SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Night King : The God Of Death

Night King : The God Of Death

Ch-01. Firasat seorang ibu

Waktu terus bergulir dengan cepat, dua bulan telah berlalu sejak Lin Feng berhasil mengalahkan Yama dalam perang besar di dunia kegelapan, sejak memenangkan peperangan, Lin Feng tidak pernah lagi melakukan perjalanan ataupun kembali ke dunia bawah, dia hanya fokus meningkatkan kekuatannya karena ingin segera pergi ke daratan suci untuk menjemput Luo Ning.

Saat ini, Lin Feng sedang duduk bermeditasi di dalam kamarnya, ia sedang fokus untuk meningkatkan kultivasinya yang sebentar lagi akan naik ke tingkat tiga. Namun dalam proses peningkatan kultivasinya kali ini benar-benar berbeda dari sebelumnya, selama ini, setiap kali ia meningkatkan kultivasinya, ia hanya akan ditunggu oleh Huise ataupun bawahannya yang lain, tapi kali ini, seluruh keluarga Lin sedang menanti kabar bahagia darinya.

"Kenapa lama sekali? Padahal ini sudah hari ke tujuh sejak tuan muda berkultivasi" ucap salah seorang pemuda.

"Sabarlah, kita semua sedang menunggu kabar baik dari tuan muda dan semoga saja tuan muda berhasil meningkatkan kultivasinya" ujar pemuda lainnya.

"Kau ini bicara apa?! Sudah pasti tuan muda akan berhasil meningkatkan kultivasinya, karena tuan muda adalah jenius kultivasi yang sesungguhnya!" sahut pemuda lainnya menimpali.

"Hei! Tidak bisakah kalian diam saja, jangan membuat keributan atau kalian akan aku hukum!" ujar salah seorang tetua klan.

"Ma-maafkan kami tetua" jawab ketiga pemuda tersebut serempak.

Beberapa jam kemudian.

Wushh...

Aura yang sangat besar dan sangat nengintimidasi, tiba-tiba saja menerpa semua orang yang sedang menunggu di depan kediaman Lin Feng, aura tersebut berhasil membuat semua orang yang ada di sana merasakan tekanan intimidasi luar biasa ditubuhnya, bahkan kediaman Lin Feng sampai bergetar karena aura yang sangat dahsyat tersebut, meski merasakan tekanan intimidasi, tapi anggota klan yang berkumpul di depan kediaman Lin Feng malah nampak senang, karena mereka mengetahui jika Lin Feng berhasil naik ke tingkatan selanjutnya.

Sementara itu, Lin Feng yang sebelumnya sedang fokus berkultivasi, akhirnya membuka matanya dan mengakhiri kultivasinya, senyuman indah nampak terukir di bibir Lin Feng, ia benar-benar sangat senang karena telah berhasil meningkatkan kultivasinya lagi, meski tidak meningkat terlalu banyak, tapi setidaknya, usahanya selama dua bulan terakhir tidaklah sia-sia, bahkan bisa dikatakan sudah lumayan bagus, karena selama dua bulan itu, Lin Feng berhasil meningkatkan kultivasinya sebanyak dua bintang.

"Luo Ning, bersabarlah sebentar lagi, karena dua hari lagi aku akan pergi ke daratan suci" gumam Lin Feng, kemudian keluar dari kamarnya.

Awalnya, Lin Feng masih ingin beristirahat di kediamannya, namun karena mendengar suara ribut di luar kediamannya, Lin Feng akhirnya mengurungkan niatnya untuk beristirahat dan pergi menemui anggota keluarga Lin yang sudah menunggunya, karena bagaimanapun juga, mereka semua telah menunggunya sejak lama dan Lin Feng tidak ingin membuat mereka semua kecewa, jadi dia memutuskan untuk menemui mereka semua, meskipun ia merasa agak sedikit terpaksa.

Ketika Lin Feng membuka pintu rumahnya, seluruh anggota keluarga Lin yang ada di sana langsung menundukkan kepalanya untuk memberikan hormat kepada Lin Feng, seraya berkata, "salam hormat, tuan muda!..."

Lin Feng kemudian menganggukkan kepalanya, lalu berkata. "Terimakasih karena kalian sudah menungguku di sini, jadi sebagai gantinya aku akan memberikan hadiah untuk kalian semua."

