagi ketika mengeluh tidak akan memberinya apa-apa sebagai gantinya.

Tapi sekarang ....

"Aku bisa mengeluh setiap hari, 'kan? Dan setiap keluhan yang aku lakukan, aku bisa mendapatkan hadiah?"

Ya, itulah inti yang Kevin tangkap dari Sistemnya.

Mungkin agak aneh dan apa, tapi Kevin merasa Sistem ini sangat cocok untuknya. Apa lagi, dia memiliki banyaj keluhan di dalam dirinya yang dia pendam selama ini!

Sambil memikirkan ini, Kevin dengan perasaan gembira pergi menuju kasir untuk membayar barang yang dia beli.

Dan ketika dia mencapai meja kasir, seorang gadis berdiri di belakang meja kasir, senyuman karir terbentuk di bibinya ketika melihat Kevin yang berjalan mendekat.

"Ah, Kevin. Membeli Mie instan lagi?"

Begitu gadis itu melihat Kevin, dia langsung berseru sambil memasang senyuman ramah di wajahnya.

Natasha.

Dia adalah seorang gadis blasteran. Hanya saja, dia lahir dan tinggal di sini sejak masih kecil, yang mana penampilannya sendiri cukup banyak menarik perhatian.

Rambut pirang panjang, mata biru pucat, kulit putih dengan wajahnya yang terlihat imut. Tubuhnya langsing dan proporsionalnya bisa dengan jelas dilihat dari balik seragam kerja yang ia kenakan.

Meski begitu, usia Natasha sebenarnya masih 20 tahun, yang mana dia masih seorang Mahasiswi saat ini. Tapi, dari penampilan dan tinggi badannya, dia jelas lebih mirip seperti seorang wanita dewasa.

"Ya, lagi pula aku tidak bisa masak. Membeli makanan cepat saji juga akan boros." Kevin menjawab dengan ramah.

Alasan lain kenapa dia lebih sering membeli Mie instan adalah karena harganya. Harga Mie instan sendiri terbilang murah untuk dijadikan lauk dengan tambahan sayuran, dan itu akan lebih hemat daripada dia membeli makakan cepat saji di warung atau restoran.

"Tapi jangan makan terlalu sering, oke? Jangan lupa makan sayur dan nasi, jika tidak kamu tidak akan punya tenaga."

Mendengar nasihat Natasha, Kevin hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Um, aku mengerti."

[Jika aku tidak salah, Natasha seharusnya seorang blasteran, 'kan?]

"???" Natasha terlihat bingung saat dia menatap Kevin.

Dia seperti mendengar suara Kevin, tapi bibir Kevin sama sekali tidak bergerak.

Apa mungkin dia salah dengar?

[Kupikir Ayahnya seharusnya orang Barat, 'kan? Tapi, seperti yang diharapkan, Natasha sangat baik. Pantas saja dia sangat populer!]

Sekarang, Natasha benar-benar bingung.

Dia bisa mendengar suara Kevin, tapi Kevin dari tadi hanya diam tanpa menggerakkan bibirnya sama sekali.

Apakah ini ..., suara hati Kevin?

Tapi bagaimana?

[Dia sangat cantik dan ada banyak orang yang jatuh cinta padanya. Tapi, mereka yang menyatakan cinta pada Natasha dengan cepat ditolak olehnya! Seperti yang diharapkan, Natasha sama sekali tidak tertarik dengan rakyat jelata seperti mereka!]

"Bukan begitu!" Natasha tanpa sadar berteriak.

Kevin menatap Natasha denagn bingung, "Apa ada yang salah, Kak Natasha?"

Mereka seharusnya tidak membicarakan apa-apa selain masalah Mie instan itu. Tapi, kenapa Natasha tiba-tiba berteriak?

Kevin merasa bingung.

[Ada apa dengannya? Apa Natasha kelelahan dan tanpa sadar melamun?]