Mereka semua kaget mendengar perkataan Lin Feng, karena tidak ada seorangpun dari mereka yang melakukan hal itu untuk mendapatkan hadiah dari tuan muda mereka, selain itu, peningkatan kultivasi Lin Feng adalah hadiah terbesar bagi mereka semua, karena merasa tidak enak hati, salah seorang tetua kemudian maju dan berbicara kepada Lin Feng.

"Tuan muda, apa yang anda katakan? Kami melakukan semua ini bukan karena hadiah, justru keberhasilan tuan muda adalah hadiah tersebar untuk kami semua" ucap tetua tersebut.

"Jangan sungkan seperti itu, tetua ketiga. Lagipula, kalian pasti sudah lelah menungguku di sini, jadi aku tidak akan tenang jika aku tidak memberikan kalian hadiah, jadi jangan menolaknya" jawab Lin Feng.

"Tapi..."

"Tetua ketiga, jika tuan muda ingin memberikan kalian hadiah, maka janganlah menolaknya!" ujar Lin Jianheeng yang baru saja datang bersama ketiga anaknya.

"Hormat kami, patriark, tuan muda dan tuan putri!" ucap mereka semua serempak.

Lin Jianheeng dan ketiga anaknya menganggukkan kepala mereka, lalu mereka berempat menghampiri Lin Feng dan memberikan selamat atas pencapaiannya, yang telah berhasil meningkatkan kultivasinya.

"Terimakasih kakek, ibu dan kedua paman, maaf karena aku tidak langsung menemui kalian" uvap Lin Feng.

"Hahahaha! Sudahlah, jangan kau pikirkan masalah itu, yang penting kau telah berhasil meningkatkan kekuatanmu" jawab Lin Jianheeng.

"Kakek mu benar, sekarang berilah hadiah kepada mereka semua" ujar Lin Hua.

"Baik, Bu" jawab Lin Feng.

Setelah itu, Lin Feng mengeluarkan puluhan kristal jiwa dari cincin penyimpanannya, lalu memberikannya kepada tetua ketiga keluarga Lin dan memintanya untuk membagikan kepada mereka semua yang ada di sana. Namun tetua ketiga malah kaget ketika melihat semua kristal jiwa tersebut, bahkan tangannya tidak henti-hentinya bergetar ketika memegang dan membagikan kristal jiwa tersebut, karena semua kristal jiwa yang diberikan oleh Lin Feng adalah kristal jiwa tingkat tinggi, yang pastinya berasal dari Beast Spirit ataupun Beast Monster yang sangat kuat.

"Terimakasih, tuan muda!" ucap mereka semua serempak.

"Sama-sama, sekarang kalian kembalilah ke rumah masing-masing dan teruslah berlatih agar menjadi semakin kuat" jawab Lin Feng.

"Baik, tuan muda!" jawab mereka semua, kemudian pergi meninggalkan halaman kediaman Lin Feng.

"Karena semuanya telah pergi, bagaimana kalau sekarang kita masuk ke dalam?" ucap Lin Hua.

"Ibu benar, karena aku juga ingin membahas sesuatu dengan kalian" jawab Lin Feng.

Mereka berlima kemudian masuk kedalam kediaman Lin Feng, setelah itu, Lin Feng langsung menyampaikan keinginannya yang ingin menjemput Luo Ning, namun Lin Feng masih belum mengatakan jika Luo Ning berada di daratan suci, ia bahkan berbicara dengan sangat hati-hati agar tidak mengatakan kebenaran yang selama ini ia simpan dari keluarganya, meski begitu, Lin Hua tetap bisa merasakan ada sesuatu yang aneh dengan cara bicara putranya itu.

"Lin Feng, apa yang kau sembunyikan?" tanya Lin Hua.

"A-apa maksud ibu?" jawab Lin Feng gugup.

"Lin Feng, aku ini ibumu! Yang telah mengandung dan melahirkan mu, ibu juga sudah merawat mu sejak kecil, jadi ibu bisa langsung mengetahui jika ada sesuatu yang salah denganmu dan jangan pernah berpikir untuk berbohong pada ibu!" ucap Lin Hua, tentunya dengan tatapan tajam yang tidak pernah dia tunjukkan pada Lin Feng selama ini.

Lin Feng langsung tertunduk dan tidak berani memandangi wajah ibunya, ia juga tidak menyangka jika ibunya bisa mengetahui kalau ia sedang berbohong. Dan saat ini, Lin Feng merasa seperti sedang di interogasi oleh seorang Dewi yang jauh lebih kuat dari Dewi Nuwa, bahkan ia tidak punya keberanian untuk memandang wajahnya sedikitpun.