Natasha kembali tertegun.

Suara itu lagi!

Tapi, Kevin tetap tidak terlihat mengerakkan bibirnya untuk berbicara. Dan dia terlihat bingung saat dia menatapnya ....

Lalu, Natasha mulai menyadari sesuatu.

Apakah ini benar-benar suara hati Kevin?!

Tapi, bagaimana dia bisa mendengarnya?!

"E-Ehem! Nah, jangan hiraukan itu, aku hanya sedikit melamun." Natasha terbatuk, berkata sambil mengalihkan pembicaraan.

[Sudah kuduga, dia pasti melamun. Jika tidak, tidak mungkin dia akan tiba-tiba berteriak seperti itu.]

Bibir Natasha berkedut.

Aku memang mengatakan kalau aku sedang melamun, tapi itu hanya sebuah alasan, oke?

"Em, Kevin ..., ada yang ingin aku tanyakan."

Melihat Kevin yang hendak pergi setelah membeli sebungkus Mie instan, Natasha tiba-tiba memanggilnya, membuat Kevin berbalik untuk menatapnya dengan tatapan bingung.

"Ya?"

"Itu ..., apa kamu tidak tahu ***** ****** **** *** *******?"

"???"

[Ada apa dengannya? Ada dia mengatakan sesuatu dalam bahasa asing?]

Tentu saja bukan begitu!

Natasha berteriak dalam hatinya.

Dia hanya ingin memberitahu kalau suara hatinya bisa didengar! Tapi, suaranya tiba-tiba menghilang dan berubah menjadi aneh!

Ini benar-benar tidak masuk akal!

Tapi tunggu ....

Bagaimana jika, ada kekuatan misterius yang membuatnya bisa mendengar suara hati Kevin? Dan kekuatan misterius ini melarangnya untuk menyebut hal ini secara terbuka?

Lalu, apakah dia juga bisa mendengar suara hati orang lain selain Kevin?

Natasha ingin mencobanya, tapi dia langsung mendesah karena hal itu tampaknya tidak bekerja

"Tidak ..., tidak apa, aku hanya ingin mengatakan hati-hati di jalan."

"Begitu?" Kevin memiringkan kepalanya dengan bingung, "Yah, aku pasti akan hati-hati."

Meski dia bingung dengan sikap Natasha yang tidak bisa dimengerti, Kevin mengira Natasha khawatir dengan tubuhnya atau kesehatannya.

Bagaimanapun, makan Mie instan setiap hari tentu bukan hal yang bisa disebut dengan "gaya hidup sehat".

Melihat Kevin yang perlahan berjalan pergi, Natasha menatap punggungnya dengan tatapan misterius.

Kenapa dia tiba-tiba bisa mendengar suara hati Kevin?

Lalu, kenapa hanya suara hati Kevin? Kenapa dia tidak bisa mendengar suara hati orang lain selain Kevin?

Tanpa sadar, Natasha menjadi tertarik pada Kevin, dan bertanya-tanya apakah ada yang istimewa dari Kevin?

******

A/N: Oke, di awal, MC bersikap seperti ini hanya untuk kebutuhan plot, tentunya untuk perkembangan karakter di kemudian hari.

Kurasa, butuh beberapa saat sebelum akhirnya MC bisa yah ..., bersikap normal? Entahlah apa istilahnya.

Oh, jangan lupa untuk Like, Komen, Subscribe dan Follow akun ini.

2. Hadiah ini tidak berguna!

Berjalan menuju rumahnya, Kevin tiba-tiba terpikirkan pertemuan pertamanya dengan Natasha.

Sejujurnya, pertemuan mereka tidak ada yang istimewa. Mereka hanya tanpa sengaja bertemu ketika Natasha bekerja di Minimarket itu diluar kesibukannya sebagai Mahasiswa.

Meski begitu, dengan sikap ramah Natasha, keduanya dengan cepat menjadi lebih akrab.

Apa lagi, kecenderungan Kevin yang cukup introvert membuatnya sulit untuk menolak gadis ramah seperti Natasha.

Tidak, lebih tepatnya Kevin merasa senang karena sebelumnya belum pernah ada orang yang berinisiatif untuk mengajaknya berbicara!

Dengan begitu, keduanya cukup akrab dan banyak mengobrol. Meskipun, obrolan mereka tergolong singkat dan hanya seputar kehidupan sehari-hari yang tidak penting.

Meski begitu, Kevin tetap merasa senang dengan pertukaran kata mereka.

Sampai ....

"Oh, bukankah ini Kevin?"

Suara seseorang tiba-tiba terdengar di belakangnya.

Kevin berbalik untuk melihat sumber suara itu, dan wajahnya langsung berubah muram ketika dia melihat orang itu.

"Ada apa? Kamu tampak muram? Apa kamu belum minum obat diare? Hahaha!"

Ucapannya benar-benar membuatnya merasa kesal.

Hanya saja ....

"Kenapa kau di sini, Andre?"

[Sial! Kenapa aku harus bertemu dengannya di sini?!]

Natasha: ???

Meskipun Kevin sudah pergi, tapi Natasha masih bisa mendengar suara hatinya. Dan dia bingung kenapa Kevin tiba-tiba mengumpat dan sepertinya terlihat kesal?

Di sisi lain, sosok yang muncul di belakang Kevin adalah Andre. Nama yang sangat familiar bagi Kevin, mengingat dia sudah mengenalnya sejak masih SD.

"Hm, kenapa aku tidak boleh ada di sini? Apa kamu punya masalah, Kevin?" Andre tersenyum, berjalan mendekati Kevin ketika dia mulai merangkul pundaknya dengan 'akrab'.

"Tidak ..., aku tidak punya masalah dengan itu ...."

Melihat sikap Andre, Kevin hanya bisa menunduk dan berkata dengan suara yang lemah.

"Hahaha! Lagi pula kita adalah 'teman', 'kan? Ngomong-ngomong, kamu punya uang 50.000? Bisa kamu pinjamkan padaku? Aku akan mengembalikannya besok."

"Maaf, tapi aku tidak punya uang—"

"Alasan! Kamu baru dari Minimarket, 'kan? Dan aku ingat hari gajianmu itu kemarin! Kamu seharusnya punya uang sekarang!"

Sebelum Kevin bisa menyelesaikan ucapannya, Andre langsung menyelanya, sedikit menekan pundaknya dengan ekspresi yang mengancam.

"T-Tapi itu benar! Aku benar-benar tidak punya uang sekarang!"

Melihat ekspresi Andre, raut wajah Kevin berubah menjadi ketakutan.

Inilah alasan kenapa dia diam-diam mengumpat ketika bertemu Andre.

Sebagai orang yang telah mengenalnya sejak masih SD, Kevin jelas tahu kebiasaan Andre untuk meminjam uang pada orang lain, tapi dia memiliki niat untuk mengembalikannya sama sekali!

Dengan kata lain, Andre hanya menginginkan uangnya dan tidak berniat untuk mengembalikannya!

Hanya saja, Kevin tidak berdaya melawan Andre. Apa lagi, Andre dikenal sebagai orang yang mempelajari bela diri, dan dia cukup ahli dalam hal itu.

Dengan begitu ....

*Baaammm!*

Pipi Kevin langsung terkena tinju mentah begitu dia mengatakan itu.

"Kamu hanya tidak ingin meminjamkan uangmu, 'kan? Aku tidak tahu kamu sangat pelit, bahkan pada temanmu sendiri!"

*Baaammm!*

"M-Maaf! Ta-Tapi itu benar! Aku benar-benar tidak punya uang sekarang!"

Sambil memegangi pipinya yang memerah, Kevin berkata dengan panik. Ketakutan dan kecemasan bercampur dalam ekspresinya.