"Lin Feng, katakan yang sejujurnya!" ujar Lin Hua.

Ch-02. Berpamitan

Lin Feng menghela nafas panjang, lalu setelah itu, Lin Feng langsung menceritakan yang sebenarnya kepada keluarganya, tapi Lin Feng tidak menceritakan jika Luo Ning dibawa secara paksa oleh bawahan dewa petir, karena Lin Feng takut akan membuat mereka semua khawatir, terutama ibunya yang pastinya akan sangat mengkhawatirkan keselamatan Luo Ning.

Lin Jianheeng serta ketiga anaknya tiba-tiba saja terdiam setelah mendengar cerita Lin Feng, karena mereka berempat sama sekali tidak menyangka jika guru Luo Ning adalah dewa petir, tapi di sisi lain, Lin Jianheeng serta kedua putranya juga nampak senang, karena sekarang mereka tahu bahwa calon istri Lin Feng adalah perempuan yang hebat, sama seperti Lin Feng itu sendiri, namun berbeda dengan Luo Ning yang malah nampak sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Jadi guru Luo Ning yang kau maksud itu adalah dewa petir?" tanya Lin Duan.

"Benar paman, dewa petir adalah guru Luo Ning" jawab Lin Feng.

"Jadi, kau akan pergi ke daratan suci untuk menjemput Luo Ning?" tanya Lin Hua.

"Ibu, tidak perlu khawatir seperti itu, aku berjanji akan langsung membawa Luo Ning pulang setelah bertemu dengannya nanti" jawab Lin Feng.

"Ibu tidak mengkhawatirkan hal itu, ibu tahu kau pasti akan membawanya pulang, tapi masalahnya adalah, guru Luo Ning adalah seorang dewa, apakah kau yakin kalau dia akan membiarkanmu membawa Luo Ning begitu saja? Ibu takut..."

"Ibu, aku akan membujuk dewa petir agar dia mengizinkan Luo Ning untuk pulang, kalau perlu aku akan memohon padanya" ujar Lin Feng.

Meski ucapan Lin Feng sangat meyakinkan, bahkan ia mengatakannya dengan senyuman indah yang terukir di bibirnya, tapi di dalam hatinya, senyuman itu bukanlah senyuman yang indah, melainkan senyuman yang sangat mengerikan seperti hewan buas yang melihat hewan buruannya. Meski begitu, Lin Feng tetap berusaha untuk menutupi kebenciannya, karena bagaimanapun juga, ibunya tidak akan membiarkannya pergi jika ibunya tahu tujuan Lin Feng selain menjemput Luo Ning.

"Baiklah, kalau begitu ibu tidak akan khawatir lagi, tapi kau harus tetap berhati-hati, karena orang-orang di daratan suci sangat berbeda dengan orang-orang yang ada di benua biru" ucap Lin Hua.

"Baik, Bu. Aku akan mengingat pesan ibu dengan baik" jawab Lin Feng.

"Memangnya kapan kau akan ke sana?" tanya Lin Dian.

"Besok, aku akan berangkat ke daratan suci besok pagi, karena hari ini aku masih harus bertemu dengan guru dan melakukan beberapa hal" jawab Lin Feng.

Setelah mengobrol cukup lama, Lin Jianheeng kemudian mengajak mereka semua untuk makan bersama, mereka semua langsung setuju dengan ajakan Lin Jianheeng, karena mereka memang sudah mulai merasa lapar, terutama Lin Feng yang hanya fokus meningkatkan kekuatannya. Selama dua bulan ini, Lin Feng hanya akan makan jika dia benar-benar merasa lapar dan jika tidak, maka dia tidak akan pernah meninggalkan kediamannya.

***

Setelah selesai makan, Lin Feng langsung berpamitan kepada kakek, ibu dan kedua pamannya untuk pergi ke sekte Phoenix Emas, karena sebelum berangkat ke daratan suci, Lin Feng juga harus berpamitan dengan tetua Liu Changhai dan adik-adik seperguruannya. Selain itu, Lin Feng juga mengatakan kalau ia tidak akan kembali ke kota Zuanshi lagi, karena setelah dari sekte Phoenix Emas, ia akan langsung pergi ke daratan suci.