Pukulan Andre jelas-jelas sangat menyakitkan, bahkan Kevin bisa merasakan panas di pipinya karena pukulan itu.

Jika dia punya uang, dia akan langsung menyerahkannya pada Andre. Tapi, dia benar-benar tidak memiliki uang saat ini!

Semua gaji yang dia dapat habis dia gunakan untuk membayar tagihan listrik dan air. Selain itu, dia juga butuh membeli beberapa peralatan sekolah dan buku setiap semester. Dengan begitu, uang yang tersisa dari gajinya hanya cukup dia gunakan untuk membeli Mie instan untuk makan sampai akhir bulan!

Jika dia memberikan sisa uangnya ..., Kevin tidak tahu harus makan apa saat itu!

"Lagi-lagi berbohong! Aku tahu kamu masih punya uang, 'kan? Cepat pinjamkan saja uang itu padaku!"

"Ta-Tapi—"

"Halah! Kelamaan!"

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Andre tiba-tiba bergerak untuk merogoh saku Kevin. Tentu saja, Kevin tidak punya tenaga untuk melawan balik.

Alhasil, sebuah dompet berhasil didapat Andre dari salah satu saku celananya. Dan ketika Andre membuat dompet Kevin, dia menemukan uang 150.000 beserta beberapa ribu uang receh lainnya.

"Nah, Ini ada uang!"

Andre langsung menyeringai begitu dia melihat dua lembar uang yang ada di tangannya. Meski jumlahnya tidak banyak, tapi baginya itu lumayan daripada tidak sama sekali.

"Kalau begitu aku pinjam ini dulu, oke~ aku akan kembalikan ini besok~"

Sambil mengatakan ini, Andre berjalan pergi, tangannya bergerak mengibaskan uang itu di udara. Suasana hatinya tampak senang ketika berhasil mendapatkan uang dari Kevin.

Sementara itu ....

[Sial! Lagi-lagi Andre!]

[Sekarang, bagaimana aku harus makan untuk besok! Semua uang yang aku punya diambil oleh Andre!]

[Sialan! Apanya yang besok?! Aku tahu kamu pasti tidak akan mengembalikan uang itu sampai kapanpun padaku!]

*****

Di Minimarket, Natasha mengedipkan matanya dengan ekspresi yang rumit.

Andre?

Begitu mendengar nama itu, Natasha tiba-tiba teringat seorang siswa SMA yang pernah diajak Kevin ketika dia mengunjungi Minimarket.

Natasha memang cukup mengenal Andre, atau tepatnya dia hanya tahu siapa itu Andre. Lagi pula, nama Andre sendiri tidak banyak digunakan di sekitaran sini, dan hanya beberapa orang dengan nama Andre di daerah ini.

Tapi, saat menyebutkan soal Andre ..., Natasha tiba-tiba teringat pertemuan pertama dengannya.

Saat itu, Kevin terlihat sedang mengajak temanya untuk berbelanja di Minimarket tempat dia bekerja. Sikap Andre cukup periang dan ramah, dia juga tipe orang yang ekstrovert.

Natasha pikir, Andre adalah teman Kevin, dan karena sifat Kevin yang introvert dan Andres yang ekstrovert, Natasha berpikir Andre mungkin 'memungut' Kevin dan mereka menjadi teman dekat.

Apa lagi, Kevin terlihat beberapa kali 'mentraktir' Andre ketika mereka berbelanja di Minimarket tempat kerjanya.

Tapi sepertinya fakta berbanding terbalik dari apa yang dia pikirkan.

Andre hanya seorang Serigala dan Kevin adalah Kambing gemuk yang sering menjadi sasarannya!

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan ...?"

Ya, apa yang harus dia lakukan.

Meskipun benar kalau dia bisa mendengar suara hati Kevin, tapi dia tidak bisa mengatakan hal itu secara terbuka. Bukan hanya pada Kevin, bahkan suaranya tiba-tiba hilang dan menjadi tidak jelas ketika dia bergumam atau membahas hal itu, meskipun tidak ada orang lain.

Dengan kata lain, 'orang' yang membuatnya bisa mendengar suara hati Kevin pasti telah memblokir semua hal yang membuat 'suara hati' ini tidak diketahui oleh siapapun selain dirinya?

Tapi, kenapa 'dia', melakukan itu?

Tapi, masalah sebenarnya adalah bagaimana dia harus bertindak.

Apalah 'kekuatan' yang secara tidak sengaja terbangun dalam tubuhnya ini seakan sebuah sinyal agar dia bisa mengetahui lebih dalam tentang Kevin? Atau, mungkin karena alasan lain?

Apapun itu, lebih baik baginya untuk segera bertindak ....

"Aku tidak bisa meninggalkan shift kerjaku ..., tapi ...."

Sambil bergumam pelan, Natasha sepertinya telah memikirkan solusi untuk menolong Kevin.

*****

Beralih lagi ke Kevin, saat ini dia sedang duduk dengan ekspresi lesu. Wajahnya babak belur dengan luka lebam yang terlihat jelas di pipinya.

"Sialan ...! Lagi-lagi Andre ...!"

Suaranya terdengar pelan, tapi jelas rasa kekesalannya tidak bisa disembunyikan dari caranya mengepalkan tangannya dengan erat, serta alisnya yang mengkerut dan cara bicaranya yang penuh tekanan.

"Jika saja aku berani melawan ...."

Meski begitu, dia tidak berani melawan.

Apalah dia, jika dibandingkan dengan Andre yang telah berlatih bela diri sejak masih kecil, Kevin hanyalah kentang goreng yang bisa dihancurkan hanya dengan kepalan tangan.

Mengetahui hal itu, apakah Kevin masih berani melawan?

Jawabannya sudah jelas, 'kan?

Hanya saja ..., Kevin merasa tidak berdaya.

Jika dia terus seperti ini selama sisa hidupnya ....

Dia tidak bisa membayangkan hal itu akan terjadi!

Atau tepatnya—

{Ding! Terdeteksi Host mengeluh sebanyak 87%!}

{Sebagai Hadiah, Host berhak mendapatkan 30 poin pesona!}

"...."

Suara ini lagi?

Kevin mengerutkan keningnya dalam-dalam.

Suara ini muncul tepat setelah Andre meninggalnya sendirian, dan menyebutnya bahwa dia mengeluh sebanyak 87%?

Apa dia melakukan itu?

Dia tidak ingat ....

Satu hal yang pasti, dia sangat kesal dengan sikap Andre dan bagaimana Andre mengambil semua sisa uangnya!

Sekarang ..., Sistem ini sepertinya benar-benar memberinya Hadiah setelah dia mengeluh ....

Hanya saja ....

"Tiga puluh poin pesona ...." Dia bergumam pelan.

Sebenarnya, hal ini tida terlalu berguna bagi Kevin sekarang. Apalagi, yang dia butuhkan saat ini adalah uang.

Pesona atau apapun itu tidaklah penting baginya. Hanya saja, dia tidak bisa memilih Hadiah yang akan didapat, jadi Kevin hanya bisa menghela nafas ketika dia berusaha untuk bangun.

Hanya saja ....

"Kamu Kevin?"

Begitu mendengar suara ini, Kevin mendongak untuk melihat siapa itu.

Hanya saja, ekspresinya langsung membeku ketika melihat wajah seorang gadis cantik yang berdiri di dekatnya, sebuah kantong plastik ada di tangannya, dan dia menatapnya dengan wajah yang hampir tanpa ekspresi.

"Ya?"

Untuk pertama kalinya, Kevin mengerti apa yang disebut 'Kecantikan' yang sebenarnya ....