Lin Jianheeng dan ketiga anaknya merestui kepergian Lin Feng, mereka berempat juga berpesan kepada Lin Feng untuk selalu berhati-hati dan jangan membuat membuat masalah selama berada di daratan suci, karena orang-orang yang tinggal di daratan suci sangatlah kuat dan tidak bisa dipandang hanya dengan sebelah mata, maka dari itu, mereka berpesan agar Lin Feng tetap menjaga sikapnya selama berada di daratan suci.

"Kakek, ibu, paman, kalian tenang saja, aku pasti akan menjaga sikap selama berada di daratan suci" ucap Lin Feng.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi sekarang" lanjutnya, kemudian menghilang dari hadapan mereka berempat.

Tidak lama kemudian, Lin Feng muncul di langit kota Zuanshi dan langsung melesat terbang menuju ke sekte Phoenix Emas, dalam perjalanan menuju sekte Phoenix Emas, Lin Feng menghubungi Yin Ouyang dan yang lainnya, lalu Lin Feng memerintahkan merek semua untuk segera bersiap-siap, karena tidak akan lama lagi mereka akan pergi ke daratan suci.

Sekte Phoenix Emas.

Setelah terbang cukup lama, Lin Feng akhirnya sampai di sekte Phoenix Emas dan langsung pergi ke kediaman tetua Liu Changhai, namun ia tidak menemukan siapapun di sana, bahkan para adik seperguruannya juga tidak ada di sana. Karena tidak menemukan siapapun, Lin Feng akhirnya pergi ke kediaman pemimpin sekte dan benar saja, guru serta adik seperguruannya berada di sana, begitu juga dengan tetua sekte yang lain.

"Lin Feng, selamat datang kembali, bagaimana keadaanmu?" tanya Jin Feng Huang.

"Aku baik-baik saja, pemimpin" jawab Lin Feng dan sama seperti biasanya, Lin Feng tidak memberikan hormat sedikitpun.

"Hahahaha! Kau sudah menjadi murid sekte cukup lama, tapi aku belum pernah mendapatkan rasa hormatmu sedikitpun, apa aku boleh tahu alasannya?" tanya Jin Feng Huang.

"Tidak ada alasan khusus, karena aku memang sudah seperti ini sejak dulu" jawab Lin Feng santai.

"Lin Feng, kau itu sedang berbicara dengan pemimpin sekte, bisakah kau rubah sedikit sikapmu itu?" tanya tetua Liu Changhai.

"Maaf guru" jawab Lin Feng singkat.

"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi, aku juga tidak mempermasalahkan hal itu" ucap Jin Feng Huang.

"Jadi, apa kau akan kembali ke sekte atau..."

"Aku datang untuk berpamitan kepada kalian semua" ujar Lin Feng.

"Berpamitan? Memangnya kau mau kemana?" tanya tetua Liu Changhai.

"Aku ingin pergi ke daratan suci, guru. Karena ada sesuatu yang harus aku lakukan di sana" jawab Lin Feng, tapi ia masih tidak mau memberitahukan kebenaran tentang Luo Ning pada mereka semua.

"Daratan suci? Apa kau yakin?" tanya tetua Liu Changhai kaget.

"Aku sangat yakin guru, karena aku masih ingin menambah pengalaman serta pengetahuanku" jawab Lin Feng.

Tetua Liu Changhai menghela nafas panjang, ia sepertinya mengerti kenapa Lin Feng ingin pergi ke daratan suci, namun ia juga tidak bisa menghentikan ataupun melarang Lin Feng, karena ia tidak ingin muridnya tertahan sebatas benua biru saja, yang pastinya, tetua Liu Changhai ingin masa depan muridnya tertahan hanya karena dirinya.

"Baiklah, kalau memang kau ingin pergi, maka guru akan memberikan izin padamu" ucap tetua Liu Changhai.

"Terimakasih guru, kalau begitu aku akan berangkat sekarang" jawab Lin Feng.

"Ingatlah untuk selalu berhati-hati" sahut tetua Liu Changhai.

"Kakak, jangan lupa untuk pulang dan mengunjungi kami" ujar Lin Tian.

"Dan jangan lupakan sekte ini" Jin Feng Huang menambahkan.

"Terimakasih semuanya, aku pasti akan kembali lagi dan tidak akan melupakan sekte ini" jawab Lin Feng, kemudian memberikan hormat kepada tetua Liu Changhai, lalu menghilang dari pandangan mereka semua.